Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT PRA-SOCRATES

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum

Dosen Pengampu: Tri Astutik Haryati, Dr. M.Ag.

Di susun oleh :

1. Muhammad Ghufron Zaidul Haq (3121032)


2. Amaniya Daniyah (3121043)

KELAS B

PROGRAM ILMU AL QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang diajukan untuk memenuhi
nilai mata kuliah Filsafat Umum. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW .

Tujuan pertama kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi nila i dalam mata
kuliah Filsafat Umum. Tujuan kedua yaitu untuk menyampaikan beberapa hal mengenai
Filsafat Pra-Socrates kepada pembaca.

Tidak lupa juga kami haturkan rasa terima kasih kepada Allah SWT, karena-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik . Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen Filsafat Umum, Ibu Tri Astutik Haryati, Dr. M.Ag. yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Harapan kami dalam pembuatan makalah mengenai Filsafat Pra-Socrates ini adalah
agar makalah ini dapat menjadi satu acuan yang dapat memberikan wawasan baru kepada
pembaca tentang Filsafat Pra-Socrates. Kami meminta maaf apabila terdapat penulisan
ataupun kata-kata yang kurang berkenan. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan
untuk lebih menyempurnakan makalah ini .

Pekalongan, 30 September 2021

Penyusun,

Anggota Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….…….1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………1
C. Tujuan Penulis…………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………2

1. Sejarah Filsafat Pra-Socrates………………………………………………………..2


2. Filsuf-Filsuf Pada Masa Pra-Socrates………………………………………………2

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………6

Kesimpulan……………………………………..…………………………………….6
Saran……………………………………………...…………………………………...6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nama “filsafat” dan “filsuf” berasal dari kata-kata Yunani philosophia dan
philosophos. Menurut bentuk kata, seorang philo-sophos adalah seorang “pecinta
kebijaksanaan”. Ada tradisi kuno yang mengatakan bahwa nama “filsuf”
(philosophos) untuk pertama kalinya dalam sejarah dipergunakan oleh Pythagoras
(abad ke-6 SM). Tetapi kesaksian sejarah tentang kehidupan dan aktivitas Pythagoras
demikian tercampur dengan legenda-legenda sehingga sering kali kebenaran tidak
dapat dibedakan dari reka-rekaan saja. Demikian halnya juga dengan hakikat yang
mengisahkan bahwa dalam kalangan Sokrates dan Plato (abad ke-5 SM) nama
“filsafat” dan “filsuf” sudah lazim dipakai. Dalam dialog Plato yang berjudul
Phaidros misalnya kita membaca: “Nama „orang bijaksana‟ terlalu luhur untuk
memanggil seorang manusia dan lebih cocok untuk seorang dewa. Lebih baik ia
dipanggil philosophos,pecinta kebijaksanaan. Nama ini lebih berpatutan dengan
makhluk insani.”

Perkataan Plato tadi serentak juga menunjukkan suatu aspek penting dari istilah
philosophia. Menurut pandangan Yunani, seorang yang mempunyai kebijaksanaan
sebagai milik definitif sudah melampaui kemampuan insani. Orang sedemikian itu
telah melangkahi batas-batas yang ditentukan untuk nasibnya sebagai manusia.

Isi konsep yang ditunjukkan dengan nama ini merupakan suatu penemuan Yunani
yang khas. Pada abad ke-6 sebelum Masehi telah terjadi apa yang sudah pernah
dinamakan sebagai peristiwa ajaib Yunani,”the Greek miracle”. Timbulnya filsafat di
tempat itu dan pada saat itu memang dapat disebut suatu peristiwa ajaib karena tidak
mungkin memberi alasan-alasan yang akan menerangkan kejadian itu secara
memuaskan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Filsafat Pra-Socrates ?
2. Siapa Filsuf-Filsuf Pada Masa Pra-Socrates ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Bagaimana Sejarah Filsafat Pra-Socrates
2. Mengetahui Siapa Saja Filsuf-Filsuf Pada Masa Pra-Socrtes
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Filsafat Pra-Socrates


Filsafat Pra-Socrates merupakan bangsa yang pertama kali berusaha
menggunakan akal untuk berpikir. Filsafat ini juga dapat dikatakan sebagai filsafat
alam, karena para ahli dimasa itu yang menjadikan alam sebagai objek pemikirannya.
Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyataan
badaniyah. Tujuan filosofi mereka berpikir tentang alam semesta ialah untuk
mengetahui asal usul adanya dan terjadinya alam semesta. Hal ini menjadi sentral
permasalahan bagi mereka. Pemikiran tersebut merupakan pemikiran yang rasional
dan radikal. Hal demikian dikatakan sebab pada waktu itu kebanyakan orang
menerima begitu saja keadaan alam seperti yang mereka tangkap dengan indranya.
Sebagian lain orang cukup puas menerima keterangan kejadian alam dari cerita nenek
moyang.

2. Filsuf-Filsuf Pada Masa Pra-Socrates

A. Filsuf-Filsuf Pertama dari Miletos

1. Tempat Lahir: Miletos


Pada awal abad ke-6 SM Miletoslah yang menjadi tempat lahir untuk filsafat
dan bukan kota lain, karena pada waktu itu Miletos adalah kota terpenting dari kedua
belas kota Ionia. Kota yang letaknya di bagian selatan pesisir Asia Kecil ini
mempunyai pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan banyak budaya
lain. Dengan demikian, Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan
dan segala macam informasi dapat ditukar antara orang-orang yang berasal dari
pelbagai tempat. Juga Hekataios, seorang ahli ilmu bumi, hidup di kota ini kira-kira
pada waktu yang sama.

2. Thales
a. Riwayat hidup
Siapakah Thales ini? Sebagaimana halnya juga pada banyak filsuf lain dari
zaman ini, kita tidak mengetahui tanggal lahir dan tanggal kematiannya. Tetapi satu
tanggal dapat ditentukan dengan kepastian cukup besar. Karena sebagai salah satu
jasanya diceritakan bahwa satu kali ia berhasil meramalkan gerhana matahari. Para
ahli astronomi modern mengatakan bahwa gerhana matahari tersebut tidak bisa lain
daripada tanggal 28 Mei 585.
b. Ajaran
Aristoteles mengatakan bahwa Thales termasuk filsuf yang mencari arkhe (asas
atau prinsip) alam semesta. Menurut Thales, prinsip ini adalah air. Semuanya berasal
dari air dan semuanya kembali lagi menjadi air. Mungkin Thales beranggapan
demikian karena air mempunyai pelbagai bentuk: cair, beku, uap. Menurut Thales
bumi terletak di atas air. Dalam bukunya tentang psikologi, Aristoteles
memberitahukan pula pendapat Thales yang lain, yaitu “semuanya penuh dengan
dewa-dewa”. Aristoteles memperkirakan bahwa dengan perkataan itu Thales
memaksudkan bahwa jagat raya berjiwa.

3. Anaximandros
a. Riwayat hidup
Anaximandros hidup kira-kira antara tahun 610 dan tahun 540 SM.
b. Ajaran
Menurut Anaximandros prinsip terakhir itu ialah to apeiron: “yang tak terbatas”
(peras = batas). Apeiron itu bersifat ilahi,abadi, tak terubahkan dan meliputi segala-
galanya.

4. Anaximenes
a. Riwayat hidup
Tentang tahun kelahirannya kita hanya mengetahui bahwa ia lebih muda dari
Anaximandros. Ia menulis suatu buku dan dari buku itu, sebagaimana juga pada
Anaximandros, Cuma satu fregmen disimpan.
b. Ajaran
Menurut Anximenes, prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah
udara. Dalam satu-satunya kutipan yang disimpan dari karyanya ia mengatakan
bahwa seperti jiwa menjamin kesatuan tubuh kita, demikianpun udara melingkupi
segala-galanya.
Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta karena suatu proses „pemadatan
dan pengenceran” (condensation and rarefaction). Kalau udara semakin bertambah
kepadatannya, maka muncullah berturut-turut angin,air, tanah dan akhirnya batu.
Sebaliknya, kalau udara itu menjadi lebih encer, yang timbul ialah api.

B. Pythagoras dan Mazhab Pythagorean


Ilmu sejarah menghadapi banyak kesulitan dalam melukiskan kehidupan dan
ajaran Pythagoras. Pythagoras sendiri tidak menulis apa-apa dan kita juga tidak
mempunyai tulisan dari murid-muridnya yang pertama.
1. Riwayat hidup
Pythagoras lahir di pilau Samos yang termas tahun 530 ia berpindah ke kota
Kroton di Italia Selatan. Dalam kota ini Pythagoras mendirikan suatu tarekat
beragama. Menurut suatu kesaksian tertentu ia menetap di situ selama 20 tahun. Pada
akhir hidupnya Pythagoras bersama pengikut-pengikutnya berpindah ke kota
Metapontian karena lasan-alasan politiki dan ia meninggal di sana.
2. Ajaran tentang jiwa
Dari kesaksian ini, yang tentu berbentuk sindiran, dapat disimpulkan dengan
kepastian cukup besar bahwa Pythagoras sendiri sudah mengajarkan perpindahan
jiwa, titik ajaran yang penting dalam mazhab Pythagorean seluruhnya.
3. Ajaran tentang bilangan-bilangan
Pythagoras berpendapat bahwa segala-galanya adalah bilangan. Agaknya
kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa nada-nada musik dapat dijabarkan ke
perbandingan antara bilangan-bilangan. Menurut kalangan Pythagorean, unsur-unsur
atau prinsip-prinsip bilangan ialah genap dan ganjil, terbatas dan tak terbatas.

C. Xenophanes
1. Riwayat hidup
Xenophanes lahir di Kolophon di Asia Kecil pada tahun 570. Pada usia 25 tahun
ia meninggalkan kota asalnya dan mulai mengembara di seluruh negeri Yunani. Ada
kesaksian pula bahwa, sesudah meninggalkan kota asalnya, ia menetap beberapa
waktu di kota-kota Zankle (= Messina) dan Katana di pulau Sisilia.
2. Ajaran tentang agama
Boleh dikatakan bahwa pada Xenophanes tampak dengan jelas pengumpulan
antara logos dan mythos dalam alam pikiran Yunani. Dengan kritiknya Xenophanes
terutama menentang Homeros dan Hesiodos. Menurut dia, kedua penyair Yunani
tersebut menceritakan tentang dewa-dewa berbagai-bagai perbuatan yang memalukan,
seperti misalnya pencurian, zinah, dan penipuan satu sama lain. Jadi, Xenophanes
tidak menolak Homeros dan Hesiodos sendiri. Bahkan ia mengakui bahwa Homeros
pada khususnya mempunyai kewibawaan besar dalam masyarakat Yunani. Tetapi ia
berkeyakinan bahwa seorang penyai mempunya tugas selaku pendidik rakyat. Oleh
karenanya, ia merasa terdorong untuk mengkritik tanggapan-tanggapan yang kurang
pantas itu. Kritik ini sangat menarik, karena dengan itu sudah jelas bahwa
Xenophanes manginsyafi adanya hubungan antara anggapan etis yang luhur dengan
Allah. Rupanya ia menganggap Allah sebagai ideal dalam bidang etis. Dengan kata
lain, Allah dianggapnya sempurna.

D. Herakleitos
1. Riwayat hidup
Herakleitos hidup di Ephesos di Asia Kecil sekitar tahun 500 SM. Ia menulis
suatu buku. Buku sendiri sudah hilang, tetapi 130 fragmen disimpan lagi. Semua
fragmen ini tidak lain daripada amsal-amsal pendek yang seringkali tidak jelas
artinya. Tidak mustahil bahwa dengan menggunakan gaya bahasa ini Herakleitos mau
meniru orakel atau sabda dewata yang diberikan di kota Delphoi, tempat ziarah untuk
seluruh Hellas. Kalau begitu, apa yang dikatakan Herakleitos mengenai orakel dapat
diterapkan juga pada filsafatnya sendiri, “Dalam orakelnya di Delphoi sang dewata
tidak menyatakan maksudnya dan tidak menyembunyikannya, melainkan ia
menunjukkannya dengan suatu pertanda”.
2. Ajaran
Sebagai inti Herakleitos boleh ditunjukkan keyakinannya bahwa tiap-tiap benda
terdiri dari hal-hal yang saling berlawanan dan bahwa hal-hal yang berlawanan itu
tetap mempunyai kesatuan. Dengan lebih singkat: yang satu adalah banyak dan yang
banyak adalah satu. Pendapat Herakleitos dapat dirumuskan bahwa semuanya
merupakan sintesis dari hal-hal yang beroposisi; semuanya yang ada mempunyai
struktur yang berdasar atas ketegangan antara hal-hal yang berlawanan.

E. Mazhab Elea
1. Parmenides
Parmenides lahir di kota Elea di Italia Selatan sekitar tahun 515. Tahun ini dapat
ditentukan atas kesaksian plato yang menceritakan bahwa Parmenides pada usia 65
tahun bersama dengan muridnya Zeno berkunjung ke Athena dimana ia bercakap-
cakap dengan Sokrates yang masih muda pada waktu itu. Mungkin dalam masa
mudanya ia menganut ajaran Pythagorean. Ada kesaksian pula bahwa Parmenides
memberi undang-undang kepada kota Elea. Parmenides mengarang filsafatnya dalam
bentuk puisi. Syair Parmenides terdiri dari prakata dan dua bagian, yang masing-
masing disebut jalan kebenaran dan jalan pendapat.
2. Zeno
Zeno lahir di Elea sekitar tahun 490. Ia adalah murid setia Parmenides.
Sebagaimana gurunya, ia pun mempunyai peranan dalam politik kota Elea. Ia
mengarang beberapa buku yang semua sudah hilang. Plato menceritakan bahwa
bukunya yang terkenal dikarang pada usia muda. Dalam buku ini ia membela ajaran
gurunya Parmenides, agaknya melawan kaum Pythagorean.
3. Melissos
Melissos lahir di pulau Samos. Ia bertindak sebagai panglima yang mengalahkan
armada Athena pada tahun 441. Tersimpan beberapa fragmen dari buku yang
dikarang dalam prosa. Melisson membela ajaran Parmenides dengan mempergunakan
argumen-argumen yang pada pokoknya mengikuti jalan pikiran Parmenides.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Filsfat Pra-Socrates merupakan bangsa yang pertama kali berusaha
menggunakan akal untuk berpikir. Filsafat ini juga dapat dikatakan sebagai filsafat
alam, karena para ahli pada masa itu menjadikan alam sebagai objek pemikirannya.

Beberapa filsuf pada masa Pra-Socrates, diantaranya Thales, Anaximandros,


Anaximenes, yang merupakan filsuf- filsuf pertama dari Miletos. Adapun yang lain
diantaranya Pythagoras dan Mazhab Pythagorean, Xenophanes, Herakleitos, dan
Mazhab Elea yaitu Parmenides, Zeno, Melissos.

Saran
Penulisan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
membutuhkan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, Kees. (1999). Sejarah Filsafat Yunani (Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius.

http://istilahfilsafat.blogspot.com/2016/03/makalah-tentang-filsafat-pra-socrates-serta-tokoh-
tokohnya.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai