PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
dirumuskan sebagai berikut :
1. apa itu definisi pengetahuan?
2. bagaimana sejarah pengetahuan?
3. siapa tokoh aliran pragmatisme?
1
4. bagaimana pendapat tokoh-tokoh pragmatisme?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk lebih mengetahui tentang definisi pengetahuan
2. Untuk lebih mengetahui tentang sejarah pengetahuan
3. Untuk lebih mengetahui tentang tokoh aliran pragmatisme
4. Untuk lebih mengetahui tentang pendapat tokoh-tokoh pragmatisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pengetahuan
3
B. Sejarah pengetahuan
4
C. Tokoh Aliran Pragmatisme
a. Thales
1. Anaximander
5
Anaximander mencoba menjelaskan bahwa substansi
pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya.
Anaximander mengatakan udara. Udara merupakan sumber
segala kehidupan, demikian alasannya (Ahmad Tafsir,
1990:4).
Heraclitus
6
sebabnya ia pada konklusi bahwa yang mendasar dalam alam
semesta ini bukanlah bahan (stuff)nya seperti yang
dipertanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya.
Pernyataan “semua mengalir” berarti semua berubah menjadi
bukanlah pernyataan yang sederhana. Implikasi pernyataan
ini amat hebat. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa
kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada
hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4,
besok dapat bukan empat (Ahmad Tafsir, 1990 : 41-42).
Parmanides
7
Zeno
8
kedua-duanya benar, bergantung pada cara pembuktiannya.
(Ahmad Tafsir, 1990:43).
Protagoras
Gorgias
9
itu tunggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan
tidak dicipta.
Socrates
10
karena dituduh sebagai perusak moral dan menolak dewa-
dewa atau tuhan yang telah diakui negara.
11
umum. Pengertian yang umum diperoleh dari mengambil
sifat-sifat yang sama (umum) dari masing-masing kasus
khusus dan ciri-ciri khusus yang tidak disetujui bersama
adalah disisihkan. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi
dan semua ciri khusus itu dinamakan ciri eksistensi. Suatu
definisi disebut dengan menyebutkan semua ciri esensi suatu
obyek dengan menyisihkan semua ciri eksistensinya.
Demikianlah jalan untuk memperoleh definisi tentang suatu
persoalan.
Plato
12
Pendapat Plato ini, jelas memperkuat posisi gurunya. Idea itu
umum, berarti berlaku umum. Plato juga berpendapat bahwa
selain kebenaran yang umum itu ada kebenaran yang khusus
yaitu “kongkretisasi” idea di alam ini (Ahmad Tafsir,
1990:51).
Aristoteles
13
pembungkusnya. Setiap obyek terdiri atas matter dan form.
Jadi, ia telah mengatasi dualisme Plato yang memiahkan
matter dan form, bagi Plato matter dan form berada sendiri-
sendiri. Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan
form itu aktualitas. Namun ada substansi yang murni, form
tanpa potentiality, jadi tanpa matter, yaitu Tuhan. Aristoteles
percaya kepada adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan
menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak (a first
cause of motion) (Ahmad Syadali Mudzakir, 1999 : 73-74).
14
Pemikiranya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala
alam merupakan pengungkapan indrawi dan perbandingan-perbandingan
matematis. Ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10
mempunyai kekuatan dan arti sendiri. Phytagoras lah yang mengatakan
pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang
teratur.
d. Heraclitos (535 – 475 SM)
Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri
gerak pikirannya sangat sulit. Pemikiran filsafat nya terkenal dengan filsafat
menjadi.
Ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala
sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat
masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya, karenaair sungai yang
pertama telah mengalir, berganti dengan air yangberada dibelakangnya.
Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya bahwa segala yang ada selalu
berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama
dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan
dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan
mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila
dibakar menjadi abu atau asap, toh adana api tetap ada. Segala sesuatunya
berasal dari api, dan akan kembali ke api. Menurut pendapatnya, di dalam
arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh) yang disebutnya sebagai
logos (akal atau semacam wahyu).
e. Parmenides (540-475 SM)
Ia lahir di kota Elea, dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat
tentang ada (being). Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas
adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak
dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul
menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan.
15
Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat
dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat
dibagi-bagi karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan
banyak yang ada, dan itu tidak mungkin.
f. Democritus (460 – 370 SM)
Pemikirannya adalah bahaw realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak
unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian
materi yang sangat kecil yang disebut atom. Menurut pendapatnya, atom-atom
itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang kosong. Maka, Democritus
berpendapat bahwa
realiatas itu ada dua, yaitu atom itu sendiri (yang penuh) dan ruang
tempat atom bergerak (yang kosong).
16
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
pengetahuan yang lebih baik dan terbaru demi meningkatkan pengetahuan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
hhtp://www.scrib.com/doc/654777597/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan-
filsafat
http://gentongedukasi.blogspot.com/2012/01/tokoh-tokoh-pemikir-dalam-
filsafat.html?m=1
http://restisafitrii.blogspot.com/2012/10/aliran-aliran-filsafat-tokoh-dan-
idenya.html?m=1
18