Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem
kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai suatu kebenaran
yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya, suatu kebenaran
lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlakunya hanya suatu kebenaran
yang bersumber pada mitos (dongeng - dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Mereka menginginkan pertanyaan tentang misteri alam semesta ini
jawabannya dapat diterima oleh akal (rasional). Keadaan yang demikian ini
sebagai suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran umtuk
menggunakan akal - pikir dan meninggalkan hal - hal yang bersifat mitologi.
Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan pada suatu kebebasan berpikir ini
menyebabkan banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi
kekuatan akal pikir secara murni. Maka timbulah peristiwa ajaib The Greek
Miracle, yang nantinya kita bahas di dalam makalah ini.
Hal inilah yang mendorong penulis tertarik untuk membuat makalah yang
berjudul “Filsafat Yunani”. Selain itu, makalah ini ditulis juga di latar belakangi
untuk memenuhi tugas filsafat umum di mana penulis ditunjuk untuk menyajikan
makalah dengan judul tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang melatar belakangi munculnya filsafat yunani?
2. Berapa periodesasi filsafat Yunani mampu bertahan?
3. Siapa saja tokoh yang terdapat pada zaman filsafat Yunani?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tokoh-tokoh filsafat Yunani
2. Mengetaui periodesasi filsafat Yunani
3. Mengetahui tokoh tokoh filsafat Yunani

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Filsafat Yunani


Yunani terletak di kawasan Eropa Selatan. Kehidupan penduduknya
sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar penduduknya tinggal di
daerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur perdagangan di laut
tengah.
Kebiasaan mereka hidup di alam bebas sebagai nelayan itulah mewarnai
kepercayaan yang di anutnya, yaitu berdasarkan kekuatan alam sehingga
beranggapan bahwa hubungan manusia dengan sang Maha Pencipta bersifat
formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan manusia.
Kepercayaan, yang bersifat formalitas (natural religion) tidak memberikan
kebebasan kepada manusia, ini ditentang oleh Homerus dengan dua buah
karyanya yang terkenal, yaitu Ilias dan Odyseus. Kedua karya Homerus itu
memuat nilai - nilai yang tinggi dan bersifat edukatif. Sedemikian besar peran
karya Homerus, sama kedudukannya seperti wayang kulit di jawa. Akibatnya
masyarakat lebih kritis dan rasional
Filsafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak awal munculnya
filsafat. Pada waktu itu sekitar abad ke-6 SM di wilayah Yunani muncul
pemikir - pemikir yang disebut filosof alam. Dinamakan demikian karena
objek pembahasannya adalah mengenai alam (cosmos). Tujuan filosof
mereka adalah memikirkan soal alam besar. Dari mana terjadinya alam, itulah
yang menjadi sentral persoalan bagi mereka.
Berikut ini terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir.
a) Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-
mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara
kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti
syair karya Homerus, Orpheus, dan lain-lain.

2
b) Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran
filsafat Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat
penting untuk pedoman hidup orang-orang Yunani yang didalamnya
mengandung nilai-nilai edukatif.
c) Pengaruh ilmu - ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
Lembah Sungai Nil. Kemudian, berkat kemampuan dan kecakapannya,
ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak
didasarkan pada aspek praktisnya saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
Pengertian filsafat pada saat itu masih berwujud ilmu pengetahuan yang
masih global, sehingga nantinya satu demi satu berkembang dan memisahkan
diri menjadi ilmu pengtahhuan yang berdiri sendiri.

Jadi filsafat Yunani lahir karena Bangsa Yunani kaya akan mitos (dongeng) dan
karya sastra karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang Yunani serta pengaruh ilmu - ilmu pengetahuan yang
berasal dari Babylonia

B. Periode dan Tokoh Filsafat Yunani


Zaman Yunani terbagi menjadi dua periode, yaitu periode Yunani Kuno dan
Yunani Klasik. Periode Yunani kuno diisi oleh ahli pikir alam (Thales,
Anaximandros, Pythagoras, Xenophanes, dan Democritos). Sedangkan pada
periode Yunani klasik diisi oleh ahli pikir seperti Socrates, Plato, aristoteles.
1. Yunani kuno
Periode Yunani kuno lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli
pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang
diamati di sekitarnya. Mereka membuat pernyataan - pernyataan tentang
gejala alam yang bersifat filsafati (berdasrkan akal pikir) dan tidak
berdasarkan mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta

3
(arche) yang sifatnya mutlak, yang berada dibelakang segala sesuatu bisa
berubah.
Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah
kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia kecil. Mereka kagum
terhadap alam yang penuh nuansa dan ritue dan berusaha mencari
jawaban atas apa yang dibelakang semua misteri itu.1
a) Thales (625-545 SM)
Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada
abad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana
(Seven Wise Men of Greece).
Aristoteles memberikan gelar The Father of Philosphy2, juga
menjadi penasehat teknis ke-12 kota Ionia. Salah satu jasanya yang
besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang
mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi alam
semesta. Menurut pendapatnya, semua yang berasal dari air sebagai
materi dasar kosmis. Sebagian ilmuan pada masa itu ia mempelajari
magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga
mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan
pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya dari
matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, dan bahwa kedua
sudut alas dari suatu segitiga sama kaki sama besarnya.
Dengan demikian Thales merupakan ahli matematika yang
pertama dan juga sebagai The Father of Deducative Reasoning (bapak
penalaran deduktif).3
Kesimpulannya Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi
yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi

1
Brouwer, et. Al., Sejarah Filsafat Modern dan sezamannya (Bandung: Alumni,
1986), hlm. 2.
2
Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1975), hlm. 26.
3

4
alam semesta. Menurutnya, semua yang berasal dari air sebagai materi
dasar kosmis.
b) Anaximandros (640-546 SM)
Anaximandros adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat
dalam kesustraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi,
geografi, sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta
bumi.4 Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota
baru di Apollonia, Yunani.

Anaximanrdros mengatakan bahwa dasar pertama alam sesmesta


itu ialah zat yang tak tertentu sifat sifatnya yang dinamai to apeiron.5
Anaximandros mengatakan bahwa intisari alam adalah udara. Karna
udaralah yang meliputi seluruh alam serta udaralah yang menjadikan
dasar hidup bagi manusia.

Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu


bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Ia mengatakan itu adalah
udara. Udara merupakan segala sumber kehidupan demikian alasannya.

Pendapat yang lain, bumi itu seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih
besar dari tingginya. Bumi tidak terletak atau tersandar pada sesuatu
apapun. Mengapa bumi itu tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat
jagad. Pemikirannya ini di pandang sebagi titik ajaran yang
menggherankan bagi orang modern.

Jadi kesimpulannya Anaximandros mengatakan bahwa intisari alam


adalah udara. Karna udaralah yang meliputi seluruh alam serta udaralah
yang menjadikan dasar hidup bagi manusia.

4
Usahanya dalam bidang geografi dilanjutkan oleh Heraklius, sewarga polis
dengan dia
5
To apeiron = “yang tak terbatas”, (peras = batas). Kalau seandainya arche
tersebut sebagai salah satu unsur (= air seperti Thales), maka air akan meresap
segala – galanya, dengan kata lain perkataan air itu tak terhingga. Kalau demikian,
air sebagai unsur basah akan mengeksklusikan api yang merupakan unsur kering /
membakar.

5
c) Pythagoras (572-497 SM)

Pythagoras dilahirkan di pulau Samos, Ionia. Ia tidak meninggalkan


tulisan-tulisan sehingga apa yang perlu diketahui Pythagoras diperlukan
kesaksian-kesaksian. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles,
Pythagoras pindah ke kota Kroton. Di kota ini mendirikan sebuah sekolah
agama, selama 20 tahun di Kroton kemudian pindah ke Metapontion dan
meninggal di kota ini.6

Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan dan segala


gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dari perbandingan-
perbandingan matematis. Bilangan merupakan intisari dasar pokok dari
sifat benda (number rules the universe=bilangan memerintah jagad raya).
Pemikiranya tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan
dasar 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu asal
mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna.
Bilangan ganjil lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik
dengan finite (terbatas). Salah seorang penganut Pythagoras mengatakan
bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, dan badan
itu bilangan empat.

Pythagoras juga sedikit memfilsafatkan manusia, ia berpendapat


bahwa pada manusia adalah suatu yang bukan jasmani dan yang tak dapat
mati, yang masih terus ada, jika manusia sudah tak ada. Manusia menurut
pythagoras mempunyai jiwa yang terhukum dan terkurung dalam badan.
Karena itu manusia harus membersihkan diri untuk melepaskan dirinya
dari kurungan dan dengan demikian dapat lah ia masuk kedalam
kebahagiaan.

Pendapat Pythagoras bahwa keharmonisan dapat tercapai dengan


menggabungkan hal-hal yang berlawanan seperti:

6
Bertens, ibid., hlm. 29.

6
Terbatas - tak terbatas, Ganjil – genap, Satu – banyak, Laki-laki –
perempuan, Bujur sangkar – empat persegi panjang. Diam – gerak, Lurus
– bengkok, Baik – buruk, Terang – gelap, Kanan - kiri7. Pythagoras
berpendapat bahwa sesungguhnya bahwa kearifan hanya dimiliki oleh
tuhan dan ia tidak mau disebut sebagai seorang arif seperti Thales, akan
tetapi menyebut dirinya Philosopos yaitu pecinta kearifan.

Jadi kesimpulannya bahwa substansi dari semua benda adalah bilangan


dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dari
perbandingan-perbandingan matematis

d) Xenophanes (570-? SM)


Xenophanes lahir di Xolophon, Asia kecil. Waktu berumur 25
tahun ia mengembara ke Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagai
penyair daripada filosof, hanya karna ia mempunyai daya nalar yang
kritis yang mempelajari pemikiran pemikiran filsafat pada saat itu. Ia
menjadi terkenal karena untuk pertama kalinya ia melontarkan
anggapan bahwa adanya konflik antara pemikiran filsafat dengan
mitos.
Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap homerus dan
herodotus, ia membantah adanya antromorfisme Tuhan - tuhan, yaitu
Tuhan digambarkan sebagai (seakan akan) manusia. Karena manusia
memiliki kecendrungan berfikir dan lain lainya.Ia membantah bahwa
Tuhan bersifat kekal dan tidak punya permulaan. Ia juga menolak
anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banyak dan
menekankan atas keesaan Tuhan.Kritik ini di tujukan kepada
anggapan anggapan lama yang berdasarkan pada mitologi.
Jadi kesimpulannya adalah ia membantah adanya antromorfisme
Tuhan - tuhan, yaitu Tuhan digambarkan sebagai (seakan akan)
manusia
e) Heraclitos (535-475 SM)

7
Ibid., hlm. 200.

7
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia kecil. Ia
merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenopanes, akan tetapi ia
lebih tua dan ia mendapat julukan sigelap karena untuk menelusuri
gerak pemikiranya sangat sulit. Ia mempunyai kesan hati yang tinggi
dan sombong, sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk
mengatakan jahat dan bodoh.
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia
mengemukakan bahwa segala sesuatu sedang menjadi dan selalu
berubah. Sehingga ucapanya yang terkenal : panta rhei kai uden
menci yang artinya segala sesuatu mengalir bagaikan arus sungai dan
tidak satu orang pun yang dapat masuk ke sungai dua kali. Alasanya,
karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air
yang ada dibelakangnya. Demikian dengan segala sesuatu yang ada,
tidak ada yang tetap semua berubah. Akhirnya dikatakan bahwa
hakekat dari segala sesuatu adalah menjadi, maka filsafatnya
dikatakan filsafat menjadi.
Menutut Heraclitos alam semesta ini selalu dalam keadaan
berubah, sesuatu yang dingin menjadi panas yang panas berubah
menjadi dingin. Itu berarti bahwa kehidupan kosmos itu
dinamis.Kosmos itu tidak pernah diam ia selalu bergerak dan berubah
gerak itu menghasilkan perlawanan perlawanan.Itulah sebabnya ia
sampai pada kongpulasi bahwa yang mendasar bukanlah baha (stuff)
nya seperti yang dipertanyakan oleh filosof yang pertama itu
melainkan prosesnya.
Implikasi pertanyaan tersebut amatlah hebat dan itu mengandung
pengertian bahwa selalu berubah. Pengertian adil pada hari ini belum
tentu masih benar besok. Hari ini 2x2=4 namun besok dapat juga
bukan empat pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.
Ia mengemukakan bahwa segala yang ada selalu berubah dan
sedang menjadi, ia mempercayai bahwa asas pertama dari alam
semesta adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan

8
kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada,
mengubahnya sesuatu menjadi abu atau asap. Walaupun sudah
menjadi abu dan asap tetapi adanya api tetap ada. Segala sesuatu
berasal dari api, dan akan kembali ke api.
Jadi kesimpulannya Ia mengemukakan bahwa segala sesuatu
sedang menjadi dan selalu berubah
f) Parmenides (540-475 SM)
Parmenides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia
Selatan kebesaranya sama dengan kebesaran Heraclitos. Ia yang
pertama kali memikirkan tentang hakekat tentang ada (being).
Parmenedies adalah seorang tokoh relatifusme, bahkan dapat sebut
filosof dalam pengertian modern sistemnya secara keseluruhan
disandarkan pada dedukasi logis yang menggunakan metode intuisi.
Ternyata Plato amat menghargai metode tersebut. Dan Plato lebih
banyak mengambil metode dari parmenides dibanding dengan filosof
lain.
Ia berpendapat bahwa hanya pengetahuan yang tetap dan umum
yang mengenai pengetahuan budi yang dapat dipercaya, kalau ia
benar maka sesuailah dengan realitas.Sebab itu realitas bukanlah yang
berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam macam melainkan
tetap.
Dalam the way of truth parmenides bertanya : Apa setandar
kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaiman hal itu dapat dipahami?
Ia menjawab : ukuranya ialah logika yang konsisten. Contoh, ada tiga
cara berfikir tentang Tuhan : pertama ada, kedua tidak ada dan ketiga
ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) tidak mungkin meyakini
yang tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak
ada (3) tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan
sekaligus tidak ada. Jadi benar tidaknya suatu pendapat dapat diukur
dengan logika.

9
Yang ada (being) itu ada yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak
ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada. Yang
dapat difikirkan adalah hanyalah yang ada saja sedang yang tidak ada
tidak dipikirkan. Jadi yang ada itu satu, umum, tetap dan tidak dapat
dibagi-bagi.
Jadi kesimpulannya ialah bahwa hanya pengetahuan yang tetap
dan umum yang mengenai pengetahuan budi yang dapat dipercaya,
kalau ia benar maka sesuailah dengan realitas.Sebab itu realitas
bukanlah yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam
macam melainkan tetap.

g) Zeno (490-430 SM)


Zeno lahir lahir di Elea, dan murid dari Parmenides. Sebagi murid
ia dengan gigih mempertahankan ajaran gurunya dengan cara
memberikan argumentasi secara baik sehingga kemudian hari ia
dianggap sebagai peletak dari dasr dialektika.
Menurut Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika yaitu
suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau
hipotesa dan dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpilan. Dalam
melawan penentang-penantangnya kesimpulan yang diajukan oleh
Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang
mustahil, sehingga terbukti hipotesa itu salah.
Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan
gerak :
a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak
bergerak, karena pada setiap saat panah tersebut berhenti di suatu tempat
tertentu. Kemudia dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat
pemberhaentian yang lain dan seterusnya. Memang dikatakan anak panah
tersebut meleset sehingga sampai pada yang dituju artinya anak panah
tersebut sebenarnya merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian
anak panah lainnya.

10
b. Achilles si jago lari yang termahsyur dalam mitologi Yunani tidak
dapat menang melawan kura-kura. Karena kura-kura berangkat sebelum
Achilles, sehingga Achilles lebih dahulu harus melewati atau mencapai
titik final nya kura-kura berada saat ia berangkat. Setelah Achilles pada
suatu titik kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi seterusnya sehingga
jarak antara Achilles dan kura-kura selalu berkurang akan tetapi ttdak
pernah habis.8
Argumentasi Zeno ini selama 20 abad tidak dapat dipecahkan
orang secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah paara ahli
matematika membuat limit dari seri tak terhingga.
Jadi kesimpulannya Zeno lah yang menemukan dialektika yaitu
suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau
hipotesa dan dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpilan
h) Empedocles (490-435 SM)
Lahir di Akragos pulau sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran
kaum Pythagorian dan aliran keaagamaan refisme. Ia pandai dalam
bidang kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir. Karyanya
berbentuk puisi, seperti parmanides.
Dalam bukunya tentang alam dikatakan oleh empedocles bahwa
sebenarnya tak ada menjadi dan menghilang, ia mengikuti
parmenides. Adapun pebedaan itu antara lain adalah daripada
campuran dan unsur unsur (rizomata) : air, udara, api, tanah. Semua
merupakan dasar yang terakhir dari segala sesuatu. Proses
penggabungan ini terpelihara oleh dua kekuatan yang saling
bertentangan yaitu cinta dan benci. Karena mulanya cinta tersusun
dari keseimbangan dan bencilah yang mencerai beraikan
keseimbangan yang semula itu. Lalu cinta mengambil tindakan dan
mengembalikan semula tetapi di cerai beraikan oleh benci.

8
Endang Daruni, et. Al., op. Cit., hlm. 256.

11
Dengan demikian dalam proses kejadian di alam ini unsur cinta
dan benci selalu menyertai sedangkan manusia pun terdiri dari empat
unsur (air udara api tanah)
Juga mengenal 4 unsur. Hal ini karena teori pengenalan dikemukan
oleh Empedocles mengenal yang sama dengan yang sama.9
jadi kesimpulannya bahwa sebenarnya tak ada menjadi dan
menghilang
i) Anaxagoras (499-420 SM)

Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Ionia, kemudian menetap di


Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama
yang berdomisili di Athena , dimana dikemudia hari Athena inlah
menjadi pusat utama perkembangan filsafat Yunani sampai abad ke-2
SM. Pemikirannya, realitas bukanlah satu , akan tetapi terdiri dari
banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom.10 Atom ini
sebagai bagian dari materi yang terkecil dari materi sehingga tidak
dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga. Tentang terbentuknya
dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya saling terkait,
kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom yang
bergerak akan menimbulkan pusat gerak atom (atom yang padat).yang
disebut realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang
mengandung semua benih-benih . di dalam tiap benda mengandung
benih. Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di
dalamnya. Hanya bisa melihat benih yang dominan. Misalnya, kita
melihat emas ( yang telihat emas, karena warna kuning yang
dominan), walaupun benih-benih yang lain seperti perak, besi,
tembaga terdapat didalamnya. Pemikirannya tentang nus, bahwa apa
yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang
menyebabkan adanya penggabungan dan penceraian, maka Anaxagros

9
Brouwer, op. Cit., hlm. 13.
Terdapat juga sumber yang mengmukakan bahwa atom sebagai suatu realitas,
10

yang juga disebutnya beni – benih (spermata). Lihat Bertens, ibid.

12
mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos
adalah nus, yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-
benih dan terpisah dari semua benda. Oleh karena ajrannya tentang
nus inilah Anaxagoras untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal
adanya perbedaan antara jasmani dan yang rohani11.

Jadi kesimpulannya realitas bukanlah satu , akan tetapi terdiri dari


banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom

j) Democritos (460-370 SM)

Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena


ia berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu
ia bepergian ke Mesir dan negeri –negeri Timur lainnya. Dari karya-
karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang
bernacam-macam masalah seperti, kosmologi, matematika, astronomi,
logika, etika, teknik, mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang
sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang12.

Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari


banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut
merupakan bagian materi yang sangat tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari
yang lain karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan,
tidak berubah dan tidak berkualitas. Menurut pendapatnya, atom-atom
itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang yang kosong. Sebab satu
atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga
Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu : atom itu
sendiri (yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak (kosong).
Democritos pun membedakan adanya dua macam pengetahuan, yaitu
pengetahuan indera yang keliru dan pengetahuan budi yang

11
Ibid., hlm. 59.
12
Ibid., hlm. 61.

13
sebenarnya.”ada dua pengetahuan katanya, pengetahuan yang
sebenarnya dan pengetahuan yang tidak sebenarnya. Adapun yang
tidak sebenanya adalah penglihatan, penciuman, rasa”.

Jadi kesimpulannya realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari


banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga

2. Yunani Klasik
Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan
kepesatan, yaitu ditandainya semakin besar minat orang terhadap filsafat.
Aliran yang mengawali periode Yunani klasik ini adalah Sofisme.
Penamaan aliran Sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya cerdik
pandai. Keberadaan sofisme ini dengan keahliannya dalam bidang –
bidang bahasa, politik, retorika, dan terutama memaparkan tentang
kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga keberadaan
Sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban Athena.
Antara kaum sofis dengan Socrates mempunyai hubungan yang sangat
erat sekali. Di samping mereka itu hidup sezaman, pokok permasalahan
pemikiran mereka juga sama.
a) Socrates (469-399 SM)
Sokrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada
tahun 399 SM. Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya
bernama Phairnarete, yang kerjaannya menjadi seorang bidan. Ia
berasal dari keluarga yang kaya raya dengan mendapat pendidikan
yang baik, kemudian menjadi prajurit Athena.
Sejak muda Socrates telah terlihat sifat kebijaksanaanya, karena
selain ia cerdas juga pada setiap perilaku dituntun oleh suara batin
(daimon) yang selalu membisikkan dan menunutun ke arah
keutamaan moral. Cara memberikan pelajara kepada muridnya yaitu
dengan cara berdialog tanya jawwab yang bertujuan untuk mengupas
kebenaran semu yang menyelimuti setiap muridnya, dengan cara itu

14
maka pengetahuan semu akan keluar dan melahirkan pengetahuan
yang sejati.
Pengetahuan sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan
moral. Barangsiapa mempunyai penetahuan sejati berarti memiliki
kebajikan (arete) atau keutamaan moral pula memiliki kesempurnaan
manusia sebagai manusia.
Dengan demikian Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk
menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai
nilai – nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat
dipisahkan karena dengan keterikatan kedua hal tersebut banyak nilai
yang dihasilkan.
b) Plato (427-347 SM)
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 427 SM., dan meninggal
pada tahun 347 SM pada usia 80 tahun. Sejak usia 20 tahun, Plato
mengikuti pelajaran Sokrates dan pengaruhnya demikian kuat,
sehingga menjadi muridnya yang setia. Sampai akhir hidupnya,
Sokrates tetap menjadi pujaannya. Tidak lama setelah Sokrates
meninggal, Plato pergi dari Athena. Mula-mula ia pergi ke Megara,
tempat Euklides mengajarkan filsafatnya. Dari Megara pergi ke
Kyrena, di sana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematika
kepada Theodoros.
Kemudian, ia pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa. Karena
tuduhan bahwa Plato berbahaya bagi kerajaan, Plato akhirnya
ditangkap dan dijual sebagai budak. Tetapi kemudian, Plato
diselamatkan oleh muridnya yang bernama Annikeris dengan cara
dibelinya. Murid-murid Plato yang ada di Athena mengumpulkan
uang untuk menggantinya, tetapi Annikeris tidak mau menerimanya.
Akhirnya uang itu dibelikan sebidang tanah yang selajutnya
diserahkan kepada Plato. Di tanah itulah, dibangun rumah dan
pondok-pondok. Tempat itu kemudian diberi nama ‘Akademia’, yang

15
di bawahnya tertulis “Orang yang tidak tahu matematika jangan
masuk ke sini’.
Intisari pemikiran filsafat Plato adalah pendapatnya tentang Idea.
Idea merupakan suatu kesatuan yang di dalamnya terdapat
peringkatan derajat. Idea yang tertinggi adalah idea kebaikan, disusul
kemudian dengan idea keindahan. Pemikiran etika Plato, sama dengan
Sokrates, juga bersifat intelektual dan rasional. Dasar ajarannya
adalah mencapai budi baik. Budi adalah tahu, oleh karena itu, orang
yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Sebab itu,
sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.
Tujuan hidup adalah untuk mencapai kesenangan, tetapi
kesenangan hidup di sini bukanlah memuaskan hawa nafsu.
Kesenangan hidup diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang
nilai barang-barang yang dituju. Di bawah cahaya idea kebaikan dan
keindahan orang harus mencapai terlaksananya keadilan dalam
pergaulan hidup. Antara kepentingan orang-orang dan kepentingan
masyarakat tidak boleh ada pertentangan.
Jadi Intisari pemikiran filsafat Plato adalah pendapatnya tentang
Idea. Idea merupakan suatu kesatuan yang di dalamnya terdapat
peringkatan derajat. Idea yang tertinggi adalah idea kebaikan, disusul
kemudian dengan idea keindahan
c) Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles lahir di Stageria di Semenanjung Kalkidike, Trasia
(Balkan) pada tahun 384 SM., dan meninggal di Kalkis pada tahun
322 SM., di usianya ke-63. Sampai usia 18 tahun ia mendapatkan
pendidikan langsung dari ayahnya tersebut. Setelah sang ayah
meninggal, Aristoteles pergi ke Athena dan berguru kepada Plato di
Akademia. Ia rajin membaca dan mengumpulkan buku sehingga Plato
memberinya penghargaan dan menamai rumahnya dengan ‘rumah
pembaca’.

16
Aristoteles sependapat dengan gurunya (Plato), bahwa tujuan yang
terakhir dari filsafat adalah pengatahuan tentang ‘adanya’ (realitas)
dan ‘yang umum’. Ia memiliki keyakinan bahwa kebenaran yang
sebenarnya hanya dapat dicapai dengan jalan pengertian. Bagaimana
memikirkan ‘adanya’ itu? Menurut Aristoteles ‘adanya’ itu tidak
dapat diketahui dari materi atau benda belaka; dan tidak pula dari
pikiran semata-mata tentang yang umum, seperti pendapat Plato.
‘Adanya’ itu terletak dalam barang-barang satu-satunya, selama
barang itu ditentukan oleh yang umum. Aristoteles memiliki
pandangan yang lebih realis daripada Plato. Pandangannya ini
merupakan akibat dari pendidikan orang tuanya yang
menghadapkannya kepada bukti dan kenyataan. Aristoteles terlebih
dahulu memandang kepada yang kongkrit, yang nyata. Ia
mengawalinya dengan fakta-fakta, dan fakta-fakta tersebut disusunnya
menurut ragam dan jenis atau sifatnya dalam suatu sistem, kemudian
dikaitkannya satu sama lain.
Jadi kesimpulannya bahwa kebenaran yang sebenarnya hanya
dapat dicapai dengan jalan pengertian.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

17
1. Filsafat berawal dari orang-orang Yunani yang mula-mula berfilsafat di
Barat mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban di
sini adalah ketakjuban menyaksikan keindahan dan kerahasiaan alam
semesta ini lantas menimbulkan keinginan untuk mengetahuinya.
2. Filsafat Yunani terbagi menjadi dua periode yaitu; Filsafat Yunani Kuno
dan Filsafat Yunani Klasik.
3. Tokoh- tokoh Filsafat Yunani antara lain; Thales, Anaximandros,
Anaximenes, Pythagoras, Heraklitos, Xenophanes, Parmenides, Zeno,
Empedocles, Anaxagares, Demokritos, Socrates, Plato, Aristoteles.

SARAN

Dari penjelasan makalah di atas, kami mengajak teman teman agar tidak
menerima sesuatu apa adanya tanpa di klarifikasi terlebih dahulu tentang benar
atau tidaknya. Akan tetapi mari kita pikirkan terlebih dahulu sesuatu yang di
anggap benar sebelum kita mempercayainya sesuatu tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Asmoro Achmadi, 2012, Filsafat Umum, Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ihsan, Fuad, 2010, Filsafat Ilmu, Jakarta: Rineka Cipta

18
Juhaya S Praja, 2003, Aliran-Aliran Filsafat & Etika, Jakarta: Kencana

Muzairi, 2009, Filsafat Umum, Yogjakarta: Teras

Bertens, 1975 ,Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.

Brouwer, 1986, Sejarah Filsafat Modern dan sezamannya , Bandung: Alumni.

Endang daruni, 1979, pengantar logika modern, Yogyakarta: Kaya Kencana.

Muhammad Hatta, 2005, alam pikiran Yunani, Jakarta: UI press.

19

Anda mungkin juga menyukai