PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. RumusanMasalah
1. Bagaimanariwayathidupplato?
2. Bagaimanaontologi/metafisikaplato: realitas, forma,
idea-exemplar ?
3. Bagaimanamanusiamenurutplato: in process of
becoming ?
4. Bagaimanaajarannilaiplato: kebaikansecarauniversal ?
C. TujuanPenulisan
1. Untukmengetahuibagaimanariwayathidupplato.
2. Untukmengetahuibagaimanaontologi/metafisikaplato:
realitas, forma, idea-exemplar.
3. Untukmengetahuibagaimanamanusiamenurutplato: in
process of becoming.
4. Untukmengetahuibagaimanaajarannilaiplato:
kebaikansecara universal.
BAB II
1
PEMBAHASAN
1. RiwayatHidup Plato
Plato adalahpengikut Socrates yang taat di
antarapengikutnya yang mempunyaipengaruhbesar.
Selaindikenalsebagaiahlipikir,
platojugadikenalsebagaiseorangsastrawan yang terkenal.
Tulisannyasangatbanyak,
sehinggaketerangantentangdirinyadapat di
perolehnyasecaracukup. Ialahir di Athena ,yang
namaasliaristocles. Iabelajarfilsafatdari Socrates,
Pythagoras, HeracleitosdanElia.akantetapiajarannya yang
paling besarpengaruhnyaadlahdarinama Ariston
danibunyabernamaperiktione. Sebagai orang yang
dilahirkandalamlingkungankeluargabangsawaniamendapat
kanpendidikan yang
baikdariseorangbangsawanbernamapyrilampes.
Sejakanakanakiatealahmengenal Socrates
dankemudianmenjadigurunyaselama 8 tahun.
Padausia 40 tahuniamengunjungiitaliadansicilia,
untukbelajarajaranpytagoraskemudiansekembalinyaiamen
dirikansekolah :akademis .
sekolahtersebutdinamakanacademis,
karenaberdekatandengankuilakademosseorangpahlawan
Athena . iamemimpinsekolahselama 40 tahun. Ia
memberikan pengajaran secara baik dalam bidang ilmu
pengetahuan dan filsafat terutama bagi orang yang akan
menjadi politikus.
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba
menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar
yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap
(Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang
lewat indera dengan pengetahuan yang lewat akal.
2
Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya
pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman.
Sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut
pengetahuan akal. Pengetahuan indera atau pengetahuan
pengalaman bersifat tidak tetap atau berubah-ubah,
sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak
berubah-ubah.
Sebagai contoh terdapat banyak segitiga yang
bentuknya berlain-lainan menurut pengetahuan indra atau
pengetahuan pengalaman, tetapi dalam ide atau pikiran
bentuk segi tiga tersebut hanya satu dan tetap dan ini
menurut pengetahuan akal.1
2. Ontologi/Metafisika Plato: Realitas, Forma, Idea-
Exemplar
Teoriseni yang
bercotakmetafisikmerupakansalahsatucontohteori yang
tertua, yakniberasaldari Plato yang karya-
karyanyauntuksebagianmembahasestetikfilsafat,
konsepsikeindahandariteoriseni. Mengenaisumberseni Plato
mengungkapkansuatuteoripeniruan (imitation teori).
Inisesuaidenganmetafisika Plato yang
mendalikanadanyadunia ide padatarat yang
tertinggisebgairealitaIlahi.
3
bendaempiris .Menurutnya,
eksistensisebenarnyahanyamunculdalampikiran. Plato
tidakmengatakanbahwapikiranmenciptakansendiriidenya.
Diabukansubjektivis. Plato mengakuibahwa Ide
memilikieksistensidiluarpikiran. Ada langitdiataslangit. Dan
Plato percayapastiadasesuatu yang objektif, memiliki pole
yang tetap, murni, abadi, dantidakberubah-ubah.
4
jiwa. Salah satu argumennya adalah kesamaan yang
terdapat antara jiwa dan ide-ide.
Dalam dialog Phaidros terdapat argumen lain yang
bermaksud membuktikan kebakaan jiwa. Disini Plato
menganggap jiwa sebagai prinsip yang menggerakkan
dirinya sendiri dan oleh karenya juga dapat
menggerakan badan. Plato tidak menjelaskan secara
detail mengenai kebakaan jiwa. Dia hanya memberikan
mitos yang melukiskan nasib jiwa sesudah kematian
badan.
b. Mengenal sama dengan mengingat
Bagi Plato jiwa itu bukan saja bersifat baka, dalam
artian bahwa jiwa tidak akan mati pada saat kematian
badan, melainkan juga kekal, karena sudah ada sebelum
hidup di bumi ini. Sebelum bersatu dengan badan, jiwa
sudah mengalami suatu Pra eksistensi, dimana ia
memandang ide-ide. Plato berpendapat bahwa pada
ketika itu tidak semua jiwa melihat hal yang sama,
berdasarkan pendiriannya mengenai Pra Eksistensi jiwa,
Plato merancang suatu teori tentang pengenalan. Bagi
Plato pengenalan pada pokoknya tidak lain dari pada
pengingatan akan ide-ide yang telah dilihat pada waktu
Pra Eksistensi itu,
c. Bagian-bagian jiwa
Jiwa terdiri dari 3’’bagian’’. Kata “ bagian” ini harus
dipahami sebagai “fungsi” , sebab Plato sama sekali
tidak memaksudkan bahwa jiwa mempunyai keluasan
yang dapat dibagi-bagi. Pendirian Plato tentang tiga
fungsi jiwa tentu merupakan kemajuan besar dalam
pandangan filsafat tentang manusia. Bagian pertama
ialah bagian rasional ( to logistikon ). Bagian kedua ialah
“bagian keberanian” (to thymoaeides). Dan bagian
ketiga ialah “bagian keinginan” (to epithymetikon). “
bagian keberanian “ dapat dibandingkan dengan
kehendak, sedangkan “ bagian keinginan” menunjukkan
hawa nafsu.
Plato menghubungkan ketiga bagian jiwa masing-
masing dengan salah satu keutamaan tertentu. Bagian
keinginan mempunyai pengendalian diri ( sophorosyne )
sebagai keutamaan khusus. Untuk “ bagian keberanian”
keutamaan yang spesifik (andreia). Dan “bagian
rasional” dikaitkan dengan keutamaan kebijaksanaan
(phronesis atau sophia).
Dikatakan bahwa karena hukum lah sehingga jiwa di
penjarakan dalam tubuh. Secara mitologisnya kejadian
5
ini diuraikan dengan pengibaratan jiwa adalah laksana
sebuah kereta yang bersais (fungsi rasional), yang di
tarik oleh dua kuda bersayap, yaitu kuda kebenaran,
yang lari keatas, ke dunia ide, dan kuda keinginan atau
nafsu, yang lari ke bawah, ke dunia gejala. Dalam tarik-
menarik itu akhirnya nafsu lah yang menang, sehingga
kereta itu jatuh ke dunia gejala dan dipenjarakanlah
jiwa.
Agar supaya jiwa dapat dilepaskan dari penjaranya,
orang harus mendapatkan pengetahuan, yang
menjadikan orang dapat melihat ide-ide, melihat ke
atas. Jiwa yang di dalam ini berusaha mendapatkan
pengetahuan itu kelak setelah orang mati, jiwa akan
menikmati kebahagiaan melihat ide-ide, seperti yang
telah dia alami sebelum dipenjarakan di dalam tubuh.
Menurut Plato bahwa ada praeksistensi jiwa dan jiwa
tidak dapat mati. Hidup di dunia bersifat sementara
saja, sekali pun demikian manusia begitu terpikat
kepada dunia gejala yang dapat diamati, sehingga sukar
baginya untuk naik ke dunia ide. Hanya orang yang
benar-benar mau mengerahkan segala tenaganyalah
yang akan berhasil. Dalam kenyataan hanya sedikit
orang yang berhasil, karena masyarakat di sekitarnya
tidak dapat mengerti perbuatan orang bijak yang
mencari kebenaran dan berusaha keras untuk menahan
orang bijak di dunia gejala ini.2
6
filsafat Plato adalah pemikiran dia tentang Negara bahwa
tiap Negara, golongan dan orang adalah alat untuk
kesejahteraan semuanya. Kesejahteraanlah yang menjadi
pokok utama idealisme Plato. Pokok filosofi Plato ialah
mencari pengetahuan tentang pengetahuan.
Namun, ide Plato tidak hanya pengertian jenis, tapi
juga bentuk dari keadaan yang sebenarnya. Menurut Plato,
tempat ide itu ada di dunia lain. Segala pengetahuan
adalah tiruan dari yang sebenarnya, yang timbul dalam
jiwa sebagai ingatan di dalam dunia asal. Dan menurutnya
juga sebanyak pengertian sebanyak itu pula jenis ide
terhadap tiap pengertian yang bersangkutan dengan
barang, sifat, hubungan ada ide yang bertepatan. Akan
tetapi seluruh dunia ide itu merupakan satu kesatuan dan
ide tertinggi ialah ide kebaikan. Dalam sistem hierarki di
dalam ide kebaikan berada jiwa dunia sebagai badan yang
tidak bertubuh masuk ke dunia dan menggerakkannya.
Antara dunia yang bertubuh dan tidak bertubuh
dibentangkannya suatu daerah perpisahan semacam garis
pemisah yang netral daerah itu ialah daeran lukisan
sistematik: angka-angka dan bangunan ilmu ukur. Lukisan
itu berbeda dengan dunia yang berubah-ubah, sementara
ia berlaku tetap untuk selamanya, sifatnya sama dengan
ide.
Gagasan Plato tentang ide telah membuka filsafat
berikutnya tentang etika Plato. Etika Plato bersifat rasional
dan mencerminkan intelektualitas yang tinggi. Dasar
ajarannya adalah mencapai budi/tahu yang baik. Orang
yang berpengetahuan pasti berbudi baik. Oleh sebab itu
sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.
Tujuan hidup ialah mencapai kesenangan hidup. Yang
dimaksud kesenangan bukan memuaskan hawa nafsu
dunia tapi kesenangan yang diperoleh dengan
pengetahuan yang tepat tentang nilai kebudayaan yang
dituju. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan
diteruskannya kedalam praktek hidup. Oleh karena itu,
kemauan seseorang bergantung pada pendapatannya ,
niali kemauannya itu ditentukan oleh pendapat itu.
Dalam buku Repoblik yang menjadi tujuan hidup
Plato, tergambar pendapatnya tentang pembinaan Negara,
masyarakat dan pendidikan. Pandangan Plato terhadap
Negara lebih memandang ke belakang dari pada kedepan.
Peraturan yang menjadi dasar untuk mengurus
kepentingan umum menurut Plato, tidak boleh diputuskan
7
oleh kemauan atau pendapat personal, melainkan
ditentukan oleh suatu ajaran yang berdasarkan
pengetahuan dengan pengertian.
Plato berpandangan bahwa kebanyakan tentang
kedaulatan berpusat pada hakikat perilaku manusia,
sedangkan manusia sangat bergantung pada dunia idenya.
Jika idenya tidak membangkitkan karakter perilaku yang
mencerminkan semangat bekerja keras, tentu manusia itu
akan lemah.
Menurutnya hukum adalah idea, sedangkan
gambaran keadilan merupakan cita-cita dari realis wujud
idea. Jadi seberapa besar manusia mengembangkan idenya
kedalam gambaran pikirannya hingga akhirnya bener-
benar nyata, meskipun kenyataan itu bukan yang
sesungguhnya. Manusia bekerja karena kebutuhannya
terhadap dunia yang ada pada dirinya. Idea tidak
membutuhkan dunia external tapi jasad manusia yang
terlepas dari alam memerlukan benda-benda yang
menurut ide, benda tersebut dapat meningkatkan
pertahanan hidup manusia. Oleh karena itu, seluruh
manusia memiliki idea yang sama dalam memiliki sesuatu.
Potensi untuk meraihnya harus diatur oleh Negara, karena
pada dasarnya, semua material adalah milik bersama.
3
BAB III
KESIMPULAN
ide Plato tidak hanya pengertian jenis, tapi juga bentuk dari
keadaan yang sebenarnya. Menurut Plato, tempat ide itu ada di
dunia lain. Segala pengetahuan adalah tiruan dari yang
sebenarnya, yang timbul dalam jiwa sebagai ingatan di dalam
dunia asal. Dan menurutnya juga sebanyak pengertian sebanyak
itu pula jenis ide terhadap tiap pengertian yang bersangkutan
dengan barang, sifat, hubungan ada ide yang bertepatan. Akan
tetapi seluruh dunia ide itu merupakan satu kesatuan dan ide
tertinggi ialah ide kebaikan. Dalam sistem hierarki di dalam ide
kebaikan berada jiwa dunia sebagai badan yang tidak bertubuh
masuk ke dunia dan menggerakkannya. Antara dunia yang
8
bertubuh dan tidak bertubuh dibentangkannya suatu daerah
perpisahan semacam garis pemisah yang netral daerah itu ialah
daeran lukisan sistematik: angka-angka dan bangunan ilmu ukur.
Lukisan itu berbeda dengan dunia yang berubah-ubah,
sementara ia berlaku tetap untuk selamanya, sifatnya sama
dengan ide.