Npm : 2101071004
Mata kuliah : Filsafat umum
Dosen Pengampu : Mujiyono, S.Pd., M.Pd.
Jawab
1.Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab,
asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.Manfaat Filsafat dalam Kehidupan
Dengan belajar apa itu filsafat, seseorang akan cenderung berpikir kritis dengan
mempermasalahkan hakikat persoalan dan mempertanyakan jawaban yang dikembangkan.
Hal itu tentu saja dapat membuat kita lebih arif dan bijaksana, inilah merupakan manfaat
utama filsafat. Seperti namanya, filsafat, kita tidak menguasai pengetahuan, kita hanya cinta
pada kebijaksanaan.
Manfaat lain dari filsafat entah sadar atau tidak membuat kita berpikir, merenung, memilih
dan bertingkah laku dan bertindak berdasarkan keyakinan yang kita panuti dan dinilai
merupakan permasalahan yang tidak tuntas di jawab hanya dengan tradisi, konvensi, ilmu,
atau gabungan semuanya.
Pencarian dan penuntasan masalah itu akan banyak terbantu dengan filsafat. Sebab, filsafat
adalah suatu bagian dari keyakinan dan tindakan kita, meskipun kebanyakan hal itu tanpa kita
sadari.
A. THALES
Thales (624-546 SM) orang miletus itu digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula-
mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar
yang jarang diajukan orang zaman yaitu, apa sebenarnya bahan alam semsta ini? Terlepas
dari apapun jawabannya, pertanyaannya ini saja dapat mengkat namanya menjadi seorang
filosof pertama. Ia sendiri menjawab air, jawaban ini amat sederhana dan belum tuntas karena
ia melihat air adalah sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan dan menurutnya bumi
terpatung diatas air.
Lihatlah, jawaban amat sederhana ini, pertanyaan jauh lebih berbobot dari pada jawabannya.
Masih adakah yang menganggap bertanya itu tidak penting , Thales menjadi filosof karena ia
bertanya. Pertnyaan itu dijawabnya dengan menggunakan akal bukan dengan agama maupun
kepercayaan lainnya. Alasannya ialah karena air penting bagi kehidupan disini akal mulai
digunakan lepas dari keyakinan.
B. ANAXIMANDER
Anaximander mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada
dengan sendirinya . anaximenes mengatakan itu udara. Uadara merupakan sumber
kehidupan , demikian alasannya. Pembicaraan ketiga filosof ini saja telah memperlihatkan
bahwa didalam filsafat dapat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan.
Sebabnya ialah bukti kebenaran teory dalam filsafat terletak pada logis atau tidaknya
argument yang digunakan. Disini sudah kelihatan bibit ralativisme yang kelak dikembangkan
dalam filasat sofisme.
C. HERACLITUS
Menurut Heraclitus alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatau yang dingin
menjadi panas dan yang panas menjadi dingin itu berarti bila kita hendak mempelajari
kehidupan kosmos kita harus menyadari bahwa kosmoss itu dinamis. Kosmos tidak pernah
berhenti dan selalu bergerak dan bergerak berarti berubah. Pernyataan semua mengalir semua
berubah bukanlah pernyataan yang sederhana melainkan pernyatan yang hebat . pernyataan
itu mengandung bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. pengertian adil hari ini belum
tentu benar besok. Pandangan ini merupakan dasar filsafat sofisme.
D. PARMANIDES
Adalah salah satu tokh reltivisme yang penting, kalau buikan yang terpenting lahir kira-kira
450 SM disebut fiilosof pertama dalam pengertian mmoderen, sistemnya secara keseluruhan
disandarkan pada deduksi logis. Dalam the way of truth parmanides bertanya : apa standart
kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana itu dapat dipahami? Ia menjawab : ukurannya
ialah loogika yang konsisten . lihatlah ketiga contoh berikut, ada tiga cara berpikir tentang
tuhan : 1) Ada 2) tidak ada 3) Ada dan tidak ada. Yang bener ialah ada 1) tidak mungkin
meyakini yang tidak ada 2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang 3) pun
tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada.
Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika disinilah masalah muncul . bentuk
ekstreme pernyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adlaah akal manusia, ukuran
kebenaran adalah manusia. Dapatkah anda menangkap konsekwensi rumus ini?
E. PROTAGORAS
Salah seorang tokoh dibarisan sofis adalah Protagoras. Ia menyatakan bahwa manusia adalah
ukuran kebenaran. Pernyataan iini merupakan tulang punggung humanisme. Pernyataan yang
muncul ialah apakah yang dimaksudkannya manusia individu ataukah manusia pada
umumnya. Memang kedua hal btegrsebut menimbulkan konskwensi yang sungguh berbeda.
Akan tetapi tidak ada jawaban yang pasti mana yang dimaksud oleh Protagoras. Yang jelas
ialah ia menyatakan kebenaran itu bersifat pribadi akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang
absolute dalam etika, metafisika maupun agama. Bahkan teori-teori matematika tidak juga
dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolute.
F. SOCRATES
Pemuda-pemuda Athena pada masa ini dipimpin oleh relativisme dari kaum sofis sedang
Socrates adalah seorang penganut moral yang absolut. Tahun 421-412 SM adalah masa-masa
buruknya antara Athena dan Sparta. Beberapa Negara kecil datang merampok Athena,
revolusi menandai mulai hancurnya Athena dan delapan puluh tahun kemudian orang Sparta
menghancurkan Athena.
Akan tetapi Keirkegaard amat mengagumi Socrates dan ia menjadikan filosafat scorates
sebagai filsafatnya.
Bertens, menjelaskan ajaran-ajaran Socrates sebagai berikut, ajaran itu ditujukan untuk
menentang ajaran Relativisme sofis. Ia ingin menegakkan sains dan agama.
Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relative kebenarannya. Tidak ada
pengetahuan yang bersifat umum. Dengan definisi itu Socrates dapat membuktikan bahwa
pengetahuan yang umum ada yaitu definisi itu. Jadi orang sofis tidak seluruhnya benar yang
benar ialah sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian bersifat khusus dan yang
khusus ialah pengetahuan yang kebenarannya relative.
Plato memperkokoh tesis Socrates itu, ia mengatakan kebenaran umum iktu memang ada. Ia
bukan dicari seperti induksi pada Socrates melainkan telah ada disana di alam idea. Sekalipun
Socrates mati ajarannya tersebar justru dengan cepat karena kematiannya itu. Orang mulai
mempercayai kebenaran umum.
G. PLATO
Plato, salah seorang murid dan teman Socrates, memperkuat pendapat guru itu , menurutnya
kebenaran umum itu bukan dibuat berdasarkan dialog yang induktif seperti pada Socrates,
pengertian umum itu sudah tersedia disana dialam idea.
Plato dengan ajaran idea yang lepas dari objek yang berada dialam idea bukan hasil dari
abstraksi seperti pada Socrates jelas memperkuat posisi Socrates dalam menghadapi sofisme,
idea itu umum berarti berlaku umum. Sama dengan gurunya itu plato juga berpendapat bahwa
selain kebenaran yang umum itu ada kebenaran yang khusus. Yaitu konkretisasi idea di alam
ini. Kucing, dialam idea berlaku umum. Kebenaran umum, kucing hitam dirumah saya adalah
kucing yang khusus.
H. ARISTOTELES
Aristoteles adalah murid dan juga temen serta guru plato adalah orang yang mendapat
pendidikan yang baik sebelum menjadi menjadi guru filosof.
Didalam dunia filsafat aristototeles tegrkenal sebagai bapak logika, logikanya disebut logika
tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut logika modern. Logika aristoteles
itu sering disebut juga logika formal.
Tuhan itu menurut aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri.ia tidak berhubungan
dengan alam ini. Ia bukan persona, ia tidak memperhatikan doa dan keinginan manusia.
Dalam mencitai tuhan kita tidak usah berhrap ia mencintai kita ia adlah kesempurnaan
tertinggi dan kita mencontoh kesana untuk perbuatan dan pikiran kita.
5. a. Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan
pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal pula.
Dicari dengan akal ialah dicari dengan berfikir logis. Diukur dengan akal artinya diuji apakah
temuan itu logis atau tidak. Bila logis, benar; bila tidak, salah. Dengan akal itulah aturan
untuk mengatur manusia dan alam itu dibuat. Ini juga berarti bahwa kebenaran itu bersumber
pada akal.[1] Rasionalisme itu berpendirian, sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan
karena Rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling
dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.[2] Rasionalisme adalah paham filsafat
yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan
dan mengetes pengetahuan.[3]
Pragtisme berasal dari kata progma yang berarti manfaat. Pragtisme adalah sikap, metode dan
filsafat yang memahami akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk
menetapkan nilai kebenaran. Atau, seperti yang dikatakan William James, suatu sikap
memandang jauh terhadap benda-benda pertama, prinsip-prinsip dan kategori-kategori yang
dianggap sangat penting, serta melihat ke depan kepada benda-benda yang terakhir, buah-
buah dan fakta-fakta.
b. Pragmatisme merupakan filsafat khas Amerika karena aliran ini muncul dari kehidupan
dan pengalaman Amerika. Namun demikian, dalam bentuk yang praktis (etika) paham yang
sejalan telah muncul di Yunani dalam bentuk Utilitarisme, yaitu paham bahwa ukuran baik
dan buruk ditentukan oleh ada tidaknya manfaat dari perbuatan tersebut.
c. Empirisme secara etimologis menurut Bagus (2002) berasal dari kata bahasa Inggris
empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία
(empeiria) dan dari kata experietia yang berarti “berpengalaman dalam”,“berkenalan
dengan”, “terampil untuk”. Sementara menurut Lacey (2000) berdasarkan akar katanya
Empirisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara
keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indera.[3]
Selanjutnya secara terminologis terdapat beberapa definisi mengenai empirisme, di
antaranya: doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman,
pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa
yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan
akal.