Anda di halaman 1dari 13

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ANUGRAH

INDONESIA

TINJAUAN TEOLOGIS TENTANG FILSAFAT KOSONG


DALAM KOLOSE 2: 8

TUGAS FILSAFAT ILMU

NAMA : SANDRA DEWI


NIM : 1320259.MT
PRODI : S-2 Teologi Agama Kristen

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ANUGRAH INDONESIA


STTAI – SURABAYA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
PENDAHULUAN...................................................................................................1
LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................2
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................5
TUJUAN MASALAH.........................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Pengertian Filsafat...........................................................................................6
B. Pengertian Filsafat Kosong.............................................................................7
KESIMPULAN.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

i
PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk yang diciptakan begitu unik dan indah yang

berbeda dengan makhluk ciptaan yang lain. Manusia diciptakan begitu unik

dengan diberikan akal budi untuk bertindak dan perasaan untuk merasakan emosi.

Begitu banyak misteri didalam dunia yang sudah terjadi memberikan banyak

pertanyaan bagi manusia tentang asal muasal segala sesuatu

Sejak 500 tahun yang lalu, sudah banyak penjelajah mulai membuat peta

navigasi untuk menghitung kedalaman laut, namun gagal.1 Sebelum sains dan

teknologi berkembang manusia masih memiliki keterbatasan untuk memahami

segala sesuatu dengan rasionya. Namun diatas sains dan teknologi, sudah ada

filsafat yang digunakan manusia untuk mencari kebenaran. Salah satunya dengan

filsafat-filsafat yang sudah sejak dahulu dijelaskan oleh para filsuf seperti

Socrates, Plato, Aristoteles, dan filsuf lainnya.

Manusia mencoba untuk memahami segala sesuatu yang terjadi di dunia

dengan berbagai macam cara dan tindakan yang dilakukan untuk mengerti

bagaimana segala sesuatu terjadi, tetapi rasio manusia tidak bisa menyelami itu

semua. Sifat keingintahuan manusia yang begitu besar membawa manusia untuk

terus mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul di dalam kehidupan.

Namun manusia juga lupa bahwa keingintahuan tanpa hikmat yang sejati juga

dapat membawa manusia pada pengetahuan yang sia-sia.

1
Suzanne O'Connell, “Seberapa dalamkah laut itu? Sains menjawab”, Kompas,
(https://www.kompas.com, diakses 2 Maret 2021)
1
LATAR BELAKANG MASALAH

Berabad-abad lamanya dimulai dari keingitahuan manusia terhadap segala

sesuatu yang terjadi di Bumi membawa manusia pada pencarian dan penyelidikan

demi penyelidikan atas sesuatu yang terjadi. Manusia berusaha mencari akar dan

asal usul segala sesuatu dengan pengetahuan dan akal budi yang dimiliki.

Stephen Hawking yang merupakan fisikawan asal Inggris sudah

menjabarkan banyak teori, salah satunya adalah teori kuantum baru tentang asal

usul alam semesta dan memaparkan penelitiannya yang menunjukkan bahwa alam

semesta mungkin tidak ada batas atau awal atau akhir. Teori-teori dan pandangan

dari berbagai macam kalangan yang sudah tersebar pada zaman sekarang sudah

hampir menguasai seluruh aspek hidup manusia sehingga melalui teori-teori dan

pandangan yang ada, manusia menjadikan hal tersebut sebagai kebenaran.

Selain teori, pandangan dan ilmu pengetahuan, filsafat adalah salah satu

dari banyak sumber bagi manusia untuk mencari jawaban atas setiap pertanyaan.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, secara harafiah bermakna

pecinta kebijaksanaan2 A.C. Grayling menjelaskan lebih lanjut mengenai filsafat

“the aim of philosophical inquiry is to gain insight into questions about

knowledge, truth, reason, reality, meaning, mind, and value” (terjemahan: tujuan

dari penyelidikan filosofis adalah untuk memperoleh wawasan tentang

pengetahuan, kebenaran, alasan, realitas, makna, pikiran dan nilai.). 3 Melalui

filsafat, manusia bertujuan memperoleh wawasan yang mendalam dan luas

2
Wikipedia, “Filfasat”, Wikipedia bahasa Indonesia eksiplopedia bebas,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat, diakses 3 Maret 2021)
3
A.C. Grayling, Philosophy 1: A Guide through the Subject (Oxford University Press, 1998), 1
2
mengenai pengetahuan, kebenaran, alasan, realitas, makna, pikiran dan nilai.

Melalui pengertian itu juga dapat diketahui bahwa filsafat tidak terpisah dari

kehidupan manusia dan dapat memberikan pengetahuan dan kebijaksanaan.

Manusia yang berusaha memahami segala sesuatu dengan bukan tanpa

tujuan melainkan untuk memperoleh wawasan yang lebih luas dan kebijaksanaan..

Namun, pada akhirnya, setiap jawaban yang muncul membawa pada pertanyaan

baru yang tidak pernah habis. Salah satu pepatah kuno mengatakan bahwa

curiosity killed the cat atau keingintahuan telah membunuh si kucing dapat

mewakili bagaimana rasa ingin tahu yang berlebihan dapat menjerumuskan pada

hal yang tidak baik. Rasa ingin tahu yang begitu besar jika tidak terarah dan tidak

berjalan dalam kebenaran sejati dapat membawa manusia pada pemahaman-

pemahaman yang salah.

Firman Tuhan dalam Kolose 2:8 “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang

menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-

temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus” sudah memberikan

peringatan kepada manusia untuk berhati-hati mengenai filsafat-filsafat yang

kosong dan palsu. Manusia sering kali tidak berhati-hati dan lupa jika apa yang

dilakukan dapat membawa sebab akibat dari tindakan sebelumnya.

Rasio yang manusia miliki hanya dapat memahami hal-hal yang ada

dibawah manusia dan bukan hal-hal yang ada diatas manusia. Namun di sisi lain,

manusia dengan rasio dan kemampuan yang terbatas terus mencari dari sumber

yang salah dengan didorong rasa ingin tahu yang tidak pernah habis. Akibatnya,

3
filsafat-filsafat bukan memberikan kebijaksanaan dan pengetahuan yang sejati,

melainkan suatu kebenaran yang dasarnya bukanlah Kristus.

Sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seperti

sekarang, cara pandang manusia sangat realtif kebenarannya. Banyaknya mitologi,

cerita rakyat, legenda,mitos, dan kepercayaan-kepercayaan menjadi sebuah

kebenaran. Salah satu contoh adalah kepercayaan tentang bentuk bumi adalah

datar berdasarkan kosmologi kuno. Namun hal ini kemudian dipatahkan oleh

pendapat para filsuf Yunani kuno bahwa bumi berbentuk bulat dan salah satu

pemikir pertama yang mengajukan mengenai hal ini adalah Aristoteles pada abad

330 SM.4

Kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membuat manusia

menyerah dalam mencari kebenaran. Terbukti sekalipun pada zaman dahulu

teknologi tidak secanggih sekarang, manusia masih mencari kebenaran melalui

filsafat. Seperti makna filsafat yaitu cinta kebijaksanaan, manusia melihat bahwa

ilmu pengetahuan saja tidak cukup untuk mempelajari sesuatu namun juga

diperlukan kebijaksanaan. Karena hal ini lah,kedudukan filsafat lebih tinggi

daripada ilmu pengetahuan. Tetapi letak kesalahan juga terdapat dalam

mengutamakan filsafat.

Manusia memandang filsafat adalah kebenaran tertinggi. Cara pandang

yang salah inilah yang membuat manusia lebih mengutamakan filsafat daripada

bersandar pada sumber kebenaran. Manusia terlalu kagum dengan alam semesta

dan lingkungannya hingga berusaha mencari asal usul segala sesuatu. Disinilah

4
Wikipedia, “Flat Earth Society”, Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Flat_Earth_Society, diakses 10 Maret 2021)
4
muncul masalah yang membuat manusia terjerat dalam filsafat-filsafat yang

kosong. Ketidakhati-hatian manusia membuat manusia tidak menyadari bahwa

ada kebenaran sejati yaitu firman Tuhan yang lebih tinggi dan melampaui rasio

dan hikmat manusia.

Cara berpikir manusia yang tidak pernah habis karena mencari pada

sumber yang salah tidak akan pernah memberikan jawaban yang benar. Tanpa

sadar manusia sudah terjebak dalam pikiran-pikiran yang tidak membawa pada

jalan keluar namun pada lebih banyak pertanyaan yang tidak membuahkan hasil.

Disinilah letak kelemahan terhadap apa yang sudah diandalkan menjadi sebuah

senjata yang berbahaya, yaitu filsafat itu sendiri telah menjadi jerat.

RUMUSAN MASALAH

Melalui latar belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat kosong?

2. Siapa yang ditawan oleh filsafat kosong?

TUJUAN MASALAH

Melalui rumusan masalah tersebut, maka tujuan masalah adalah sebagai berikut

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat kosong; dan

2. Mengetahui siapa yang ditawan oleh filsafat kosong.

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat

Filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi rasional, kritis, dan radikal

mengenai hal-hal mendasar dalam kehidupan. Adapun yang dimaksud dengan

refleksi rasional disini ialah merupakan perenungan, yakni perenungan ilmiah

yang tidak bertolak dari wahyu maupun tradisi, apalagi mitos, melainkan semata-

mata bersandar pada rasio atau akal dan penalaran.5

Selain itu M. Solly Lubis menjelaskan lebih jauh mengenai filsafat bahwa

kata filsafat banyak pengertian. Namun untuk keperluan pembahasan, filsafat

diartikan sebagai suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara

berpikir mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Tidak ada sesuatu hal yang

bagaimanapun kecilnya terlepas dari pengamatan kefilsafatan. Tidak ada suatu

pertanyaan yang bagaimanapun sederhana yang diterima begitu saja tanpa

pengkajian yang saksama.6 Lebih lanjut diuraikan lagi bahwa filsafat menanyakan

segala sesuatu dari kegiatan berpikir dari awal sampai akhir, seperti dinyatakan

oleh Socrates, bahwa tugas filsafat yang sebenarnya bukanlah menjawab

pertanyaan, namun mempersoalkan jawaban yang diberikan. 7 Atas hikmah dan

kebijaksanaan yang terlahir dari kedalaman berpikir , maka tak ayal definisi

5
Welhendri Azwar Muliono, Filsafat Ilmu Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu, (Jakarta:
Kencana), 2019, 9
6
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: Mandar Maju), 1994, 1
7
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif, (Jakarta: PT. Gramedia), 1978, 4
6
terminologis dari filsafat berangkat dari kata “kebijaksanaan (Sophia)dan cinta

(Philos)”8

Kedalaman berpikir atas suatu hal akan membuahkan makna yang luas,

mengandung hikmah yang dengannya kebijaksanaan akan muncul baik dalam

menyikapi maupun menanggapi berbagai fakta dan fenomena kejadian, bijaksana

dalam menyikapi dan juga bertindak.9

Dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan penelaahan lebih jauh dan

mendalam mengenai hal-hal sederhana dalam kehidupan manusia. dimana

penelaahan ini dilakukan secara mendalam, kritis, dan radikal mengenai suatu hal

dalam sehingga dapat melahirkan kebijaksanaan. Karena kecintaan terhadap

kebijaksanaan, orang menelaah segala sesuatu secara mendalam dan menyeluruh

dengan makna yang luas dengan tujuan memperoleh kebijaksanaan dan

meningkatkan pemahaman mengenai sifat dasar dari segala hal.

B. Pengertian Filsafat Kosong

Kolose 2:8 memperingatkan hati-hatilah, supaya jangan ada yang

menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-

temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus” Firman Tuhan seringkali

memberikan penegasan dan batasan-batasan yang benar menurut pandangan

Allah. Kata “hati-hati” merupakan suatu kata yang memberikan peringatan supaya

hal-hal tidak baik jangan sampai terjadi. Sedangkan kata menawan adalah

8
Welhendri Azwar Muliono, Op Cit, 10
9
Ibid, 10
7
terjemahan dari sebuah kata kerja Yunani yang berarti membawa seseorang untuk

dijadikan budak atau memperbudak. 10

Istilah filsafat disini berarti hikmat manusia yang bertentangan dengan

hikmat yang bersumber dari Allah. Bagi bahasa-bahasa yang tidak mempunyai

istilah-istilah khusus untuk filsafat yang kosong dan palsu, dapat diterjemahkan

sebagai “semacam pemikiran yang tak ada gunanya dan menyesatkan”11 Sehingga

filsafat yang kosong dan palsu merupakan hikmat manusia yang tidak hanya

bertentangan dengan hikmat yang bersumber dari Allah saja, namun juga

menyesatkan manusia dengan pemikiran yang tak ada guna. Filsafat yang kosong

ini berasal ajaran turun temurun dan roh-roh dunia dapat diterjemahkan sebagai

“segala roh yang memerintah alam semesta” atau roh-roh yang berkuasa di alam

semesta” Kata “Bukan dari Kristus” ditambahkan untuk memberi tekanan bahwa

apapun yang berasal dari tradisi manusia dan dari roh-roh penguasa dunia, bukan

berasal dari Kristus.12

Peringatan tersebut dengan sangat jelas menjabarkan manusia untuk

berhati-hati terhadap filsafat yang bukan berasal dari Kristus, yaitu filsafat yang

berasal dari ajaran turun temurun dan roh-roh dunia. Filsafat yang kosong ini

dapat menawan manusia dengan pikiran-pikiran yang tidak berguna dan

menyesatkan manusia. Perlu sikap hati yang benar dan mau untuk belajar

memahami bahwa manusia tidak dapat menjadikan filsafat sebagai pedoman

10
Robert G. Bratcher dan Eugene A. Nida, Surat-Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose dan
kepada Filemon, (Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia dan Yayasan Karunia Bakti Budaya
Indonesia), 2019, 49
11
Ibid, 49
12
Ibid, 50
8
menjalani kehidupan, namun menjadikan kebenaran sejati yaitu Firman Tuhan

sebagai pedoman hidup yang benar.

Firman Tuhan dalam Amsal 1:7 Takut akan TUHAN adalah permulaan

pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Maka jelaslah

bahwa permulaan pengetahuan adalah takut akan Tuhan. Rasa takut akan Tuhan

bukan rasa takut yang tumbuh untuk bersembunyi dan menjauhi Tuhan.

Melainkan rasa takut yang didasari dengan hormat, kerinduan hati untuk

melakukan segala kehendak Allah, dan menjauhi kejahatan (Amsal 8:13).

Nyatalah bahwa hikmat manusia tidak akan mampu membawa manusia

memahami segala sesuatu karena pada dasarnya manusia adalah ciptaan. Amsal

2:6 menegaskan karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya

datang pengetahuan dan kepandaian. Manusia hanya dapat memperoleh hikmat

yang sejati dari Tuhan dengan menyadari bahwa pengetahuan dan filsafat adalah

ciptaan seperti halnya manusia, namun Tuhan adalah pencipta, Ia adalah awal dan

akhir (Wahyu 22:13).

Maka jelaslah manusia perlu untuk menawan dan menudukkan pikiran-

pikiran yang menyesatkan yang bukan berasal dari Kristus (2 Korintus 10:5).

Tetapi menaruh hati dan pikiran yang berpusat pada kebenaran Injil dan tidak

berpusat pada kebenaran-kebenaran palsu yang menjauhkan manusia dari

pengenalan akan Kristus

9
KESIMPULAN

Filsafat memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, namun

filsafat bukanlah sumber jawaban dari segala pertanyaan manusia. Filsafat yang

dalam bahasa Yunani, philosophia, secara harafiah bermakna pecinta

kebijaksanaan dan dengan tujuan memperoleh kebijaksanaan dapat menyesatkan

ketika memperoleh hal tersebut bukan dari sumber yang tepat hingga menjadi

filsafat kosong dan palsu yang dapat menawan. Filsafat kosong dan palsu berasal

dari ajaran turun temurun dan roh-roh dunia dan bukan dari Kristus. Segala

sesuatu yang bukan dari Kristus tidak akan membawa pada pengenalan akan

Kristus yang benar. Amsal 1:7 menegaskan takut akan Tuhan adalah permulaan

pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Maka nyatalah

bahwa permulaan dari pengetahuan adalah takut akan Tuhan dan bukan berasal

dari filsafat kosong yang tidak ada guna dan dapat menyesatkan.

Firman Tuhan memperingatkan setiap manusia untuk berhati-hati agar

tidak ditawan oleh filsafat dan segala sesuatu yang bukan berasal dari Kristus

seperti dalam Kolose 2:8 memperingatkan hati-hatilah, supaya jangan ada yang

menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-

temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Tetapi melalui

pengenalan akan Kristus Yesus menawan dan menudukkan pikiran-pikiran yang

menyesatkan yang bukan berasal dari Kristus (2 Korintus 10:5)

10
DAFTAR PUSTAKA

Bratche, Robert G. r dan Eugene A. Nida, Surat-Surat Paulus kepada Jemaat di


Kolose dan kepada Filemon, Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia dan
Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia), 2019.
Grayling, A.C., Philosophy 1: A Guide through the Subject, United State of
America: Oxford University Press, 1998
Lubis ,M. Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 1994.
Muliono, Welhendri Azwar, Filsafat Ilmu Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu,
Jakarta: Kencana, 2019.
O'Connell, Suzanne, “Seberapa dalamkah laut itu? Sains menjawab”, Kompas,
(https://www.kompas.com , diakses 2 Maret 2021)
Suriasumantri , Jujun S., Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta: PT. Gramedia, 1978.
Wikipedia, “Filfasat”, Wikipedia bahasa Indonesia eksiplopedia bebas,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat , diakses 3 Maret 2021)
Wikipedia, “Flat Earth Society”, Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia
Bebas, (https://id.wikipedia.org/wiki/Flat_Earth_Society , diakses 10 Maret
2021)

11

Anda mungkin juga menyukai