PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan yang kita terima saat ini tidaklah terjadi secara tiba-tiba
dan tidak hadir langsung dalam bentuk selengkap yang kita dapatkan saat ini.
Ilmu pengetahuan ada sebagai akibat dari fitrah manusia untuk selalu berpikir,
mencari tahu sesuatu, dan berfilsafat. Sehingga dapat dikatakan, ilmu pengetahuan
ada sejak manusia lahir dan sejak itu pula manusia terus berkeinginan untuk
mencari tahu sesuatu.
Proses lahirnya ilmu pengetahuan tidak terjadi pada beberapa tahun saja,
melainkan membutuhkan waktu yang berabad-abad hingga akhirnya menjadi
sebuah ilmu pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh. Namun perlu diingat
pula bahwa suatu ilmu pengetahuan bersifat kontinu atau berkelanjutan secara
terus-menerus. Selama manusia terus berpikir, terus berfilsafat, maka suatu ilmu
pengetahuan juga akan terus berkembang dan selanjutnya terbentuk suatu ilmu
pengetahuan yang baru dan begitu pula seterusnya.
Satu ilmu pengetahuan bersifat tidak sempurna, melainkan saling
berkaitan antara ilmu pengetahuan yang satu dengan ilmu pengetahuan yang
lainnya dan akan terus mengalami pembaharuan seiring berjalannya waktu.
Sehingga dapat dikatakan, ilmu pengetahuan yang lengkap dan kompleks saat ini
merupakan hasil proses pembaharuan ilmu pengetahuan di masa lampau yang
terjadi secara terus-menerus. Begitu pula selanjutnya, ilmu pengetahuan saat ini
pasti akan mengalami proses pembaharuan, penyempurnaan, dan perbaikanperbaikan yang terjadi secara terus-menerus selama beberapa waktu ke depan. Hal
ini akan berkaitan pula dengan kualitas pola pikir manusia. Dari hasil
perkembangan ilmu pengetahuan, dapat dilihat bagaimana kualitas pola pikir
manusia. Kualitas pola pikir manusia saat ini berbeda dengan kualitas pola pikir
manusia di masa lampau dan pasti berbeda pula dengan pola pikir manusia di
masa mendatang. Pola pikir manusia akan terus terasah dengan sikap-sikap kritis
yang dimiliknya. Pola pikir manusia yang terus terasah inilah yang
1
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, adapan rumusan masalah yang diangkat
Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan dari
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
segi kronologis dan dari segi geografis. Dari sisi kronologis, ilmu pengetahuan
dalam
perkembangannya
berlangsung
secara
bertahap-tahap
dengan
Belum banyak hal yang bisa dilakukan pada manusia pada zaman ini. Begitu pula
dengan pola pikir manusia, belum banyak yang terpikirkan oleh manusia yang
hidup di zaman ini, sehingga belum ada ilmu pengetahuan yang jelas yang terlahir
pada zaman ini (ilmu pengetahuan masih bersifat abstrak). Satu hal yang
terpikirkan oleh manusia pada zaman ini bagaimana cara untuk bisa bertahan
hidup. Rizal (1996) dalam Surajiyo 2015 menyebutkan kemampuan dan pola pikir
yang dimiliki oleh manusia pada zaman ini antara lain:
a. Menggunakan pengalaman sebagai pedoman hidup sehari-hari.
b. Pola pikir manusia zaman ini adalah receptive mind, artinya manusia
menerima begitu saja pengalaman dan fakta-fakta yang terjadi, belum ada
pemikiran secara kritis seperti mengapa hal ini bisa terjadi. Selain itu,
pengetahuan atau pengalaman yang ia terima masih bersifat dihubungkan
dengan kekuatan magis.
c. Selanjutnya, manusia pada zaman ini mulai mecoba hal-hal baru, seperti
mencoba untuk menulis dan berhitung, sehingga pada zaman ini mulai
ditemukan abjad-abjad dan sistem bilangan alam yang masih bersifat
abstrak.
d. Kemampuan menyusun kalender yang didasarkan pada percobaan
terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
e. Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar pengalaman
(peristiwa-peristiwa sebelumnya).
2.1.2
moyang sebelumnya. Manusia tidak lagi mudah percaya dengan pengalaman dan
mitologi-mitologi atau magis. Ada pergejolakkan antara mitos-mitos yang
dipercayainya selama ini dengan pikiran mereka. Mereka mulai tergugah untuk
mencoba mencari tahu sesuatu secara lebih mendalam, lebih riil, lebih nyata, dan
sesuatu yang dapat dilihat (badaniah), bukan sekadar mitos atau pengalaman yang
dipercayai oleh nenek moyang mereka sebelumnya.
Setiap orang mulai memiliki kebebasan untuk berpikir, mencari tahu
sesuatu, dan mengungkapkan ide-idenya atau pendapatnya. Manusia tidak lagi
bersikap receptive attitude (sikap mudah menerima begitu saja), melainkan
bersikap inquiring attitude, yaitu sikap tergugah utuk mencari tahu sesuatu secara
kritis dan mendalam. Teknik berfilsafat mulai digunakan. Sehingga tidak heran
jika pada zaman ini mulai terciptalah ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan modern
dan mulai munculnya para filsuf pertama.
Ilmu pengetahuan yang tercipta pada zaman ini masih bersifat mengenai
alam, sehingga dapat dikatakan para filsuf saat itu merupakan para filsuf alam.
Pernyataan-pernyataan para filsuf tersebut lebih banyak mengarah pada gejalagejala alam. Pemikiran mengenai gejala alam secara kritis atau filsafati, bukan
keagamaan atau mitologi. Dari pemikiran para filsuf pertama ini, terdapat
kesamaan pola pikir bahwa mereka sama-sama mencari dan mengkaji asas
pertama (arkhe), sesuatu yang mutlak yang merupakan awal mula terbentuknya
4
segala sesuatu yang ada saat ini (Hadiwijono, 1980). Mereka mencari satu hal
yang hakiki tersebut, suatu dasar yang ada di belakang segala gejala. Berikut
adalah para filsuf di zaman Yunani kuno beserta pemikirannya (Hadiwijono,
1980):
a. Thales (625-545 SM), digolongkan sebagai tujuh orang bijak kala itu,
berasal dari Miletos dan akrif dalam politik dan sebagai penasehat raja.
Kala itu, Thales pernah meramalkan bahwa akan adanya gerhana matahari
dan ternyata memang terjadi pada tahun 585 SM. Thales menyatakan
bahwa sumber dari segala sesuatu di bumi ini atau asas pertama dari
terbentuknya alam semesta beserta keseluruhannya adalah air. Air dapat
diamati dalam bentuk yang bermacam-macam, seperti dalam bentuk
cairan, benda halus (uap), dan benda keras (es) dan terdapat di segala
benda, yaitu ada pada makanan maupun pada batu padas sekalipun.
b.
latar
belakang,
baik
keluarga maupun
pekerjaan untuk
berubah dikenal sebagai pengamatan dan segala sesuatu yang bersifat tetap
atau tidak berubah dikenal sebagai akal atau idea.
c. Aristoteles (384-322 SM) mengajarkan teori yang berlawanan dengan
ajaran Plato. Menurut Plato, idea adalah pola segala sesuatu yang
tempatnya di luar dunia ini, yang berdiri sendiri, lepas dari benda kongkrit.
Sedangkan, Aristoteles adalah asas yang berada di dalam benda yang
kongkrit yang secara sempurna menentukan jenis suatu benda itu yang
menjadikan benda yang kongkrit tersebut dikatakan sebagai yang
diinginkan. Aristoteles mengenalkan cara berpikir secara logika, silogisme,
dan fisika-metafisika. Selain itu, Aristoteles juga mengajarkan dua
pengenalan, yaitu: pengenalan inderawi dan pengenalan rasional.
Pengenalan inderawi memberi pengetahuan tentang bentuk benda tanpa
materi (satu aspek saja). Pengenalan rasional berkaitan dengan rasioa yang
ada pada manusia, tidak terbatas aktivitasnya, berkaitan dengan hakikat
sesuatu, jenis sesuatu. Pengenalan rasional inilah yang memimpin kepada
ilmu pengetahuan, yaitu pengajaran tentang hal-hal yang kongkrit.
2.1.3
Sumber
Pengetahuan.
Karyanya
tersebut
secara
sistematis
menggambarkan seluaruh sejarah filsafat pada masa Patritik Yunani sebanyak tiga
jilid (Wiramirhadja, 2009).
Pada abad ke-4, Zaman keemasan Pratistik Latin terjadi. Nama besar dari
jajaran Bapak Gereja Barat adalah Augustinus (354 430) yang dinilai menjadi
pemikir terbesar untuk seluruh Zman Pratistik. Adapun kekuatan dan kelemahan
pemikiran Augustinus terletak pada pemikirannya. Tulisannya merupakan
penghayatan rohani pribadinya. Ia sendiri tidak sepaham dengan pendapat yang
mengatakan bahwa filsafat itu otonom, lepas dari iman kritiani. Meurutnya,
filsafat hanya dapat dipahami sebagai filsafat kritiani atau kebijaksanaan
kristiani. Dalam filsafat, ia jga tergolong pengikut neoplatonisme, bahkan
platonisme juga. Pemikiran lain yang mempengaruhinya adalah stoisme. Terdapat
beberapa hal penting untuk dipahami dari pemikiran Augustinus, yaitu :
Wiramirhadja (2009)
a. Iluminasi atau penerangan. Rasio insani hanya dapat abadi jika mendapat
penerangan dari rasio Ilahi. Allah adalah guru tinggal dalam batin kita dan
menerangi roh manusia.
b. Dunia jasmani yang terus-menerus berkembang, tetapi bergantung kepada
Allah. Mula-mula Allah menciptakan materi yang tidak mempunyai
bentuk tertentu, tetapi mengandung matrei yang tidak mempunyai bentuk
tertentu, tetapi mengandung benih (rationes seminales) berupa prinsip bagi
perkembangan jasmani. Prinsip perkembangannya berbeda dengan evolusi
Darwin karena tidak mengandung mutasi jenis. Meurutnya, didalam benih
10
segala hal telah ada, seperti sesudah telor akan lahir ayam. Suatu masalah
tidak akan mencapai jalan buntu apabila berdasarkan akidah
c. Manusia, jiwanya terkurung tubuh. Menurut Augustinus sebagaiman
dipengaruhi Platonisme, tetapi tidak mengakui dualisme ekstrim Plato
tubuh bukan seumber kejahatan, sumber kejahatan adalah dosa yang
berasal dari kehendak bebas.
2.1.3.2 Zaman Awal Skolastik
Zaman ini ditandai
dengan terjadinya
migrasi
penduduk, yaitu
perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa, sehingga bagsa Jerman berpindah
melintasi perbatasan kakisaran Rowami yang secara politik mengalami
kemerosotan. Akibat situasi yang ricuh, tidka banyak pemikiran filasafati yang
patut dikemukakan pada masa ini. namun ada beberapa tokoh dan situasi penting
yang harus diperhatikan dalam memahami filsafat pada masa ini (Wiramirhadja,
2009):
a. Ahli pikir Boethius (480 524 M), dalam usianya yang ke-44 tahun, ia
dikenai hukuman mati dengan tuduhan berkompol. Ia dianggap sebagai
filosofi akhir Rowami dan filsof pertama Skolastik. Jasanya adalah
menerjemahkan logika Aristoteles kedalam bahasa Latin dan mneulis
beberapa traklat logika Aristoteles. Boethus adalah guru logika Abad
Pertengahan dan mengarang beberapa traklat teologi yang dipelajari
sepanjang Abad Pertengahan
b. Kaisar Karel Agung yang memerintah pada awal abad ke-9 dan berhasil
emncapai
stabilitas
politik
yang
besar.
Hal
ini
menyebabkan
11
2.1.4
seorang
berkebangsaan
astronom,
Polandia.
Ia
matematikawan,
mengembangkan
dan
teori
ekonom
yang
heliosentrisme
seperti
sebuah
magnet,
berputar
pada
porosnya
dan
Dioptrice
(Dioptre),
Epitome
astronomiae
Copernicanae
sudah dirintis sejak Zaman Reaissance. Zaman modern ditandai dengan berbagai
penentuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengeahuan pada zaman
modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene
Descartes (1596-1650), tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat moden. Rene
Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah
sistem koordinat yang terdiri atas dua garis turus X dan Y dalarn bidang datar.
Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya
strugglefor life (perjuangan untuk hidup). JJ. Thompson dengan temuannya
elektron. Berikut penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut:
a. Rene Descartes, menemukan dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat
yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X
letaknya horizontal dan disebut axis atau sumbu X, sedangkan garis Y
letaknya tegak lurus pada sumbu X. Karena sistem tersebut didasarkan
pada dua garis lurus yang berpotongan garis lurus, maka sistem koordinat
itu dinamaka ortbogonal coordinate system. Kedudukan tiap titik dalam
bidang tersebut diproyeksikan dengan garis-garis lurus pada sumbu X dan
18
termasuk salah satu yang rrrengalami kemaj uan sangat pesat. Mulai dari
penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan sebagainya.
Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi
ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kantemporer mengetahui hal yang sedikit,
tetapi secara rnendalam. Ilmnu kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan
subspesialis atau super-spesialis, demikian pula bidang ilmu lain. Di samping
kecenderungan ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara
bidang ilmu satu dengan lainya, sehingga dihadirkannya bidang ilmu baru seperti
bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknolagi kloning. Disamping teori
mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain.
Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi
canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang
mengalami kamajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai
satelit komunikasi, internet, dan sebagainya. Selain Einstein yang terkenal dengan
teori relativitasnya, dalam sejarah ilmu pengetahuan alam juga dikenal teori
kuantum dan struktur atom yang diperkenalkan oleh Max Planck di Jerman.
Struktur atom dapat lebih dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantum
ini. Rutherfordl, Bohr, Pauli, Schroedinger adalah para ahli yang memberi
sumbangan besar dalam bidang pengetahuan ini.
Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel dikembangkan lebih lanjut
sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dalam berbagai bidang.
Perkembangan ilmu kelistrikan sangat pesat dan dapat menghasilkan alat-alat
yang canggih seperti komputer yang sangat berguna dalam menunjang kegiatan
penelitian guna meningkatkan kegunaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi
bagi kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya dalam media komunikasi, penemuan mesin cetak merupakan
peristiwa yang sangat penting, yang dimanfaatkan dengan baik pertama di Eropa.
Penyebaran informasi melonjak dengan luar biasa. Media elektronik kemudian
merevolusi informasi dengan televisi, koran jarak jauh (telezitting), dan lain-lain,
sehingga dunia menjadi sangat kecil, dan orang tidak mau menerima begitu saja
apa yang diperolehnya dalam hidupnya sekarang, apalagi nasib yang diterimanya
21
eksper
untuk
mengolahnya.
Seluruh
kehidupan
praktis
sudah
22
23
BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, kesimpulan yang dapat ditarik, antara lain:
1. Filsafat dan ilmu pengetahuan telah ada sejak manusia itu dilahirkan. Pola
pikir
manusia
selalu
mengalami
perkembangan,
sehingga
ilmu
24
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Mohammad. 2011. Filsafat Ilmu : Ontologi, Epistimologi, Aksiologi dan
Logika Ilmu Pengetahuan . Edisi ke 2. Yogyakarta : Putaka Pelajar
Andriyani, Asih., Indh Nurma. 2013. Sejarah Perkembangan Ilmu. Program Studi
Teknologi Pendidikan PPs UNS
Bartens. 1999. Sejarah Filsafat Yunani : Dari Thales ke Aristoteles. Yogyakarta :
Penerbit KANISUS
Hadiwijoyono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Penerbit
KANISIUS
Prakoso, Teguh Budi., Sujarwo. 2013. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Universitas Negeri Semarang
Surajiyo. 2015. Sejarah, Klasifikasi dan Strategi Perkembangan Ilmu
Pengetahuan. Jurnal Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
Suryadilaga, M Alfatih. 2013. Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Analisis
Komparatif Islam dan Barat). Jurnal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Wiramihardja, Sutardjo. 2009. Pegantar Filsafat Sistematika dan Sejarah Filsafat
Logika dan Filsafat Ilmu (Epistimologi)Metafifika dan Filsafat Manusia
Aksiologi. Edisi Revisi. Bandung : PT Refika Aditama
25