Anda di halaman 1dari 17

EPISTEMOLOGI BARAT

MAKALAH

Oleh:

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015
Daftar Isi

BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

BAB II : Pembahadan
2.1 Epistemologi
2.1 Paham-paham
2.3 Sumber Ilmu Pengetahuan
2.4 Metode Ilmu Pengetahuan
2.5 Verifikasi Ilmu Pengetahuan

BAB III : Penutup


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Dafar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Harus diakui, bahwa dunia Barat sekarang ini telan mencapai kemajuan yang pesat.
Berbagai belahan dunia merasa tertarik menjadikan Barat sebagai refrensi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Barat dianggap mampu menyajikan
berbagai temuan baru secara dinamis dan varisan,sehingga memberikan sumbangan yang
besar terhadap sains dan teknologi modern. Keadaan ini mengingatkan kita pada pernyataan
mantan Pesiden Iran. Hashemi Rafsanjani,bahwa kontribusi Barat dalam pengembangan sains
dan teknologi modern mencapai 97%. Dunia islam 1%, sedangkan sisanya 2% oleh dunia
lainnya. Pernyataan ini dilontarkan ketika ia sedang menjabat pad 1990-an. Memang tidak
ada Negara yang mendominasi semua jenis teknologi. Amerika dikenal sebagai raja
teknologi dibidang alat-alat berat,Jepang sebagai raja alat0alat elektro,sedangkan di bidang
agronomirajanya adalah Thailand. Namun,secara global Baratlah yang mndominasi
kemajuan sains dan teknologi moden ini.
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandai-pengandaian,dan dasar-dasarnya serta
pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahun yang dimiliki. Epistemology atau
teori ilmu pengetahuan merupakan kajian yang amat berguna karna ia membahas aspek
kehidupan manusia yang amat fundamental dimana ia tidak hanya perlu mengetahui dunia
yang mengitarinya, tetapi juga perlu mengetahui dirinya lebih baik terutama dalam
memahami karakter dan ketahanan kekuatan daya pikirnya sendiri.
Epistemologi merupakan studi filosofis tentang asal,struktur,metode-
metode,kesahihan,dan tujuan pengetahuan. Epistemology menjawab pertanyaan-pertanyaam
mengenai hakikat ilmu,yakni mempertanyakan objek yang ditelaah ilmu,wujud hakiki objek
tersebut,serta bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia seperti
mengidra,berfikir,dan merasa yang membuahkan pengetahuan. Epistemology menjelaskan
proses dan prosedur yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan,berupa ilmu serta hal-hal
yang harus dipertimbangkan sehingga diperoleh pengetahuan yang benar.
Epistemologi menjelaskan apa yang disebut kebenaran dan menjelaskan cara yang
dapat membantu diperolehnya kebenaran itu. Epistemologi merupayakan sarana untuk
mendekati masalah-masalah pokok yang berkaitan dengan dinamika ilmu pengetahuan
menyangkut sumber,hakikat,validitas,dan metodologi,dan merupakan masalah aktual yang
sangat menarik untuk dibahas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian epistemologi menurut para filosof.
2. Aliran-aliran dalam epistemology
3. Bagaimana sumber ilmu pengetahuan ?
4. Metode ilmu pengertahuan
5. Verifikasi ilmu pengetahuan

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menganalisis dan mendeskripsikan peninjauan Epistemologi Barat
2. Mengetahui tentang Epistemologi Barat

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
rekan-rekan mahasiswa, khususnya penulis untuk meninjau tentang Epistemologi Barat,
bagaimana perkembangannya serta sebesar pengaruh Epistemologi Barat dirana ilmu
pengetahuan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Epistemologi
Pengertian Epistemologi dapat diartikan atau didefinisikan sebagai mempelajari asal
usul atau sumber atau struktur, metode validitas pengetahuan dan epistemologi adalah teori
pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek
yang ingin dipikirkan. Pengertian epistemologi ditinjau dari etimologi dan terminologinya,
secara etimologi, epistemologi berasal dari bahasa yunani episteme, yang berarti ilmu, dan
logos berarti ilmu sistematika atau teori, uraian, dan alasan jadi epistemologi adalah teori
tentang ilmu yang membahas ilmu dan bagaimana memperolehnya kemudian membahasnya
secara mendalam.
Epistemologi menurut pakar Dagobert D. Runes, ia mengatakan bahwa epistemologi
adalah cabang filsafat yang membahas sumber, struktur, metode-metode dan validas
pengetahuan. Menurut Azyumardi Azra menyatakan bahwa epistemologi sebagai Ilmu yang
membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan 1.
Amsal Baktiar menyatakan, epistemologi adalah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya, serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan
menurut buku Prof. Dr. Mujamil Qomar M.Ag. menyatakan epistemologi merupakan cabang
filsafat yang membahas tentang hakikat, keaslian, sumber, metode dan struktur pregetahuan.
Epistemologi secara global memiliki pengaruh terhadap wujud peradaban manusia,
sedangkan seacara khusus berpengaruh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Epistemologi merupakan sub sistem filsafat yang cakupannya luas. Jika memadukan
rincian aspek-aspek epistemologi, maka teori pengetahuan bisa meliputi
hakikat,keaslian,sumber,struktur,metode,validasi,unsur,tampuan,batas,sasaran,dasar,penganda
ian,kodrat,pertanggungjawaban dan skope pengetahuan. Epistemologi bisa menjadikan
sebagai penyaring.
Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dibagi dalam tiga babak(periodesasi).
Pertama, sebelum 1500 SM dengan cirri utama manusia belajar dengan alam sekitarnya.
Manusia menemukan cara-cara untuk tetap bertahan dengan cara mempelajari alam. Dengan
cara seperti ini, manusia mampu menundukan alam melalui daya nalarnya yang pada saat
itu masih dapat dikatakan terbatas. Sekatar 1.500 600 SM, periode awal,peradaban manusia
telah mulai mengenal membaca,menulis,berhitung. Dalam kurun waktu yang relative panjang
sejarah peradaban telah banyak melahirkan para filosof terkenal seperti
Socrates,Aristoteles,Plato,Thales,Archimedes,Aristachus,dan lain-lain. Pada masa ini telah
dikenal apa yang disebut dengan logika deduktif dan silogismo
Kedua, periode atau abad pertenghan diwarnai oleh para pemikiran Arab-Islam yang
membawa corak pemikiran seperti Al-Kindi(Filosof Islam Pertama),Al-
Khawarijmi(Aljabar),Al-Idris(Astronomi),Ibnu Sina atau Avisena,Ibnu Rusdi atau
Averus,Umar Kayam,dan lain-lain.
Ketiga adab modern pada saat ini ilmu pengetahuan berkembang pesat sebagai hasil
interaksi berbagai ilmu pengetahuanyang disebut dengan proses sistesa. Abad modern pun

1 Prof. Dr. Mujamil Qomar M. Ag,Epistemologi Pendidikan


Islam, hal 4
ditandai oleh paradigm positisme yang digagaas oleh August Comte melalui Sosiologi Positif.
Comte ingin cepat apabila manusia melepaskan cara berfikir metafisi2
Kajian ini meneliti pola pemikiran epistemologi Mohammad Iqbal (1876-1938) dan
Charles S. Peirce (1839-1914). Yang dipandang sebagai pemikiran utama mereka. Iqbal dan
Peirce hidup diantara kurun waktu abad ke-19 dan awal abad ke-20, diantara era modern dan
era kontemporer. Kedua filsuf menguasai dengan baik aliran aliran filsafat barat sejak
filsafat filsafat Yunani Kono hingga filsafat Modern bahkan keduanya bergelut dengan
pemikiran-pemikiran yang muncul pada abad ke-19 hingga memasuki awal abad ke-20.
Keduanya sama-sama memiliki karya filosofis yang banyak menjadi referensi para pemikir
barat ataupun timur hingga saat ini. 3

2.2 Paham-paham
Di era modern ditandai dengan usaha manusia untuk mengoptimalkan potensi diri dalam
mengindra, berpikir, dan melakukan berbagai eksperimen dalam mengolah alam. Pada era
modern ini muncul dua aliran besar yang dikenal Empirisisme dan Rasionalisme.
1. Empirisisme
Para penganut aliran empirisime dalam berfilsafat bertolak belakang dengan
para penganut aliran rasionalisme. Menurut aliran empirisisme metode ilmu
pengetahuan bukanlah bersifat a riori, tetapi a posteriori yaitu metode yang
berdasarkan peristiwa yang datangnya kemudian. Bagi penganut empirisme, sumber
pengetahuan yang memadai adalah pengalaman, yakni pengalaman lahir(sensation)
yang menyangkut dunia dan pengalaman batin(reflection) yang menyangkut pribadi
manusia. Sedangkan akal manusia hanya bertugas untuk mengatur dan mengolah
bahan-bahan atau data yang peroleh melalui pengalaman. Oleh karena itu, para
penganut aliran empirisisme berkeyakinan, bahwa manusia tidak mempunyai ide-ide
bawaan atau innate ideas. Manusia ibarat kertas putih yang belum terisi apa-apa, dan

2 Soerjono Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar, hal.


30
3 Dr. Rodliyah KhuzaI, M.Ag. Dialog Epistemologi, h
2-3
baru terisi melalui pengalaman-pengalaman, baik pengalaman lahiriyah (sensation)
maupun batiniah (reflection).
Perintis perkembangan besar dan pelopor empirisme pada abad ke-17 adalah
Francis Bacon(1561-1626) yang bermaksud meninggalkan ilmu pengetahuan yang
lama karena dipandang tidak member kemajuan, tidak member hasil yang bermanfaat,
dan tidak memberikan hal-hal baru yang berfaedah bagi hidup. Francis Bacon
meletakkan dasar metode induksi modern yang memplopori usaha sistematisasi secara
logis prosedur ilmiah. Seluruh kekuatan-kekuatan alam atau dengan perantaraan
penemuan-penemuaan ilmiah.
Francis Bacon mengungkapkan bahwa tujuan ilmu adalah memperbaiki nasib
umat manusia di ats muka bumi, dan baginya tujuan itu akan dicapai dengan
mengumpulkan fakta-fakta melalui observasi yang teratur dan kemudian menarik
teori-teori observasi tersebut. Pemikirannya teus berkembang dan melahirkan
berbagai tokoh yang mengukuhkan penemuan-penemuan diberbagai bidang. Seperti
Thomas Hobbes(1588-1679) yang meyakini bahwa pengenalan atau pengetahuan itu
diperoleh dari pengalaman. Berbeda dari pendahulunya, John Locke(1632-1704) lbih
terdorong untuk mengemukakan asal mula gagasan manusi kemudain menentukan
fakta-fakta, menguji kepastian pengetahuan dari memerikasa batas-batas manusia.
David Hume (1711-1776) menegaskan, bahwa satu-satunya sumber untuk
memperoleh pengetahuan adalah pengalaman. Ia mengajarkan bahwa manusia tidak
membawa pengetahuan kedalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan.
Melalui pengamatan, manusia memperoleh 2 hal yaitu kesan-kesan (impression) dan
pengertian-pengertian atau ide-ide ( ideas).
Ia juga menegaskan bahawa pengalam lebih memberikan keyakinan
dibandingkan kesimpulan logika atau kemestian sebab akibat. Sebab akibat hanya
berhubungan dengan yang saling berurutan saja dan secara konsan terjadi,seperti
membuat air yang mendidih,padahal dalam api tidak dapat diamati adanyadaya
aktif yang mendidihkan air. Jadi itu bukanlah yang diamati. Bukan hal yang dapat
dilihat dengan mata sebagai berada dalam air yang direbus. Jadi gejala-gejala
amaliah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat konkret dan dapat
dinyatakan lewat pengetahuan4
2. Rasionalisme

4 Dr. Rodliyah KhuzaI,M.Ag., Dialog


Epistemologi(Mohammad Iqbal dan Charles S.Peirce), hal.
21-22
Rene Descartes (1596-1650) berpendapat bahwa metode filsafat berubaha
radikal hasil argument. Descartes membuka suatu zaman baru di dalam sejarah
pemikiran sebab merintis tahap dimana kekaguman filosofis sendirilah yang dijadikan
objek penyelidikannya. Daripada sekadar mengagumi kenyataan perubahan waktu
atau diri. Filsafat mengagumi pengetahuan sendiri. Bersama Descartes dan para filsuf
modern, budi berusaha mengatasi pengandaian yang mungkin menjadi bagian dari
budi sendiri sehingga sinar yang sangat terang bisa memancarkan diri. Pada tingkat
ini masalah umum dari pengetahuan muncul sebagai objek kesibukannya sendiri
pengetahuan menjadi problematik kesibukannya sendiri.5
Rasionalisme adalah suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya
peran akal atau ide,sementara peran indra dinomorduakan. Pemikan para filsuf pada
dasarnya tidak lepas dari orientasi yakni rasio dan indra. Dari rasio kemudian
melahirkan rasionalisme yang berpijak pada ontologik idealism atau spiritualisme;dan
dari indra lalu melahirkan empirisme yang berpijak pada dsar ontologik materialisme.
Rasionalisme timbul pda masa renaissance yang dipelopori oleh Descartes,seorang
berkebangsaan Perancis yang dijuluki sebagai Bapak filsafat modern.
Rasionalisme dikembangkan berdasarkan filsafat ide Plato.
Plato berpendapat bahwa hasil pengamatan indrawi tidak membeikan
pengetahuan yang pokok karna sifatnya yang selau berubah-ubah. Menurut Plato alam
ide adalah alam yang sesungguhnya yang bersifat tetap tak berubah-ubah, dan
menurutnya manusia lahir sudah membawa ide bawaan yang oleh Descartes(1596-
1650 M) dan para tokoh rasionalis yang lain disebuat innate ideas. Dengan ide
bawaan ini manusia dapat mengenal dan memahami segala sesuatu,dan dari situlah
timbuh ilmu pengetahuan.6

2.3 Sumber Ilmu Pegetahuan


a. Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empirikos,artinya pengalaman. Menurut
aliran ini manusia memperoleh pengetahuan dari pngalamannya. Bila dikembalikan
kata Yunaninya pengalaman yang dimaksud ialah, pengalam indrawi. Dengan indra
manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk
kedalam medan intensional, walaupun masihn sangat sederhana. Indra
menghubungkan manusia dengan hal-hal kongkret material. Pengetahuan indrawi
5 Ibid 22
6 Prof. Dr. H. Endang Komara,M.Si. Filsafat Ilmu dan
Metodologi Penelitian, hal 11-12
bersifat pasrsial. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan indra yang satu dengan
yang lain, ini berhubungan dengan sifat khas fisiologis indra dan dengan objek yang
dapat ditangkap sesuai dengannya.
Masing masing indra menangkap aspek yang berbeda mengenai barang atau
makhluk yang menjadi objeknya. Jadi, pengetahuan indrawi berada menurut
perbedaan indra dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu. Hal ini dapat
dilihat bila kita memperhatikan pertanyaan seperti : Bagaimana orang mengetahui
jika es itu dingin? Seorang ilmuan telah merasakan hal seperti itu. Dalam
pernyataan tersebut ada tiga unsur yang perlu, yaitu yang mengetahui(subjek),yang
diketahui(objek),dan cara dia mengetahui jika es tersebut dingin. Bagaimana ia
mengetahui jika es itu dingin ? dengan menyentuh langsung lewat alat peraba
dengan kata lain, seorang empiris akan mengatakan bahwa pengetahuan itu
diperoleh lewat pengalaman-pengalaman indrawi yang sesuai.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal manusia memperoleh
pengetahuan melaluai kegiatan menangkap objek. Bagi aliran ini kekeliruan pada
aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi,
seandainya akal digunakan. Rasionalisme tidak mengginkari kegunaan indera dalam
memperoleh pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal
dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja, tetapi
sampainya manusia kepada kebenaran adalah semaa-mata akal. laporan indera
menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, bahkan ini
memungkinkan dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berfikir. Akal
mengatur bahan tersebut sehingga dapatlah terbentuknya ketetapan yang benar. Jadi
fungsi panca indra menyala untuk memperoleh data-data dari alam nyata dan
akalnya menghubungkan data-data satu dengan yang lain.
Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak
dalam ide dan bukunya didalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung
makna mempunyai ide yang sesuai dengan atau merujuk kepada kenyataan,
kebenaran hanya dapat ada didalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan
akal budi saja. Rasionalisme juga mempunyai kelemahan seperti mengenal criteria
untuk mengetahui akan kebenaran dari suatu ide yang menurut seseorang adalah
jelas dan dapat dipercaya tetapi menurut orang lain tidak. Jadi masalah utama yang
dihadapi oleh kaum rasionalisme adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis ini
semuannya bersumber pada penalaran rasional yang bersifat abstrak. Terbebas dari
pengalaman maka evaluasi semacam ini tidak dapat dilakukan.
c. Intuisi
Menurut Hendti bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasnya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha.
Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang
mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbih. Menurutnya intuisi mengatasi sifat
lahiriyah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh,
mutlak, dan tanpa dibantu pengambaran secara simbolis. Karena itu intuisi adalah
sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Anlistis atau pengetahuan
yang diperoleh lewat pelukisan tidak dapat mengantikan hasil pengenalan intuisi.
Kemampuan menerima pengetahuan secara langsung diperoleh dengan cara
latihan , yang dalam islam disebut riadah. Metode ini secara umum dipakai dalam
torikot atau tasawuf konon kemampuan oang-orang itu sampi bisa melihat Tuhan,
berbicang dengan Tuhan, melihat surga, melihat neraka, dan alam ghoib
lainnya.Dari kemampuan ini dapat dipahami bahwa mereka tentu mempunyai
pengetahuan tingkat tinggi yang banyak sekali dan meyakinkan pengetahuan itu
diperoleh bukan lewat imdera dan bukan lewat akal melainkan melalui hati.
Adapun perbedaan antara intuisi dalam filsafat barat dengan makhrifat islam adalah
diperoleh lewat perenungan dan pemikiran yang konsisten, sedangkan dalam islam
makhrifat diperoleh lewat perenungan dan penyinaran dari Tuhan.
Pengetahuan dengan pencerahan ini dapat dianggap sebagai sumber
pengetahuan. Sebab,jika pengetahuan korespondensi melibatkan objek diluar
dirinya maka pengetahuan dengan pencerahan menyadarkan bahwa pengetahuan
yang diluar harus didahului dengan pengetahuan dari dirinya sendiri.
d. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada lewat
perantaraan para Nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa
bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan
mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan
diterangkannya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan
wahyu.
Pengetahuan dengan jalan ini merupakan keputusan para Nabi. Hal inilah yang
membedakan mereka dengan manusia-manusia lainnya. Akal meyakinkan bahwa
kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, krena pengetahuan itu memang
ada pada saat manusia biasa tidak mampu mengusahakannya karena hal itu memang
diluar kemampuan manusia. Bagi manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima
dan membenarkan semua yang berasal dari Nab.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan , baik mengenai pengetahuan
yang terjangkau oleh pengalaman maupun yang mencakup yang masalah
trasendental, seperti latarbelakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan
segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.
Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalam agama dan lewat pengkajian
selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan kepercayaan itu. Sedangkan ilmu
pengetahuan sebaliknya, yaitu di mulai mengkaji dengan reset,pengalaman, dan
percobaan untuk sampai kepada kebenaran yang faktual.

2.4 Metode Ilmu Pengetahuan


Pengetahuan yang diperoleh manusia melaluai akal,indera dan lain-lain memiliki
metode tersendiri dalm teori pengetahuan, diantarannya :
a. Metode induktif
Metode yang menyimpulkan pernyantaan-pernyataan hasil observasi
disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Menurut suatu padangan
yang luas dapat diterima ilmu-ilmu empiris ditandai oleh metode induktif, suatu
inverensi bisa disebut indiktif bila bertolak dari pernyataan-pernyataan tunggal,
seperti gambaran mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai pada
pernyataan universal. David humei (1711-1716) telah membangkitkan
pernyataan mengenai induksi yang membingungkan para filosof dari jamannya
sampai sekarang. Menurut humei, pernyataan yang berdasarkan observasi tunggal
betapapun besar jumlahnya secara logis tgak dapat menghasilkan suatu
pernyataan umum yang tak terbatas.
Dalam induksi setelah diperoleh pengetahuan maka dapat dipergunakan
hal-hal lain seperti ilmu mengajrkan kita bahwa jika logam dipanasi ia
mengembang,bertolak dari teori ini kita akan tahu bahwa logam lain jika
dipanaskan akan mengembang. Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa induksi
terebut memberikan suatu pengetahuan yang disebt dengan pengetahuan sintetik
b. Metode deduksi
Metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut
dalam suatu sistem pernyataan yang runtun. Dalam metode deduktif harus ada
perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri penyelidikan bentuk
logis bertujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada
perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori dengan jalan
menerapkan secara empiris yang dapat ditarik kesimpulan dari teori tersebut.
Popper tidak pernah menggangap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran-
kebenaran teori dari kebenaran pernyataab-pernyataan yang bersifat tunggal.
Tidak pernah ian menggangap bahwa berkat kesimpulan-kesimpulan yang telah
diverivikasikan, teori dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya
mungkin benar. Contoh jika penawaran besar harga akan turun. Karena
penawaran beras besar maka harga beras akan turun.

c. Metode positivisme.
Metode ini dikeluarkan oleh august comte (1798-1857). Metode ini
berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang actual, yang positive. Ia
mengenyampingkan segala uraian atau persoalan diluar yang ada sebagai
fakta.oleh karna itu, ia menolak metfidika. Apa yang diketahui secara positif
adalah segala yang tampak dan segala gejala yang ada. Dengan demikan metode
ini dalam bidang filsafat dan ilmu pengatahuan dibatasi pada bidang gejala-gejala
saja. Menurut Comte perkembangan pemikiran manusia berlangsung dalam 3
tahap : Teologis,metafisis,dan positif. Pada tahap teologis orang berkeyakinan
bahwa dibalik segala sesuatu tersirat pernyataan kehendak khusus.
d. Metode contemplative
Metode ini menyatakan adanya keterbatasan indra dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan,sehingga objek yang dihasikanpun akan bebeda-beda
harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi ini bisa diperoleh dengan cara
berkontemplasi seperti yang dilakuka oleh Al-ghazali. Intuisi dalam tasawuf
disebut dengan marifa. Yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui
pencerahan dan penyinaran. Al-ghazali menerangkan bahwa pengetahuan intuisi
atau marifa yang disinarkan oleh Allah secara langsung merupakan pengetahuan
yang paling benar. Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi ini hanya bersifat
individual dan tidak bisa dipergunakan untuk mencari keuntungan seperti
pengetahuan yang dewasa ini bisa dikomersilkan.
e. Metode dialegtis.
Dalam filsafat dialekta mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai
kejernihan filsafat.Metode ini diajarkan oleh sokrates. Namun pelato
mengartikannya diskusi logika. Kini dialektika berarti tahap logika,myang
mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis
sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari dialegtika berarti percakapan untuk
melakuakan perdebatan. Dalam teori pengetahuan ini merupakan bentuk
pemikiran yang tidak tersusun dari satu pikiran tetapi pemikiran itu seperti dalam
percakapan, bertolak paling kurang 2 kutub.7
2.5 Verifikasi Ilmu Pengetahuan
Secar umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai
kebenaran. Namun, masalahnya tidak hanya samoai disitu saja. Problem kebenaran
inilah yang memacu tumbuh dan berkembangnya epistemologi. Teori yang menjelaskan
kebenaran epistemologi adalah sebagai berikut.
1. Teori Korespondensi
Teori korespondensi adalah kebenaran atau keadaan benar itu apabila ada
kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau pendapat dengan
objek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tersebut. Dengan
demikian,kebenaran epistemologi adalah kemanunggalan antara subjek dan objek.
Pengetahuai itu dikatakan benar apabila di dalam kemanunggalan yang sifatnya
intrinsic,intensional, dan pasif-aktif terdapat kesesuaian antara apa yang ada
didalam pengetahuan subjek dengan apa yang ada di dalam objek. Hal ini karena
puncak dari proses kognitif manusia terdapat didalam budi aau pikiran
manusia(intelectus) , maka pengetahuan adalah benar bila apa yang terdapat di
dalam budi pikiran subjek itu benar sesuai dengan apa yang di dalam objek.
Teori kebenaran ini umumnya dianut oleh para pengikuti realism. Diantara
pelopor teori korespondesi ini adalah Plato,Aristoteles,Russel,Moore,Ramsey, dan
Tarski. Teori ini dikemangkan oleh Bertrand Russell(1872-1970). Teori ini
mengenal dua hal yaitu pernyataan dan kenyataan. Contohnya : Jakarta adalah
Ibu Kota Republik Indonesia. Pernyataan ini disebuat benar karena kenyataannya
Jakarta memang Ibukota Republik Indonesia
2. Teori Pragmatisme Tentang Kebenaran
Pragmatis berasal dari kata bahasa Yunani pragam , artinya yang dikerjakan,
yang dilakukan,perbuatan,tindakan,sebutan bagi filsafat yang dikembangkan oleh

7 Prof.Dr.Amsal Bkhtiar,M.A.,Filsafat Ilmu, hal 152-


155
William James di Amerika Serikat. Menurut filsafat ini benar tidakny suatu
ucapan,dalil,atau teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu
dianggap benar jika mendatangkan manfaat dan akan dikatakan salah jika tidak
mendatangkan manfaat. Istilah pragmatism diangkat pada tahun 1865noleh
Charles S. Pierce(1839-1941). Menurut teori ini, suatu kebenaran dan suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan manusia.
Menurut Wiliam James ide-ide yang benar ialah ide-ide yang daoat kita
serasikan,kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa. Oleh karena
itu, tidak ada kebenaran mutlak, yang ada adalah kebenaran-kebenaran, yaitu apa
yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus dan nilainya tergantung pada
hasil. Bagi para penganut pragmatis, kebenaran ialah kegunaan(utility) dapat
dikerjakan(workability),akibat atau pengaruhnya yang memuaskan(satisfactory
consequence). Menurut pendekataan ini, tidak ada aoa yang disebut kebenaran
yang tetap atau kebenaran yang mutlak. Contohnya pandangan para penganut
teori opragmatis tentang Tuhan. Bagi pragmatism suatu agama bukan benar
karena Tuhan yang disembah oleh penganut agama itu sungguh-sungguh ada,
tetaoi agama itu dianggap benar karena penaruhnya yang positif atas kehidupan
manusia, berkat kepercayaan orang akan Tuhan maka kehidupan masyarakat
berlaku secar tertib dan jiwanya semakin tenang. Dalam sains ilmu itu bermanfaat
apa tidak bagi kehidupan sehari-hari manusia. Ilmu botani benar bagi para peani
karena mendatangkan manfaat, tetapi belum tentu bagi pedagang karena tidak
peril ilmu,notani,yang diperlukannya adalam matematika. Ilmu perbintangan
bermanfaat bagi para belayan karena dapat memberi petunjuk arah dan keadaan
kuaca pada saa dia sedang mengarungi laut
3. Agama Sebagai Teori Kebenaran
Manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Slaah satu cara untuk
menemukan suatu kebenaran adalah melakui agama. Agama dengan
karakteristiknya sendiri memberikan jawaban atas segara persoalan asasi yang
dipertanyakan manusi baik tentang alam,manusia,maupun tentang Tuhan. Jika
ketiga teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan akal,budi,rasio,dan
reason manusia, dalam agama yang dikedepankan adalah wahyu yang bersumber
dari Tuhan. Penalaran dalam mencapai ilmu pengetahuan yang benar dengan
berfikir setelah melakukan penyelidikan,pengalaman,dan percobaan sebagai trial
and error . Sedang manusia mencari dan menentukan kebenaran sesuatu dalam
agama dengan jalan mempertanyakan atau mencari jawaban tentang berbagai
masalh dari atau kepada kitan suci.
Dengan demikian suatu hal dianggap benar apabila sesuai dengan ajaran
agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Oleh karna itu,sangat
wajar ketika Imam Al-Ghazali merasa tidak puas dengan penemuan-penemuan
akalnya dalam mencari suatu kebenaran. Akhirnya Al-Ghazali sampai pada
kebenaran yang kemudian dalam tasawuf setelah dia mengalami proses yang
amat panjang dan berbelit-belit. Tasawuf yang menghilangkan keragu-raguan
tentang segara sesuatu. Kebenaran menurut agama inilah yang dianggap oleh
kaum sufi sebagai kebenaran mutlak, yaitu kebenaran yang sudah tidak dpat
diganggu gugat lagi.8

BAB III

8 Ibid 111-122
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan demikian dalam epistemologi barat acara memperoleh dikenal dengan dua
paham, yaitu Empirisme paham yang berpendapat bahwa manusia seperti kerta putih yang
tidak mengetahui segala hal dan Rasionalisme paham bahwa pengetahuan terjadi karena
bahan pemberian panca indera dan batin yang diolah oleh akal. Epistemologi menurut
pakar Dagobert D. Runes, ia mengatakan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang
membahas sumber, struktur, metode-metode dan validas pengetahuan. Menurut Azyumardi
Azra menyatakan bahwa epistemologi sebagai ilmu pengetahuan terdapat sumber,metode,dan
verifikasi ilmu kebenaran. Sumber ilmu pengetahuan memiliki berbagai sumber antara lain
Empirisme memperoleh pengetahuan dari pengalamannya, Rasionalisme adalah akal dasar
kepastian pengetahuan, Intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan insting, Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh
Allah kepada lewat perantaraan para Nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya,
tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Ilmu pengetahuan memiliki metode antara lain Metode induktiv yang menyimpulkan
pernyantaan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih
umum., Metode contemplative metode yang menyatakan adanya keterbatasan indra dan akal
manusia untuk memperoleh pengetahuan, metode dialegtisn metode tanya jawab untuk
mencapai kejernihan filsafat, metode deduksi metode yang menyimpulkan bahwa data-data
empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtun,dan metode positivism
mengenyampingkan segala uraian atau persoalan diluar yang ada sebagai fakta. Ilmu
pengetahuan epistelologi juga memiliki teori kebanaran yang masing verifikasi ilmu
pengetahuan juga memiliki bagian-bagiannya sesuai dengan teori-teori yang ada.

3.1 Saran
Dengan perkembangan epistemologi barat yang dari masa kemasa mengalami
perkembangan yang pesat diharapkan bisa menjadikan ini sebagai pedoman bagaimana cara
mendapatkan ilmu pengetahuan dari metode,sumber,dan verikikasi ilmu pengetahuan
tersebut.

Daftar Pustaka
Prof. Dr. Mujamil Qomar M. Ag.Epistemologi Pendidikan Islam.hal 4. Jakarta:
Erlangga.

Soerjono Soekanto.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: Raja grafindo persada,


2013.

Dr. Rodliyah KhuzaI,M.Ag. Dialog Epistemologi(Mohammad Iqbal dan Charles


S.Peirce). Bandun: PT Refika Aditama, Januari 2001.

Prof. Dr. H. Endang Komara,M.Si. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.


Bandung: PT Refika Aditama, Juni 2011.

Prof.Dr.Amsal Bkhtiar,M.A.Filsafat Ilmu.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2014

Anda mungkin juga menyukai