Anda di halaman 1dari 12

I.

Filsafat Klasik
Pengertian Filsafat Klasik
Disebut filsafat klasik karena falsafah yang dibangunnya mampu menguasai system
pengetahuan alam pikiran barat sampai kira-kira selama dua ribu tahun. Para filosif klasik muncul
berusaha untuk membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang
waktu itu mengalami pendang kalan dan melemahnya tanggung jawab manusia karena pengaruh
negatife dari para filosuf aliran sofisme
Tokoh-Tokoh Filsuf Pada Masa Yunani Kuno

1) Thales (624-546 SM)

Orang Miletus itu digelari “Bapak Filsafat” karena dia adalah orang yang mula-mula
berfilsafat.Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar,yang jarang
diperhatikan orang,juga orang zaman sekarang:”What is the nature of the world stuff
?”(Mayer,1950:18) Apa sebenarnya bahn alam semesta ini?. Terlepas dari apapun
jawabannya,pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namanya menjadi filosof pertama.Ia sendiri
mefnjawab air.Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas karena memunculkan
pertanyaan baru yaitu dari apa air itu?,Thales mengambil air sebagi asal alam semesta barang kali
karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan,dan menurut
pendapatnya buymi ini terapung diatas air (Mayer,1950:18).
Dari pernyataan Thales tersebut maka dapat diketahui bahwa sesuatu yang sederhana pun dapat
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat kompleks.

2) Anaximander (610-546 SM)

Theophrastus menggambarkannya sebagai penerus dan murid Thales. Seperti Thales,


Anaximender tampaknya juga campuran antara ahli astrologi, geologi, matematika, fisika dan filosof.
Menurut Agathemerus, orang pertama yang berani menggambar dunia yang tak berpenghuni diatas
tablet. Salah satu fragmen buku yang dikatakan telah (mengenai alam).
Anaximander berpendapat bahwa benda pembentuk dunia yang asli adalah apeiron, suatu substansi
yang tidak memiliki batas atau definisi. Ia menjelaskan apeiron sebagai sesuatu yang mengelilingi
segala sesuatu secara tak terbatas dan juga sebagai sesuatu makhluk dari mana semua langit dan dunia
didalamnya maujud:bumi, udara, api, dan air bagaimanapun juga digerakkan oleh substansi yang tak
terbatas.

Anaximander percaya bahwa bumi bentuknya bulat silinder, kedalamannya sepertiga dari lebarnya
sehingga bumi seperti drum. Menurut Anaximender bumi tidak ditopang oleh apa-apa, tetapi tetap
berada pada jarak yang sama dari smua benda. Ia juga berpendapat bahwa makhluk pertama yang hidup
dilahirkan dalam kelembaban yang melekat pada kulit kayu yang berduri dan kemudian mengalami
perkembangan kehidupan organik.

3) Anaximenes (585-528 SM)

Adalah yang ketiga dari trio filosof yang dikenal dengan milesian. Ia diperkirakan berkibar sekitar 540
SM dan dia adalah murid dari Anaximander. Seperti Anaximander, Anaximanes berpendapat bahwa
prinsip pertama dari segala benda adalah tak terbatas. Ia menyatakan bahwa prinsip pertama tersebut
adalah udara karena udaralah yang meliputi seluruh alam dan menjadika dasar hidup bagi manusia yang
sangat diperlukan oleh nafasnya.

Anaximenes mengajarkan bahwa bumi datar dan melayang diudara, bahwa bintang-bintang ditanam
seperti paku dalam kristal dan benda-benda langit bergerak mengitari bumi seakan-akan seperti topi
yang mengitari kepala kita. Ia juga menjelaskan bahwa terjadinya gempa bumi merujuk pada pilihan
pertukaran bumi antara keadaan kering dan basah. Aetius menyatakan bahwa ia telah mengatakan
matahari adalah datar seperti daun dan smua benda langit seperti api tetapi mempunyai benda-benda
bumi diantara benda-benda tersebut.

4) Pythagoras (571-496 SM)

Ia adalah ahli matematika dan mistik, lahir di Samos, sebuah pulau dekat pantai Ionia, tetapi
menghabiskan sebagian besar hidupnya di Croton (sebelah selatan Italia). Aristoteles mengatakan
bahwa pythagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air merupakan prinsip semua
benda : modifikasi angka sedemikian rupa menjadi keadilan , yang lain menjadi jiwa dan nalar, yang
lain lagi menjadi kesempatan dan sama halnya hampir semua benda yang lain secara angka bisa
dijelaskan. Angka, bagi pythagoras adalah materi dan makna cosmos. Ia berpendapat bahwa genap dan
ganjil secara bersama-sama menghasilkan kesatuan dan kesatuan itu menghasilkan angka yang
merupakan sumber semua benda.

Tokoh-tokoh pilsuf yang terkenal pada masa klasik antara lain :

 Socrates
Menurut Socrates, pengetahuan dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang
konkret dan beragam corak, namun masih termasuk dalam jenis yang sama. Unsur-unsur yang berbeda
kemudian dihilangkan, sehingga tinggal unsur yang sama dan bersifat umum sebagai pengetahuan yang
sejati. Dengan demikian, Socrates mengemukakan konsep: “Barangsiapa yang memiliki pengertian
sejati, akan memiliki kebajikan (arête) atau keutamaan moral, sehingga dapat menjadi manusia yang
sempurna”
 Plato (427 – 347 SM)
Plato merupakan murid setia Socrates. Titik tolak pemikiran filsafatnya adalah menentukan mana
yang paling benar, pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman atau pengetahuan indra yang
berubah-ubah (Heracleitos) atau pengetahuan yang didapatkan dari akal yang tetap (Parmenides). Di
bidang politik, Plato memperkenalkan konsep penting, yang menyebutkan di dalam negara ideal
terdapat tiga golongan sebagai berikut:

 Pemerintah sebagai golongan tertinggi (para penjaga, para filsuf)


 Prajurit sebagai golongan pembantu, yang menjaga keamanan negara dan ketaatan warganya
 Polis atau golongan rakyat biasa yang bertugas memikul ekonomi negara (petani, pedagang,
tukang)
Aristoteles (348 – 322 S)
Aristoteles merupakam filsuf yang mengembangkan konsep logika (yang disebutnya sebagai analitika)
dan etika. Di bidang ilmu pengetahuan, Aristoteles membangi ilmu pengetahuan menjadi:

 Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)


 Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian)
 Ilmu pengetahuan teoretik (fisika, matematika, dan metafisika)
Dari pemikiran-pemikiran pilsuf diatas bisa diambil ciri-ciri filsafat barat zaman klasik antara lain :

 Ilmu pengetahuan masih bersifat umum


 Kebanyakan masih memikirkan asal usul kehidupan
 Masih ada perbedaan pemikiran antara filsuf satu dengan yang lain
 Pembagian ilmu pengetahuan masih terbatas

Awal mulanya muncul filsafat periode klasik

Filsafat Yunani Klasik berlangsung pada abad 5 SM-2 SM. Pada masa ini filsafat bercorak
“antroposentris” artinya menjadikan manusia (antropos) sebagai objek pemikiran filsafat mereka.
Mereka berupaya mencari jawaban tentang masalah etika dan hakikat manusia. Tokoh-tokoh dari
filsafat Yunani klasik ini, diantaranya ada Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka dijuluki filsuf klasik
karena mereka memiliki ide-ide yang masih tetap aktual (Mustansyir, 2001: 12).
Periode Yunani Klasik ini dipandang sebagai zaman keemasan Filsafat, karena pada periode
inilah dimana orang-orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada
periode Yunani Klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya dengan
semakin besarnya minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode Yunani Klasik ini
adalah Sofisme. Penamaan aliran Sofisme ini berasal dari kata Sophos yang artinya cerdik pandai.
Keberadaan Sofisme ini dengan keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik, retorika, dan
terutama tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat sehingga keberadaan Sofisme ini dapat
membawa perubahan budaya dan peradaban Athena. Ajaran para sofis sangat berbeda dari ajaran para
filsuf sebelumnya. Mereka tidak tertarik pada filsafat alam, ilmu pasti, atau metafisika. Mereka menilai
filsafat-filsafat sebelumnya terlalu mengawang-awang. Mereka mengkritik filsafat-filsafat sebelumnya.
Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang lebih konkret seperti makna hidup manusia, moral, norma, dan
politik. Hal-hal inilah yang dianggap perlu diajarkan pada generasi muda dan dikembangkan untuk
kelangsungan Negara.
Diatas telah disebutkan bahwa timbulnya kaum sofis karena akibat dari minat orang terhadap filsafat.
Akan tetapi, terdapat tiga faktor yang mendorong timbulnya kaum sofis, yaitu sebagai berikut :
a. Perkembangan secara pesat kota Athena dalam bidang politik dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan
kota Athena menjadi ramai, demikian juga para ahli pikir atau intelektual yang mengunjungi Athena.
Dengan demikian, Athena menjadi kota yang berkembang sangat pesat dalam bidang intelektual
maupun bidang kultural.
b. Setelah kota Athena mengalami keramaian penduduknya, maka kebutuhan dalam bidang pendidikan
tidak terelakkan lagi karena desakan kaum intelektual. Lebih-lebih kota Athena sebagai pusat politik
sehingga peranan pendidikan sangat penting untuk mendidik kaum mudanya.
c. Karena pemukiman perkotaan bangsa Yunani biasanya terletak di pantai, kontak dan pergaulan
dengan bangsa lain tidak dapat terelakkan lagi. Hingga akhirnya, orang-orang Yunani banyak mengenal
berbagai kebudayaan, dan sekaligus terjadi akulturasi kebudayaan. Sehingga dengan terbukanya
masyarakat Yunani terhadap budaya luar akan membuat orang-orang Yunani menjadi dinamis dan
berkembang (Nafas, 2015).

Filsafat yunani telah mencapai kejayaannya sehingga melahirkan peradaban yunani dan
menjadikan titik tolak peradaban manusia di dunia.Filsafat yunani telah menyebar dan mempengaruhi
di berbagai bangsa diantaranya adalah bangsa Romawi, karena Romawi merupakan kerajaan terbesar
di daratan Eropa pada waktu itu. Bangsa Romawi yang semula beragama kristen dan kemudian
kemasukan filsafat merupakan suatu formulasi baru yaitu agama berintegrasi dengan filsafat, sehingga
Para sarjana filsafat mengatakan bahwa mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan
kelahiran filsafat. Karena itu tidak ada pengantar filsafat yang lebih ideal dari pada study perkembangan
pemikiran filsafat di negeri Yunani. Alfred Whitehead mengatakan tentang Plato: "All Western
phylosophy is but a series of footnotes to Plato". Pada Plato dan filsafat Yunani umumnya dijumpai
problem filsafat yang masih dipersoalkan sampai hari ini.Tema-tema filsafat Yunani seperti ada,
menjadi, substansi, ruang, waktu, kebenaran, jiwa, pengenalan, Allah dan dunia merupakan tema-tema
bagi filsafat seluruhnya.
Ada tiga filsuf dari kota Miletos yaitu Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Ketiganya secara khusus
menaruh perhatian pada alam dan kejadian-kejadian alamiah, terutama tertarik pada adanya perubahan
yang terus menerus di alam. Mereka mencari suatu asas atau prinsip yang tetap tinggal sama di belakang
perubahan-perubahan yang tak henti-hentinya itu. Thales mengatakan bahwa prinsip itu adalah air,
Anaximandros berpendapat to apeiron atau yang tak terbatas sedangkan Anaximenes menunjuk udara.
Thales juga berpendapat bahwa bumi terletak di atas air. Tentang bumi, Anaximandros mengatakan
bahwa bumi persis berada di pusat jagat raya dengan jarak yang sama terhadap semua badan yang lain.
Sedangkan mengenai kehidupan bahwa semua makhluk hidup berasal dari air dan bentuk hidup yang
pertama adalah ikan.Dan manusia pertama tumbuh dalam perut ikan.Sementara Anaximenes dapat
dikatakan sebagai pemikir pertama yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dan jagat
raya.Udara di alam semesta ibarat jiwa yang dipupuk dengan pernapasan di dalam tubuh manusia.
Filosof berikutnya yang perlu diperkenalkan adalah Pythagoras.Ajaran-ajarannya yang pokok adalah
pertama dikatakan bahwa jiwa tidak dapat mati.Sesudah kematian manusia, jiwa pindah ke dalam
hewan, dan setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi dan seterusnya.Tetapi dengan mensucikan
dirinya, jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu.Kedua dari penemuannya terhadap interval-interval
utama dari tangga nada yang diekspresikan dengan perbandingan dengan bilangan-bilangan, Pythagoras
menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum matematis.Bahkan katanya segala-galanya
adalah bilangan. Ketiga mengenai kosmos, Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya, bahwa jagat
raya bukanlah bumi melainkan Hestia (Api), sebagaimana perapian merupakan pusat dari sebuah
rumah.
Pada Zaman Pythagoras ada Herakleitos Di kota Ephesos dan menyatakan bahwa api sebagai
dasar segala sesuatu. Api adalah lambang perubahan, karena api menyebabkan kayu atau bahan apa saja
berubah menjadi abu sementara apinya sendiri tetap menjadi api. Herakleitos juga berpandangan bahwa
di dalam dunia alamiah tidak sesuatupun yang tetap.Segala sesuatu yang ada sedang
menjadi.Pernyataannya yang masyhur "Pantarhei kai uden menei" yang artinya semuanya mengalir dan
tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap.Filosof pertama yang disebut sebagai peletak dasar metafisika
adalah Parmenides.Parmenides berpendapat bahwa yang ada ada, yang tidak ada tidak ada.
Konsekuensi dari pernyataan ini adalah yang ada
1) satu dan tidak terbagi,
2) kekal, tidak mungkin ada perubahan,
3) sempurna, tidak bisa ditambah atau diambil darinya,
4) mengisi segala tempat, akibatnya tidak mungkin ada gerak sebagaimana klaim Herakleitos.

A. Pra-Socrates: Filsafat Alam

Pemikiran filsafat Yunani periode awal acap disebut sebagai filsafat alam. Penyebutan tersebut
didasarkan pada munculnya banyak ahli pikir alam yang memfokuskan pemikirannya pada apa yang
diamati di sekitarnya, yakni alam semesta. Tipe filsafat alam ini juga disebut sebagai filsafat pra
Socrates. Sebab, karakter pemikiran filsafat ini berbeda dengan pemikiran filsafat zaman Socrates dan
berikutnya. Belakangan ini, tokoh-tokoh filsuf pra Socrates ini lebih dikenal dengan filsuf pertama atau
filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arrbe) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Pandangan
para Filsuf ini melahirkan monisme, yaitu aliran yang menyatakan hanya satu kenyataan fundamental.
Kenyataan tersebut dapat berupa jiwa, materi, Tuhan, atau substansi lainnya yang tidak dapat diketahui.
Tokoh-tokoh Filsafat kategori ini, antara lain, adalah Thales (624-545 SM) yang berpendapat
bahwa kenyataan yang terdalam adalah satu substansi adalah air. Anaximander (610-546 SM)
berkeyakinan bahwa yang merupakan kenyataan terdalam adalah to apeiron, yaitu “suatu yang tanpa
batas”, tidak dapat ditentukan, dan tidak memiliki persamaan dengan salah satu benda yang ada dalam
dunia. Anaximenes (585-528 SM) berkeyakinan bahwa yang merupakan unsur kenyataan yang sedalam
dalamnya adalah udara. Sedangkan, menurut Pythagoras, arche itu maksudnya bilangan, sementara
Heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (panta rhei).
Berbeda lagi dengan Parmenides, bagi filsuf ini segala sesuatu itu tetap tidak bergerak bukan
sebagaimana yang di asumsikan oleh banyak filsuf lain.
Filsafat Yunani pada masa Pra-Socrates.

Socrates Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal
untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab meluasnya
tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.
Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan karna di Yunani sebelumnya tidak
pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan Mesir,
Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa
Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan . Lahirnya filsafat pra
socrates juga disebabkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mitos yang diterima dari agama
yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Para pemikir atau ahli filsafat ini mencoba
untuk mencari-cari jawaban tentang akibat terjadinya alam semesta beserta isinya.
Filsafat Pra Socrates juga dapat dikatakan sebagai filsafat alam, karena para ahli filsafat dimasa tersebut
menjadikan alam semesta sebagai objek pemikirannya. Tujuan filosofi mereka dalam memikirkan soal
alam semesta yaitu untuk mengetahui darimana terjadinya alam atau darimana alam ini berasal, hal
inilah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka. Pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran
yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja
keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh.
Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek
moyang.
Hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang mereka jadikan
pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan
kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapat diamati .
Ada beberapa filosof pada masa pra socrates, yaitu :

A. Thales
Thales adalah ahli filsafat pertama yang hidup pada abad ke-6 sebelum masehi. Thales adalah
seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Ia menemukan ilmu ukur dari Mesir dan membawanya
ke Yunani. Ia juga dikenal sebagai seorang yang ahli dalam bidang astronomi dan metafisika.
erikan jawaban bahwa segala sesuatu berasal dari air, ia juga menyatakan bahwa bumi ini berasal dari
air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal
dari air dan kembali ke air. Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun
mengandung air. Argumen Thales merupakan argument yang bukan hanya rasional, tetapi juga
observatif.
Pandangan Thales merupakan cara berpikir yang sangat tinggi, karena sebelumnya, orang-
orang Yunani lebih banyak mengambil jawaban-jawaban tentang alam dengan kepercayaan dan mitos-
mitos yang dipenuhi dengan ketakhayulan. Thales telah membuka alam pikiran dan keyakinan tentang
alam dan asal muasalnya tanpa menunggu dalil-dalil yang agamis.
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang
sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di
dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme.
Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu
menggerakkan besi.

B. Anaximandros
Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi
dan ilmu bumi. Meskipun dia murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi
bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron
yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas serta tidak dapat dirupakan dan tidak ada persamaannnya
dengan apapun. Meskipun tentang teori asal kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang
yang cakap dan cerdas. Pendapatnya yang lain yaitu, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar
dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun .

C. Anaximenes
Anaximenes berpendapat bahwa udara merupakan asal usul segala sesuatu. Udara melahirkan
semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses pemadatan dan pengeceran, kalau udara
semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya
kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya bertolak belakang dengan Anaximandros. Menurut
Anaximenes bumi ini seperti meja bundar dan melayang di atas udara. Demikian pula matahari, bulan
dan bintang. Benda-benda yang ada dijagad raya itu tidak terbenam di bawah bumi sebagaimana yang
dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam
tertutup di belakang bagian-bagian tinggi .

D. Pythagoras
Pythagoras lahir dipulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Dalam kota ini Pythagoras
mendirikan suatu tarekat beragama yang bersifat religious, mereka menghomati dewa Apollo.
Menurut kepercayaan Pythagoras, jiwa manusia asalnya dari Tuhan, jiwa itu adalah penjelmaan dari
tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhan
semula apabila dosanya itu sudah habis dicuci, hidup didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab
itu dari sekarang dikerjakan hidup untuk hari kemudian.
Pythagoras tersebut juga sebagai ahli pikir. Terutama dalam ilmu matematik dan ilmu
berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia
kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya
dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia
melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsur angka.

E. Heraclitos
Ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pendangan yang berbeda dengan filosof-
filosof sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala suatu hanyalah satu yakni api. Ia memandang
bahwa api sebagai unsur yang asal pandangannya semata-mata tidak terikat pada alam luaran, alam
besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos.
Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan berganti-ganti
memakan dan menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup
mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak sulit untuk mengerti
apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan
bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan
suatu kesatuan dalam perubahan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubah
segala sesuatu itu menjadi abu dan asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu dan asap,
toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali menjadi api . Pernyataan
itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini
belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 besok dapat saja bukan empat. Pandangan ini
merupakan warna dasar filsafat sofisme .

Nilai filsafat:
1. Mengerti masyarakat
2. Membebaskan dari prasangka
3. Meskipun hakekat fisafat adalah abstrak, namun filsafta bisa menjadi suatu yang
menolong dalm kehidupan sehari-hari
4. Kontribusi kepada teologi
Tantangan orang Kristen, filsafat selain menantang Kristen juga membrikan
kontribusi bagi pengertian mengenai iman Kristen. Beberapa orsng Kristen
menghindari ilmu filsafat karena merekan telah mendengar cerita dari orang-orang lain
yang kehilangan iman melalui studi fisafat.

ALIRAN-ALIRAN FISAFAT PRA SOCRATES

a. Aliran Miletos/Madzhab Milesian

Aliran ini disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di Asia Kecil,
yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa tokoh yang termasuk kedalam Aliran
Miletos atau dikenal pula dengan istilah Madzhab Milesian:

Thales

Thales hidup sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu Astronomi.
Ia berpendapat bahwa hakikat alam ini adalah air. Segala-galanya berasal dari air. Bumi sendiri
merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian terapung-apung diatasnya.

Pandangan yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain yang lebih mendasar
yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya adalah satu. Bagi Thales, air adalah sebab
utama dari segala yang ada dan menjadi ahir dari segala-galanya.
Ajaran Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa. Itulah sebabnya tiap benda dapat
berubah, dapat bergerak atau dapat hilang kodratnya masing-masing. Ajaran Thales tentang jiwa bukan
hanya meliputi benda-benda hidup tetapi meliputi benda-benda mati pula.

Anaximander

Anaximander adalah murid Thales yang setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia berpendapat bahwa
hakikat dari segala sesuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah yang tidak terbatas dan
tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya yang disebut “Aperion”. Aperion bukanlah
materi seperti yang dikemukakan oleh Thales. Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah
salah satu bagian dari banyak dunia lainnya.

3. Anaximenes.

Anaximenes hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang satu itu
adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika dipadatkan pertama-tama udara akan
menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan ahirnya menjadi batu. Ia berpendapat
bahwa bumi berbentuk seperti meja bundar.

b. Aliran Pythagoras

Pythagoras lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain adalah
bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya. Dengan kata lain, bilangan
genap dan ganjil sama dengan terbatas dan tak terbatas.

1. Xenophanes

Xenophanes merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil, sekitar tahun
545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak mempunyai permulaan
dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal
itu karena kenyataan menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan
masing-masing orang, maka hasilnya akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda menggambarkan
Tuhan menurut konsep kuda, sapi demikian juga” kata Xenophanes. Jelas kiranya ide tentang Tuhan
menurut Xenophanes adalah Esa dan bersifat universal.

2. Heraklitus (Herakleitos)

Heraklitos hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras dan
Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah lambing dari perubahan.
Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada yang tetap dan tidak ada yang
tenang.

c. AliranElea

1. Parmenides

Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah gerak dan
perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan Pamenides ada dua jenis
pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional. Apabila dua jenis
pengetahuan ini bertentangan satu sama lain maka ia memilih rasio. Dari pemikirannya itu membuka
cabang ilmu baru dalam dunia filsafat yaitu penemuannya tentang metafisika sebagai cabang filsafat
yang membahasa tentang yang ada.

2. Zeno

Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang dialektika.
Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.

3. Melissos

Lahir di Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat bahwa “yang ada” itu
tidak berhingga, maka menurut waktu maupun ruang.

d. Aliran Pluralis

1. Empedokles

Lahir di Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk puisi. Ia
mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan air.

2. Anaxagoras

Lahir di Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi banyak.
Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu ruang yang kosong.
Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata (benih).

e. Aliran Atomis

Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini ikut berusaha
memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini mengajukan konsep mereka
dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam
hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu
adalah “atom” (a = tidak, tomos = terbagi).

f. Aliran Sofis

Sofisme berasal dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh kaum sofis
adalah Protagoras, Grogias, Hippias, Prodikos, dan Kritias.
MAKALAH FILSAFAT KLASIK BARAT DAN ALIRANYA

DISUSUN OLEH

Tgk. Ahmad Damanhuri (20110022)

Tgk. Murdani (20110034)

Tgk. Zikirillah (20110011116)

JURUSAN HUKUM AGAMA ISLAM (HKI) FAKULTAS


SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
AL-AZIZIZYAH

Anda mungkin juga menyukai