Anda di halaman 1dari 9

BAB II

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling berhasil dalam
persaingan hidupnya di bumi ini, meskipun banyak keterbatasan fisik, seperti ukuran, kekuatan,
kecepatan, dan pancainderanya bila dibandingkan dengan beberapa makhluk hidup penghuni
bumi lainnya. Keberhasilan tersebut disebabkan karena manusia mempunyai kemampuan otak
yang lebih baik dari makhluk hidup lainnya, yang memungkinkan lebih mudah beradaptasi
dengan lingkungannya. Manusia juga mempunyai rasa ingin tahu yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Manusia mempunyau rasa ingin tahu tentang benda-benda disekelilingnya, seperti
alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu tentang
dirinya sendiri. Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu ini.
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu menjelaskan dan
menganalisis hakekat, keingintahuan, perkembangan sifat dan pikiran, serta
pengetahuan manusia.
Agar Anda dapat mempelajari modul ini dengan baik ikuti petunjuk belajar di
bawah ini.
1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga Anda dapat memahami setiap
konsep yang disajikan.
2. Kaitkan konsep yang baru Anda pahami dengan konsep-konsep lain yang telah Anda
peroleh.
3. Hubungkan konsep-konsep tersebut dengan pengalaman Anda dalam mengajar
sehari-hari sehingga Anda dapat menangkap kegunaan konsep tersebut.

B. MATERI
1. Hakekat Manusia dengan Sifat Keingintahuannya
a. Kelebihan manusia dari penghuni bumi lainnya
Manusia sebagai salah satu penghuni bumi mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan penghuni dan pengisi bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari
makhluk lain, antara lain: (a) manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (homo sapiens)
yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya, (b) manusia sebagai
pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya sehingga ia merasa perlu bantuan
peralatan untuk keperluan hidupnya (homo fiber), baik fisik maupun nalarnya, (c) manusia dapat
berbicara (homo langues) baik secara lisan maupun tulisan sehingga ia dapat
mengkomunikasikan apa yang diinginkannya, (d) manusia dapat hidup bermasyarakat (homo
socious) dan berbudaya (homo humanis), (e) manusia dapat mengadakan usaha (homo
economicus), mengadakan tukar menukar barang dan jual beli dengan prinsip ekonomi, (f)
manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (homo religious) karena menyadari adanya
kekuatan gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya ini.

b. Rasa ingin tahu dan terbentuknya ilmu pengetahuan alam


Manusia mempunyai rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi dan selalu berkembang.
Meskipun makhluk lain juga mempunyai rasa ingin tahu (curiousity), tetapi rasa ingin tahunya
itu hanya dipergunakan sebatas untuk memenuhi kebutuhan makanannya saja. Tidak
perkembangan rasa ingin tahunya untuk menciptakan sesuatu yang melebihi kebutuhan
makanannya; rasa ingin tahunya bersifat menetap yang disebut dengan idle curiousity. Berbeda
dengan manusia yang mempunyai rasa ingin tahu selalu berkembang.
Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat dipuaskan. Apabila suatu masalah dapat
dipecahkan, akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya. Manusia mampu
menggunakan pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk dikombinasikan dengan
pengetahuan yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi. Hal yang demikian
berlangsung berabad-abad sehingga terjadi akumulasi pengetahuan. Manusia purba hidup dalam
gua-gua, tetapi berkat pengetahuan yang berkembang terus, manusia modern bertempat tinggal
dalam gedung-gedung yang kokoh dan indah seperti saat ini.

c. Sifat keingin tahuan manusia


Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar, selalu berusaha mencari keterangan
tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab pertanyaan atau rasa ingin tahunya,
manusia sering mereka-reka sendiri jawabannya. Jawaban semacam ini sering tidak logis, tetapi
sering diterima masyarakat awam sebagai suatu kebenaran. Pengetahuan semacam ini disebut
“pseudo science”, yaitu pengetahuan yang mirip sains tetapi bukan sains.
Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara
berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Pada zaman Babilonia (700-600 SM), karena
keterbatasan alat indera manusia, maka landasan ilmu pengetahuan zaman itu sebagian berasal
dari pengamatan dan pengalaman, namun sebagian lainnya berasal dari dugaan, imajinasi,
kepercayaan atau mitos, sehingga ilmu pengetahuan pada zaman itu disebut sebagai mitos.
Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan pseudo sains (sains semu), antara
lain: (1) Mitos, gabungan dari pengamatan, pengalaman dengan dugaan, imajinasi dan
kepercayaan. (2) Wahyu, merupakan komunikasi sang Pencipta dengan makhlukNya sebagai
utusan yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang benar. (3) Otoritas dan tradisi, yaitu
pengetahuan yang telah lama ada dan dipergunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk
menyatakan kebenaran. (4) Prasangka, berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar atau
salah. (5) Intuisi, merupakan kegiatan berpikir yang nonanalitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan
pada pola pikir tertentu, dan biasanya pendapat itu diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses
yang dipikirkan terlebih dahulu. (6) Penemuan kebetulan, yaitu pengetahuan yang pada awalnya
ditemukan secara kebetulan dan beberapa diantaranya adalah sangat berguna. (7) Cara-coba-rala
(trial and error) pengetahuan yang diperoleh melalui cara coba-salah-coba-salah, tanpa dilandasi
dengan teori yang relevan.
Pada zaman Yunani (600-200 SM) terjadi pola pikir manusia yang lebih maju dari pola
pikir mitos, dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat,
logika atau rasional. Aliran ini disebut sebagai “rasionalisme”, yaitu pertanyaan akan dijawab
dengan logika atau hal-hal yang masuk akal.
Lebih lanjut lagi dikenal metode “deduksi”, yaitu penarikan suatu kesimpulan
didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum (premis mayor) menuju kepada yang khusus
(premis minor). Metode ini merupakan perkembangan pola pikir dalam memperoleh kebenaran
berdasarkan logika Aristoteles (348-322 SM). Sebagai contoh:

Premis mayor : manusia makhluk hidup akan mengalami kematian


Premis minor : manusia adalah makhluk hidup
Kesimpulan : maka manusia suatu saat akan mati

Dasar perkembangan metode ilmiah sekarang adalah metode “induksi”, yang intinya
adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau
eksperimentasi yang diperoleh. Cara berpikir induktif terkait dengan empirisme, dimana
dibutuhkan fakta-fakta yang mendukung kesimpulan. Emperisme adalah aliran yang
berpendapat bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman atau pengamatan manusia adalah
sumber kebenaran.

2. Perkembangan Fisik Tubuh Manusia


Fisik tubuh manusia mengalami proses pertumbuhan sedikit demi sedikit, mulai dari
masa di rahim ibu, masa setelah dilahirkan sampai masa dewasa. Proses perubahan tersebut
dimulai dari bentuk sel yang sangat sederhana pada saat pembuahan sampai ke bentuk sel yang
sangat kompleks. Embrio atau janin di rahim induk terjadi dari hasil pembuahan sel telur induk
oleh sel telur pejantannya. Sel telur yang sudah dibuahi (disebut zigot) tersebut akan mengalami
pembelahan sel, diferensiasi sel sehingga terbentuk janin, dan transformasi bentuk tubuh.
Bentuk tubuh manusia mengalami perubahan yang sistematis dan teratur sesuai dengan
kodratnya sejak bayi hingga dewasa. Perubahan fisik yang sangat nyata terjadi pada masa
pubertas, terutama pada tanda-tanda kedewasaan seperti tumbuhnya rambut pada bagian tubuh
tertentu dan fungsi genetaliannya. Perubahan morfologis wanita pada masa pubertas, yang tidak
dialami laki-laki, adalah pinggul membesar, pinggang meramping, terbentuknya payudara serta
datangnya siklus haid. Perbedaan bentuk tubuh dan alat genetalia tersebut dapat dimaklumi
karena secara biologis mereka mempunyai peran yang berbeda dalam kehidupannya.

3. Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia


Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat dipengahui oleh
pengembangan pengetahuan pada masa anak-anak.
1. Masa bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorimotorik. Pada periode ini perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat.
2. Masa kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini
dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan bahwa
anak pada periode ini adalah “masa bertanya”
3. Masa usia sekolah 6-12 tahun), disebut periode operasional nyata. Pada masa ini anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Masa ini juga
merupakan “masa tenang” karena proses perkembangan emosional anak telah mendapat
kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuanya.
4. Masa remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini merupakan
masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa.
5. Masa dewasa (> 20 tahun), dimana masa ini ditandai dengan kemampuan individu
untuk berdiri sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,
menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang
bertanggungjawab.

4. Sejarah Pengetahuan yang Diperoleh Manusia


1. Zaman Purba. Pada zaman ini ditemukan alat-alat yang terbut dari batu dan tulang.
Pengetahuan yang diperolehnya bersumber dari pengalaman dan kemampuanya dalam
mengamati alam sekitarnya.
2. Zaman Yunani (600-200 SM). Pada zaman ini, kemampuan berpikir manusia lebih
maju, disertai dengan penempuan alat bantu indera yang lebih baik serta mulai
menggunakan akal sehat. Tokohnya yang terkenal, antara lain:
(a) Pythagoras (580-500 SM), menemukan dalil pitagoras
(b) Aristoteles 384-322 SM), menemukan metode deduksi, seorang phylosophia dan
transmutasi zat tunggal menjadi air, tanah, udara, dan api.
3. Zaman Pertengahan (zaman keemasan Islam). Pada zaman ini dihasilkan angka arab,
aljabar, kedokteran, dan penulisan buku-buku acuan.
4. Zaman modern (abad 15-sekarang). Pada zaman ini berkembang aliran empirisme,
perubahan pola pikir yang sangat radikal (merubahan Geocentris menjadi Heliocentris).
Tokohnya yang terkenal, antara lain Copernicus (1447-1543), Galileo (1546-1642).
Copernicus menghasilkan buku dengan judul “De Revolutionibus Orbim Calestium”
atau Peredaran Alam Semesta yang menyatakan sistem heliosentris.

C. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
1. Jelaskan kelebihan manusia dari penghuni bumi lainnya!
2. Jelaskan hubungan antara rasa ingin tahu yang dimiliki manusia dengan
terbentuknya ilmu pengetahuan alam!
3. Jelaskan proses perkembangan fisik manusia!
4. Jelaskan proses perkembangan sifat dan pikiran manusia dengan mengisi tabel
berikut!
No Fase Keterangan

5. Jelaskan perkembangan sejarah pengetahuan yang diperoleh manusia!

D. RANGKUMAN
Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa
ingin tahu manusia terhadap segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Perkembangan ilmu
pengetahuan alam itu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu, kemudian dilakukan suatu
pengamatan. Perkembangan fisik manusia dimulai dari pertemuan antara sel telur dengan zigot
yang disebut dengan istilah fertilisasi yang kemudian berkembang di dalam rahim menjadi bayi.
Bayi kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja kemudian dewasa. Perkembangan sifat dan
pikiran manusia terdiri atas periode sensorimotorik, periode praoperasional, periode operasional
nyata, dan periode preoperasional formal. Sejarah pengetahuan yang diperoleh manusia terdiri
atas zaman purba, zaman yunani, zaman pertengahan dan zaman modern.

E. TES FORMATIF

1. Manusia sebagai salah satu penghuni bumi mempunyai beberapa kelebihan


dibandingkan dengan penghuni dan pengisi bumi lainnya. Salah satu kelebihan
manusia dari makhluk lainnnya adalah homo sapiens, yang artinya...
a. manusia sebagai pembuat alat
b. manusia dapat berbicara
c. manusia dapat hidup bermasyarakat
d. manusia dapat mengadakan usaha
e. manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana

2. Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar, selalu berusaha mencari keterangan tentang
fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab pertanyaan atau rasa ingin tahunya, manusia
sering mereka-reka sendiri jawabannya. Jawaban semacam ini sering tidak logis, tetapi
sering diterima masyarakat awam sebagai suatu kebenaran yang disebut dengan istilah...
a. mitos
b. science
c. pseudo science
d. intuisi
e. prasangka

3. Kegiatan berpikir yang nonanalitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pada pola pikir tertentu,
dan biasanya pendapat itu diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses yang dipikirkan
terlebih dahulu disebut dengan...
a. penemuan kebetulan
b. trial and error
c. intuisi
d. prasangka
e. tradisi

4. Penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada
yang khusus disebut dengan metode...
a. Deduksi
b. induksi
a. empirisme
b. premis mayor
c. premis minor
5. Premis mayor : Setiap makhluk hidup selalu bernafas
Premis minor : Tumbuhan merupakan makhluk hidup
Kesimpulan dari pernyataan di atas adalah...
a. setiap makhluk hidup akan mati
b. bernafas merupakan ciri-ciri makhluk hidup
c. sebagian tumbuhan ada yang tidak bernafas
d. ada beberapa tumbuhan yang bernafas
e. tumbuhan selalu bernafas

6. Periode perkembangan manusia yang ditandai dengan dorongan keingintahuan anak


sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan bahwa anak pada periode ini
adalah “masa bertanya” disebut dengan masa...
a. sensorimotorik
b. praoperasional
c. operasional nyata
d. preoperasional formal
e. dewasa

7. Periode sensorimotorik ditandai dengan ciri-ciri...


a. anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik
b. proses perkembangan emosional anak telah mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuanya
c. anak mampu mengendalikan perilakunya dengan baik serta merupakan individu yang
bertanggungjawab.
d. periode perkembangan kecerdasan bayi yang sangat cepat
e. merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan
orang dewasa

8. Sel telur yang telah dibuahi disebut dengan...


a. ovum
b. sperma
c. zigot
d. embrio
e. janin

9. Sejarah pengetahuan yang diperoleh manusia terdiri atas beberapa zaman. Pada
zaman petengahan, pengetahuan yang berkembang ditandai dengan...
a. metode deduksi dan transmutasi zat tunggal menjadi air, tanah, udara, dan api.
b. dihasilkan angka arab, aljabar, kedokteran, dan penulisan buku-buku acuan
c. ditemukan alat-alat yang terbut dari batu dan tulang
d. berkembangnya aliran empirisme
e. ditemukannya metode induksi

10. Aristoteles merupakan tokoh yang menemukan metode deduksi, seorang phylosophia dan
transmutasi zat tunggal menjadi air, tanah, udara, dan api serta merupakan ciri khas pada
zaman...
a. zaman purba
b. zaman yunani
c. zaman pertengahan
d. zaman keemasan Islam
e. zaman modern

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Tingkat penguasaan= x 100%

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
<70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan
Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. E
2. C
3. C
4. A
5. E
6. B
7. D
8. C
9. B
10.B

F. DAFTAR PUSTAKA

Abu, A. Dan A. Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmojo, Hendro danYeni Kaligis. (2004). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta; Universitas Terbuka.

Ditjen Dikti Depdiknas. (2006). Modul Acuan Pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar. Padang;
Pelatihan Dosen Ilmu Kealaman Dasar di Padang, tanggal 11-13 September 2006.

Maskuri, J. 2011. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Purnama, H. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai