Dosen Pengampu:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat, ni’mat
serta inayah-Nya sehingga kami bias menyelesaikan Makalah ilmu filsafat tentang “obyek
studi filsafat dan ilmu pengetahuan” dengan baik dan tepat waktu.
Akhir kata, makalah ini kami buat untuk memberikan ringkasan pemahaman bagi kita semua,
semoga makalah ini dapat member manfaat kepada semua pihak, bagi kami khususnya dan
bagi teman-teman mahasiswa Uiversitas Hasyim Asy’ari pada umumnya. Kami sadar bahwa
makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan.
Olehkarenaitu, kritikdan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami. Kepada seluruhpihak yang bersangkutan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah, dan dalam bahasa Inggris adalah
philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang
berarti cinta (love) dan ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis,
filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya sedalam-
dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba dan pencari
kebijaksanaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam poin ini, kami akan merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan
“KODIFIKASI AL-QUR’AN”.
Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:
a. Apa Pengertian filsafat
b. Sejarah dan perkembangan filsafat
c. Zaman Yunani Kuno
d. Zaman patrialistik
e. Zaman modern
f. Zaman postmodern dan kontemporer
C. TUJUAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah, dan dalam bahasa Inggris adalah
philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata ‘philein’ yang berarti
cinta (love) dan ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis, filsafat berarti
berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya sedalam-dalamnya. Seorang
filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba dan pencari kebijaksanaan.
Menurut catatan sejarah, kata ini pertama kali digunakan oleh Pythagoras, seorang
filosof Yunani yang hidup pada 582-496 sebelum Masehi. Cicero (106-43 SM), seorang
penulis Romawi terkenal pada zamannya dan sebagian karyanya masih dibaca hingga
saat ini, mencatat bahwa kata ‘filsafat’ dipakai Pythagoras sebagi reaksi terhadap kaum
cendekiawan pada masanya yang menamakan dirinya ‘ahli pengetahuan’ Pythagoras
menyatakan bahwa pengetahuan itu begitu luas dan terus berkembang. Tiada
seorangpun yang mungkin mencapai ujungnya. Jadi, jangan sombong menjuluki diri
kita ‘ahli’ dan ‘menguasai’ ilmu pengetahuan, apalagi kebijaksanaan. Kata Pythagoras,
kita ini lebih cocok dikatakan sebagai pencari dan pencinta pengetahuan dan
kebijaksanaan, yakni filosof.
Menurut Plato (427-347 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakekat.
Bagi Aristoteles (384-322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran
yang meliputi logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis.
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7
SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikirpikir dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang
bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab
lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di
Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah
Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang
terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato
sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah
filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
E. ZAMAN MODERN
Setelah hampir sepuluh abad Eropa diselimuti paham teologis yang
memanipulasi kebenaran dan mematikan pemikiran bebas. Akhirnya munculnya
suatu gerakan cultural yang bertujuan menggulingkan paham gereja yang selama ini
mengekang mereka dalam mencari kebenaran dan berpikir bebas, gerakan ini
disebut “renaisans” yang artinya kelahiran kembali. Semangat renaisans ini
menimbulkan rasa kepercayaan pada otonomi manusia dalam mencari kebenaran.
Ilmu pengetahuan yang tadinya tidak berkembang akibat dominasi gereja mulai
berkembang dengan pesatnya dimasa renaisans.
Kebenaran tidak lagi bersumber dari alkitab tetapi pada pengalaman empiris dan
perumusan hipotesis yang rasional. Oleh karena itu, sumber pengetahuan hanya apa
yang secara alamiah dapat dipakai oleh manusia yaitu, akal (rasio) dan pengalaman
(empiris). Maka pada abad ini muncul dua aliran yang saling bertentangan yaitu
antara aliran rasionalisme dan aliran empirisme. Perdebatan antara kedua aliran ini
terus berlangsung dan mempengaruhi pemikiran filsafat setelahnya.
Tokoh dari aliran rasionalisme adalah Rene Descartes (15961650), aliran ini
menyatakan bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan dapat dipercaya
adalah rasio, hanya pengetahuan yang diperoleh akal-lah yang memenuhi syarat
untuk dijadikan sumber pengetahuan. Pengalaman inderawi selalu diragukan, selalu
berubah dan tidak pasti. Bisa saja kursi yang kita duduki adalah tidak nyata dan
hanya mimpi belaka. Bahkan dia sendiri meragukan akan kebenaran adanya dirinya
sendiri. Makanya munculah “karena saya berpikir maka saya ada”. Kaum rasionalis
selalu meragukan segala sesuatu dan tidak percaya akan pengalamannya sendiri.
Pengalaman hanya bisa dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang telah
didapatkan oleh akal. Akal tidak memerlukan pengalaman, karena akal mampu
menurunkan kebenaran dari akal sendiri. Dan metode yang digunakan adalah
deduktif. Namun meskipun begitu, Descartes tidak menafikan tentang adanya Tuhan
karena menurut dia Tuhan adalah “matematikawan agung” yang begitu rasional
dalam menciptakan dunia ini secara terstruktur dan wajib ditemukan oleh akal
manusia dalam penciptaannya itu.
Aliran empirisme dengan tokohnya adalah David Hume (17111776)
mengatakan bahwa, pengalamanlah yang menjadi sumber ilmu pengetahuan baik
pengalaman batiniah maupun lahiriah. Akal hanyalah mengolah bahan-bahan
pengalaman yang diperoleh inderawi. Karena tidak ada satupun ada dalam
pemikiran yang tidak terlebih dahulu terdapat pada data-data inderawi. Contohnya,
kita tidak akan mengetahui bahwa api itu panas jika kita sendiri belum mencoba dan
membuktikannya bahwa api itu panas. Oleh akal lalu disimpulkan bahwa api itu
panas. Lalu munculah pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Metode yang
digunakan adalah induktif.
Periode ini dibagi dua :
1. Masa Renaisans (abad 14 hingga abad 17)
Pada masa renaisans muncul kembali upaya membangkitkan kebebasan berpikir
seperti pada masa Yunani. Kombinasi filsafat Yunani dan humanism telah
melahirkan kebebasan individu pada zaman itu. Manusia sebagai individu
menjadi pusat dari segalanya.
2. Masa Pencerahan / era baru (abad 18)
Adalah pemikiran yang menjadi dasar spiritual (pandangan dunia) bagi zaman
modern. Melalui para pemikir zaman ini terjadi perubahan minat yang besar
dari permasalahan metafisika, abad pertengahan ke fisika, dari metode berpikir
spekulatif ke eksperimental matematis, dari pemikiran sosial-politik ke
pemikiran antroposentris (humanis). Renaisans dan Pencerahan adalah pintu
masuk ke zaman modern yang ditandai oleh :
a) Penduniawian ajaran/pemikiran (sekulerisme)
b) Keyakinan akan kemampuan akal rasio
c) Berkembangnya paham utilitarianisme
d) Optimism dan percaya diri
Pemikir-pemikir besar yang melahirkan zaman renaisans antara lain :
a) Roger Bacon (1214-1294)
b) Machiavelli (1469-1527)
c) Copernicus 1473-1543)
d) Francis Bacon (1561-1626)
e) Thomas Hobbes (1588-1679)
f) Rene Descartes (1596-1650)
g) John Locke (1632-1704)
h) George Berkeley (1685-1753)
i) David Hume (1711-1776)
j) Wittgenstein
k) Imanuel Kant
Inti yang dilahirkan oleh pemikir-pemikir ini adalah “mengubah
paradigma berpikir teologis ke paradigm ilmiah”. Pada awal zaman
renaisans telah lahir satu keyakinan akan munculnya kebudayaan baru
dan kepercayaan bahwa manusia dapat melakukan apapun kalau ia mau.
Kebudayaan baru itu didasarkan pada prinsip ; kapitalisme dalam
ekonomi, klasik dalam seni dan sastra, metode ilmiah dalam pendekatan
atau pemecahan terhadap berbagai fenomena alam dan kehidupan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya
sedalam-dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta, pendamba
dan pencari kebijaksanaan.
2. Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-
7 SM.
3. Istilah patristic berasal dari kata latin “patres” yg berarti bapak dalam
lingkungan gereja. Dalam era ini, filsafat mulai disusupi oleh teologi kristiani,
bahkan terjadi pertentangan juga dikalangan para pemuka agama Kristen ini
dalam menanggapi filsafat.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan kritk dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi
kami dalam membuat makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua kalangan.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Akhyar Yusuf, 2016, filsafat ilmu klasik hingga kontenporer, Jakarta : PT Raja
Grafindo persada.
http/www.philosophers.co.uk
http/www.tsemrinpoche-.com
file:///C:/Users/asus/Documents/ISI%20PENGANTAR%20FILSAFAT%20UMUM
%20FADHIL(1).pdf
https://bocahkampus.com/cara-membuat-makalah