PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemikiran Thales tentang filsafat Yunani Kuno?
2. Bagaimana pemikiran Anaximander tentang filsafat Yunani Kuno?
3. Bagaimana pemikiran Anaximenes tentang filsafat Yunani Kuno?
4. Bagaimana pemikiran Heraklitos tentang filsafat Yunani Kuno?
5. Bagaimana pemikiran Phthagoras tentang filsafat Yunani Kuno?
6. Bagaimana pemikiran Parmedines tentang filsafat Yunani Kuno?
7. Bagaimana pemikiran Demokritos tentang filsafat Yunani Kuno?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 Betrand Russell, Sejarah Filsafat Barat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) hal. 39
2
Thales menjawab air, jawabannya sangat sederhana, karena Thales
menjawab air sebagai dasar alam semesta. Barangkali karena ia melihatnya
sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya
bumi terapung di atas air.
Manusia yang berasal dari Miletus ini dianggap sebagai bapak semua
filosof Eropa, dan pendiri dari pada Mazhab Milesia, dan juga yang di perkirakan
mengenalkan geometri Mesir kuno pada orang–orang Yunani. Thilly
memasukkan Thales sebagai salah seorang dari aliran filsafat alam milesia, di
samping Anaximander dan Anaximenes, yang mendekati dari sudut hukum –
hukum alam untuk memecahkan setiap persoalan, sampai pada masalah agama
dan tuhan, dengan mempercayakan pada kekuatan akal pikiran.
Thales adalah pemikir pertama dalam sejarah filsafat barat yang mencoba
membaca gejala alam tanpa menghubungkannya dengan kehendak para dewa
yang saat itu digambarkan dengan simbol dewa yang berbentuk dan berprilaku
seperti manusia ( anthropomorphic gods ) atau dikenal sebagai dewa orang
Homerian. Ia mencoba menjelaskan berbagai gejala alam pada saat itu dengan
pendekatan atau didasari dengan prinsip-prinsip atau ide yang akan menjadi
metode ilmiah modern yang dikenal saat ini.
2 Ibid.
3
Bagi Thales semua kehidupan berasal dari air. Air adalah causa prima dari
segala yang ada yang jadi, tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang jadi. Di
awal air dan di ujung air, atau dengan perkataan filosofis air adalah subrat
( bingkai ) dan substansi ( isi ). Bertitik tolak pada pemikiran tersebut ada jurang
antara hidup dengan mati.3
3 Ibid, hal. 40
4
berlawanan(yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan
terang) kemudian beberapa prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali
5
dibicarakan di dalam Filsafat Yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum
menggunakan istilah-istilah tersebut didalam pemikiran filsafatnya.
Disini untuk pertama kali pengertian jiwa masuk ke dalam pandangan
filosofi.Hanya Anaximenes tidak melanjutkan pemikirannya kepada soal
penghidupan jiwa.Soal ini terletak di luar garis filosofi alam yang menari sebab
penghabisan dari alam ini.Soal jiwa yang baru kemudian menjadi masalah penting
bagi filosofi.Barulah Aristoteles mengupasnya. Dengan itu dihidupkannya cabang
ilmu baru yang diberi nama psikologi.5
5 Betrand Russell, Sejarah Filsafat Barat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) hal. 31
6
kepemimpinan para pendeta. Namun para pengikutnya yang kiurang bersungguh-
sungguh .
Beberapa peraturan dalam ordo Phytagoras adalah :
1. Berpantang makan buncis
2. Jangan memungut sesuatu yang sudah jatuh
3. Jangan menyentuh ayam jago putih
4. Jangan meremukkan roti
5. Jangan memetik karangan bunga
6. Jangan makan jantung
7. Jangan berjalan kaki di jalan raya
8. Jangan melihat cermin di samping cahaya
7
Ucapan Plato “tuhan memahami geometri” atau kutipan “buku terbesar
tentang alam ditulis dengan simbol-simbol matematika” apakah itu termasuk olmu
sihir atau matematika. Yang jelas matematika lebih sulit untuk dipahami.
Pengaruh geometri terhadap filsafat dab metode ilmiah cukup mendalam.
Geometri yang diciptakan oleh bangsa Yunani berangkat dari Aksioma-aksioma
yang jelas dengan sendirinya dan melalui penalaran deduktif, terus melangkah
sampai ke teorema-teorema yang jauh dari sifat jelas dengan sendirinya.
Saya yakin bahwa matematika adalah sumber utama kepercayaan terhadap
kebenaran yang eksas dan abadi, maupun tergadap dunia penlaran yang adi-
inderawi. Geometri berurusan dengan lingkaran-lingkaran eksak: bagaimana pun
Cermatnya kita memakai jangka, tetap akan ada kekurangsempurnaan dan
ketidakaturan. Ini membukti pandangan bahwa semua penalaran eksak hanya
berkenaan dengan objek ideal yang berbeda dengan objek inderawi.
8
Keruntuhan Yunani dan masa Herakritos (350-250 SM) pada masa ini filsafat
tetap berkembang namun berkembang pula intelektual lainnya. Sikap Heraklitus
terhadap agama pada zamannya, yang tentunya adalah agama Bacchis sangatlah
memusuhi, namun bukan seperti sikap permusuhan seorang rasionalis ilmiah. Ia
mempunyai agama sendiri, dan disatu pihak ia menafsirkan teologi saat itu
sehingga sesuai dengan ajarannya, sementara dipihak lain ia menolaknya dengan
kecaman pedas. Iapun disebut sebagai pengikut Bacchus (oleh cornford), dan
dianggap sebagai penafsir agama-agama misteri (oleh Pfleiderer).
Herakritus meyakini api sebagai unsur purba yang darinya segala sesuatu
tercipta. Para pembaca tentu ingat, thales menganggap segala sesuatu tercipta dari
air, Anaximenes berpendapat bahwa udaralah unsur primitif itu, sedangkan
Herakritus memilih api. Pada akhirnya Empedokles bak seorang negarawan
menawarkan kompromi dengan memilih 4 unsur ialah tanah, udara, api, dan air.
Dalam dunia seperti itu di anggap berlangsung perubahan abadi, dan memang
perubahan itulah yang diyakini oleh Heraklitus.
Manusia paling bijaksanapun tak lebih dari monyet jika dibandingkan dewa,
seperti halnya monyet paling cantik pun tetap jelek jika dibandingan dengan
manusia. Heraklitus sebagai seorang filsuf pada jaman Yunani kuno saat itu telah
mengutarakan gagasan tentang sifat-sifat dan perubahan alam semesta ini. Namun
diantara pemikiran-pemikiran itu ada yang terkesan samar dan sulit untuk di
pahami, oleh karena itu tokoh Heraklitus mendapat julukan “si gelap”.
a. Logos
9
Menurut Heraklitus alam semesta ini bergerak dan berubah karena adanya
logos. Logos yang dimaksud Heraklitus tidak didefenisikan secara khusus, srtinya
tidak digambarkan secara jelas, tidak dipahami oleh orang lain karena logos
adalah pemikiran orang itu sendiri. Logos adalah cara berfikir manusia itu sendiri
yang didefinisikan sebagai rasio, alasan, susunan, maka logos adalah cara seorang
memandang dan menilai, berfikir tentang dunia dan alam sekitarnya dengan
menggunakan daya fikir mereka sendiri.
b. Api
c. Harmoni
d. Sungai
Pandangan Heraklitus , semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang
tinggal tetap pemikiran Heraklitus ini menjelaskan kepadakita bahwa segala
sesuatu tidak ada yang bersifat tetap, semuanya berubah. Mengikuti arus
berubahan.8
Bangsa Yunani tidak suka bersikap setengah-setengah, baik dalam hal teori
maupun praktik mereka. Heraklitus bersikukuh bahwa segala sesuatu berubah,
Parmedines melontarkan bantahan bahwa tak sesuatu pun yang berubah.
Parmedines adalah warga pribumi Elea, Italia Selatan, dan sudah dewasa pada
8 Ibid,hal. 120-125
10
paruh pertama abad ke-5 SM. Menurut Plato, Sokrates pada masa mudanya
( mungkin sekitar tahun 450 SM) pernah melakukan wawancara dengan
Parmedines, yang ketika itu telah lanjut usia,dan banyak belajar darinya.
1. Jalan kebenaran
Inti utama dari jalan kebenaran adalah keyakinan bahwa “hanya yang ada itu
ada” Parmedines tidak mendefinisikan apa yang dimaksud “yang ada”. Menurut
Parmedines “yang ada” itu bersifat meliputi segala sesuatu tidak bergerak, tidak
berubah, dan tidak terhancurkan. Selain itu “yang ada” itu juga tidak tergoyahkan
dan tidak dapat disangkal.
2. Jalan pendapat
11
terhadap gagasan umum yang kebenarannya tidak pasti. Lebih tegas lagi dia
menyatakan kita tidak boleh percaya pada “lidah dan telinga”.9
Ia juga berpendapat bahwa unsur hakiki dari alam adalah apeiron. Apeiron
adalah zat yang tidak tentu sifatnya, yang kekal dan tak berwujud. Ia
menyampaikan penalaran bahwa karena asas pertama adalah asas yang
menimbulkan segala sesuatu maka asas itu haruslah hal yang lebih dalam dari
pada unsur yang menyusun alam. Asas itu adalah sesuatu yang tidak terbatas dan
tidak memiliki sifat-sifat yang dikenal manusia.
a. Bidang astronomi
9 Betrand Russell, Sejarah Filsafat Barat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016) hal. 65-70
12
pemikiran-pemikiran Anaximander. Membahas pemikiran Anaximander tentang
bidang astronomi adalah percaya bahwa bentuk bumi adalah silinder.
a. Bidang geografi
b. Bidang meteorologi
13
mendengan dan merasakan. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses
pertumbuhan adalah hasil dari pengelompokan atom-atom.
BAB III
10 Ibid, hal 71-75
14
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat pada abad
ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis
dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan
berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di
dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Anaximenes
adalah seorang filsuf dari Kota Miletus, kota yang sama dengan Thales dan
Anaximandros. Merupakan filsuf ketiga dari Kota Miletus dan dia juga hidup
disezaman demean Thales dan Anaximandros. Anaximenes disebut juga sebagai
penganut madzhap miletus.
Phythagoras adalah warga pribumi pulau Samos dan sudah dewasa kira-kira
pada tahun 532 SM. Beberapa kalangan menyebutnya ia adalah anak seorang
warga terkemuka bernama Mnesarchos dan sementara kalangan lain mengatakan
bahwa ia adalah anak Apollo.
2. SARAN
15