Anda di halaman 1dari 36

ALAM PIKIR MANUSIA 

DAN PERKEMBANGANNYA

A.      Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya

1.      Hakekat Manusia

Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan
untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan
perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa
ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar
menukar informasi antar manusia.

Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya.
Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain:

a.       Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam
tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.

b.      Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.

c.       Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.

d.      Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).

e.       Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).

f.       Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

2.      Sifat Keingintahuan Manusia

Binatang mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal
lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebut idle curiousty. Sedangkan manusia
menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis, dan analis. Oleh
karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan
curiousity.

Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan what “apa” tentang
sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how “bagaimana” kemudian why “mengapa”. Pengetahuan
yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan ilmu
pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,terutama tentang benda
yang ada disekelilingnya,alam jagad raya,bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia
untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia
tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang terjadi. Pengetahuan tentang satu
masalah mendatangkan pertanyaan (masalah) lain yang ingin dijawab.

Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas fenomena
yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang jawaban itu tidak logis
namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa ada pelangi?” kemudian mereka
membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya
karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang
berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang
disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan
penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan
kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).

Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah (sains
semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan sains semu dilakukan
dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan
yang diperoleh bisa benar bisa salah seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena
harus mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.

B.     Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia

1.    Perkembangan Fisik Manusia

Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)

a.       Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.

b.      Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk
dan keluar.

c.       Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.

d.      Memiliki potensi untuk berkembang.

e.       Tumbuh dan berkembang.

f.       Berinteraksi dengan lingkungannya.

g.      Bergerak

Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi
manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan
kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi
laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan
membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin
sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia
18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.

Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah
makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat
terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.Bayi manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan
lincah. Kemudian anak manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut
masa bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai berbicara,
membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak tersebut menjadi remaja yang
mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot,
kumis, serta membesar suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah
mampu bekerja dan berumah tangga.Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan
mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.

2.      Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia

Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana manusia
tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari
satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua
macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak
dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga
dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi
hingga dewasa.

a.    Masa bayi (0 – 2 Tahun)

Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini,
perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia belajar memadukan
keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.

b.    Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )

Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7 tahun. Pada
periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak yang menyebut masa ini
sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan.
Namun, pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain
mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.

c.    Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )         

Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode
ini,anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi
menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak telah
mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu. Perolehan pengetahuannya
masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah dimulai dengan menggunakan
penalaran dan logika.

d.   Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )

Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan
orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa,padahal secara fisik,
mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.

e.    Masa dewasa ( > 20 Tahun )

Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka mampu
mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok
serta merupakan individu yang bertanggung jawab.   

B.     Sejarah Pengetahuan Manusia

Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):

1.      Tahap teologi atau fiktif

Pada tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan
tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam
yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak.
Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau
kekuatan gaib lainnya.

2.      Tahap filsafat atau fisik atau abstrak

Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama
dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan adanya
kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna
menemukan hakekat segala sesuatu.

3.      Tahap positif atau ilmiah riil

Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil
atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui pengamatan,
percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan
alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman
ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan,
imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.” Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang
sering dijawab sebagai bocornya atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo
science” yaitu mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:

Ø  Zaman purba

Alat dari batu, masa bercocok tanam, dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk
mengamati alam sekitar. pengetahuan yg diperoleh sampai zaman Babilonia.

Ø  Zaman Yunani (600-200 SM )

Beberapa pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):

a.       Thales (624-548) menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya
matahari.

b.      Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama
(air,api,udara,tanah)

c.       Socrates(470-399) dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika
dan sebagai pemula penyelidikan kehidupan manusia.

d.      Aristotelles (384-322) menyatakan bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.

Ø  Zaman Pertengahan

Dikembangkan metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.

Ø  Zaman Modern

Banyak penemuan yg menghubah pola pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang
radikal, geosentrisme ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo.
Ini dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir yg lebih maju.

Suatu pola pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan, pengalaman
dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah faham “rasionalisme,” yaitu
pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan
“metode deduksi” yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum
menuju kepada yang khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan
metode ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan
data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan eksperimen maka manusia
perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta
akan berkembang menjadi lebih sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi
peralatan produksi atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi datanya semakin
tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih tajam.

Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian
berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut
sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan
teknologi, produksi dan industri secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup
manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam semesta
yang belum terungkap.

PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

A.    Dasar-dasar Pengetahuan

Seperti dijelaskan di Bab Pendahuluan di atas, pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu.

Pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena :

1.      Bahasa yang bersifat komunikatif

2.      Pikiran yang mampu menalar.

B.     Metode Ilmiah sebagai Dasar IPA

Metode ilmiah adalah prosedur atau cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini
berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah
maupun pendekatan ilmiah.

Adapun penemuan ilmu pengetahuan mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:

1.      Prasangka

2.      Intuisi

3.      Trial and error

Juga penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran
rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode
ini, data atau fakta yang ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya.
1.      Kriteria ilmu pengetahuan

Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenhi criteria sebagai berikut:

a.       Logis atau masuk akal

b.      Objektif

c.       Metodik

d.      Sistematis

e.       Berlaku umum atau universal

f.       Kumulatif

2.      Langkah-langkah metode ilmiah

Langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut:

a.      Perumusan masalah

Yang dimaksud masalah adalah menyangkut topic atau objek yang diteliti batasan yang jelas serta
dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa,
mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.

b.      Penyusunan Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang
ditetapkan.

c.       Pengujian Hipotesis

Merupakan upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji apakah
fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.

d.      Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji
secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

Berdasarkan logika, penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.       Logika deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yg bersifat khusus dari pernyataan
bersifat umum.

2.      Logika Induktif,  terkait dengan empirisme (butuh dukungan fakta).

3.      Sikap Ilmiah
a.       Jujur

b.      Objektif

c.       Terbuka

d.      Toleran

e.       Skeptis

f.       Optimis

g.      Pemberani

h.      Kreatif dan inovatif

i.        Dapat membedakan antara opini dan fakta

j.        Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan

k.      Teliti, hati-hati dan saksama dalam bertindak

l.        Selalu ingin tahu

C.    Perkembangan IPA

Untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus-
menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah ada. Landasan
atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:

1.      Hipotesis

Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan
pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.

2.      Teori

Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji
kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.

3.      Hukum dan dalil

Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui
tidak ditemukan adanya kesalahan.

Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas
dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan
merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan
semakin membesar dan meluas.

D.    Perkembangan IPA Klasik dan Modern


Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu
maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara
berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.

IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan,
dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul berdasarkan
penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai
disiplin ilmu yang ada.

E.     Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya

1.      Klasifikasi IPA

Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:

1.      Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial, yang
selanjutnya dibagi atas:

a.       Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.

b.      Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.

c.       Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah
laku sosial.

d.      Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan
pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.

e.       Sejarah,  pencatatan peristiwa-peristiwa  yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara atau


individu.

f.       Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi,  pengolahan


dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.

g.      Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi, institusi,
perkembangan masyarakat.

b.      Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan
selanjutnya terbagi atas:

a.       Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat
sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir

b.      Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan yang
bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik
(NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak

c.       Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.

Ø  Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan


Ø  Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan

Ø  Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup

Ø  Anatomi suatu studi tentang struktur dalam  atau bentuk dalam mahkhluk hidup

Ø  Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh  makhluk hidup

Ø  Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam

Ø  Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel
sejenis

Ø  Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu

c.       Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa
lainnya.

a.       Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan
fisika) contoh dari ilmu ini  petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-
bahan mineral)

b.      Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang,
planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu

2.      Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu

a.      Pemfokusan Ilmu

Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan
klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin
fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran,
magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.

Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak
memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu
dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli akan lebih
memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus disiplin ilmu tertentu.

b.      Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu

Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih
dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah
lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.

Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya


menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang
dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga
perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh
karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial
perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.

BUMI dan ALAM SEMESTA

A.  Bumi Sebagai Planet

Bumi mengorbitkan matahari dalam lintasan berbentuk elips (Hukum Keppler I), pada jarak rata-rata
149,6 juta km (93 juta mil). Karena lintasannya berbentuk elips ini, maka jarak matahari-bumi selalu
berubah. Jarak matahari-bumi yang terdekat (perihelion) terjadi pada tanggal 4 januari, dengan jarak
91,5 juta mil dan jarak matahari-bumi terjauh (apheloin) terjadi pada tanggal 5 juli dengan jarak 94,5
juta mil, berarti perubahan matahari-bumi dalam satu tahun sekitar tiga juta mil. Jarak rata- rata dari
pusat matahari ke pusat bumi disebut 1 AU (Astronomical Unit/ Satuan Jarak Astronomi).

Bumi kita tidak bulat sempurna, tetapi pepat pada kutub- kutubnya dan menggelembung pada
ekuatornya. Jari-jari di kutub bumi ini disebabkan pada saat baru terbentuk. Bumi belum terlalu padat
dan rotasinya membuat menggelembung pada bagian yang tegak lurus sumbu rotasi, yaitu bagian
ekuator.

B.  Bagian –bagian Bumi

Melalui pengamatan seisomologi (hantaran pada gelombang gempa bumi) para ahli geologi
memperoleh gambaran mengenai susunan bagian dalam bumi. Karena arah kecepatan dan bentuk
gelombang gempa ditentukan oleh komposisi dan kerapatan bagian dalam bumi.

Bumi ternyata memiliki beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut antara lain:

1.      Inti bumi (Barisfer/ Centrosfer)

Pengetahuan manusia tentang inti bumi masih sangat terbatas. Inti bumi terdiri dari dua bagian, yaitu
inti luar (tebalnya 2160 km) dan inti dalam (tebalnya 1320 km). Berat jenis inti bumi inidiperkirakan
10,7, sedangkan berat jenis litosfer rata-rata 2,8.

Pengaruh panas matahari hanya terasa paling dalam 20 meter di bawah permukaan bumi. Setelah 20
meter, temperaturnya telah konstan tidak lagi dipengaruhi musim panas dan dingin. Akan tetapi,
makin masuk ke dalam bumi tempraturnya makin tinggi, umumnya tiap turun 33 m temperatur naik 1
C.

Beberapa alasan tentang padatnya barisfer, antara lain:

a.       Bila seandainya barisfer itu cair, maka tentu akan terjadi pasang naik dan pasang surut yang
mungkin akan mengakibatkan permukaan bumi kembang-kempis.

b.      Getaran-getaran gempa di Jepang dapat diukur di Inggris dengan alat-alat yang halus. Sifat
tersebut menunjukan bahwa inti bumi padat.
Inti bumi menyebabkan adanya sifat ke magnetan dari bumi. Bumi merupakan magnet raksasa dengan
kutub utara magnet terletak dibagian utara bumi dan kutub selatan magnet dibagian utara bumi,
meskipun ternyata tidak tepat betul pada kutub bumi menyimpang 17 dilihat dari pusat bumi.

2.      Selimut (Mantel)

Sesuai dengan namanya, lapisan ini bersifat melindungi bagian dalam bumi. Lapisan ini tyerdiri dari
tiga bagian yaitu sebagai berikut.

a.      Listofer, artinya lithos = batuan, sphaira = bulatan. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu (1)
lapisan “sial” (Silicium dan Aluminium) dan (2) lapisan “sima” (Silicium dan Magnesium)

b.      Astenosfer, wujudnya agak kental, tebalnya 100-400 km. Diduga lapisan ini sebagai tempat
formasi magma. Pada lapisan ini pula sintesis batuan dan mineral di bentuk.

c.       Mesofer, wujudnya padat dengan tebal sekitar 2400-2750 km, terletak di bawah


astenosfer. Pada perbatasan dengan inti bumi terdapat transisi, dimana kecepatan gelombang menurun
dengan tajam.

3.      Kerak Bumi

Lapisan ini menempati bagian paling atas dari permuka bumi dengan tebal rata-rata antara 10-50 km,
lapisan ini tidak sama tebalnya disemua tempat.

Kerak bumi terdiri dari zat padat yang disebut batuan (termasuk pasir, tanah, abu gunung berapi,
kerikil, tanah liat, dll). Menurut kejadiannya, batuan di bedakan ata 3 golongan, yaitu:

a.      Batuan beku (batuan magma)

Terjadi dari magma yang cair dan panas membeku di dalam atau diluar bumi akibat tempraturnya
turun.

b.      Batuan sedimen (endapan)

Air, angin, es mengikis batuan dan hasil kikisannya diendapkan ke tempat lain,misalnya tanah liat,
pasir, dll.

c.       Batuan metamorf (batuan malihan)

Batuan sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat, karena suhu yang tinggi
atau tekanan yang berat.

C.  Lapisan Air (Hidrosfer)


Hidrosfer (hydro= air, sphaira=bulatan atau bola) ialah semua perairan yang berada di bumi, yaitu
samudra, lautan, danau, sungai, dan air tanah. Air yang turun dari langit, sehingga hujan dan salju,
boleh dikatakan tidak mengandung garam atau mineral yang terlarut (air tawar), masuk kesungai,
mengalir diatas permukaan tanah dan bawah permukaan tanah melarutkan garam mineral yang ada
ditanah dibawa kelaut.

Garam mineral yang merupakan bagian besar dari air laut, yaitu garam dapur (NaCl = Natrium
Clorida) dan garam inggris MgSO4 = Magnesium Sulfat). Kira-kira 71% dari planet bumi ini
merupakan lapisan air. Air dari laut,sungai, danau menguap (evaporasi) ditambah penguapan dari
vegetasi (transpirasi)akan membentuk awan.

Awan yang dibawa oleh angin ketempat yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan (kondensasi)
sehingga terurai menjadi titik-titik air yang karena gaya beratnya akan turun ke muka bumi sehingga
hujan (presipitasi).

Setelah sampai di permukaan bumi, sebagian mengalir di atas permukaan dan sebagian lagi masuk ke
dalam bumi (filtrasi) sehingga terjadi aliran atas permukaan bumi dan aliran bawah permukaan.,
mengisi kembali danau, sungai, dan laut serta diserap kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian
terjadi siklus hidrologi.

Pada saat hujan, air hujan akan membawa Oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) yang ada di udara
ke dalam sungai, danau, dan laut sehingga memungkinkan bias ada kehidupan di dalam air.

D.  Lapisan Udara (Atmosfer)

Atmosfer (atmos = uap/udara, sphaira=bulatan atau bola) adalah lapisan udara yang menyelimuti
bumi yang terdiri dari campuran gas-gas, debu, dan uap air. Berdasarkan sifatnya atmosfer dibagi atas
beberapa lapisan.

1.      Troposfer

Lapisan ini yang paling dekat dengan permukaan bumi. Didaerah tropik, tinggi troposfer bisa
mencapai 18 km, sedangkan didaerah kutub tinggi troposfer hanya 6 km. Gejala cuaca sehari-hari
seperti awan, embun, hujan, salju, angin, terjadi pada lapisan ini.

2.      Stratosfer

Lapisan ini banyak mengandung gas ozon (O3 ) yang mudah menyerap radiasi ultraviolet dari
matahari. Itulah sebebnya lapisan ini lebih panas dari pada lapisan troposfer. Pada lapisan ini, suhu
udara makin ke atas makin tinggi. Lapisan ini berada pada ketinggian 18 km- 60 km.

3.      Mesosfer
Lapisan ini ditandaioleh penurunan suhu rata- rata 0,4ºC setiap naik 100 m (suhu udara makin ke atas
makin rendah). Suhu pada bagian teratas dari lapisan ini mencapai -140ºC. lapisan ini terletak antara
ketinggian 60 km sampai 85 km.
4.      Termosfer
lapisan ini terletak antara ketinggian 85 km sampai 200 atau 300 km. suhu pada lapisan ini makin ke
atas makin tinggi, hingga pada lapisan teratas mencapai 1500ºC. ini di sebabkan karena oksigen yang
ada pada lapisan ini menterap radiasi ultra violet dari matahari. Di atas lapisan ini masih terdapat
lapisan termopause, yang terletak pada ketinggian 300 km sampai 1000 km. suhu termopause konstan
terhadap ketinggian, tetapi berubah menurut waktu. Pada malam hari suhu berkisar antara 300ºC -
1200ºC dan pada siang hari berkisar antara 700ºC - 1700ºC.

E.  Menentukan Umur Bumi

Sekurang- kurangnya ada empat cara untuk menetukan umur bumi. Sebagai berikut.

1.      Teori sedimen

Cara ini didasarkan pada perhitungan tebal lapisan sedimen rata- rata yang membentuk batuan, yaitu
dengan mengetahui tebal lapisan rata- rata yang terbentuk setiap tahunnya dan dibangdingkan dengan
tebal sedimen yang ada di bumi saat ini. Dengan cara ini, diketahui bahwa bumi kita telah berumur
500 juta tahun.

2.      Teori Kadar Garam

Cara ini didasarkan atas perhitungan kenaikan kadar garam di laut. Menurut teori ini, pada saat bumi
terbentuk air laut kadar garamnya 0% (tawar). Karena banyak sungai bermuara ke laut yang
membawa dan mengendapkan garam- garam mineral di laut sehingga air laut menjadi asin. Saat ini,
kadar garam di lautan rata- rata 3%. Kadar garam dari 0% sampai 3% digunakan sebagai cara untuk
menetukan umur bumi dan menurut teori ini umur bumi sudah 1000 juta tahun.

3.      Teori Termal

Menurut teori ini, pada saat bumi terbentuk merupakan batuan yang sangat panas dan karena
bersentuhan dengan udara yang suhunya lebih rendah, maka batuan tersebut mendingin dan membeku
seperti saat ini. Seorang ahli fisika dari Inggris yang bernama Kelvin menduga bahwa batuan panas
seperti saat ini, memerlukan waktu 20.000 juta tahun.

4.      Teori radioktivitas

Menerut teori in, zat adiktif dalam waktu tertentu akan terurai separuhnya (meluruh) menjadi saat yan
lebih rendah susunan zatnya. Menurut teori ini, umur bumi sudah 5.000 juta – 7.000 juta tahun.

a.      Terbentuk nya benua dan samudera di bumi


Benua merupakan bagian bumi yang tidak tertutup oleh perairan. Pada saat Amerika dan Afrika
pecah, celah diantaranya membentuk samudera atlantik. Anak benua India yang tadinya menempel di
benua Afrika retak dan pecah bergerak ke utara menempel pada benua asia. Akibatnya, terjadi
gerakan vertical, yang naik membentuk pegunungan Himalaya dan yang turun membentuk samudera
Hindia.

Pada saat bumi berotasi, ada sebagian massanya yang terlempar keluar, yang kemudian menjadi bulan
(satelit bumi), sedangkan bagian yang ditinggalkan berbentuk cekungan menjadi Samudera Pasifik.

Apabila lempeng benua dan lempeng samudera saling bertabrakan, maka lempeng samudera tersebut
akan menyusup atau menujam ke bawah lempeng benua, karena lempeng samudera mempunyai berat
jenis besar. Pada pertemuan kedua, lempeng tersebut akan ditemui jalur palung laut, proses pelipatan
dan sesar, disertai kegiatan vulkanisme serta merupakan wilayah rawan gempa.

Apabila dua lempeng bergerak saling menjauh, maka akan terjadi rekahan dan dari rekahan tersebut
akan keluar magma yang banyak mengandung besi dan magnesium, yang kemudian membeku
membentuk kerak bumi yang baru.

Apabila dua lempeng saling bergesekan, maka pada bidang batasnya ditemukan petahan atau sesr
mendatar.

b.      Pembentukan relief bumi

Permukaan bumi tidaklah rata, tetapi bervariasi, mulai dari daratan, bergelombang, berbukit hingga
bergunung. Bahkan, banyak dijumpai lembah. Semua ini merupakan bukti kongkrit bahwa ada suatu
proses pembentukan permukaan bumi sehingga bentuknya seperti sekarang ini.

Gaya tektonik yang bekerja dari dalam bumi menyebabkan pengaruh yang nyata di permukaan bumi.
Secara garis besar, gaya tektonik dibedakan atas tektonik epirogenesa dan tektonik orogenesa.
Tektonik epirogenesa adalah suatu gerakan vertikal yang lambat dan meliputi derah yang luas. Bila
gerakannya merupakan penurunan disebut epirogenesa negative. Tektonik orogenesa adalah suatu
gerakan vertikal yang meliputi daerah yang sempit. Gerakan ini akan membentuk pegunungan.

Disamping gerakan- gerakan tersebut di atas, ada gerakan lainnya yang disebut pelkungan (warping),
pelipatan (fold), retakan (joint) dan patahan (fault).

c.       Gerakan rotasi bumi

Bumi berputar pada porosnya dengan arah barat-timur dan sekali putar memerlukan waktu 23 jam 56
menit 4 detik. Gerakan bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi.

d.      Gerakan revolusi bumi

Bumi di samping berputar pada porosnya juga berputar mengitari matahari dan sekali putar
memerlukan waktu 365,25 hari. Gerakan bumi berputar mengitari matahari disebut revolusi bumi.
e.       Gravitasi bumi

Jika sebuah benda dilemparkan ke udara, ia akan jatuh ke bumi. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik
bumi (gravitasi bumi). Bumi mempunyai gaya tarik ke arah intinya yang lebih dikenal sebagai gaya
gravitasi. Sebenarnya gaya gravitasi telah ada semenjak bumi dan alam semesta ini tercipta.

Makin jauh daripada gravitasi, bobot materi makin berkurang. Tubuh manusia akan lebih besar
bobotnya bila berada di puncak gunung. Makin tinggi seseorang mendaki gunung, bobot tubuh makin
ringan. Sampai pada ketinggian tertentu, suatu materi tidak punya bobot lagi, akibatnya akan
melayang- laying di udara. Dengan demikian bobot suatu materi tergantung kepada kuatnya gaya tarik
gravitasi.

f.       Pasang surut laut

Pasang surut adalah gerakan naik turunnya muka laut secara berirama yang disebabkan oleh gaya
tarik matahari dan bulan. Matahati mempunyai massa 27 juta kali lebih besar daripada massa bulan,
tetapi jaraknya sangat jauh dari bumi (rat-rata 149,6 juta km), sedangkan bulan, satelit bumi jaraknya
sangat dekat dengan bumi (rata-rata 381.550 km) adalah dalam mekanika alam semesta, jarak lebih
menentukan daripada massa. Oleh karenanya, bulan mempunyai peranan yang lebih besar daripada
matahari dalam menetukan pasang surut.

Adanya gaya tarik bulan yang kuat menyebabkan bagian bumi yang terdekat ke bulan akan tertarik
membengkak hingga perairan samudera di situ akan naik dan menimbulkan pasang.

Bila bulan-matahari membentuk siku-siku terhadap bumi, maka tarik keduanya akan saling
meniadakan. Akibatnya, perbedaan tinggi air laut antara pasang surut hanya kecil saja dan keadaan ini
dikenal dengan pasang surut perbaru.

g.      Gerhana matahari dan gerhana bulan

Gerhana bulan terjadi pada saat bulan berada pada fase purnama dan tentunya terjadi saat malam hari.
Gerhana bulan sebagian terjadi apabila tidak seluruh bagian bulan memasuki daerah umbra, atau
bulan hanya masuk pada daerah penumbra.apabila seluruh bulan memasuki daerah umbra maka akan
terjadi gerhana bulan total.

Gerhana matahari sebagain terjadi apabila tidak seluruh bagian bulan menghalangi cahaya matahari.
Gerhana matahari total dialami oleh daerah di bumi yang masu k pada umbra, yaitu seluruh cahaya
matahari terhalang bulang. Apabila daerah umbra tidak sampai pada muka bumi, maka akan terjadi
gerhana matahari cincin. Gerhana matahari terjadi karena ada bagian bumi yang tertutup oleh
bayangan bulan.Ada tiga macam gerhana matahari yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari
sebagian, dan gerhana matahari cincin.

h.      Musim di bumi
Kombinasi dari revolusi dan kemiringan bumi akan mempengaruhi sudut jatuh sianr matahari
dipermukaan bumi. Hal ini mengakibatkan terjadinya musim di permukaan bumi dan mempengaruhi
lamanya siang/malam.

Di bumi ada empat macam musim yaitu

1.      Musim dingin, dibelahan bumi utara terjadi pada bulan Desember-Januari-Februari, sebaliknya
dibelahan bumi selatan terjadi musim panas.

2.      Musim semi, dibelahan bumi utara terjadi pada bulan Maret-April –Mei, sebaliknya dibelahan
bumi selatan terjadi musim gugur.

3.      Musim panas, dibelahan bumi utara terjadi pada bulan Juni-Juli-Agustus, sebaliknya dibelahan
bumi selatan terjadi musim dingin.

4.      Musim gugur, dibelahan bumi utara terjadi pada bulan September-Oktober-November,


dibelahan bumi selatan terjadi musim semi

F.  Bulan

Bulan merupakan satu-satunya satelit bumi, tidak punya atmosfer, diameternya 3456 km dan jaraknya
dari bumi rata-rata 381.550 km (jarak terjauh bulan dari pusat bumi 406.700 km dan jarak terdekat
356.400 km). bulan mengorbit bumi dengan periode 27,3 hari waktu ini disebut periode sideris,
sedangkan selama waktu yang dibutuhkan bulan mencapai dua fase sama berturut-turut, misalnya dari
bulan purnama ke bulan purnama berikutnya disebut periode sinodis. Waktu satu periode sinodis 29,5
hari.

Perhitungan tahun menurut bulan mengelilingi bumi disebut perhitungan “qamariah” (bahasa arab,
qamar = bulan). Penanggalan Hijriah berdasarnya peredarab bulan mengelilingi bumi. Perhitungan
tahun menurut peredaran bumi mengitari matahari disebut perhitungan “syamsiah” (bahasa Arab,
Syam = matahari) contohnya adalah penanggalan Masehi.

Selanjutnya di bawah ini dipaparkan teori mengenai proses pembentukan bulan , sebagai berikut.

1.      Teori fisi

Teori ini menyatakan bahwa bulan berasal dari calon bumi pada saat masih belum memadat. Menurut
pendukung teori ini, proses fisi dibuktikan oleh komponen pokok pembentuk bumi, dan bulan
bersama.

2.      Materi Teori penangkapan

Teori ini menyatakan bahwa bulan dating dari daerah lain di tata surya. Pada suatu ketika, benda
langit yang akan menjadi bulan ini bergerak cukup dekat dengan bumi, sehingga akan mengalami
tarikan gravitasi bumi. Gaya tarik gravitasi bumi menyebabkan benda langit tersebut mengorbit bumi
dan menjadi satelit bumi.
3.      Teori kondensi

Teori ini menyatakan bahwa bumi dan bulan terbentuk bersama-sama dari sumber bahan yang sama
secara terpisah. Teori ini banyak penganutnya, karena proses kondensi memang analog dengan proses
pembentukan tata surya. Teori ini mempunyai kelemahan, karena perbandingan komposisi materi
kedua planet kembar ini berbeda. Seharusnya bila bumi dan bulan berasal dari materi yang sama,
perbandingan komposisi materi keduanya sama.

4.      Teori tumbukan

Teori ini merupakan teori yang paling popular saat ini. Teori ini mengemukakan bahwa saat bumi
belum padat sebuah benda langit menumbuk bumi. akibatnya, tumbukan ini sebagian materi bumi
beserta materi penyusun benda langit tersebut terlempar angkasa dan bergabung menjadi satu
membentuk bulan.

5.      Teori lemparan

Teori ini mengemukakan bahwa saat bumi belum padat dan berotasi, sebagian massanya terlempar
keluar, kemudian menjadi bulan, sedangkan bagian bumi yang ditinggalkan menjadi dasar dari
samudera Pasifik.

G.  Kehidupan di Luar Bumi

Adanya kehidupan memerlukan persyaratan yang amat ketat. Kehidupan hanya berlangsung di suatu
planet anggotasuatu sistem tata surya. Planet itu tidak boleh terlalu dekat dari bintang pusat, tetapi
juga tidak boleh terlalu jauh. Pada sistem tata surya kita, tidak akan dijumpai kehidupan di planet
Venus dan Merkurius, karena suhunya terlalu panas, dan kehidupan juga tidak akan dijumpai di
planet- planet Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto, karena terlalu dingin. Di bumi
ini pun, bila gravitasinya terlalu kecil, kehidupan juga tidak akan muncul karena unsure- unsur berat
yang sangat perlu untuk kehidupan tidak akan terdapat di atmosfer bumi.

Sampai saat ini, para ilmuwan masih berspekulasi tentang adanya kehidupan di luar bumi dan secara
umum terbagi dalam dua kubu. Kubu pertama, yakni bahwa di alam semesta tidak ada kehidupan lain
selain yang ada di bumi ini, sedangkan kubu kedua berkembang pendapat yang memiliki keyakinan
bahwa di luar bumi ada banyak kehidupan.

H. Alam Semesta

1.      Pengertian alam semesta

Alam semesta atau mayapada merupakan satu jagat yang tak terkirakan besarnya yang didalamnya
terdapat milyaran bintang. Bintang-bintang inilah yang merupakan sumber cahaya yang menerangi
jagad raya dan tampaknya berkelompok-kelompok yang dikenal dengan nama GALAKSI. Galaksi ini
terdiri dari ribuan bintang dan salah satu bintang itu adalah matahari kita (galaksi tempat matahari kita
berinduk diberi nama Milky Way Bhima Sakti).
Matahari merupakan pusat sistem tata surya kita (Helionsentris), dikelilingi oleh planet-planet, komet-
komet, meteor-meteor, debu dan gas antarplanet.peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak
revolusi, planet –planet disamping mengitari matahari juga beredar mengelilingi sumbunya, gerakan
ini disebut gerak rotasi.

2.      Terbentuknya alam semesta

Ada dua teori terbentuknya alam semesta yaitu

a.      Teori ledakan (Big Bang)

Georges Lemaitre (1930) mengatakan bahwa ada suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis
yang sangat besar, meledak dengan hebat, melemparkan semua jasad segala arah menjauhi pusat-
pusat ledakan.

b.      Teori ekspansi-kontraksi

Herman Bondi, Thomas Gold dan Fred Hoyle (1948) mengatakan bahwa alam semesta dalam
keadaan diam hanya mengalami siklus “masa ekspansi” (mengembang) dan “masa kontraksi”
(mengkerut) pada masa kontraksi terbentuk galaksi serta bintang-bintangnya dan menghimpun energi,
sedangkan masa kontraksi galaksi dan bintang-bintangitu melepaskan energi.

3.      Terbentuknya galaksi

Menurut Fowler (1957), di alam semesta ada kabut gas hydrogen yang besar sekali bergerak perlahan
mengadakan rotasi sehingga berbentuk bulat, karena gaya beratnya ia berkontraksi. Akibat kontraksi
ini, massa bagian luar banyak yang tertinggal, sehingga terbentuklah bintang-bintang. Bintang-bintang
ini kemudian berkontraksi, melepaskan energi dan panas. Setelah sekian lama mempunyai bentuk
yang tetap seperti matahari kita.

4.      Terbentuknya tata surya

Ada beberapa teori terbentuknya tata surya yaitu

a.      Hipotesis Nebular

Kant dan laplace (1796), mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi massa awan panas 
atau massa kabut gas yang sangat panas. Dalam proses kondensasi tersebut, massa kabut gas yang
jauh dari pusat massa tertinggal. Ia tidak ikut tertarik kea rah pusat. Setelah mendingin, pusat massa
menjadi bintang dan matahari dan massa yang tertinggal mengelilingi matahari menjadi planet-planet
dan benda angkasa lainnnya.

b.      Hipotesis Planettessimal
Chamberlain dan Moulton (1905), mengemukakan bahwa pembentukan sistem tata surya tidak
berasal dari satu massa, tetapi dua massa kabut gas saling berdekatan akan menimbulkan gaya tarik-
menarik. Akibatnya, sebagian massa dari kedua massa kabut gas tersebut terlepas dan setelah
mendingin ternbentuklah benda-benda kecil yang padat (planettesimal).

c.       Hipotesis tidal

James jeans dan Harold Jeffreys (1919), mengemukakan bahwa planet dan benda-benda angkasa
lainnya merupakan percikan dari matahari (tidal). Tidal ini terjadi karena ada dua buah matahari yang
bergerak saling mendekat sehingga terjadi gaya tarik-menarik lalu terjadilah percikan-percikan dari
matahari itu. Tidal-tidal inilah yang kemudian menjadi planet dan benda-benda angkasa lainnya.

5.      Bagian-bagian dari tata surya

Surya adalah kata lain dari matahari. Tata surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur pada
matahari itu. Seperti kita ketahui matahari kita ini dikelilingi oleh Sembilan planet dan beberapa buah
satelit.

Bagian-bagian tata surya kita yaitu

a.      Matahari

Matahari merupakan suatu bola gas yang pijar dan terdiri dari 94% atom hidrogen (H), dan 5,9% atom
Helium (He), sisanya campuran unsur-unsur carbon (C), dan atom lainnya. Matahari sangat penting
bagi kehidupan di bumi, karena merupakan sumber cahaya dan panas (energi), dan mengontrol
peredaran planet-planet, yang berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, pergantian hari,
minggu, bulan dan tahun.

b.      Merkurius

Planet ini adalah planet paling dekat dengan matahari. Waktu paling baik untuk melihat planet ini dari
bumi sesaat sebelum matahari terbit dan terbenam. Saat merkurius berada di sebelah barat matahari
akan terbit dahulu daripada matahari dan akan kelihatan sebagai bintang pagi. Sebaliknyab saat
merkurius disebelah timur matahari akan kelihatan sebelum matahari terbenam dan kelihatan sebagai
“bintang sore”.

c.       Venus (bintang kejora)

Venus menempatkan urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini terlihat cantik dan orang
Yunani menanamkan planet ini sesuai dengan nama dewi kecantikan mereka Venus. Itulah sebabnya
sehingga ia terkenal dengan nama “bintang kejora” yang bersinar terang pada watu pagi dan sore hari.

d.      Bumi
Tentang bumi sudah dijelaskan lebih detail pada bagian awal

e.       Mars ( Planet Merah)

Planet ini diberi nama sesuai dengan nama dewa perang orang Yunani karena planet ini warnanya
kemerah-merahan, akibat dari oksida besi yang banyak terdapat di permukaanya. Mengingat warna
merah berkaitan dengan darah dan darah tercecer saat perang maka planet ini diberi nama Mars. Mars
mempunyai dua satelit (Phobos dan Deimos), punya atmosfer. Permukaan planet mars sangat dindin,
sangat kering, banyak sinar ultraviolet, tidak ada bahan organic, sering terjadi badai, banyak pasir.

f.       Yupiter

Yupiter merupakanplanet terbesar dalam sistem tata surya kita, rotasinya tercepat. Yupiter beredar
matahari sekali dam 11,9 tahun dan mengadakan rotasi sekali dalam 9,9 jam. Massanya 318 kali
masssa bumi. Gravitasinya 2,64 kali gravitasi bumi. itulah sebabnya Yupiter mampu merengkuh 14
satelit dan empat diantaranya cukup besar (Io, Europa, Ganimeda, dan Callisto)

g.      Saturnus

Planet ini kedua terbesar setelah Yupiter dan memiliki keunikan sendiri. Ada kabut yang mengitari
secara sismetris, disebut “cincin saturnus”. Cincin ini diduga berasal dari satelit yang tidak pernah
terbentuk, karena gaya ganggu saturnus yang besar akibat letaknya yang terlalu dengan saturnus
sehingga calon satelit itu menjadi tidak stabil. Saturnus memiliki17 buah satelit.

h.      Uranus

Planet ini merupakan planet pertama yang dapat ditangkap oleh teleskop. Planet ini tidak akan
kelihatan bila tidak menggunakan teleskop karena letaknya cukup jauh dari matahari dan ukuran tidak
cukup besar. Uranus memiliki 5 buah satelit yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon

i.        Neptunus

Planet ini dilihat dengan teleskop dari bumi berwarna kebiru-biruan. Dari spectrum cahanya, planet
ini diketahui mempunyai atmosfer, yang sebagian besar terdiri dari gas metana. Neptunus sering juga
disebut planet “pembuat ulah” karena sering beredar meninggalkan garis edarnya. Neptunus memiliki
2 buah satelit yaitu Triton dan Nereid.

j.        Pluto

Planet ini merupakan planet terjauh dari matahari. Mengingat sangat jauh dari matahari sehingga
gelap sehingga diberi nama Pluto (Pluto adalah nama dewa kegelapan orang Yunani). Pluto bergerak
mengelilingi matahari satu kali keliling memerlukan waktu 248 tahun. Ia berputar pada porosnya yang
memakan waktu 6,4 hari dan meiliki sebuah satelit  yang bernama Charon.

6.      Benda-benda angkasa lain

Ada beberapa angkasa lain yang juga mengitari matahari, sebagai berikut

a.         Asteroid

Asteroid merupakan benda angkasa kecil mirip dengan planet. Jumlahnya ribuan, lintasannya antara
planet Mars dan planet Yupiter. Asteroid pertama yang ditemukan diberi nama Ceres oleh
penenmunya Piazzi. Ternayata Ceres merupakan asteroid terbesar.

b.         Komet atau bintang berekor

Ketika melintas didekat bumi dengan cepat, benda angkasa ini menampakkan ekornya yang panjang.
Pada saat jauh dari matahari, komet bergerak lambat makin mendekat matahari gerakan semakin
cepat. Pada saat mendekat kepada matahari, gas pada inti komet mulai menguap menjulur pada arah
yang tepat. Hal ini akibat angin matahari.

c.          Meteor (bintang beralih)

Meteor adalah benda-benda kecil dari jagat raya yang memasuki angkasa bumi. pada malam hari,
kadang-kadang terlihat seperti bintang beralih tempat di langit, orang menyebutnya bintang jatuh atau
bintang beralih. Jika meteor memasuki lapisan atmosfir bumi, maka ia akan bergesekan denagan
udara, sehingga suhu meteor akan naik, kemudian memijar lalu menguap. Pada umumnya benda
tersebut sudah habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi. benda angkasa yang memasuki
atmosfer bumi disebut meteorit sedangkan peristiwa pemijaran disebut meteor.

d.         Satelit

Satelit merupakan piringan planet. Satelit beredar mengelilingi planet (revolusi), di samping berputar
pada porosnya (rotasi). Ia bersama dengan planet satelit mengitari matahari. Satelit yang paling
dikenal adalah bulan, satelit bumi.

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

A. Biosfer dan Makhluk Hidup

1. Biosfer
Biosfer adalah zona tipis di bumi dan di atas permukaan bumi yang tidak lebih dari 20 km tebalnya.
Sampai saat ini, bumi merupakan satu-satunya tempat di alam dunia yang diketahui terdapat
kehidupan dan tempat makhluk hidup melangsungkan segala aktivitas hidupnya. Makhluk hidup itu
selalu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan tak hidup (abiotik) dan
lingkungan hidup (biotik).

Biosfer terdiri dari sebagian lapisan atmosfer dan lapisan kulit bumi. Lapisan atmosfer adalah
merupakan lapisan udara di atas bumi membungkus bumi dengan gas-gas dan terdiri dari 3 lapisan
utama:

1. Ionosfer     : (berada lebih dari 80 km di atas muka bumi).

2. Stratosfer  : (berada pada 16 – 80 km di atas muka bumi).

3. Troposfer   : (berada pada 0 – 16 km di atas muka bumi).

Troposfer adalah lapisan yang dinamis, di mana terdapat uap air yang dapat membentuk awan dan
hujan periodik. Sampai saat ini, baru diketahui bahwa makhluk hidup hanya dapat beraktivitas di
lapisan troposfer ini.

Lapisan kulit bumi terdiri dari dua bagian:

1. Litosfer : merupakan bagian yang padat dari lapisan kulit bumi

2. Hidrosfer : merupakan bagian yang cari dari lapisan kulit bumi

Seperti diketahui, makhluk hidup tinggal dan beraktivitas di kedua lapisan kulit bumi tersebut. Jadi
makhluk hidup hanya dapat beraktivitas pada lapisan troposfer dari atmosfer, hidrosfer dan litosfer.
Oleh karena itu, ketiga lapisan tersebut disebut dengan lapisan biosfer.

Sel Sebagai Unit Kehidupan

Sel merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi, hereditas dan
fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel merupakan satuan terkecil penyusun
tubuh organisme. Organisme multiseluler, tubuhnya dibangun oleh banyak sel yang diperoleh dari
pembelahan mitosis berulang-ulang sebuah sel tunggal (monoseluler) yang disebut zigot. Akibatnya
organisme mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu dikatakan sel sebagai unit pertumbuhan. Zigot
dihasilkan dari peleburan sel kelamin (sel benih) jantan dan betina. Karena dari sel kelamin dapat
dihasilkan individu baru, sel dikatakan juga sebagai unit produksi. Masing-masing sel kelamin (sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina) membawa materi genetik (genom) sebagai penentu sifat
(karakter) yang akan diwariskan kepada turunannya (individu baru). Sifat oleh karena itu sel
dikatakan juga sebagai unit hereditas. Di dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup
terselenggara semua aktivitas kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya
bergabung membentuk koloni dan pada organisme uniseluler. Pada organisme uniseluler, seluruh
aktivitas hidup dilaksanakan oleh sel tersebut. Pada organisme yang berbentuk koloni belum tampak
diferensiasi fungsi yang jelas dari masing-masing sel penyusun koloninya. Sedangkan organisme
multiseluler terdapat diferensiasi fungsi untuk menjalankan aktivitas kehidupan. Komposisi kimiawi
sel yang spesifik, kemampuan melaksanakan metabolisme, reproduksi, tumbuh menjadi besar,
tanggap terhadap rangsang dan berdaur hidup adalah hal-hal yang membedakan organisme dengan
benda mati.
Agar dapat melaksanakan seluruh aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama, yaitu
membran plasma, protoplasma (cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organel-organel sel yang
terdapat di dalamnya), dan nukleus yang mengandung materi genetik (genom).

Reproduksi Sel dan Makhluk Hidup

Reproduksi Sel

Reproduksi sel dapat diartikan sel memperbanyak diri, baik yang terjadi pada organisme tingkat sel
(uniseluler) maupun yang terjadi pada sel-sel penyusun tubuh organisme multiseluler.

Reproduksi sel dapat dibedakan atas: amitosis dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan langsung
tanpa melalui tahapan. Pada amitosis, mula-mula nukleus membelah kemudian diikuti pembagian
sitoplasma dari sel induk, dan dari satu sel induk bisa terbentuk dua sel baru atau lebih. Mitosi adalah
pembelahan sel melalui beberapa tahapan utama yaitu: profase, metafase, anafase dan telofase.
Mitosis ditujukan untuk memperbanyak sel, biasanya terjadi pada proses pertumbuhan individu dan
perbaikan (pengganti) sel-sel tubuh yang rusak. Pembelahan mitosis akan menghasilkan sel anak yang
merupakan duplikat sel induknya, dimana jumlah dan kandungan kromosom sel anak dipertahankan
sama seperti jumlah dan kandungan kromosom sel induknya, dan dari satu sel induk dihasilkan dua
sel anak. Meiosis adalah pembelahan sel yang bersifat reduksi dari sel yang diploid menjadi sel
haploid (terjadi penurunan jumlah kromosom sel anak menjadi setengah jumlah kromosom sel
induknya), dan dari satu sel induk menjadi empat sel anak. Meiosis terdiri dari dua tahap pembelahan
yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I terdiri dari profase I yang terbagi lagi menjadi 5 fase yaitu
leptonema, zygonema, pakhinema, diplonema, dan diakinesis. Pada profase I ini terjadi
peristiwa crossing over yang berakibat keragaman genetik pada sel anak (gamet). Akibatnya variasi
individu yang dihasilkan dari peleburan gamet jantan dan gamet betina sangat banyak. Metafase I,
anafase I dan telofase I adalah mekanisme pemisahan kromosom yang homolog dan menghasilkan 2
sel anak dengan kromatid diad. Miosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II dan telofase II
dan merupakan mekanisme pemisahan kromatid diad serta menghasilkan 4 sel anak dengan
kromosom haploid. Meiosis terjadi pada proses pembentukan sel kelamin pada sistem reproduksi bagi
individu yang bereproduksi secara seksual.

b. Reproduksi Makhluk Hidup

Bagi setiap makhluk hidup, ada saatnya dimana kemampuan untuk melaksanakan metabolisme,
pertumbuhan, dan daya tanggapnya terhadap rangsang tidak memadai lagi untuk mempertahankan
organisasinya yang rumit terhadap kekuatan-kekuatan lain. Serangan pemangsa, parasit, kelaparan,
faktor lingkungan yang ekstrim, atau proses menua (aging) dapat mematikan makhluk hidup. Oleh
karena itu, sebelum makhluk hidup menghasilkan individu baru melalui proses reproduksi.

Proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru (keturunan) dari
jenisnya dinamakan reproduksi (perkembangbiakan). Tujuan reproduksi adalah untuk
mempertahankan kelestarian suatu spesies (jenis) makhluk hidup.

Banyak cara reproduksi yang dilakukan oleh organisme. Cara-cara  reproduksi tersebut
dikelompokkan atas: 1) reproduksi aseksual (vegetatif), dan 2) reproduksi seksual (generatif).
Reproduksi aseksual adalah jenis reproduksi yang dilakukan oleh suatu organisme dengan melibatkan
sel tubuh saja tanpa melibatkan sel kelamin. Pada hewan, perkembangbiakan seperti ini umumnya
hanya dijumpai pada hewan rendah, misalnya paramaecium, amoeba, dan euglena dengan membelah
diri; hydra dan ubur-ubur dengan bertunas; bintang laut dan planaria dengan fragmentasi. Pada
tumbuhan reproduksi aseksual dilakukan oleh tumbuhan rendah sampai tumbuhan tinggi; misalnya
membentuk spora pada algae dan lumut; tunas, umbi, rizoma pada tumbuhan tinggi.

Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan makhluk hidup yang melibatkan sel kelamin (gamet).
Dengan demikian, yang dimaksud reproduksi seksual bukan hanya perkembangbiakan melalui
perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina) saja, tetapi partenogenesis pun termasuk di
dalamnya. Partenogenesis adalah reproduksi seksual dimana gamet betina (ovum) tumbuh menjadi
embrio tanpa menyatu dengan gamet jantan (sperma). Partenogenesis ini dijumpai pada lebah, semut,
lalat buah, dan lain-lain. Konyugasi pun dimasukkan ahli ke dalam jenis reproduksi seksual.

Selain reproduksi yang berlangsung secara alami, kita kenal pula ada reproduksi buatan, baik yang
dilakukan secara in vivo maupun in vitro. Reproduksi buatan biasanya dilakukan oleh manusia untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Misalnya reproduksi buatan yang dilakukan pada tumbuhan dan
hewan ternak.

1) Reproduksi Alami pada Hewan

Hewan dapat melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada hewan sedikit
terjadi jika dibandingkan dengan tumbuhan, dan hanya terbatas pada hewan tingkat rendah, yaitu
dengan cara pembelahan sel, pertunasan (“budding”), dan fragmentasi.

–          Pembelahan: Terjadi pada hewan bersel satu (Protozoa), misalnya amoeba, paramaecium, dan
euglena.

–          Pertunasan (budding): Terjadi  pada Hydra sp, ubur-ubur, dan lain-lain. Keturunan baru
berkembang dari tunas yang tumbuh pada tubuh induk. Pada beberapa spesies, misalnya ubur-ubur
dan Hydra sp, tunas akan lepas dan dapat hidup bebas. Pada koral, tunas tetap terikat pada tubuh
induk dan menyebabkan terjadinya koloni.

–          Fragmentasi: Terjadi pada beberapa jenis cacing (misalnya planaria), bintang laut, ular, dan
lain-lain. Pada beberapa jenis cacing, setelah tubuh mencapai ukuran normal (dewasa), secara spontan
cacing tersebut terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setiap bagian akan berkembang
menjadi cacing dewasa dan proses ini terulang kembali.

Reproduksi seksual merupakan cara reproduksi pada hampir semua hewan mulai hewan tingkat
rendah sampai hewan tingkat tinggi. Reproduksi seksual melibatkan kelenjar kelamin (gonad) untuk
menghasilkan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur). Pada umumnya
reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan sperma dan ovum saat berlangsungnya pembuahan
(fertilisasi), walaupun pada partenogenesis ovum dapat berkembang menjadi individu baru tanpa
fertilisasi. Sperma memiliki bentuk dan ukuran yang jauh berbeda dengan ovum sehingga
disebut heterogamet.

2) Reproduksi Alami pada Tumbuhan

Sebagaimana yang terjadi pada hewan, tumbuhan juga melakukan reproduksi aseksual dan seksual.
Bedanya, pada tumbuhan, semua tingkatan mulai dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan
tingkat tinggi mampu melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Pada tumbuhan, fertilisasi dan
meiosis membagi kehidupan individu menjadi dua fase atau generasi, yaitu generasi gametofit mulai
dengan spora yang dihasilkan saat meiosis. Spora ini haploid dan semua sel yang diturunkannya juga
haploid. Diantara sel-sel yang dihasilkan generasi sporofit mulai dengan zigot yang diploid, semua sel
yang berasal dari sini  yang berkembang dengan cara mitosis juga diploid. Akhirnya sel-sel tertentu
akan menjalani meiosis sehingga terbentuk spora-spora, pertanda dimulai kembali generasi gametofit.

3) Reproduksi Buatan

Reproduksi buatan umumnya sengaja dilakukan oleh manusia untuk menunjang kesejaheraanya.
Reproduksi buatan ini dapat dilakukan secara in vivo maupun in vitro. Reproduksi vegetatif buatan
sangat banyak dilakukan manusia pada tumbuhan, misalnya memperbanyak tanaman dengan stek,
cangkok, menyambung, menempel, dan lain-lain. Kesemua cara ini ditujukan agar tanaman
berproduksi dalam waktu yang cepat dan kualitas baik.

Pada hewan ternak, reproduksi buatan in vivo dilakukan dengan mempertemukan gamet jantan dan
betina tetap dalam tubuh hewan betina, tetapi dengan metode kawin suntik. Pada proses ini, sperma
dari hewan jantan yang kita inginkan ditransfer ke dalam saluran kelamin hewan betina yang sedang
birahi dengan sejenis alat yang mempunyai jarum suntik, sehingga disebut kawin suntik.

Pada reproduksi buatan in vitro (yang sangat dikenal dengan bayi tabung pada manusia), reproduksi
dilakukan dengan cara menyatukan gamet jantan dan gamet betina di luar tubuh hewan yang
bersangkutan, yang biasanya digunakan cawan petri, karena itulah disebut in vitro yang secara harfiah
artinya di dalam gelas (cawan). Setelah terjadi pembuahan dalam cawan, embrio dibiarkan
berkembang sampai stadium blastula, kemudian ditransfer ke dalam rongga uterus (rahim) ibu. Di
dalam rahim itu embrio berkembang, berimplantasi, dan menjadi individu baru seperti pada
kehamilan biasa. Teknik seperti ini sering disebut bayi tabung. 

B. Asal Mula Kehidupan dan Evolusi Makhluk Hidup di Bumi

1. Hipotesis tentang Asal Mula Kehidupan

Pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan pertama dimulai di bumi masih menjadi pendebatan dari
dahulu sampai sekarang. Aristoteles 3,5 abad sebelum masehi mengemukakan teori abiogenesis yang
menyatakan bahwa makhluk hidup muncul secara spontan dari benda mati (generatio spontanea).
Penemuan jasad renik oleh Anthonie Van Leeuwenhoek abad ke 17 pada air rendaman jerami
dianggap oleh pendukungnya sebagai bukti pendukung teori abiogenesis. Teori ini ditentang oleh
Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur dengan teori biogenesis, yang meyakini
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang telah ada sebelumnya. Hasil penelitian yang
mereka lakukan mengungkapkan bahwa: setiap kehidupan berasal dari telur (omme visum ex ovo),
setiap telur berasal dari kehidupan sebelumnya (omne ovum ex vivo), dan setiap kehidupan berasal
dari kehidupan sebelumnya (omne vivum ex vivo).

Skenario hipotesis, organisme pertama merupakan produk suatu evolusi kimiawi yang terdiri dari
tahapan-tahapan berikut:

1. Sintesis abiotistas hidup dan akumulasi molekul organik kecil atau monomer seperti asam
amino dan nukleoida.

2. Penyatuan monomer-monomer menjadi polimer, termasuk protein dan asam nukleat (DNA
dan RNA).
3. Segregasi molekul-molekul tersebut menjadi droplet (tulisan) yang disebut dengan protobion.

4. Protobion asal mula hereditas untuk menjalankan fungsi kehidupan.

Evolusi kimia ini didukung dengan postulat dari Oparin dan J.B.S. Haldane, bahwa bumi primitif
mendukung terjadinya reaksi kimia untuk mensintesis senyawa organik yang berasal dari prekursor
organik yang terdapat pada atmosfer dan lautan purbakala. Atmosfer pereduksi (penambah elektron)
semacam itu meningkatkan penggabungan molekul sederhana untuk membentuk moleku komplek.

Pada tahun 1953 Stanley Miller dan Harold Urey menguji hipotesis Oparin-Haldane dengan
percobaan di laboratorium. Keadaan percobaan dibuat sesuai dengan keadaan bumi purbakala.
Atmosfer dalam model Miller-Urey terdiri dari H2O, H2, CH4 (metana) dan NH3 (amoniak), yang
diyakini banyak terdapat di dunia purbakala. Percobaan mereka menghasilkan berbagai jenis asam
amino dan senyawa organik lainnya.

Banyak laboratorium mengulangi percobaan Miller-Urey dengan menggunakan berbagai jenis


campuran sebagai susunan atmosfer. Banyak pula saintis yang meragukan bahwa kondisi atmosfer
purbakala berperan penting dalam reaksi kimia purbakala.

Banyak diantara ahli biologi sekarang membayangkan suatu “dunia RNA”, suatu periode awal dalam
evolusi kehidupan ketika molekul RNA berfungsi sebagai gen yang belum sempurna dan sebagai
katalis organik. Beberapa saintis telah menguji beberapa hipotesis mengenai RNA yang bereplikasi
sendiri. Polimer pendek ribonukleotida telah dihasilkan secara abiotik dalam percobaan di dalam
laboratorium.

Protobion tumbuh dan membelah membagikan salinannya kepada keturunan, keturunannya akan
beranekaragam karena adanya mutasi dalam penyalinan RNA. Evolusi dalam pengertian Darwinian
yang sesungguhnya keberhasilan reproduktif yang berbeda pada individu yang berbeda, agaknya
mengumpulkan banyak perbaikan pada metabolisme primitif dan pewarisan. Salah satu tren mengarah
ke RNA sebagai materi hereditas. Pada mulanya, RNA dapat menyediakan cetakan tempat perakitan
nukleotida DNA. Akan tetapi DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik yang lebih
stabil dari RNA, dan begitu DNA muncul, molekul RNA menulis peranan barunya sebagai perantara
dalam translasi (perterjemahan) kodegenetik. “Dunia RNA” membuka jalan bagi “dunia DNA”.

Perdebatan mengenai asal mula kehidupan di bumi sangat banyak, dengan cara apapun bahan kimia
prebiotik berakumulasi membentuk polimer dan akhirnya bereproduksi di bumi, lompatan dari satu
kumpulan molekul menjadi sel-sel prokariotik yang paling sederhana merupakan suatu peristiwa yang
sangat besar dan perubahan pastilah telah terjadi dalam banyak tahapan evolusi yang lebih kecil. Kita
mengetahui melalui bukti fosil bahwa prokariotik sudah mulai mengalami pertumbuhan sekitar 3,5
miliar tahun silam dan semua garis keturunan muncul dari prokariotik kuno tersebut.

2. Proses Evolusi Makhluk Hidup di Bumi

Beberapa episode utama dalam sejarah kehidupan yang penentuan waktu kejadiannya berdasarkan
pada bukti fosil dan analisis molekuler menunjukkan perubahan makhluk hidup dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan
kode genetik (mutasi). Kode genetik yang paling sesuaid keadaan lingkungan akan mendapat peluang
yang lebih baik untuk berkembang. Organisasi yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu
disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya
dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah inilah
yang disebut dengan seleksi alamiah (natural selection).
Kehidupan dimulai sangat dini dalam sejarah bumi, dan organisme pertama merupakan nenek moyang
dari keanekaragaman biologis yang kita lihat saat ini. Organisme makroskopis dan multiseluler
terutama tumbuhan dan hewan serta manusia berasal dari organisme mikroskopis dan uniseluler
(bersel tunggal).

Dari sejarah kehidupan di bumi, diperkirakan bumi dibentuk 4,5 milyar tahun silam. Kehidupan di
bumi diperkirakan bermula antara 3,5 – 4.0 miliar tahun silam. Setelah bumi cukup dingin muncul
kehidupan pertama sekitar 3,8 miliar tahun silam yang dibuktikan dengan isotop karbon hasil aktivitas
metabolis organisme dalam batuan yang berumur 3,8 miliar tahun silam di Greenland (tanah hijau di
kutup Utara), yang diperkirakan oleh saintis adalah organisme prokariotik. Organisme prokariotik
berfilamen berumur 3,5 miliar tahun silam, fosilnya ditemukan di Afrika Selatan dan Australia Barat.
Kehidupan prokariotik purba ini ditemukan pada batuan yang disebut stromatolit (bahasa
Yunani: stroma = tempat tidur, dan lithos = batu). Stromatolit adalah kubah bergaris-garis yang
tersusun dari batuan sedimen. Fosil tersebut saat ini merupakan fosil organisme hidup tertua yang
diketahui. Namun demikian fosil yang terdapat di Australia Barat tampak seperti organisme
fotosintetik, yang mungkin merupakan organisme penghasil oksigen. Jika demikian halnya, maka
mungkin kehidupan telah berkembang jauh sebelum organisme ini hidup, kemungkinan sekitar 4,0
miliar tahun silam.

Sekitar 2,5 miliar tahun silam produksi oksigen (O2) oleh prokariotik primitif dan menciptakan
atmosfer aerob yang memulai suatu tahapan untuk evolusi kehidupan aerob. Sementara evolusi
prokariotik terus berlanjut, beberapa organisme mampu menggunakan oksigen untuk metabolisme
makhluk organik atau (siano bakteri fotosintetik). Sekitar 1,7 miliar tahun silam sel eukariotik telah
berevolusi dari komunitas prokariota. Organisme multiselule muncul sebelum hewan tertua muncul di
sekitar 500 juta tahun silam dan evolusi terus terjadi seiring dengan pergeseran benua. Zaman
keemasan reptil, tumbuhan berbunga dan mamalia ada pada zaman mesozoikum dan awal
senozoikum. Akhirnya, makhluk hidup dengan segala kompleksitas struktur tubuh dan beranekaragam
spesies seperti yang kita lihat sekarang ini diduga terjadi akibat proses evolusi dalam waktu yang
sangat panjang. Manusia berada pada puncak evolusi makhluk hidup.

C.Keanekaragaman Makhluk Hidup

1. Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup

Tidak ada makhluk hidup di alam ini yang persis sama satu dengan yang lain jika dilihat dari sifat
atau karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang tidak tampak. Masing-masing
individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan perbedaan bentuk tubuh, warna, ukuran,
kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan individu-individu yang berasal dari induk yang sama, juga
menunjukkan perbedaan sifat. Apalagi jika dibandingkan individu yang berbeda jenisnya. Semua ini
menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup. Pertanyaan yang muncul adalah: Mengapa
terjadi keanekaragaman makhluk hidup? Apakah makhluk hidup yang beranekaragam ini berasal dari
nenek moyang yang sama? Para ahli telah mencoba mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
Bahkan telah mencoba pula menyusun hipotesis tentang bagaimana munculnya makhluk hidup yang
beranekaragam tersebut.

Menurut para ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini terbentuk dari
proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses evolusi yang lebih besar,
yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell). Setelah dalam waktu yang cukup lama
dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal
era Paleozoikum. Proses evolusi makhluk hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan
pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beranekaragam
makhluk hidup. Zaman keemasan Reptilia, Tumbuhan Berbunga, dan Mammalia terjadi pada akhir
era Mesozoikum (Mesozoic) dan awal era Senozoikum (cenozoic).

Walaupun Charles Robert Darwin mencetuskan evolusi sebagai suatu teori yang menyebabkan
makhluk hidup berubah dan menjadi beraneka ragam melalui proses seleksi alam dalam waktu yang
sangat lama, namun ia belum mengetahui tentang DNA dan mekanisme pewarisannya. Namun
demikian diketahui bahwa variasi yang ada pada individu bersifat genetis. Kemudian diketahui bahwa
sumber terjadinya variasi adalah mutasi, yaitu perubahan susunan kimiawi DNA yang berlangsung
sedikit demi sedikit dan memakan waktu lama. Mutasi memodifikasi DNA dan menyebabkan
terjadinya spesies baru (spesiasi). Jadi mekanisme evolusi adalah akumulasi perubahan secara
bertahap dalam kurun waktu lama, sampai suatu kelompok organisme cukup nyata berbeda dari
kelompok asalnya sehingga dapat disebut sebuah spesies baru. Hal tersebut dapat terjadi bila ada
penghalang fisik yang memisahkan suatu populasi induknya (yang akan menghasilkan spesiasi
alopatrik), atau gene pools mereka menjadi terpisah akibat adanya variasi lingkungan  (yang akan
menghasilkan spesiasi parapatrik). Pola evolusi dikenal dengan evolusi divergen (bila dua atau lebih
spesies berevolusi dari sebuah leluhur yang sama), dan evolusi konvergen (bila evolusi organisme
yang berasal dari leluhur yang berbeda, beradaptasi pada lingkungan hidup yang sama).

Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem yang
dijumpai di suatu daerah. Keanekaragaman makhluk hidup menyatakan terdapatnya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat lain yang terlihat pada tingkat yang berdeda-beda.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam aspek seperti ciri-ciri morfologi, anatomi,
fisiologi, dan tingkah laku makhluk hidup yang selanjutnya akan menyusun suatu ekosistem tertentu.
Keanekaragaman makhluk hidup tidak hanya terjadi antar jenis tetapi juga di dalam satu jenis.
Keanekaragaman antar jenis misalnya antara bawang merah dengan bawang putih, sedangkan
keanekaragaman dalam satu jenis misalnya antara varietas padi, padi Jawa, padi Cianjur dan lain-lain.

2. Pengelompokan (Klasifikasi Makhluk Hidup)

Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri lainnya dari makhluk
hidup, langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi yaitu menentukan nama ilmiah dan
kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tata Nama Internasional. Identifikasi merupakan
kegiatan utama klasifikasi, dengan klasifikasi keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari
dan dipahami dengan lebih mudah dan utuh.

Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu sistem buatan (artifisial), sistem
alamiah dan sistem filogenetik. Sistem buatan yaitu pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan
lebih banyak kepada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan ciri-ciri alami masih
terbatas sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas. Contoh:

1. Klasifikasi oleh Aristoteles yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan habitat dan


perawakannya menjadi 4 kelompok, yaitu; gulma atau liana, semak, perdu, dan pohon.

2. Klasifikasi oleh Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan menurut jumlah benang
sari, yaitu: monandrie (1 benang sari), diandrie (2 benang sari) dan seterusnya.

Sistem alam menghendaki terbentuknya takso-takson yang alami, takson yang terbentuk mencakup
anggota-anggota yang sewajarnya dikehendaki alam. Dasar yang digunakan adalah banyak sedikitnya
persamaan sifat/ciri morfologi, selanjutnya sifat anatomi, fisiologi atau sifat-sifat lainnya.
Sistem filogenetik (pertengahan abad 19), selain menunjukkan persamaan-persamaan ciri-ciri
morfologi, anatomi atau sifat-sifat lain (seperti pada sisem alam). Klasifikasi juga mencerminkan
perkembangan (dari sederhana ke yang lebih maju) serta jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar
takson. Takson adalah tingkatan dalam klasifikasi makhluk hidup. Urutan takson tertinggi sampai
kepada takson terendah adalah: Kingdom, Filum (untuk hewan) atau Divisio (untuk tumbuhan),
Kelas, Ordo, Famili, Genus, Spesies. Pada awalnya makhluk hidup hanya dikelompokkan ke dalam 2
kingdom saja, yaitu Animalia (hewan) dan Plantae (tumbuhan). Tetapi sekarang, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam biologi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi 5 kingdom,
Yaitu: Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia. Kingdom monera terdiri dari organisme
prokariotik, yaitu kelompok makhluk hidup bersel satu (uniseluler) dan tidak memiliki inti yang nyata
(nukleus). Contohnya adalah bakteri dan alga biru. Kingdom Protista meliputi organisme bersel
tunggal yang inti (nukleus) sudah nyata. Contohnya adalah protofita (mikroalga) dan protozoa.
Kingdom fungi adalah kelompok makhluk hidup eukariotik yang mirip dengan tumbuhan tetapi tidak
mampu melakukan fotosintesis (non-fotosintetik). Kelompok Fungi terdiri atas mikrofungi (fungi
uniseluler)  dan makrofungi (fungi multiseluler). Contoh dari mikrofungi adalah khamir atau ragi
(yeast). Kapang (mold) dan cendawan (mushroom) adalah contoh makrofungi. Kadang-kadang Fungi
bersimbiosis dengan Algae membentuk lutut kerak (lichens). Kingdom Plantae adalah organisme
eukariotik multiseluler yang mampu melakukan fotosintesis karena memiliki zat hijau daun (klorofil).
Ke dalam kelompok Plantae termasuk makroalgae, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji. Diduga
kelompok Plantae berevolusi dari algae hijau berfilamen yang menyerbu daratan sekitar 400 juta
tahun yang lalu. Kingdom Animalia merupakan kelompok hewan dengan ciri-ciri tubuh bersel banyak
dan eukariotik yang tidak mampu mengolah makanan sendiri dari bahan anorganik. Oleh karena itu
sangat tergantung kepada tumbuhan, sehingga kelompok ini disebut heterotrof.

D. Persebaran Makhluk Hidup

Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran organisme di muka bumi. Studi tentang
penyebarn spesies menunjukkan, spesies-spesies  berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya
menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi
subspesies baru dan spesies yang cocok terhadp daerah yang ditempatinya. Persebaran organisme di
bumi dipengaruhi oleh faktor: 1) Lingkungan, 2) Sejarah geologi, dan 3) Penghambat Fisik.

1. Faktor Lingkungan

Dua faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran makhluk hidup adalah faktor
abiotik (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan biotik (tumbuhan, hewan dan jasad renik
(mikroorganisme).

2. Faktor Sejarah Geologi

Kira-kira 200  juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam
superbenua (supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan
Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang
berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.

Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift)
berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah secara bertahap.
Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan
Amerika  Selatan bersatu secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke
Amerika Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun
yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari
Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang
bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang
bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil
berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini. Contoh lain
adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat
memiliki divergensi percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung
lainnya. Akibatnya terjadilah subspesies tadi.

Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi
sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan
Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit
di Amerika Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.

3. Faktor Penghambat Fisik

Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti
daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya
adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi
dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan
Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies
burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan
burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran
dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.

4. Persebaran Tumbuhan dan Hewan

Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis,
subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan
perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan
ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi (altitude) juga
menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran
tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda.

Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di bumi, daerah
persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu:
1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun
Sahara sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara, 3) Neotropis (neotropical) yaitu
Amerika Selatan bagian tengah, 4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5) Etiopia
(ethiopian) yaitu Afrika, dan 6) Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI

A.    Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Di dalam ekologi yang
dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan
populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya
serta tempatnya.

Jadi populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki
ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang
unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu. Contoh populasi
yaitu: populasi ikan lele, populasi udang, populasi kura- kura, dan populasi tanaman air tawar, dsb.

 Faktor- Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi diantaranya :

a. Kompetisi, ini dapat terjadi antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam mempertahankan
hidupnya

b. Mortalitas, terjadinya suatu kematian/punahnya individu karena kekurangan sumber makanan,


terserang penyakit,dll.

c. Natalitas. Yaitu adanya kelahiran yang menyebabkan pertambahan jumlah individu.

d. Migrasi, yaitu keluar dan masuknya populasi yang sama.

e. Predasi, yaitu interaksi antar organisme dimana satu organisme dimangsa oleh organisme lainnya

f. Suksesi

Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu komunitas merupakan suatu
organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan.

Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekang adalah pandangan yang mengatakan suatu
komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme.

Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi
satu dengan yang lainnya. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling
berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas adalah
sekelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu
daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas yaitu : kumpulan populasi ikan, udang dan kura- kura di air tawar
(komunitas air tawar),komunitas air laut, komunitas hutan hujan tropis,dll.

Dalam setiap komunitas, setiap populasi dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari kelompok
berikut :

a.       Produsen, yaitu suatu jenis makhluk hijau daun yang bisa merubah energy surya menjadi energy
kimia dalam jaringannya, seperti : rumput, pohon,dsb.

b.      Konsumen pertama, yaitu makhluk herbivora, suatu organisme pemakan tumbuhan, seperti sapi,
kerbau, gajah, kambing,dsb.

c.        Konsumen kedua, yaitu karnivora, suatu organisme pemakan herbivore, seperti manusia
harimau, ular, dsb.

d.      Konsumen ketiga, yaitu karnivora, suatu organisme pemakan karnivora lainnya.


e.       Parasit, yaitu organisme yang memakan makanan yang telah dicerna oleh organisme lain
sebagai tempat hidupnya. Seperti benalu, jamur,dsb.

f.       Pemakan bangkai, organisme yang hidup dari kotoran hewan atau tumbuhan yang sudah
membusuk

g.      Pengurai, yaitu mikroba yang menguraikan organisme atau sampah organic menjadi zat kimia
atau energy ke lingkungannya dan dapat diserap kembali oleh makhluk hidup.

B.     Berbagai Bentuk Ekosistem Alami

        Berbagai kompenen yang ada di alam ini saling mempengaruhi dan saling berhubungan sehingga
terjadi aliran energy dan materi pada suatu sistem, yang disebut ekosistem. Ekosistem meliputi
komponen biotic dan abiotik.

        Dalam suatu ekosistem yang dapat berdiri sendiri harus terdapat :

a. Sumber energy serta sistem kehidupan yang bisa mengolah energy untuk kebutuhan komponen-
komponen dalam kehidupan.

b. Zat- zat kimia yang mengatur keseimbangan zat- zat abiotik dan biotic dalam ekosistem (terutama
H2O, CO2, dan O2 serta unsur hara lainnya)

Bentuk-bentuk ekosistem alami, yaitu :

1)     Ekosistem darat

hutan hujan tropis, Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas,
dan gugur). Jenis pohon sedikit

·         sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing,
burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

·         savana,

·         stepa,

·         Hutan gugur, Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,

Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat
musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

·         Taiga, Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang

tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.

·         Tundra, Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara
dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu
yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.

        2)  Ekosistem perairan

·         air tawar, Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.

·         air laut,

·         estuary (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.

·         Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air
yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut
tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian
atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.

3)      Ekosistem pantai

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas
pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang,
moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai
terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon
laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-
ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.

C.    Aliran Energy dan Materi dalam Ekosistem Alami

Terpeliharanya satu komunitas sangat tergantung kepada aliran energy melalui masing- masing
populasi.

v  Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu.
Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan
dekomposer.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik
pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat
tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan
herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen
II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :

    Rumput bertindak sebagai produsen.

    Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)

    Katak sebagai konsumen II (Carnivora)

    Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)

    Jamur sebagai dekomposer.

v  Jaring-Jaring Makanan

Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang tumpang tindih dalam
ekosistem dan saling berhubungan.

v  Piramida Makanan

Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah
biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi
biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar piramida.

Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida. Komposisi biomassa dan energi
ini semakin ke atas semakin kecil karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah
energi pada setiap tingkat trofik.

Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I,
jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini
disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan
dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.

D.    Macam-Macam Bentuk Pola Kehidupan

Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas.

Ø  Bioma Gurun dan Setengah Gurun, banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia
dan Asia Barat.

Ø  Bioma Padang Rumput, membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ø  Bioma Sabana, adalah pandang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan
jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu:

Sabana Murni: bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja

Sabana Campuran: bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon.

Ø  Bioma Hutan Tropis, merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan
hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah,
sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.

    Hutan Musim, di daerah tropis selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.

1.      Bioma Hutan Lumut, banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada
ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Di hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja,
melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut.

2.      Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest), ciri khas dari hutan ini adalah tumbuhannya sewaktu
musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat,
Asia Timur, dan Chili.

3.      Bioma Hutan Taiga/Hutan Homogen, bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika
dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.

4.      Bioma Huta Tundra, terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah
iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut
kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.

Hutan Bakau/Mangrove, banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan
subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya
adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon
Bogem (Bruguiera).

Anda mungkin juga menyukai