EPISTEMOLOGI
UNIVERSITAS HAMZAWADI
TAHUN 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
NYA kelompok ini dapat mengerjakan makalah yang berjudul " Aliran
epistemologi klasik dan modern ".Sebaik mungkin makalah dari kelompok ini
meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya,dan juga berterima kasih pada
IBU ANDI SULASTRI selaku dosen mata kuliah "EPISTEMOLOGI "yang telah
memberikan motivasi dan kesempatan kepada kelompok kami untuk
mengerjakan makalah ini.kelompok kami berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai aliran
dalam epistemologi klasik dan modern untuk mengetahui aliran serta nama tokoh
yang ada pada aliran klasik dan modern ini . Kelompok kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Oleh sebab itu,kelompok kami berharap adanya kritik,saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga
makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.Sebelumnya
kelompok kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.....................................................................................................................ii
C. Tujuan ......................................................................................................................2
D. Manfaat ...................................................................................................................2
A. Kesimpulan ..........................................................................................................11
B. Saran ....................................................................................................................11
iii
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
penting dalam mengkaji cara manusia memahami dunia dan memperoleh
pengetahuan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aliran Realisme
Aliran realisme dalam epistemologi adalah pandangan bahwa objek yang ada di luar
pikiran manusia, termasuk objek fisik dan realitas dunia, memiliki eksistensi yang
independen dari pemikiran atau persepsi manusia. Hal ini berarti bahwa realisme
menganggap bahwa ada kebenaran tujuan yang dapat ditemukan dan dipahami oleh
manusia melalui proses pengetahuan.Dalam konteks epistemologi, realisme
menegaskan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusia mencerminkan realitas yang
ada di luar pikiran mereka. Pada hakikatnya, aliran realisme dalam epistemologi
mendukung gagasan bahwa ada suatu kenyataan yang obyektif dan dapat dipahami
melalui usaha penelitian dan pemikiran yang obyektif pula.
Berikut adalah nama tokoh-tokoh pemikir filsafat aliran realisme yang menjadi awal
filsafat realisme sekaligus tokoh yang memberikan perkembangan dalam filsafat
realisme sebagai berikut:
a). Aristoteles adalah seorang tokoh aliran realisme yang lahir di Yunani pada tahun 384
SM dan meninggal pada tahun 322 SM.
Ia memiliki pandangan bahwa materi tidak mungkin ada tanpa bentuk, karena ia
3
ada (eksis).
Ia juga mengemukakan teori tentang penyebab, yang terdiri dari empat jenis:
penyebab material, penyebab formal, penyebab efisien, dan penyebab final.
Pemikiran Aristoteles tidak hanya berpengaruh dalam bidang filsafat, tetapi juga
dalam bidang ilmu pengetahuan, politik, dan sastra.
Francis Bacon adalah filsuf, negarawan dan penulis asal Inggris yang lahir pada
22 Januari 1561 dan meninggal pada 19 April 1626.Bacon memberi pendapatnya
terkait pemikiran realismenya dengan berkata" sesuai dari dasar filosofi realisme
bahwa kebenaran ada pada objek yang bisa diukur dan juga di uji. Maka semua
kebenaran harus diketahui secara pasti dan disimpulkan, dibandingkan, dipakai
sebagai satu-satunya dasar atas suatu kesimpulan atau pengetahuan.
John Amos sendiri memiliki pemikiran realisme yang berarah pada pendidikan
dan juga digolongkan filsuf realisme yang memegangi paham realisme religius,
dengan pendapat tentang manusia yaitu."Manusia harus berusaha untuk
mencapai dua tujuan antara keselamatan dan kebahagiaan dan juga keadaan
kehidupan yang sejahtera".
4
2.Aliran Idealisme
Idealisme Absolut: Filosuf seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel menyatakan bahwa
realitas sejati adalah sebuah ide atau kesadaran yang terwujud dalam berbagai bentuk.
Realitas fisik adalah manifestasi dari ide-ide tersebut.
Idealisme Berfokus pada Subjek: Pemikiran ini menekankan bahwa realitas itu sendiri
adalah produk dari kesadaran individu. Menurut tokoh seperti George Berkeley, "Esse est
percipi" (Ada adalah dipersepsikan), yang berarti sesuatu hanya ada jika ada kesadaran
yang mengamati.
Idealisme Konstruktivis: Ini adalah pandangan bahwa pengetahuan adalah hasil dari
konstruksi sosial atau individu, dan bahwa realitas tidak ada di luar konsep atau
pemikiran yang dibentuk oleh manusia.
5
3.Aliran Empirisisme
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia . Secara etimologi, istilah
empirisme berasal dari bahasa Yunani emperia , yang berarti pengalaman. Dalam
empirisme, kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Pola pikir empirisme
mengandalkan bukti empiris . Empirisme termasuk salah satu jenis aliran ontologi .
Dalam empirisme, manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman dengan cara
melakukan observasi dan pengindraan. Empirisme merupakan salah satu dari tiga aliran
filsafat ilmu di dunia Barat . Pemikiran filsafat pada empirisme memilik sifat yang
didiskusikan dengan rasionalisme . Pemikiran empirisme dipelopori oleh Thomas
Hobbes sebagai reaksi terhadap rasionalisme.
Tokoh pemikir
6
4.Rasionalisme
Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa
kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian , logika dan analisis terhadap
fakta . Segala sumber pengetahuan dalam rasionalisme berasal dari akal pikiran atau
harus bersifat rasional realistis . Tanpa adanya rasio, manusia tidak akan dapat
memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, fungsi pancaindra manusia dalam aliran
filsafat rasionalisme adalah mendukung akal dalam memperoleh pengetahuan.
Rasionalisme berkembang di dunia Barat , dunia Islam , dan ateisme . Aliran yang
berkembang pada rasionalisme meliputi rasionalisme radikal, rasionalisme kritis dan
rasionalisme moderat. Pemikir utama yang mengembangkan rasionalisme antara lain
René Descartes (1596–1650), Baruch de Spinoza (1632−1677), dan Gottfried Leibniz
(1646−1716). Sementara itu, ada pula pemikir yang mengembangankan rasionalisme
dengan menggabungkannya dengan aliran filsafat lain. Salah satunya adalah Georg
Wilhelm Friedrich Hegel (1770–1831) yang menggabungkan rasionalisme dengan
romantisisme.
Era klsik
Pemikiran mengenai rasionalisme telah muncul sejak masa Plato melalui tulisan-
tulisannya. Gagasan yang berkembang ialah bahwa pengetahuan berasal dari akal dan
bukan dari pancaindra. ] Rasionalisme di era klasik dikembangkan melalui pengetahuan
matematika dan geometri. Pengetahuan lainnya hanya berperan sebagai pendukung
pengetahuan. Pada masa ini, pengetahuan-pengetahuan selain matematika dan
geometri belum menjadi suatu doksa. Pada masa Plato dan Aristoteles , doksa diartikan
sebagai alat untuk mempertahankan kekuatan politik dari para sofis .
7
Era modern
Rasionalisme dunia Barat berkembang pada abad ke-18 Masehi dan merupakan
salah satu aliran filsafat yang memunculkan modernisme . Lingkup modernisme
mencakup segala aspek kehidupan dan tindakan sosial manusia. Dalam
modernisme, akal pikiran menjadi landasan pemikiran yang mandiri dan terpisah
dari pemikiran metafisika dan transenden . Modernisme ini merupakan hasil dari
penyelesaian pengalaman yang bersifat partikular. Rasionalisme pada
modernisme berpandangan bahwa akan dapat menghasilkan kebenaran mutlak
yang dapat berlaku secara universal tanpa terikat oleh keberadaan waktu.
Tokoh pemikir
René Descartes
8
meyakinkan para pembacanya tentang kenicayaan adanya akal pikiran
menggunakan skeptisisme untuk menemukan kebenaran. Pemikiran-
pemikiran rasionalisme Descartes banyak digunakan pada filsafat hukum
abad ke-19 Masehi. Filsafat hukum memanfaatkan rasionalisme Descartes
yang mendukung pembenaran dengan bukti empiris . Rasionalisme Descartes
ini khususnya digunakan pada hukum legal dengan pendekatan positivisme
dan realisme .
Baruch de Spinoza
Gottfried Leibniz
9
segala ciptaan Tuhan mempunyai alasan di balik penciptaannya.
Christian Wolff
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Realisme menganggap bahwa pengetahuan adalah refleksi dari realitas yang ada di luar
diri kita, dan tujuan pengetahuan dapat diakses.
Idealisme menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi pikiran dan ide yang ada
dalam pikiran manusia, dan realitas hanya dapat dipahami melalui pemikiran.
Rasionalisme pentingnya akal budi dan deduksi dalam memperoleh pengetahuan yang
universal dan absolut.
Kesimpulan ini menunjukkan keragaman pandangan tentang asal usul dan sifat
pengetahuan dalam epistemologi, dan pendekatan yang berbeda dalam memahami
hubungan antara manusia, pikiran, dan kenyataan.
B.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis akan berusaha lebih
fokus dan detail pada penjelasan dalam makalah ini.Kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk demi kesempurnaan penulisan
makalah dikemudian hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
12