Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Disusun Oleh:
Imam Saepul Mahdi

1211503056

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat dan

ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling

terkait satu sama lain, baik secara substansial maupun historis. Hal ini
disebabkan karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Filsafat
itu sendiri telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dari yang awalnya
berpandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir
tersebut membawa pula perubahan yang terbilang besar dengan
ditemukannya

hukum-hukum

alam

dan

teori-teori

ilmiah

yang

menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi. Dari sinilah


lahirnya ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi
lebih terinci dalam bentuk yang lebih kecil namun lebih aplikatif.
Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun pula kerangka
berpikir. Maka demikian seorang ahli yaitu Jujun Suriasumantri
mendefinisikan bahwa filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi,
filsafat ilmu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu
(pengetahuan ilmiah). 1
Dilihat dari latar belakang di atas, maka penulis akan memaparkan
beberapa hal yang terkait dengan sejarah lahirnya filsafat ilmu serta
bagaimana perkembangannya.

B. Rumusan Masalah

Suriasumantri, Jujun. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, hlm 33. Pustaka Sinar
Harapan: Jakarta.

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah


sebagai berikut:
1. Apa yang melatarbelakangi lahirnya filsafat ilmu?
2. Bagaimana perkembangan filsafat ilmu itu sendiri dalam beberapa
periode berbeda?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami hal apa saja yang melatarbelakangi
lahirnya filsafat ilmu itu.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan filsafat
ilmu dalam beberapa periode berbeda.

BAB II

PEMBAHASAN

Filsafat telah didefinisikan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah


sebagi berikut:
1. Plato (348-428 SM)
Filsafat tidak lain berasal dari pengetahuan tentang segala yang
ada.
2. Aristotles (322-384 SM)
Kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala
benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu namun umum
sekali.
3. Cicero (43-106 SM)
Filsafat merupakan the mother of all the arts. Selain itu
Cicero menyebutkan bahwa filsafat bisa disebut sebagai arts
vitae atau seni kehidupan.
4. Johann Gotlich Fickte (1762-1814)
Filsafat merupakan ilmu dari ilmu-ilmu, maksudnya induk dari
segala ilmu. Ilmu memperbincangkan suatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat memperbincangkan seluruh jenis ilmu serta
mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
5. Paul Nartorp (1854-1924)
Filsafat merupakan ilmu dasar yang menentukan kesatuan
pengetahuan manusia dengan menunjukan kesimpulan yang
sama.
6. Immanuel Kant (1724-1804)

Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan


pangkal dari segala pengetahuan.
7. Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut
inti yang mutlak, yang disebut dengan hakekat.
Kemudian definisi dari ilmu itu sendiri juga telah didefinisikan
oleh bebrapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. M. Izuddin Taufiq
Ilmu

adalah

penelusuran

data

atau

informasi

melalui

pengamatan, pengkajian, dan eksperimen, dengan tujuan


menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
2. Dr. Maurice Bucaille
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik
dalam jangka waktu lama ataupun sebentar.
3. NS. Asmadi
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan
proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan
terkendali.
4. Poespoprodjo
Ilmu adalah proses perbaikan diri secara berkesinambungan
yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris.

Kemudian muncullah beberapa pendapat mengenai definisi filsafat


ilmu dari beberapa ahli, yaitu:
1. Robert Ackerman
Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis
tentang

pendapat-pendapat

ilmiah

dewasa

ini

dengan

perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah


dibuktikan

atau

dalam

kerangka

ukuran-ukuran

yang

dikembangkan dari pendapat-pendapat tersebut.


2. Peter Caws
Filsafat ilmu merupakan suatu bagian dari filsafat.
3. Lewis White Beck
Filsafat ilmu menilai dan memperbincangkan metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan
pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
4. John Macmurray
Filsafat ilmu bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap
pandangan-pandangan umum, prasangka-prasangka alamiah
yang terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu.
Jadi, secara umum filsafat ilmu ini berusaha untuk menjelaskan
masalah-masalah seperti, apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan
dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut lahir, bagaimana
ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan, serta memanfaatkan alam
melalui teknologi, cara menentukan validitas dari sebuah informasi,
penggunaan metode ilmiah, macam-macam penalaran yang dapat

digunakan untuk mendapatkan kesimpulan, serta implikasinya terhadap


masyarakat dan ilmu pengetahuan itu sendiri.
A. Latar Belakang Lahirnya Filsafat Ilmu
Pengetahuan berbeda dengan ilmu, terutama dalam pemakaiannya.
Ilmu lebih menitik beratkan pada aspek teoritisasi dari sejumlah
pengetahuan yang diperoleh dan dimiliki manusia, sedangkan pengetahuan
tidak

mensyaratkan

teorisasi

dan

pengujian.

Meskipun

begitu,

pengetahuan merupakan sejumlah informasi yang menjadi landasan awal


bagi lahirnya ilmu. Tanpa didahului oleh pengetahuan, ilmu tidak akan ada
dan tidak mungkin lahir. 2
Kemudian, pada saat itu pula seorang ahli bernama Immanuel Kant
menyatakan bahwa filsafat merupakan sebuah disiplin ilmu yang mampu
menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara
lengkap. Hal tersebut dikarenakan adanya kekaburan mengenai batas-batas
antara ilmu yang satu dengan yang lain.3 Melalui cabang filsafat inilah
diterangkan sumber serta tata cara untuk menggunakan sarana tersebut
guna mencapai pengetahuan ilmiah.4
Selain itu, dibahas pula mengenai syarat-syarat yang harus
dipenuhi bagi apa yang dsebut sebagai kebenaran ilmiah serta mengenai
batas-batas validitasnya. Karena pengetahuan ilmiah atau tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi, maka lahirnya filsafat ilmu sebagai terusan
dari pengembangan filsafat pengetahuan. Jadi, bisa dikatakan secara
2

Mufit, Fathul. 2008. Filsafat Ilmu Islam, hlm 3. STAIN: Kudus.


Tim Dosen Filsafat Ilmu. 2003. Filsafat Ilmu, hlm 10. Liberty: Yogyakarta.
4
______. 2003. Filsafat Ilmu, hlm 11. Liberty: Yogyakarta.
3

sederhana bahwa filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang memposisikan


objek sasarannta, yaitu ilmu.
B. Perkembangan Filsafat Ilmu
1. Periode Klasik (-7-2 SM)
Periode klasik ini dipandang sebagai zaman keemasan filsafat,
karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan
ide-ide atau pendapatnya. Pada periode ini, Yunani dianggap sebagai
gudangnya ilmu dan filsafat, karena yunani pada masa itu tidak
mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa yunani juga tidak dapat
menerima pengalaman-pengalaman yang didasarkan pada sikap
menerima saja tetapi menumbuhkan juga. Sikap inilah yang
menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir yang terkenal
sepanjang masa. Beberapa tokoh yang terkenal pada periode ini antara
lain Aristoteles, Thales, dan Demokrates.
2. Periode Pertengahan (2-17 SM)
Periode pertengahan ini ditandai dengan tampilnya para theolog di
lapangan ilmu pengetahuan. Ilmuan pada masa ini adalah hampir
semuanya para theolog, sehingga aktifitas ilmiah diarahkan untuk
mendukung kebenaran agama. Pada periode ini juga terdapat
semboyan, yaitu Anchila Theologia (abdi agama).
Peradaban dunia Islam terutama abad ke-7 telah menemukan suatu
cara pengamatan stronomi, 8 abad sebelum Galileo Galilei dan
Copernicus, sedangkan peradaban Islam yang menaklukan Persia pada
abad ke-8 Masehi, telah mendirikan Sekolah Kedokteran dan

Astronomi di Jundishapur. Pada masa keemasan kebudayaan Islam,


dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani dan bahkan khalifah
AlMakmun telah mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of
Wisdom) pada abad ke-9. Berbanding terbalik dengan keadaan di
dataran Eropa, pada periode ini Eropa sedang mengalami zaman
kegelapan (the dark age).
Namun, pada periode ini pula, tak lama setelah mengalami dark
age, muncul kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogmadogma agama. Zaman inilah yang sering disebut dengan zaman
Renaissance.
kebudayaan

Renaissance
abad

merupakan

pertengahan

mulai

zaman
berubah

peralihan
menjadi

ketika
suatu

kebudayaan modern. Tokoh-tokoh penggagasnya antara lain adalah:


Roger Bacon, Copernicus, Tycho Brahe, Yohanes Keppler, Galileo
Galilei. Yang paling menarik perhatian pada masa ini adalah pendapat
dari Roger Bacon yang menyatakan bahwa pengalama empirik
menjadi landasan utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu
pengetahuan. Matematik merupakan syarat mutlak untuk mengolah
semua pengetahuan. Menurutnya, filsafat harus dipisahkan dari
theologi. Ia berpendapat bahwa akal dapat membuktikan adanya Allah.
Akan tetapi mengenai hal-hal lain di dalam theology hanya dikenal
melalui wahyu. Menurutnya, kemenangan iman adalah besar, jika
dogma-dogma tampak sebagai hal yang tidak masuk akal sama sekali.

Kemudian pendapat tokoh lainnya yang sangat berpengaruh atau


banyak menarik perhatian adalah pendapat dari seorang tokoh gereja
ortodok, yaitu Corpenicus. Ia menerangkan bahwa matahri berada di
pusat jagat raya, dan bumi memiliki dua macam gerak, yaitu
perputaran

sehari-hari

pada

porosnya

dan

gerakan

tahunan

mengelilingi matahari. Teori inilah yang pada akhirnya disebut sebagai


teori Heliosentrisme. Namun teorinya ini ditentang oleh kalangan
gereja yang mempertahankan prinsip Geosentrisme yang dianggap
lebih benar dari pada prinsip Heliosentrisme. Prinsip Geosentrisme ini
tidak

dapat

dipisahkan

dengan

prinsip

Homosentrisme

yang

menyatakan bahwa manusia menjadi pusat perhatian Tuhan.


3. Periode Modern dan Kontemporer
Periode ini ditandai dengan munculnya berbagai hal di dalam
bidang ilmiah, serta filsafat dari berbagai aliran. Paham-paham yang
muncul

garis

besarnya

adalah

Rasionalisme,

Idealisme,

dan

Empirisme.
Paham Rasionalisme mengajarkan bahwa akal itulah yang
merupakan

alat

terpenting

dalam

memperoleh

dan

menguji

pengetahuan. Ada tiga tokoh pendukung paham ini, yaitu Descartes,


Spinoza, dan Leibniz. Paham Idealisme mengajarkan hakekat fisik
adalah jiwa atau spirit. Sedangkan paham Empirisme mengajarkan
bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh
pengalaman. Ini bertolak belakang dengan paham Rasionalisme.
Mereka menentang para penganut rasionalisme.

Kemudian

setelah

berlangsungnya

periode

modern

ini,

perkembangan filsafat ilmu ini berlanjut pada periode kontemporer.


Yang dimaksud dengan periode kontemporer ini adalah era tahuntahun terakhir yang kita jalani hingga saat ini. Hal yang membedakan
pengamatan tentang ilmu pada zaman sekarang adalah bahwa zaman
modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad
ke-15, sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya pada
berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat ini. Beberapa
contoh perkembangan ilmu kontemporer adalah: Santri, Priyayi, dan
Abangan, dalam kajian ilmu sosial keagamaan. Kemudian teknologi
rekayasa genetika, teknologi informasi, adanya teori Partikel
Elementer dan kemajuan sains dan teknologi di bidang-bidang lain.
Lebih lanjut semenjak tahun 1960, filsafat ilmu mengalami
kemajuan yang sangat pesat, terutama sejalan dengan pesatnya
perkembangan ilmu dan teknologi yang ditopang penuh oleh
positivisme-empirik, melalui penelaahan dan pengukuran kuantitatif
sebagai andalan utamanya. Pada periode ini jug berbagai kejadian yang
sebelumnya dianggap sebagai sesuatu yang mustahil, namun berubah
menjadi sesuatu yang nyata. semua keberhasilan ini semakin
memperkokoh keyakinan manusia terhadap kebesaran ilmu dan
teknologi. Namun, dibalik keberhasilan itu pula muncul persoalanpersoalan baru yang cukup rumit dalam bentuk kekacauan, krisis yang
hampir terjadi di seluruh belahan dunia.

SIMPULAN

Dari hasil pemaparan materi di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa filsafat ilmu telah mengalami sejarah yang panjang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan ini
tidak bisa lepas dari perkembangan pemikiran secara teoritis yaitu
senantiasa mengacu pada peradaban Yunani. Oleh karena itu periodesasi
mengenai perkembangan filsafat ilmu ini disusun mulai dari peradaban
Yunani kemudian diakhiri pada zaman kontemporer. Penemuan-penemuan
yang sangat menakjubkan yang terjadi sepanjang masa klasik hingga
kontemporer tentu saja sangat dipengaruhi oleh para filosuf yang hidup
pada periode masing-masing yang juga telah menambah kekayaan pada
khasanah ilmu pengetahuan khususnya pada cabang filsafat yaitu filsafat
ilmu.

REFERENSI

Suriasumantri, Jujun. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.

Pustaka

Sinar Harapan: Jakarta.


Mufit, Fathul. 2008. Filsafat Ilmu Islam. STAIN: Kudus.
Tim Dosen Filsafat Ilmu. 2003. Filsafat Ilmu. Liberty: Yogyakarta.
______. 2003. Filsafat Ilmu. Liberty: Yogyakarta.
penyejukhatipenguatiman.blogspot.com/2013/06/definisi-filsafat-ilmu-objekkajian-dan.html?m=1 (Diunduh tanggal 22 September 2014, pkl. 21.35
WIB)
id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu (Diunduh tanggal 22 September 2014, pkl.
21.38 WIB)

Anda mungkin juga menyukai