Anda di halaman 1dari 2

Manusia, Filsafat, dan Simbol ‘?


Oleh: Ikhwanul Muslimin
Terlihat jelas bahwa Dunia yang kita hidupi saat ini menuai beberapa loncatan perkembangan, lebih-lebih
dalam bidang Ilmu Sains dan Teknologi (Saintek) yang dapat mempengaruhi perkembangan Dunia yang
begitu modern ini. Namun apakah kalian tahu Ssahabat, bahwa Dunia yang semakin berkembang ini
dulunya masih dipenuhi alang-alang, hutan lebat yang penuh binatang buas, padang pasir yang gersang
akan minimnya pengetahuan, Dalam pandangan awal kehidupan manusia di zaman batu tua
(Paleolitikum), diikuti dengan zaman batu muda (Neolitikum) kehidupan sangat kuno sekali. Dan revolusi
pertanian antara tahun 8000-5000 SM, barulah itu merupakan titik perubahan besar dalam sejarah umat
manusia, karena sejak masa itu mereka telah mampu membudidayakan tumbuhan dan memelihara hewan.
Kemudian jika kita ikuti alur historisnya perkembangan dunia dari dulu hingga sampai sekarang ini
sangatlah berbeda jauh dan sangat bertolak belakang dari peradaban awal manusia. Artikel ini tidak akan
membahas panjang lebar mengenai alur historis perkembangan manusia, tetapi membahas bagaimana bisa
perkembangan manusia ini ada dan membuat Dunia dan seisinya sangat berbeda dari dulu hingga
sekarang ini. Pertanyaan mendasar adalah kok bisa? Padahal bentuk dunia dari dulu itu sama, hanya
karena isinya saja yang berubah-ubah dan terus mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sebagai Mahasiswa kita sangat tahu betul bahwasanya manusia diberi kenikmatan oleh Allah SWT
berupa akal dan pikiran. Apakah akal dan pikiran itulah yang dapat menjawab pertanyaan mendasar tadi
mengenai “Bagaimana kok bisa Dunia terus mengalami perkembangan pesat?”. Akal dan pikiran mampu
membawa perkembangan pesat, tetapi bagaimana caranya? Sebenarnya apa sih ‘akal’ itu? Dan apa
‘pikiran’ itu? Apakah akal itu jika difungsikan akan menjawab terkait permasalahan “ketika saya lapar,
saya akan mencari makanan, bagaimanapun caranya”, sehingga bermanfaatlah akal. Dan pikiran itu
difungsikan ketika ada permasalahan “bagaimana jika tidak ada makanan yang saya peroleh untuk
dimakan” sehingga bermanfaatlah pikiran untuk berusaha memikirkan solusinya. Jika memang benarlah
statement demikian, lantas apa perbedaan yang signifikan antara manusia dengan hewan. Hewan juga
mencari makan untuk keberlangsungan hidupnya, dan dari dulu sejak terciptanya hewan sampai sekarang
tetaplah sama perkembangannya, contoh: Komodo yang termasuk hewan purbakala, hidupnya tetap sama.
Tidak ada Komodo yang dulu berjalannya merangkak kini berjalannya berdiri, hidupnya tetaplah sama
yakni Komodo. Hemat kata bahwa, suatu kedunguan berfikir jika pikiran-pikiran konservatif tetap pada
kesimpulan yang menyatakan manusia memikili akal dan pikiran, tetapi komodo/hewan tidak memiliki
akal dan pikiran untuk perkembangan hidupnya.
Dari pertanyaan mendasar tadi itulah kegelisahan-kegelisahan yang menyelimuti otak mucul, sehingga
kemudian melandasi pikiran manusia untuk mencari tahu. Karena, sebenarnya manusia itu memiliki
hasrat ingin tahu, sehingga ini menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tadi bahwasannya anugerah
yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia ini berupa akal yang selalu memiliki hasrat keingin
tahuan (curiosity). Dari rasa keingin tahuan inilah manusia selalu memikirkan rasa keingin tahuannya dan
mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapinya. Hal ini yang menjadi pembeda makhluk hidup
antara manusia dengan hewan, dan bahkan dengan malaikat yang sama-sama memiliki pengetahuan,
tetapi hanya manusialah yang memiliki hasrat rasa ingin tahu. Nah, hasrat rasa ingin tahu inilah yang
menjadi landasan utama dalam berfilsafat, yang seyogianya untuk mencari hakekat dari sesuatu. Tanpa
rasa ingin tahu tidak mungkin manusia akan berfilsafat, dengan manusia yang tidak berfilsafat maka tidak
akan lahir ilmu pengetahuan, dan jika tidak adanya ilmu pengetahuan maka tidak akan ada perkembangan
dunia yang begitu pesat ini.
Mula-mula dari sesimpel simbol ‘?’ inilah yang telah melahirkan pelbagai ilmu pengetahuan dan mampu
menggiring manusia ke peradaban maju sekarang ini. Berawal dari kata latin “QuestionA” yang
menggiring kata bertanya dan melahirkan tanda tanya, kini terus dijadikan landasan pada setiap
pemikiran-pemikiran tokoh filsafat yang telah mengguncang peradaban Dunia ini. Dengan berfilsafat
melalui pertanyaan-pertanyaan, bagaimana manusia bisa mengetahui dan mengenal catatan, maka
muncullah alat tulis kuno. Kemudian bertanya-tanya lagi bagaimana agar efektif dalam menulis untuk
sesuatu yang cepat dan rapi, maka muncullah mesin ketik. Kemudian bertanya-tanya lagi bagaimana agar
dapat dibagikan secara cepat, maka muncullah mesin cetak. Hingga yang kita lihat sekarang ini
bagaimana majunya perkembangan Dunia, mula-mula alurnya seperti itu dan terus menerus melalui
proses rasa ingin tahu.
Inilah yang melandasi bahwa mengapa filsafat itu sangat penting, meskipun ilmu pengetahuan sudah
lahir. Peran filsafat masih terus digunakan dalam metode berfikir manusia, agar terus mempunyai corak
pemikiran yang kritis dan selalu mempertanyakan sesuatu hal, meskipun itu diyakini oleh beberapa orang
benar dan mustahil untuk diketahui jawabannya. Pada kenyatannya, melalui peran filsafatlah yang telah
menorehkan ilmuwan-ilmuwan mutakhir dalam berbgai penemuannya. Misalnya: penemuan-penemuan
tidak akan lahir jika masih ada batasan-batasan pasti dari cabang ilmu tertentu, maka dibutuhkanlah
filsafat untuk keluar dari batasan-batasan itu. Dan oleh sebab itu, filsafat terus tetap ada dan harus
dipergunakan oleh setiap manusia agar mampu keluar dari ketergantungan gaya hidup yang absurd dan
mampu hidup sesuai hakikat hidup yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai