Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERBEDAAN CIRI PEKEMBANGAN DAN PERGESERAN


PARADIGMA SEJARAH KEILMUAN ABAD YUNANI KUNO
DAN KEILMUAN ABAD MODERN

DOSEN PENGAMPU : NURMI F D BERTUA P.

Disusun oleh: 1. M KHOIRUL FIKRI (17050534027)

2. NAFIATUN NADIYAH (17050534029)

3. ADITYA IRMA SETYA PUTRI (17050534039)

4. GRACE STEFFY ADUARI (17050534040)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Jalan Ketintang Baru XII No.34, Ketintang, Gayungan, Kota Surabaya,
Jawa Timur 60231
Telp. (031) 8280009

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah yang SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga makalah ini dengan judul “PERBEDAAN CIRI PEKEMBANGAN
DAN PERGESERAN PARADIGMA SEJARAH KEILMUAN ABAD YUNANI KUNO DAN
KEILMUAN ABAD MODERN”. pembuatan makalah inidiharapakan dapat melengkapi
persyaratan tugas Filsafat.

Makalah yang kami buat ini, bertujuan agar dapat memberikan pengertian
mengenai paradigma pendidikan yang baik dan benar. bahkan dalam penulisan ini
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan serta jauh dari kata kesempurnaan.
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun,
untuk mengubah makalah kami jadi lebih baik.

Akhirnya kata kai sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. semoga Allah
SWT meridhai usaha kita.

Surabaya, 06 Nopember 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................I
DAFTAR ISI ..................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................,.........1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................1
BAB II ISI
Perbedaan Ciri Perkembangan dan pergerseran paradigma .........................2-6

sejarah keilmuan Abad Yunani Kuno dan Keilmuan abad Modern

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................7
B. Saran ...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paradigma sejarah yunani kuno dan keilmuawan abad modern adalah satu
bagian dari penghidupan yang terus berlangsung. Bidang ilmu lainnya juga
mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga terjadi spesialisasi-
spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer cenderung mengetahui
hal yang sedikit tapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam
spesialis dan sub-spesialis atau super-spesialis, demikian juga bidang-bidang lain.
Di samping cenderung ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis
antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru,
seperti: Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi Kloning

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan keilmuan pada Zaman Yunani?

2. Bagaimana sejarah pekembangan keilmuan pada zaman kontemporer/modern?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan keilmuan pada Zaman Yunani?

2. Mengetahui bagaimana sejarah pekembangan keilmuan pada zaman


kontemporer/modern?

4
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Perkembangan Keilmuan Zaman Yunani Kuno


2.1.1 Perkembangan Keilmuan pada Zaman Yunani

Di dalam banyak literatur menyebutkan bahwa periode Yunani merupakan tonggak


awal berkembangnnya ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban umat manusia.
Perkembangan ilmu ini dilatarbelakangi dengan perubahan paradigma dan pola pikir
yang berkembang saat itu. Sebelumnya bangsa Yunani masih diselemuti oleh pola
pikir mitosentris, namun pada abad ke 6 SM di Yunani lahirlah filsafat yang dikenal
dengan the greek miracle. Dengan paradigma ini, ilmu pengetahuan berkembang
sangat pesat karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan
kepercayaan terhadap mitologi atau tahayul yang irrasional.

Sebagaimana yang dikatakan oleh George J. Mouly, dia membagi perkembangan


ilmu pada tahap animisme, ilmu empiris dan ilmu teoritis. Pada tahap animisme,
manusia menjelaskan gejala yang ditemuinya dalam kehidupan sebagai perbuatan
dewa-dewi, hantu dan berbagai makhluk halus. Pada tahap inilah pola pikir
mitosentris masih sangat kental mewarnai pemikiran bangsa Yunani sebelum berubah
menjadi logosentris.

Seiring dengan berkembangannya jaman, filsafat dijadikan sebagai landasan berfikir


oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga berkembang pada
generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin
ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Karena itu, periode perkembangan
filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.
Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus
mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya. Jones dalam A History of Western,
mengatakan bahwa awal dan akar kebangkitan filsafat dan sains Barat seperti
sekarang ini adalah warisan intelektual Yunani kuno.

5
Para ahli pada zaman itu, mencoba membuat konsep tentang asal muasal alam. Corak
dan sifat dari pemikiranya untuk membangun merangkai bangunan ilmu bersifat
mitologik (keteranganya didasarkan atas mitos dan kepercayaan saja). Namun setelah
adanya demitologisasi oleh para pemikir alam seperti Thales (624-548 SM),
Anaximenes (590-528 SM), Phitagoras (532 SM), herakliotos (535-475 SM),
Parminides (540-475 SM) serta banyak lagi pemikir lainya, maka pemikiran filsafat
berkembang secara cepat kearah puncaknya.

Thales, yang dikenal dengan filosof tertua, mengucapakan “semua adalah air”,
dengan kata lain, dia berpendapat bahwa asal alam adalah air. Anaximandros
mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, ada dengan
sendirinya. Dia mengatakan itu udara, udara merupakan sumber segala kehidupan.
Heraklitos melihat alam semesta selalu dalam keadaan berubah. Baginya kosmos
tidak pernah berhenti (diam); ia selalu berubah, dan bergerak. Pernyataan “semua
mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernyataan sederhana.

Bertolak belakang dengan Heraklitos, Parmenides berpendapat bahwa realitas


merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Phytagoras
berusaha menemukan kunci bagi harmoni universal, baik yang bersifat alamiah
maupun sosial, dan personalitas bilangan. Ia berpendapat bahwa bilangan adalah
unsur utama alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu adalah
genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas. Jasa Phytagoras sangat besar dalam
pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Ilmu yang dikembangkan
kemudian hari sampai hari ini sangat bergantung pada pendekatan matematika.

Jadi setiap filosof mempunyai pandangan berbeda mengenai seluk beluk alam
semesta. Perbedaan pandangan bukan selalu berarti negatif, tetapi justru merupakan
kekayaan khazanah keilmuan. Terbukti sebagian pandangan mereka mengilhami
generasi setelahnya.

Ravertz dalam bukunya Filsafat Ilmu menyebutkan, paling tidak ada dua bidang
kelimuan yang dipelajari yang pada waktu itu mendekati kemapanannya,

6
pertama, ilmu kedokteran, praktek yang setidaknya mencoba menerapkan metode
yang menekankan observasi, dan kedua, geometri yang sedang mengumpulkan
setumpukan hasil di seputar hubungan-hubungan antara ilmu hitung yang disusun
secara khusus.

Masa keemasan kelimuan bangsa Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322
SM). Ia adalah murid Plato, walaupun ia tidak sepakat dengan gurunya mengenai
soal-soal mendasar. Khususnya, ia menganggap matematika sebagai suatu abstraksi
dari kenyataan ilmiah. Dan ia berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan
besar filsafat yang dipersatukannya dalam satu sistem: logika, matematika, fisika, dan
metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang
disebut silogisme. Pada dasarnya silogisme terdiri dari tiga premis:

Semua manusia akan mati (premis mayor).

Socrates seorang manusia (premis minor).

Socrates akan mati (konklusi).

Zaman ini disebut sebagai zaman keemasan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau
pendapatnya.

b. Masyarakat pada masa ini tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi yang


dianggap sebagai suatu bentuk pseudo-rasional.

c. Masyarakat tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap


reseptif attitude (sikap menerima begitu saja) melainkan menumbuhkan sikap an
inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis) sikap
belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern.
Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir-ahli
pikir terkenal sepanjang masa. [10]
Tokoh atau ilmuwan masa yunani kuno antara lain: Thales, yang mempelajari
astronomi dan topik-topik pengetahuan termasuk fisika.[11] Dan sebagian sarjana

7
mengakuinya pula sebagai ilmuwan pertama di dunia.[12] Thales mempertanyakan
asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi alam, yang menurutnya semuanya
berasal dari air sebagai materi daasar kosmis.

Pytagoras (572-497 SM) adalah seorang ahli matematika yang lebih terkenal
Dalailny dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. 13

Dan mendirikan aliran filsafat Pythagorianisme yang mengemukakan sebuah ajaran


metafisis bahwa bilangan merupakan intisari dari semua benda maupun dasar pokok
dari sifat-sifat benda.[13]
Tokoh lainnya yaitu Demokritus (460-370 SM) yang menegaskan bahwa realitas
terdiri dari banyak unsur yang disebutnya dengan atom. Pandangan Demokritus ini
merupakan cikal bakal perkembangan ilmu fisika, kimia dan biologi. [14]
Plato (428-348 SM) yang berpendapat bahwa geometri sebagai pengetahuan
rasional berdasarkan akal murni menjadi kunci ke arah ilmu pengetahuan serta
bagian pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan yang terakhir. Geometri
merupakan suatu ilmu yang dengan akal murni membuktikan proporsi-proporsi
abstrak mengenai hal-hal yang abstrak. Begitu pentingnya geometri bagi filsafat
menurut Plato sehingga konon pintu gerbang akademi Plato tertulis ” janganlah
orang masuk ke sini jika ia tidak mengetahui geometri” [15]
Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa filasafat dan ilmu tergolong
sebagai pengetahuan rasional, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
atau rasio manusia, yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: Praktike
(pengetahuan praktis), Poietike (pengetahuan produktif) dan theoretike
(pengetahuan teoritis). Adapun Theoritike dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
Mathematike (pengetahuan matematika), Phisike (pengetahuan fisika) dan Prote
philosophia (filsafat pertama)[16].

8
2.2 Sejarah Perkembangan Keilmuan pada Zaman Kontemporer / Zaman Mordern

Zaman kontemporer/ Zaman modern adalah era perkembangan terakhir yang terjadi
dari abad 20-an hingga sekarang. Perkembangan ilmu di zaman ini mengalami
kemajuan pesat, sehingga spesialisasi ilmu semakin meningkat. Hampir seluruh
bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi,
ekonomi, hukum, dan politik serta ilmu-ilmu eksakta seperti fisika, kimia, dan biologi
serta aplikasi-aplikasinya di bidang teknologi rekayasa genetika, informasi, dan
komunikasi.

Menurut sejumlah pengamat perkembangan ilmu pengetahuan bahwa zaman


kontemporer identik dengan rekonstruksi, dekonstruksi, dan inovasi-inovasi teknologi
di berbagai bidang. Sasaran rekonstruksi dan dekonstruksi biasanya teori-teori ilmu
sosial, eksakta, dan filsafat yang ada sudah ada sebelumnya,sementara inovasi-
inovasi teknologi semakin hari semakin cepat seperti yang kita saksikan dan nikmati
sekarang ini. Teknologi merupakan buah dari perkembangan ilmu pengetahuan yang
dikembangkan dari generasi ke generasi. Komputer merupakan hasil pengembangan
dari perkembangan listrik (elektronika) yang pada awal penemuannya oleh Faraday
belum diketahui kegunaannya. Penemuan bola lampu oleh Edison disusul oleh
penemuan radio, televisi, dan komputer. Dari komputer berkembang ke PC (private
computer), laptop, dan terakhir simuter yaitu komputer jenis PDA (personal digital
assistans).

Perkembangan IPTEK pada zaman ini ditandai oleh adanya rentetan temuan-temuan
baru seperti temuan tentang listrik (Michael Faraday), gaya elektromagnetik (James
Clerk Maxwell, 1870) dalil temuan Sinar-X (Henry Bacquerel). Dengan adanya
penemuan tersebut maka banyak masalah praktis dalam kehidupan manusia yang
dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.

9
Di awal zaman kontemporer ini, ilmu pengetahuan banyak dihasilkan oleh ilmuan
Barat. Hal ini mulai mencuat ketika Barat berhasil menciptakan born atom yang
dianggap merupakan salah satu “produk gemilang” IPTEK, dan menelan korban
ratusan ribu jiwa manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945.

Namun seiring dengan waktu berjalan, peredaran ilmu pengetahuan mulai tidak saja
berkiblat ke Barat saja, tetapi kini ilmu pengetahuan mulai dikembangkan di berbagai
Negara, khususnya Negara-negara Asia, seperti Jepang, Cina, Korea, India, dan Iran.
Bahkan, Jurnal Newscientist memuat hasil penelitian Science-Metrix, sebuah
perusahaan di Motreal, Kanada yang melakukan evaluasi atas perkembangan dan
produk ilmu pengetahuan serta teknologi di berbagai negara. Dalam laporan hasil
penelitiannya, Science-Metrix menyebutkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di
negara Iran sebelas kali lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
Perusahaan itu mengamati adanya “pergeseran geopolitis dalam bidang ilmu
pengetahuan dan karya” yang dihasilkan negara-negara di dunia. Menurut Science-
Metrix, banyaknya karya-karya ilmiah yang dimuat di Web of Science menunjukkan
bahwa standar pertumbuhan karya ilmiah di Timur Tengah, khususnya di Iran dan
Turki, nyaris mendekati angka empat kali lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan di
dunia.

Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika
menempati kedudukan yang paling tinggi. Menurut Root Fisika dipandang sebagai
ilmu pengetauan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamentasil
yang membentuk alam semesta.

Fisikawan termashur abad ke-duapuluh adalah Albert Einstein. Ia mengatakan


bahwa alam itu tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga bersifat statis dari waktu
ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta
ini bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya pencipata alam.
Namun pada tahun 1929 seorang fisikawan lain Hubble yang mempergunakan
teropong terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita dengan kelajuan
yang sebanding dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam

10
semesta ini tidak statis, melainkan dinamis, sehingga meruntuhkan pendapat
Einstein tentang teori kekekalan materi dan alam semesta yang statis. Dan jagad
raya ternyata berekspansi.

Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka zaman
kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi
komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Mulai dari penemuan computer, berbagai satelit komunikasi, internet
dan lain sebagainya. Mobilitas manusia yang sangat tinggi saat ini merupakan
pengaruh teknologi komunikasi dan informasi.

Dalam pertengahan abad ini, dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian ilmu antar
disiplin misalnya ilmu perilaku (behavioral science) yang menggabungkan ilmu
psikologi dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi , antropologi untuk
menelaah tingkah laku manusia. Contoh lain ilmu antar disiplin ialah Anatomi
Sosial manusiawi (Human Social anatomy) yang memadukan anatomi, ilmu fosil,
antropologi Ragawi, dan Etopologi studi tentang pola perilaku organisme).

Bidang ilmu lainnya juga mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga
terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kontemporer
cenderung mengetahui hal yang sedikit tapi secara mendalam. Ilmu kedokteran
semakin menajam dalam spesialis dan sub-spesialis atau super-spesialis, demikian
juga bidang-bidang lain. Di samping cenderung ke arah spesialisasi, kecenderungan
lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya
bidang ilmu baru, seperti: Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi
Kloning.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia. manusia mempunyai rasa ingin tahu yang tentang benda-benda disekitarnya,
seperti bulan, bintang dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. ilmu
pengetahuan abad ke-20 telah mengubah kemajuan serupa itu sebenarnya telah terjadi
dimasa-masa sebelumnya. salah satunya terjadi dimasa-masa sebelumnya. salah
satunya terjadi kira-kira tahun 2500 SM, ketika “stonehege”didirikan diinggris dan
“piramida” di bangun di mesir. kedua monument ini menyatukan gagasan astronomis
dan religius yang kecamggihannya tidak sepenuhnya diketahui hingga abad ini.
penyelidiki mendalam tentang stonehege dan piramida-piramida tersebut
mengungkap pengetahuan. orang yang membangun monument ini telah memahami
istilah-istilah praktis yang paling sederhana tentang hubungan anatara dua sisi tegak
dengan sisi miring dari sebuah bidang bangunan.
Di dalam banyak literatur menyebutkan bahwa periode Yunani merupakan
tonggak awal berkembangnnya ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban umat
manusia. Perkembangan ilmu ini dilatarbelakangi dengan perubahan paradigma dan
pola pikir yang berkembang saat itu. Sebelumnya bangsa Yunani masih diselemuti
oleh pola pikir mitosentris, namun pada abad ke 6 SM di Yunani lahirlah filsafat yang
dikenal dengan the greek miracle. Dengan paradigma ini, ilmu pengetahuan
berkembang sangat pesat karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan
meninggalkan kepercayaan terhadap mitologi atau tahayul yang irrasional. Seiring
dengan berkembangannya jaman, filsafat dijadikan sebagai landasan berfikir oleh
bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga berkembang pada
generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin
ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Karena itu, periode perkembangan
filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.
Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus
mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya. Jones dalam A History of Western,

12
mengatakan bahwa awal dan akar kebangkitan filsafat dan sains Barat seperti
sekarang ini adalah warisan intelektual Yunani kuno.

Berdasarkan paparan singkat perkembangan sejarah ilmu pengetahuan sejak


kelahirannya pada zaman yunani kuno sampai sekarang, maka secara singkat dapat
ditegaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tidak
dapat dilepaskan dari peran pengaruh awal tonggak ilmu pengetahuan, yaitu Yunani.
perkembangan ini berkembang sebagai reaksi dari ilmu pengetahuan yang sudah ada,
sehingga mengantarnya pada inovasi yang tiada henti, baik didorong dengan
semangat evolusi dan revolusi. jadi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan secara bertahap,
sehingga dapat mempermudah manusia dalam beraktifitas. walaupun disisi lain juga
menyumbang kemudharatan bagi kehidupan manusia itu sendiri. oleh karena itu
seiring perputaran zaman manfaatkanlah dengan sebaik mungkin.

B. Saran

Kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata kesempurnaan,


kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tertuang dapat dipertanggung
jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://hmf03.wordpress.com/2013/07/17/perkembangan-ilmu-dari-zaman-ke-zaman/
https://www.rangkumanmakalah.com/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan/
https://ayieffathurrahman.wordpress.com/2011/01/12/perjalanan-t0ngkat-
estafet-ilmu-pengetahuan-dari-mitos-ke-logos/

14

Anda mungkin juga menyukai