Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH FILSAFAT MASA YUNANI, ABAD

PERTENGAHAN, ABAD MODERN & MASA


DEWASA (PASCA MODERN)
Dosen Pengampu : Raden Sayyid Y.F,S.Pd

Kelompok 2 (dua)
1. Muhamad Gozali
2. Siti Maswah
3. Suatun Hasanah

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL - BAROKAH

Tahun Pelajaran 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “sejarah filsafat masa yunani abad pertengahan modern dan pasca
modern” tepat pada waktunya dengan segala kekuranggannya. Setelah itu kami
ucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberi arahan sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik, berikutnya kami ucapkan terima
kasih kepada rekan rakan mahasiswa khususnya rekan kelompok 2 yang telah
bekerjasama dalam menyusun makalah ini.
Kami mengharapkan semoga dari makalah yang dibuat dapat diambil
manfaatnya dalam segala kekurangan makalah yang kami buat ini.

Cibinong 04 Januari 2022

Hormat saya

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................I

KATA PENGANTAR....................................................................................II

DAFTAR ISI...................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5

A. Sejarah Filsafat Yunani Kuno.............................................................5


B. Sejarah Filsafat Abad Pertengahan.....................................................9
C. Filsafat Abad Modern.........................................................................10
D. Filsafat Dewasa (Pasca Modern)........................................................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................13

A. Kesimpulan.........................................................................................13
B. Daftar Pustaka.....................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Orang-orang Yunani dulu kala mempunyai banyak cerita dan dongeng
takhayul. Mitos tersebut meskipun jauh dari kebenaran rasional, tetapi sudah
merupakan percobaan untuk mengerti tentang rahasia alam ini. Mitos-mitos
tersebut sudah memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul
dalam hati mereka.
Pada abad ke-6 SM mulai berkembang di Yunani suatu sikap baru, dimana
orang mulai mencari jawaban-jawaban tentang rahasia-rahasia alam semesta.
Rasio mulai menggantikan mitos dan logika menggantikan legenda. Dengan
demikian, lahirlah filsafat Yunani, di mana mereka tidak mencari-cari lagi
keterangan-keterangan tentang alam semesta ini dalam cerita-cerita mitos, tetapi
mereka mulai berpikir sendiri, untuk memperoleh keterangan-keterangan yang
memungkinkan mereka mengerti kejadian-kejadian dalam alam ini Dengan
demikian, filsafat merupakan suatu pandangan rasional tentang segala sesuatu.
Oleh karena itu, filsafat bagi orang Yunani pada masa itu bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang lainnya, melainkan
meliputi segala pengetahuan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kehidupan filsafat pada zaman Yunani kono?


2. Bagaimana kehidupan filsafat pada zaman Pertengahan?
3. Bagaimana kehidupan filsafat pada zaman Modern?
4. Bagaimana kehidupan filsafat pada zaman Pasca Modern?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Filsafat Yunani Kuno


Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan
bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada
mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis)
tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos
(dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya
mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta ini,
jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai
suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal
pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk
mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang
mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni,
maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan
sebagai landasan peradaban dunia.
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-
mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara
kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti
syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran
filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat
penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya
mengandung nilai-nilai edukatif.

5
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-
ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak
didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.

Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir. Periode yunani kuno ini
lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini
ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan
pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan
tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam
semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu
yang serba berubah.

Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap
alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa yang ada
di belakang semua materi itu.

Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno antara lain, yaitu:

1) Thales (625-545 SM) 6) Heraclitos (535 – 475 SM)


2) Anaxagoras (±499-20 SM ) 7) Parmenides (540-475 SM)
3) Democritos (460-370 SM) 8) Empledoces (490-435 SM)
4) Pythagoras (± 572-497 SM) 9) Anaximandros (640-546 SM)
5) Xenophanes (570 – ? SM) 10) Zeno (490-430 SM)

6
1) Thales (625-545 SM)
Thales Ia hidup pada abad ke-6 Masehi. Aristoteles yang memberikan
gelar kepadanya sebagai filsuf yang pertama. Menurut Theles asal mula alam
ini adalah air. Bagi Theles air adalah sebab yang pertama dari segala yang ada
dan yang jadi. Di awal air dan di ujung air, atau dengan perkataan filsuf, air
adalah subtrat (bingkai) dan substansi (isi). Bertitik tolak dari pemikiran
tersebut, maka tak ada jurang pemisah antara hidup dengan mati. Semuanya
satu.
2) Anaxagoras (±499-20 SM )
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di Athena
selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili
di Athena, dimana dikemudia hari Athena inlah menjadi pusat utana
perkembangan filsafat yunani samapi abad ke 2 SM.
3) Democritos (460-370 SM)
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia
berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia
bepergian ke Mesir dan negeri –negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia
telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bernacam-macam masalah
seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik, mesin, puisi
dan lain-lain. Sehingga ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai
banyak bidang.
4) Pythagoras (± 572-497 SM)
Ia dilahirkan di pulau Samos, Lonia. tanggal dan tahunnya tidak diketahui
pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang perlu
diketahui Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurut Aristoxenos
seorang murid Aristoteles, Pythagoras pindah ke kota kroton, Italia Selatan
karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani.
5) Xenophanes (570 – ? SM)
Xenophanes lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia
mengembara ke Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagi penyair dari pada ahli
pikir (filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis yang
mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat tu. Namanya menjdai

7
terkenal arena untuk pertama kalinya ia melontarkan anggapan bahwa adanya
konflik antara pemikiran filsafat
6) Heraclitos (535 – 475 SM)
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan
merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia
mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat
sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai kesan hati
yang tinggi dan sombong , sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia
untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang –orang yang
terkemuka di Yunani.
7) Parmenides (540-475 SM)
Parmenides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan,
Arena. ia di lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea.
Kebesarannya sama dengan kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali
memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).
8) Empledoces (490-435 SM)
Lahir di Akragos, Pulau Sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran kaum
Ptagorean dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang kedokteran,
penyair retorika, politik dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi ,
seperti Parmenides.
9) Anaximandros (640-546 SM)
Anaximandros adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam
kesusastraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,sehingga ia
sebagai orang pertama yang membuat peta bumi.ia berhasil memimpin
sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yuanani.
10) Zeno (490-430 SM)
Zeno lahir di Elea , dan murid dari Parmenides. Sebagai murid ia dengan
gigih mepertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi
secara baik sehingga kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar
dialektika.

8
B. Sejarah Filsafat Abad Pertengahan
Sejarah filsafat Abad Pertengahan dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai
awal abad ke-17. Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476, yakni masa
berakhirnya Kerajaan Romawi Barat yang berpusat di kota Roma dan munculnya
Kerajaan Romawi Timur yang kelak berpusat di Konstantinopel (sekarang
Istambul), sebagai data awal zaman Abad Pertengahan dan tahun 1492 (penemuan
benua Amerika oleh Columbus) sebagai data akhirnya. Masa ini diawali dengan
lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang
dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat atau pemikiran pada Abad
Pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran
filsafat Abad Pertengahan didominasi oleh agama. Periode abad pertengahan
mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan ini
terletak pada dominasi agama.
permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan
agama. Zaman pertengahan adalah zaman keemasan bagi kekristenan. Disinilah
yang menjadi persoalannya, karena agama kristen itu mengajarkan bahwa wahyu
tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan
yunani kuno mengatakan bahwa kebenaran dapat di capai oleh kemampuan.
A. Ciri-ciri Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat Abad Pertengahan dicirikan dengan adanya hubungan erat antara
agama Kristen dan filsafat. Dilihat secara menyeluruh, filsafat Abad
Pertengahan memang merupakan filsafat Kristiani. Oleh karena itu, kiranya
dapat dikatakan bahwa filsafat abad pertengahan adalah suatu filsafat agama
dengan agama kristiani sebagai basisnya. Agama Kristen menjadi problema
kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan
kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno yang
mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka
belum mengenal adanya wahyu. Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani
ada dua:
1. Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran
Yunani merupakan pemikiran orang kafir karena tidak mengakui wahyu

9
2. Menerima filsafat yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu
ciptaan Tuhan maka kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang
datangnya dari Tuhan.

C. Filsafat Abad Modern


Filsafat Modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat barat pada
abad ke-17 hingga awal abad ke-20, sekaligus menjadi tanda berakhirnya era
skolastisisme. Zaman filsafat modern dimulai sejak munculnya rasionalisme lewat
pemikiran Descartes, seorang filsuf terkemuka di zaman Modern. Pada masa ini
rasionalisme semakin kuat, sehingga tidak mudah menentukan mulai dari kapan
Filsafat Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad
Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance,
yang kemudian ditandai lahirnya Masa Modern. Satu hal yang yang menjadi
perhatian pada masa Renaissance ini adalah perkembangannya. Timbulnya ilmu
pengetahuan yang modern, berdasarkan metode eksperimental dan matematis,
menjadikan segala sesuatunya, terutama di bidang ilmu pengetahuan,
mengutamakan logika dan empirisme.
Abad ini ditandai dengan munculnya Renaissance, yang kemudian dalam
perkembangannya muncul aliran Rasionalisme, Empirisme, dan lain sebagainya.
Untuk lebih memperjelas sejarah munculnya aliran-aliran tersebut serta
pemikiran-pemikiran mereka, akan diuraikan secara rinci pada pembahasan
berikut:
A. Renaisance
Menurut Achmadi (2012), renaisance berasal dari istilah bahasa
Prancis renaissance yang berarti kelahiran kembali (rebirth). Istilah ini
biasanya digunakan oleh para ahli sejarah untuk menunjuk berbagai periode
kebangkitan intelektual yang terjadi di Eropa, khususnya di Italia sepanjang
abad ke 15 dan ke 16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh seorang ahli
sejarah terkenal yang bernama Michelet, kemudian dikembangkan oleh J.
Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang
bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan
manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode Abad Pertengahan.

10
B. Rasionalisme
Menurut Ahmad Tafsir (2013 : 127), rasionalisme adalah paham filsafat
yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam
memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
Rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara
berpikir. Alat dalam berpikir itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah
logika. Pelopor rasionalisme : Descartes (1596-1650), Spinoza (1632-1677),
Leibniz (1646-1716)
C. Idealisme
Pelopor idealisme: J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Scheling (1775-1854),
G.W.F. Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860). Apa yang dirintis oleh
Kant mencapai puncak perkembangannya pada Hegel. Setelah ia mempelajari
pemikiran Kant, ia tidak merasa puas tentang ilmu pengetahuan yang dibatasi
secara kritis. Menurut pendapatnya, segala peristiwa di dunia ini hanya dapat
dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peritiwa-peristiwa itu sudah
otomatis mengandung penjelasan-penjelasannya.
D. Empirisme
Menurut Ahmad Tafsir (2013), empirisme adalah suatu doktrin filsafat
yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta
pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme
diambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman.
Empirisme adalah lawan rasionalisme.
E. Kantianisme
Filosof yang melakukan dobrakan kritis 500 tahun terakhir adalah tokoh
kritisisme. Tokoh utama Kritisisme adalah Immanuel Kant yang melahirkan
Kantianisme. Menurut Tafsir Ahmad (2013), Kant berendapat bahwa
pengetahuan yang dihasilkan aliran rasionalisme tercermin dalam putusan yang
bersifat analitik-Apriori. Putusan ini memang mengandung suatu kepastian dan
berlaku umum. Sedangkan pengetahuan yang dihasilkan aliran empirisme
tercermin dalam putusan Sintetik-Aposteriori. Yang sifatnya tidak tetap.

11
D. Filsafat Dewasa (Pasca Modrn)
Istilah “postmodern” dapat pula mengacu satu era tertentu di mana
kepercayaan pada modernitas (the Enlightenment belief) mulai memudar. Sebagai
contoh mulai hilangnya kepercayaan masa modern, bahwa ilmu pengetahuan
dapat menciptakan kemakmuran; bahwa modernitas dapat menghilangkan
kemiskinan dan ketidakadilan; bahwa ilmu pengetahuan akan membawa
kemajuan bagi kemanusiaan (emansipasi dan progress).
Kata postmodern berasal dari kata “modern” yang berarti masa kini, terbaru,
baru, mutakhir, dan “post” artinya sesudah, pasca. Dengan demikian
“postmodern” mengandung makna telah berakhirnya masa modern.
A. Kelahiran priode pasca modern
Pemikiran Nietzsche dianggap sebagai penutup dari periode filsafat
modern untuk menyongsong periode filsafat post-modern.
Konsekuensi dari modernisme nyata adalah apa yang mungkin disebut
oleh kaum post-modernis sebagai de-realisasi. Bagi kaum posmodernis, konsep
genealogi Nietzsche juga merupakan sebuah rujukan penting. Nietzsche
merupakan titik temu antara filosof postmodern dan Martin Heidegger, yang
mana meditasinya atas seni dan teknologi selalu mereka kutip dan komentari.
B. Tokoh-tokoh pasca modern dan ajaranya
1. Friedrich Wilhelm Nietzsche sche (1844-1900)
Menurutnya manusia harus menggunakan skeptisme radikal terhadap
kemampuan akal. Tidak ada yang dapat dipercaya dari akal. Terlalu naif jika
akal dipercaya mampu memperoleh kebenaran. Kebenaran itu sendiri tidak ada.
Jika orang beranggapan dengan akal diperoleh pengetahuan atau kebenaran,
maka akal sekaligus merupakan sumber kekeliruan.
2. Jacques Derrida (Aljazair, 15 Juli 1930–Paris, 9 Oktober 2004)
Derrida dianggap salah satu filsuf terpenting abad ke 20 dan ke 21. Istilah-
ilstilah falsafinya yang terpenting adalah dekonstruksi, dan différance..

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum


Masehi, yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang
selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam
Renaissance yaitu suatu gerekan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa
dilahirkan kembali dalam keadaban.
Rasionalisme, yaitu telah tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat
keseragaman mengenai sumber pengetahuan yang yang secara alamiah dapat
dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalaman (empiri).
Idealisme yaitu, ide yang berfikir itu sebenarnya adalah gerak yang menimbilkan
gerak lain. Artinya, gerak yang menimbulkan makalah, kemudian menimbulkan
anti makalah (gerak yang bertentangan
Emipirisme, yaitu karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan
manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal itu terjadi
karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan.
Kantianisme adalah setiap kita mengambil keputusan akal budi dan pengalaman
indrawi dibutuhkan serentak.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.m-edukasi.web.id/2012/12/pengertian-filsafat-pendidikan.html
http://id.scribd.com/doc/29433980/FILSAFAT-UMUM
http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/08/filsafat-zaman-yunani-kuno.html
http://matapinkpong.blogspot.com/2012/11/filsafat-yunani-kuno.html
Amoro, Achmadi. 2012. Filsafat Umum . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Irmayanti, Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan
FEUI. hal. 1 dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
Rahman, Masykur Arif, 2013. Buku Pintar Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta:
IRCiSoD
Tafsir, Ahmad, 2013. Filsafat Umum, Bandung: Remaja Rosdakarya.

14
15

Anda mungkin juga menyukai