Anda di halaman 1dari 3

Materi Kajian Filsafat/2

Biro Intelektual Rayon Averouce


Masa Gerak 2020/2021

Manusia, Filsafat, dan Simbol ‘?’


Oleh: Ikhwanul Muslimin
Terlihat jelas bahwa Dunia yang kita hidupi saat ini menuai beberapa loncatan perkembangan, lebih-lebih
dalam bidang Ilmu Sains dan Teknologi (Saintek) yang dapat mempengaruhi perkembangan Dunia yang
begitu modern ini. Namun apakah kalian tahu Ssahabat, bahwa Dunia yang semakin berkembang ini
dulunya masih dipenuhi alang-alang, hutan lebat yang penuh binatang buas, padang pasir yang gersang
akan minimnya pengetahuan, Dalam pandangan awal kehidupan manusia di zaman batu tua (Paleolitikum),
diikuti dengan zaman batu muda (Neolitikum) kehidupan sangat kuno sekali. Dan revolusi pertanian antara
tahun 8000-5000 SM, barulah itu merupakan titik perubahan besar dalam sejarah umat manusia, karena
sejak masa itu mereka telah mampu membudidayakan tumbuhan dan memelihara hewan. Kemudian jika
kita ikuti alur historisnya perkembangan dunia dari dulu hingga sampai sekarang ini sangatlah berbeda jauh
dan sangat bertolak belakang dari peradaban awal manusia. Artikel ini tidak akan membahas panjang lebar
mengenai alur historis perkembangan manusia, tetapi membahas bagaimana bisa perkembangan manusia
ini ada dan membuat Dunia dan seisinya sangat berbeda dari dulu hingga sekarang ini. Pertanyaan mendasar
adalah kok bisa? Padahal bentuk dunia dari dulu itu sama, hanya karena isinya saja yang berubah-ubah dan
terus mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sebagai Mahasiswa kita sangat tahu betul bahwasanya manusia diberi kenikmatan oleh Allah SWT berupa
akal dan pikiran. Apakah akal dan pikiran itulah yang dapat menjawab pertanyaan mendasar tadi mengenai
“Bagaimana kok bisa Dunia terus mengalami perkembangan pesat?”. Akal dan pikiran mampu membawa
perkembangan pesat, tetapi bagaimana caranya? Sebenarnya apa sih ‘akal’ itu? Dan apa ‘pikiran’ itu?
Apakah akal itu jika difungsikan akan menjawab terkait permasalahan “ketika saya lapar, saya akan mencari
makanan, bagaimanapun caranya”, sehingga bermanfaatlah akal. Dan pikiran itu difungsikan ketika ada
permasalahan “bagaimana jika tidak ada makanan yang saya peroleh untuk dimakan” sehingga
bermanfaatlah pikiran untuk berusaha memikirkan solusinya. Jika memang benarlah statement demikian,
lantas apa perbedaan yang signifikan antara manusia dengan hewan. Hewan juga mencari makan untuk
keberlangsungan hidupnya, dan dari dulu sejak terciptanya hewan sampai sekarang tetaplah sama
perkembangannya, contoh: Komodo yang termasuk hewan purbakala, hidupnya tetap sama. Tidak ada
Komodo yang dulu berjalannya merangkak kini berjalannya berdiri, hidupnya tetaplah sama yakni
Komodo. Hemat kata bahwa, suatu kedunguan berfikir jika pikiran-pikiran konservatif tetap pada
kesimpulan yang menyatakan manusia memikili akal dan pikiran, tetapi komodo/hewan tidak memiliki akal
dan pikiran untuk perkembangan hidupnya.
Dari pertanyaan mendasar tadi itulah kegelisahan-kegelisahan yang menyelimuti otak mucul, sehingga
kemudian melandasi pikiran manusia untuk mencari tahu. Karena, sebenarnya manusia itu memiliki hasrat
ingin tahu, sehingga ini menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tadi bahwasannya anugerah yang
diberikan oleh Allah SWT kepada manusia ini berupa akal yang selalu memiliki hasrat keingin tahuan
(curiosity). Dari rasa keingin tahuan inilah manusia selalu memikirkan rasa keingin tahuannya dan mencari
jawaban atas permasalahan yang dihadapinya. Hal ini yang menjadi pembeda makhluk hidup antara
manusia dengan hewan, dan bahkan dengan malaikat yang sama-sama memiliki pengetahuan, tetapi hanya
manusialah yang memiliki hasrat rasa ingin tahu. Nah, hasrat rasa ingin tahu inilah yang menjadi landasan
utama dalam berfilsafat, yang seyogianya untuk mencari hakekat dari sesuatu. Tanpa rasa ingin tahu tidak
mungkin manusia akan berfilsafat, dengan manusia yang tidak berfilsafat maka tidak akan lahir ilmu
pengetahuan, dan jika tidak adanya ilmu pengetahuan maka tidak akan ada perkembangan dunia yang
begitu pesat ini.
Materi Kajian Filsafat/2
Biro Intelektual Rayon Averouce
Masa Gerak 2020/2021

Mula-mula dari sesimpel simbol ‘?’ inilah yang telah melahirkan pelbagai ilmu pengetahuan dan mampu
menggiring manusia ke peradaban maju sekarang ini. Berawal dari kata latin “QuestionA” yang menggiring
kata bertanya dan melahirkan tanda tanya, kini terus dijadikan landasan pada setiap pemikiran-pemikiran
tokoh filsafat yang telah mengguncang peradaban Dunia ini. Dengan berfilsafat melalui pertanyaan-
pertanyaan, bagaimana manusia bisa mengetahui dan mengenal catatan, maka muncullah alat tulis kuno.
Kemudian bertanya-tanya lagi bagaimana agar efektif dalam menulis untuk sesuatu yang cepat dan rapi,
maka muncullah mesin ketik. Kemudian bertanya-tanya lagi bagaimana agar dapat dibagikan secara cepat,
maka muncullah mesin cetak. Hingga yang kita lihat sekarang ini bagaimana majunya perkembangan
Dunia, mula-mula alurnya seperti itu dan terus menerus melalui proses rasa ingin tahu.
Inilah yang melandasi bahwa mengapa filsafat itu sangat penting, meskipun ilmu pengetahuan sudah lahir.
Peran filsafat masih terus digunakan dalam metode berfikir manusia, agar terus mempunyai corak
pemikiran yang kritis dan selalu mempertanyakan sesuatu hal, meskipun itu diyakini oleh beberapa orang
benar dan mustahil untuk diketahui jawabannya. Pada kenyatannya, melalui peran filsafatlah yang telah
menorehkan ilmuwan-ilmuwan mutakhir dalam berbgai penemuannya. Misalnya: penemuan-penemuan
tidak akan lahir jika masih ada batasan-batasan pasti dari cabang ilmu tertentu, maka dibutuhkanlah filsafat
untuk keluar dari batasan-batasan itu. Dan oleh sebab itu, filsafat terus tetap ada dan harus dipergunakan
oleh setiap manusia agar mampu keluar dari ketergantungan gaya hidup yang absurd dan mampu hidup
sesuai hakikat hidup yang sebenarnya.

Mengupas apa itu Filsafat


Oleh: Himmatul Hikmah (Anggota Rayon Averouce Angkatan 2020)
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Dalam bahasa yunani filsafat mempunyai arti harafiah yaitu
seorang "pencinta kebijaksanaan" atau "ilmu". Dan secara bahasa filsafat yaitu seseorang yang mencari
kebenaran dan kebijaksanaan. Filsafat tidak terjadi dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi , memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Ahli filsafat dan filosofis mempunyai
perbedaan dalam mempelajari filsafat. Ahli filsafat dalam mempelajari filsafat lebih mengarah ke teori-
teori serta tokoh filsafat, dan membahas dalam lingkup yang kecil. Sedangkan filosofis dalam
mempelajari filsafat lebih mengarah pada memahami ilmu filsafat dan menerapkan ilmu tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Fase perkembangan filsafat terbagi menjadi empat yaitu kosmosentris , teosentris ,
antroposentris, dan logosentris. Yang pertama Kosmosentris yaitu alam sebagai objek pemikiran. Yang
kedua Teosentris yaitu tuhan sebagai objek kajian. Yang ketiga Antrosentris yaitu manusia sebagai
objek pembahasan. Yang keempat dan terakhir Logosentris yaitu bahasa sebagai objek kajian wacana.
Dalam filsafat semua orang berhak memiliki kebenaran dan orang lain tidak boleh memakasakan
kebenaran seseorang terhadap seseorang lainnya. Walaupun terdapat perbedaan pendapat atau
kebenaran seseorang tersebut harus menghormati kebenaran tersebut. Sejatinya kebenaran bisa berubah-
ubah dan tidak tetap atau pasti karena dalam prosesnya kebenaran selalu berkesinambungan dan
memiliki hasil yang tidak pasti. Dalam proses mencari kebenaran diperlukan 3 tahap yaitu ;
pengetahuan, informasi, dan data.
Di dalam data terdapat yang namanya tesa,antitesa, dan sintesa.pertama Tesa yaitu suatu
persoalan atau kebenaran yang bersifat sementara. Kedua Antitesa yaitu kebenaran yang masih
Materi Kajian Filsafat/2
Biro Intelektual Rayon Averouce
Masa Gerak 2020/2021

diperdebatkan dan dipertanyakan.ketiga Sintesa yaitu kesimpulan dari hasil perdebatan kebenaran
tersebut. Seperti yang kita ketahui didalam filsafat semua kebenara belum pasti ,berubah-rubah, dan
dapat diganti . dalam proses pembentukan kebanaran hal itu bisa terjadi berulang-ulang dengan proses
data yang saya sebutkan tersebut. Jadi didalam filsafat tidak yang namanya salah, hanya ada tidak tepat
atau belum benar. Maka dari itu mempelajari filsafat sangat penting, dan memiliki banyak manfaat.
Manfaat filsafat yaitu; memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, membentuk argumen
dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif,
dan mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga.
Dengan kita berfilsafat bisa melihat semua masalah dalam segala aspek, sehingga mengajarkan
kita untuk berfikir kritis dan logis tidak menerima pendapat orang lain begitu saja terutama dalam
masalah hoax. Banyak sekali di berbagai media pada saat ini yang memberitakan berita-berita bohong
yang dapat mempengaruhi orang lain, jika kita tidak berfikir kritis dan logis kita bias terpengaruh oleh
orang lain. Saat ini banyak ulama atau tokoh agama islam yang mengharamkan filsafat dalam
mempelajarinya dan menyangkuppautkan filsafat dengan agama. Karena didalam didalam filsafat pola
pemikirannya berbeda dengan pola pemikiran yang sebagaimana menganut al-qur’an dan hadist. Kita
sebagai manusia dan mahasiswa sebaiknya harus bisa menempatkan antara filsafat dan pemikiran agama
pada tempatnya dan kondisi yang seharusnya. Maka dari itu rayon averouce mengadakan kajian tentang
pentingnya filsafat agar kader-kader dan sahabat-sahabati mengerti akan pentingnya filsafat, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai