Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EPISTEMOLOGI

ALIRAN EPISTEMOLOGI KLASIK DAN MODERN

Dosen Pengampu: Andi Sulastri M,pd

Disusun oleh: kelompok 7

1. Karyasatin Andana (220102305 )

2. Khairunnisa Apriana (220102307 )

3. Nurin Irdina (220102322 )

4. M.Taufiq Januar Arensa (220102316 )

5. M.Yuda Setiawan (220102317 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HAMZAWADI

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
NYA kelompok ini dapat mengerjakan makalah yang berjudul " Aliran
epistemologi klasik dan modern ".Sebaik mungkin makalah dari kelompok ini
meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya,dan juga berterima kasih pada
IBU ANDI SULASTRI selaku dosen mata kuliah "EPISTEMOLOGI "yang telah
memberikan motivasi dan kesempatan kepada kelompok kami untuk
mengerjakan makalah ini.kelompok kami berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai aliran
dalam epistemologi klasik dan modern untuk mengetahui aliran serta nama tokoh
yang ada pada aliran klasik dan modern ini . Kelompok kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Oleh sebab itu,kelompok kami berharap adanya kritik,saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga
makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.Sebelumnya
kelompok kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan.

Penyusun

Selong, 30 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar isi ..............................................................................................................................iii

Bab l Pendahuluan ..............................................................................................................1

A. Latar belakang .........................................................................................................1

B. Rumusan masalah ..................................................................................................2

C. Tujuan ......................................................................................................................2

D. Manfaat ...................................................................................................................2

Bab ll Pembahasan ............................................................................................................3

1. Apa itu realisme dan tokoh pemikirnya .................................................................3

2. Apa itu idealisme dan tokoh pemikirnya ...............................................................5

3. Apa itu empirisisme dan tokoh pemikirnya ..........................................................6

4. Apa itu rasionalisme dan tokoh pemikirnya .........................................................7

Bab lll Penutup .................................................................................................................11

A. Kesimpulan ..........................................................................................................11

B. Saran ....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................12

iii
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat


pengetahuan dan bagaimana cara memperolehnya .Dalam perkembangannya,
terdapat aliran-aliran epistemologi klasik dan modern yang mendasarkan
pemikirannya pada realisme, idealisme, empirisisme, dan rasionalisme. Aliran-
aliran ini memiliki perbedaan dalam pandangan mereka tentang sumber, objek,
dan cara memperoleh pengetahuan. Pengenalan konsep epistemologi sebagai
cabang filsafat yang menyerap sumber pengetahuan, cara memperoleh
pengetahuan, dan hubungan antara pengetahuan dengan kenyataan.Dalam
sejarah, aliran epistemologi klasik muncul dalam pemikiran filosof klasik seperti
Plato dan Aristoteles, yang mengemukakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh
melalui pemikiran rasional dan pengamatan dunia fisik. Mereka meyakini bahwa
objektivitas dan ketetapan nilai pengetahuan adalah hal yang penting.Di sisi lain,
aliran epistemologi modern muncul pada zaman Renaisans dan Abad
Pencerahan, dengan tokoh-tokoh seperti Descartes, Locke, dan Kant. Mereka
menekankan pentingnya pemikiran rasional, pengalaman, dan metode ilmiah
sebagai sumber pengetahuan. Munculnya metode ilmiah dan positivisme juga
mempengaruhi perkembangan epistemologi modern.Selain itu, perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan di era modern telah menghadirkan tantangan
baru dalam epistemologi, seperti isu-isu terkait informasi dan pengetahuan di
dunia digital, serta peran pengalaman pribadi dalam memahami
pengetahuan.Seiring perkembangan zaman, epistemologi klasik dan modern
telah mengalami pergeseran dan perdebatan yang mendalam, termasuk isu-isu
terkait subjektivitas, realitas, dan konstruksi pengetahuan. Oleh karena itu,
memahami latar belakang dan perkembangan aliran epistemologi ini menjadi

1
penting dalam mengkaji cara manusia memahami dunia dan memperoleh
pengetahuan.

B. Rumusan masalah

1) Apa itu aliran realisme dan tokoh pemikirnya

2) Apa itu aliran idealisme dan tokoh pemikirnya

3) Apa itu aliran empirisisme dan tokoh pemikirnya

4) Apa itu aliran rasionalisme dan tokoh pemikirnya

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui aliran dan tokoh realisme serta pemikinya

2) Untuk mengetahui aliran dan tokoh idealisme serta pemikirnya

3) Untuk mengetahui aliran dan tokoh empirisisme serta pemikirnya

4) Untuk mengetahui aliran dan tokoh rasionalisme serta pemikirnya

D. Manfaat

Mempelajari epistemologi memiliki manfaat dalam mempengaruhi kemajuan ilmiah dan


peradaban. Hal ini disebabkan epistemologi membantu dalam membangun masyarakat
baik modern maupun tradisional tanpa mengesampingkan peranan kunci dari
epistemologi agar mencegah terjadi kemacetan peradaban, kreasi baru, dan temuan
orisinal. Tiga alasan yang menjadi pertimbangan dalam mempelajari epistemologi
meliputi strategis, kebudayaan, dan pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Aliran Realisme

Aliran realisme dalam epistemologi adalah pandangan bahwa objek yang ada di luar
pikiran manusia, termasuk objek fisik dan realitas dunia, memiliki eksistensi yang
independen dari pemikiran atau persepsi manusia. Hal ini berarti bahwa realisme
menganggap bahwa ada kebenaran tujuan yang dapat ditemukan dan dipahami oleh
manusia melalui proses pengetahuan.Dalam konteks epistemologi, realisme
menegaskan bahwa pengetahuan yang diperoleh manusia mencerminkan realitas yang
ada di luar pikiran mereka. Pada hakikatnya, aliran realisme dalam epistemologi
mendukung gagasan bahwa ada suatu kenyataan yang obyektif dan dapat dipahami
melalui usaha penelitian dan pemikiran yang obyektif pula.

Berikut adalah nama tokoh-tokoh pemikir filsafat aliran realisme yang menjadi awal
filsafat realisme sekaligus tokoh yang memberikan perkembangan dalam filsafat
realisme sebagai berikut:

a). Aristoteles adalah seorang tokoh aliran realisme yang lahir di Yunani pada tahun 384
SM dan meninggal pada tahun 322 SM.

. Berikut adalah beberapa poin penting tentang pemikiran Aristoteles:

 Aristoteles menganut aliran realisme, yang berarti ia meyakini bahwa objek-objek


di dunia nyata memiliki eksistensi yang independen dan tidak tergantung pada
pikiran manusia.

 Pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh dalam pemikiran Barat dan pemikiran


keagamaan secara umum.

 Ia memiliki pandangan bahwa materi tidak mungkin ada tanpa bentuk, karena ia

3
ada (eksis).

 Aristoteles juga mengembangkan konsep hilemorfisme, yang menyatakan bahwa


segala sesuatu terdiri dari materi (hyle) dan bentuk (morphe).

 Ia juga mengemukakan teori tentang penyebab, yang terdiri dari empat jenis:
penyebab material, penyebab formal, penyebab efisien, dan penyebab final.

 Aristoteles juga dikenal karena karyanya dalam bidang logika, di mana ia


mengembangkan sistem silogisme yang menjadi dasar logika formal.

 Pemikiran Aristoteles tidak hanya berpengaruh dalam bidang filsafat, tetapi juga
dalam bidang ilmu pengetahuan, politik, dan sastra.

b). Francis Bacon (1561-1626 M)

 Francis Bacon adalah filsuf, negarawan dan penulis asal Inggris yang lahir pada
22 Januari 1561 dan meninggal pada 19 April 1626.Bacon memberi pendapatnya
terkait pemikiran realismenya dengan berkata" sesuai dari dasar filosofi realisme
bahwa kebenaran ada pada objek yang bisa diukur dan juga di uji. Maka semua
kebenaran harus diketahui secara pasti dan disimpulkan, dibandingkan, dipakai
sebagai satu-satunya dasar atas suatu kesimpulan atau pengetahuan.

c). John Amos Comenius (1592-1670)

 John Amos sendiri memiliki pemikiran realisme yang berarah pada pendidikan
dan juga digolongkan filsuf realisme yang memegangi paham realisme religius,
dengan pendapat tentang manusia yaitu."Manusia harus berusaha untuk
mencapai dua tujuan antara keselamatan dan kebahagiaan dan juga keadaan
kehidupan yang sejahtera".

4
2.Aliran Idealisme

Aliran idealisme dalam epistemologi adalah suatu pandangan filosofis yang


menekankan peran pikiran, ide, atau kesadaran dalam proses pengetahuan. Dalam aliran
ini, keyakinannya bahwa dunia nyata dan pengetahuan tentangnya bergantung pada
atau bahkan terbentuk oleh pikiran atau kesadaran individu.

Terdapat beberapa varian idealisme dalam epistemologi, dan para pemikirnya :

Idealisme Transendental: Terkait dengan filsafat Immanuel Kant, aliran ini


mengemukakan bahwa pengetahuan kita tentang dunia nyata dipengaruhi oleh struktur
pikiran manusia. Konsep-konsep dan kategori-kategori apriori dalam pikiran kita
membentuk kerangka kerja untuk memahami dunia.

Idealisme Absolut: Filosuf seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel menyatakan bahwa
realitas sejati adalah sebuah ide atau kesadaran yang terwujud dalam berbagai bentuk.
Realitas fisik adalah manifestasi dari ide-ide tersebut.

Idealisme Berfokus pada Subjek: Pemikiran ini menekankan bahwa realitas itu sendiri
adalah produk dari kesadaran individu. Menurut tokoh seperti George Berkeley, "Esse est
percipi" (Ada adalah dipersepsikan), yang berarti sesuatu hanya ada jika ada kesadaran
yang mengamati.

Idealisme Konstruktivis: Ini adalah pandangan bahwa pengetahuan adalah hasil dari
konstruksi sosial atau individu, dan bahwa realitas tidak ada di luar konsep atau
pemikiran yang dibentuk oleh manusia.

Aliran idealisme dalam epistemologi menekankan pentingnya subjektivitas, kesadaran,


dan konstruksi pemikiran dalam proses pengetahuan. Berlawanan dengan pandangan
realisme, yang berpendapat bahwa dunia nyata ada secara independen dari pikiran atau
kesadaran manusia.

5
3.Aliran Empirisisme

Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia . Secara etimologi, istilah
empirisme berasal dari bahasa Yunani emperia , yang berarti pengalaman. Dalam
empirisme, kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Pola pikir empirisme
mengandalkan bukti empiris . Empirisme termasuk salah satu jenis aliran ontologi .
Dalam empirisme, manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman dengan cara
melakukan observasi dan pengindraan. Empirisme merupakan salah satu dari tiga aliran
filsafat ilmu di dunia Barat . Pemikiran filsafat pada empirisme memilik sifat yang
didiskusikan dengan rasionalisme . Pemikiran empirisme dipelopori oleh Thomas
Hobbes sebagai reaksi terhadap rasionalisme.

Tokoh pemikir

Perkembangan pemikiran empirisme berlangsung secara pesat di Inggris dan wilayah di


sekitarnya pada masa Renaisans selama abad ke-17 hingga abad ke-18. Empirisme
pertama kali dikembangkan di Inggris oleh John Locke (1632–1704), tetapi lebih
mempengaruhi tokoh-tokoh pemikir di Amerika Serikat , khususnya di bidang pelestarian
lingkungan hidup dan psikologi lingkungan . Tokoh-tokoh pendukungnya berasal dari
penganut filsafat Barat , antara lain Thomas Hobbes, John Locke, dan David Hume .

Pemikiran empirisme oleh para tokohnya telah memberikan sumbangsih bagi


pengembangan bidang keilmuan. Para tokoh ini antara lain adalah John Locke ( ilmu
sosial dan metode ilmiah ), George Berkeley ( fisika , matematika , dan teologi ), dan
David Hume (ilmu sejarah dan sains). Empirisme juga menjadi dasar bagi
pengembangan filsafat dalam positivisme . Selain itu, empirisme juga menjadi salah
satu aliran utama dalam filsafat pendidikan yang menjadi dasar bagi pengembangan
berbagai model pendidikan yang ada di dunia .

6
4.Rasionalisme

Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa
kebenaran dapat diperoleh hanya melalui hasil pembuktian , logika dan analisis terhadap
fakta . Segala sumber pengetahuan dalam rasionalisme berasal dari akal pikiran atau
harus bersifat rasional realistis . Tanpa adanya rasio, manusia tidak akan dapat
memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, fungsi pancaindra manusia dalam aliran
filsafat rasionalisme adalah mendukung akal dalam memperoleh pengetahuan.
Rasionalisme berkembang di dunia Barat , dunia Islam , dan ateisme . Aliran yang
berkembang pada rasionalisme meliputi rasionalisme radikal, rasionalisme kritis dan
rasionalisme moderat. Pemikir utama yang mengembangkan rasionalisme antara lain
René Descartes (1596–1650), Baruch de Spinoza (1632−1677), dan Gottfried Leibniz
(1646−1716). Sementara itu, ada pula pemikir yang mengembangankan rasionalisme
dengan menggabungkannya dengan aliran filsafat lain. Salah satunya adalah Georg
Wilhelm Friedrich Hegel (1770–1831) yang menggabungkan rasionalisme dengan
romantisisme.

 Era klsik

Pemikiran mengenai rasionalisme telah muncul sejak masa Plato melalui tulisan-
tulisannya. Gagasan yang berkembang ialah bahwa pengetahuan berasal dari akal dan
bukan dari pancaindra. ] Rasionalisme di era klasik dikembangkan melalui pengetahuan
matematika dan geometri. Pengetahuan lainnya hanya berperan sebagai pendukung
pengetahuan. Pada masa ini, pengetahuan-pengetahuan selain matematika dan
geometri belum menjadi suatu doksa. Pada masa Plato dan Aristoteles , doksa diartikan
sebagai alat untuk mempertahankan kekuatan politik dari para sofis .

7
 Era modern

Rasionalisme dunia Barat berkembang pada abad ke-18 Masehi dan merupakan
salah satu aliran filsafat yang memunculkan modernisme . Lingkup modernisme
mencakup segala aspek kehidupan dan tindakan sosial manusia. Dalam
modernisme, akal pikiran menjadi landasan pemikiran yang mandiri dan terpisah
dari pemikiran metafisika dan transenden . Modernisme ini merupakan hasil dari
penyelesaian pengalaman yang bersifat partikular. Rasionalisme pada
modernisme berpandangan bahwa akan dapat menghasilkan kebenaran mutlak
yang dapat berlaku secara universal tanpa terikat oleh keberadaan waktu.

 Tokoh pemikir

filsafat Prancis yang merintis rasionalisme modern di dunia Barat .

 René Descartes

René Descartes (1596–1650) merupakan filsafat Prancis yang awalnya


belajar di kolase rohaniawan Yesuit . Pada awalnya, dipengaruhi oleh para
tokoh gereja, tokoh agama dan filsuf. Tetapi ia kemudian mulai meremehkan
segala pemikiran yang diketahuinya. Ia kemudian mengemukakan bahwa
manusia ada karena manusia berpikir. Gagasan inilah yang kemudian
melandasi rasionalisme modern. Metode pencarian kebenaran oleh
Descartes menggunakan perenungan yang menghilangkan semua keraguan
dengan pembuktian melalui deduksi . Descartes mencari kebenaran mutlak
dengan menolak segala jenis keraguan dalam suatu hal dan menerima segala
hal yang tidak memiliki keraguan.

Descartes mengemukakan pemikiran-pemikiran rasionalismenya ke dalam


karya tulis ilmiah. Ia menerbitka buku buatannya pada tahun 1637 yang
berjudul Discourse de la Methode ( Diskursus tentang Metode ). Buku ini

8
meyakinkan para pembacanya tentang kenicayaan adanya akal pikiran
menggunakan skeptisisme untuk menemukan kebenaran. Pemikiran-
pemikiran rasionalisme Descartes banyak digunakan pada filsafat hukum
abad ke-19 Masehi. Filsafat hukum memanfaatkan rasionalisme Descartes
yang mendukung pembenaran dengan bukti empiris . Rasionalisme Descartes
ini khususnya digunakan pada hukum legal dengan pendekatan positivisme
dan realisme .

 Baruch de Spinoza

Rasionalisme yang dikembangkan oleh Baruch de Spinoza memiliki


kesamaan dengan sistem alat ukur. Ia berpandangan bahwa kebenaran
pada dalil-dali ilmu ukur sudah tidak perlu dibuktikan lagi. Suatu gagasan
akan diterima sebagai kebenaran mutlak ketika individu mampu
memahami makna dari gagasan tersebut. Spinoza berasumsi bahwa suatu
pernyataan yang bersifat aksioma sudah niscaya merupakan suatu
kebenaran. Pernyataan yang aksioma ini tidak lagi memerlukan bukti
empiris.

 Gottfried Leibniz

Gottfried Leibniz adalah salah satu pemikir rasionalisme yang


pemikirannya dipengaruhi oleh pemikiran René Descartes. Leibniz
memperkenalkan ilmu yuridis dan filsafat dari ayahnya yaitu Friedrich
Leibniz selama hidup di kota Leipzig . Filsafat rasionalisme yang
dikembangkan oleh Leibniz berdasarkan kecukupan akal yang dapat
dirumuskan secara sederhana. Leibniz meyakini rasionalisme yang
memerlukan alasan terhadap segala hal karena sesuatu itu terjadi
karena adanya suatu tujuan. Pemikiran Leibniz ini sampai ke ranah
metafisika khususnya pemikiran mengenai Tuhan. Ia meyakini bahwa

9
segala ciptaan Tuhan mempunyai alasan di balik penciptaannya.

 Christian Wolff

Christian Wolff (1679−1704) mengembangkan rasionalisme yang


asas-asasnya terbentuk setelah masa Descartes. Pemikiran Wolff
dibentuk dengan menyadur pemikiran Gottfried Leibniz. Pengaruh
pemikiran Wolff tersebar di kalangan borjuis pada universitas -
universitas Jerman yang pada masanya sedang bertentangan
dengan teologi gereja Lutheran yang menganut Pietisme .

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Bahwa epistemologi adalah studi tentang sifat-sifat pengetahuan, bagaimana kita


memperolehnya, dan apakah pengetahuan itu terkait dengan realitas.

Realisme menganggap bahwa pengetahuan adalah refleksi dari realitas yang ada di luar
diri kita, dan tujuan pengetahuan dapat diakses.

Idealisme menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi pikiran dan ide yang ada
dalam pikiran manusia, dan realitas hanya dapat dipahami melalui pemikiran.

Empirisme menegaskan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sensori dan


observasi, sehingga eksperimen dan observasi menjadi metode utama untuk
memahami dunia.

Rasionalisme pentingnya akal budi dan deduksi dalam memperoleh pengetahuan yang
universal dan absolut.

Kesimpulan ini menunjukkan keragaman pandangan tentang asal usul dan sifat
pengetahuan dalam epistemologi, dan pendekatan yang berbeda dalam memahami
hubungan antara manusia, pikiran, dan kenyataan.

B.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis akan berusaha lebih
fokus dan detail pada penjelasan dalam makalah ini.Kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk demi kesempurnaan penulisan
makalah dikemudian hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aliran-Aliran Dalam Filsafat Ilmu Berkait Dengan Ekonomi - Neliti,


media.neliti.com/media/publications/22830-ID-aliran-aliran-dalam-filsafat-ilmu-
berkait-dengan-ekonomi.pdf. Accessed 1 Nov. 2023.

Aliran Rasionalisme Dan Empirisme Dalam Kerangka Ilmu Pengetahuan ...,


journal.uinsgd.ac.id/index.php/jpiu/article/download/12207/5478. Accessed 1
Nov. 2023.

Kompasiana.com. “Pengertian Filsafat Pendidikan Realisme Dan Tokoh-


Tokohnya.” KOMPASIANA, 9 Apr. 2020,
www.kompasiana.com/lutfiaromadhoni/5e8ec24651da53315c1a0ef3/pengertia
n-filsafat-pendidikan-realisme-dan-tokoh-tokohnya.

Nouval, Sevilla. “Aliran Filsafat Dan Cabang-Cabang Filsafat - Gramedia.”


Gramedia Literasi, 26 June 2023, www.gramedia.com/literasi/aliran-filsafat/.

“Semantic Scholar: Research: Publications.” Semantic Scholar | Research |


Publications, webflow.semanticscholar.org/research/publications. Accessed 1
Nov. 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai