Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN PENALARAN DAN POLA PIKIR MANUSIA

DISUSUN OLEH : YEN YEN RATU SOLEHAH


DOSEN PENGAJAR : Dr. YAMIN, M.Pd

UNIVERSITAS PAKUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN IPA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Penalaran Dan
Pola Pikir Manusia” dengan baik.

Makalah merupakan karya tulis ilmiah karena disusun berdasarkan kaidah kaidah ilmiah yang
dibuat oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi yang menggunakan teknik
pengumpulan data, menggunakan metodologi penelitianyang relevan dan terarah pada pokok
permasalahan yang berkaitan dengan bidang studimahasiswa. Adapun tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Perkembangan IPA. Untuk
itu, makalah ini disusun dengan memakai bahasa yang sederhana dan mudah untuk dipahami.

            Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Sejarah perkembangan IPA, Bapak Dr. Yamin, M.Pd yang telah memberikan
bimbingan, arahan, saran, dan petunjuk hingga makalah ini dapat disusun dengan baik.

Sebagai sebuah makalah, tidak lepas dari kekurangan,oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkepentingan, guna penyempurnaan
makalah ini. Selanjutnya terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Akhirnya, penulis
berharap semoga makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan baik.

                                                                                               Bogor, 25 september 2021

                                                                                                            Penulis

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................3

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................3

1.3 TUJUAN PENELITIAN .........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................4

BAB III PENUTUP.............................................................................................................9

3.1 KESIMPULAN........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Umumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai dari adanya rangsangan dari suatu
objek, rangsangan itu menimbulkan rasa ingin tahu yang mendorong seseorang untuk
melihat, menyaksikan, mengamati, mengalami dan sebagainya.

Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah
yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam, juga
berusaha untuk memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha untuk
memahami masalah itu sendiri, ini semua menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan
yang baik.

Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam
yang ada, kemudian semakin bertambahnya dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pemikirannya, setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran dengan
eksperimentasi ini, maka lahirlah ilmu pengetahuan yang mantap atau bagus.

Jadi, perkembangan alam pikiran manusia sampai dengan kelahiran Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai ilmu yang mantap, melalui 4 (empat) tahap yaitu tahap mitos, tahap penalaran
deduktif (rasionalisme) atau tahap pemikiran rasional, tahap penalaran induktif (empirisme)
atau tahap pemikiran empiris, dan akhirnya sampai ke tahap pengkristalan konsep metode
ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari penalaran?
2.      Bagaimana proses perkembangan penalaran manusia?
3.      Bagaimana tahap perkembangan pola pikir manusia?

C. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari penalaran
2.      Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan penalaran manusia
3.      Untuk mengetahui tahap perkembangan pola pikir manusia

3
BAB II

PEMBAHASAN

Nalar adalah pertimbangan tentang baik buruk; akal budi; atau aktivitas yang memungkinkan
seseorang berpikir logis; jangkauan pikir; kekuatan pikir. Sedangkan penalaran adalah hal
mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau
pengalaman.

Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain
bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum
alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi
yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari
hewan maupun tumbuhan.

Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran
manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia,
sejak zaman purba hingga dewasa ini.

A.  Sejarah Pengetahuan yang diperoleh Manusia

1. Rasa Ingin Tahu

Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Perasaan ini merupakan salah
satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun
benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup
lainnya.

Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam,
artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah
mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk
memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-
reka sendiri jawabannya.

2.  Mitos

Menurut Auguste Comte (1798-1857) bahwa dalam sejarah perkembangan manusia itu ada


tiga tahap, yaitu tahap teologi (tahap metafiika), tahap filsafat, dan tahap positif (tahap ilmu).

Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos
yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-
tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.

4
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat
dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca indera
manusia serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.

Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop
(ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang
menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-
langit dan bintangnya merupakan atap.

B.  Perkembangan Fisik Tubuh Manusia

Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap
menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang
identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak
homolog yang akan menjadi laki-laki.

Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan
membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13,
janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang
selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.

Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di
bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.

Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya
dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi
organ-organ reproduksi (organ genitalia).

Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan


pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan
yang terus akan terbawa sampai dewasa.

Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara
dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja
merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu
berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum
memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu
menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.

C.  Metode Ilmiah dan Implementasinya

Pengetahuan tentang mitos, ramalan nasib berdasarkan perbintangan bahkan percaya adanya
dewa diperoleh dengan cara berprasangka, berintuisi dan coba-coba (trial and error).

5
Suatu pengetahuan dapat dikatakan pengetahuan yang ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat
antara lain: objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Salah satu syarat ilmu
pengetahuan tersebut harus diperoleh melalui metode ilmiah. Kriteria metode ilmiah yang
digunakan dalam penelitian antara lain harus berdasarkan fakta, bebas prasangka,
menggunakan prinsip-prinsip analisis, hipotesis, berukuran objektif serta menggunakan
teknik kuantitatif atau kualitatif.

Alur berpikir yang mencakup metode ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang
mencerminkan tahapan kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari
langkah-langkah operasional metode ilmiah, yaitu perumusan masalah, penyusun kerangka
berpikir, pengajuan hipotesis, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan
simpulan.

Metode ilmiah mempunyai keterbatasan maupun keunggulan. Keterbatasan metode ilmiah


adalah ketidaksanggupannya menjangkau untuk menguji adanya Tuhan, membuat
kesimpulan yang berkenan dengan baik dan buruk atau sistem nilai dan juga tidak dapat
menjangkau tentang seni dan keindahan. Sedangkan keunggulannya, antara lain: mencintai
kebenaran yang objektif dan bersikap adil; kebenaran ilmu tidak absolut sehingga dapat dicari
terus-menerus; mengurangi kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan
lain-lain.

Manusia memiliki kelebihan dibanding semua makhluk, antara lain :

a. Manusia dapat berpikir, sehingga manusia merupakan makhluk yang cerdas ( homo sapiens
). Dengan daya pikirnya manusia dapat mempertimbangkan apa yang akan dilakukan masa
sekarang, atau masa depan dengan pengalaman yang dialaminya.

b. Manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya, sehingga disebut sebagai


manusia kerja ( homo faber ). Salah satu tindakan dan wujud budaya adalah barang buatan
manusia ( artefact ). Alat-alat diciptakan manusia karena sadar kemampuan inderanya
terbatas, sehingga alat-alat dibuat untuk mencapai tujuan, misal mikroskop, roda untuk
kereta.

c. Manusia dapat berbicara ( homo longuens ), sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam
otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain.

d. Manusia dapat hidup bermasyarakat ( homo socius ) tidak seperti binatang yang
bergerombol yang hanya mengenal hukum rimba. Manusia bermasyarakat yang diatur
dengan tata tertib demi kepentingan bersama.

e. Manusia dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi ( homo aeconomicus ).
Dalam hukum ekonomi, semua kegiatan harus atas dasar untung rugi. Pada awalnya manusia
mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar
(produksi dijual di pasaran) dan keuntungan semakin besar, sehingga meningkatkan
produktivitas kerja.

6
f. Manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan lebih hebat dari
manusia, sehingga manusia memiliki kepercayaan atau beragama ( homo religius ). Di
samping keenam hal di atas, manusia disebut juga manusia berbudaya ( homo humanus ) dan
manusia yang tahu akan keindahan ( homo aesteticus ).

Manusia Berperasaan dan Rasional Manusia mempunyai akal budi. Akal yang menjadi
sumber sifat rasional, sedangkan budi bersumber pada perasaan. Perasaan adalah fungsi jiwa
untuk mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang.
Sedangkan rasional adalah menerima sesuatu atas dasar kebenaran pikiran atau rasio. Paham
tersebut bersumber pada akal manusia yang diolah dalam otak. Dengan berpikir yang rasional
manusia dapat meletakkan hubungan-hubungan dari apa yang telah diketahui dan yang
sedang dihadapi. Kemampuan manusia memperguna kan daya akalnya disebutkan
intelegensi.

Cara manusia memperoleh pengetahuan :

a. Cara lama dengan masih mengandalkan perasaan daripada kebenaran pikiran, yaitu dengan
prasangka, intuisi dan coba-ralat.

b. Cara baru yaitu dengan mempergunakan logika, yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk
berpikir lurus, tepat dan sehat. Logika yang bersifat kodratiah dan ilmiah.

Tahapan perkembangan pola pikir manusia :

1.    Antroposentris

Antroposentris ( anthropus = manusia, centrum = pusat ) adalah anggapan bahwa manusialah


yang menjadi pusat segala-galanya. Pandangan ini masih dalam tahap awal perkembangan
pikiran manusia.

2.    Geosentris

Geosentris ( geo = bumi ) adalah anggapan bahwa bumi pusat alam semesta. Semua benda
langit mengelilingi bumi merupakan anggapan yang berkembang sejak abad ke-6 SM.
Tokohnya:

a. Thales (624-548 SM) yang dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar alam dan
isinya. Thales percaya bintang-bintang bisa memancarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan
hanya memantulkan sinar matahari ke bumi. Dikatakan bahwa bumi merupakan cakram yang
mengapung di atas air.

b. Anaximender (610 – 546 SM) ialah orang pertama yang menyatakan bahwa langit berputar
dengan poros bintang kutub Kubah langit yang nampak adalah setengah bola dengan bumi
sebagai pusatnya.

c. Pythagoras (580-500 SM) yang terkenal dengan dalil segitiga siku-siku.Di samping


pelopor matematika, ia juga berkeyakinan bahwa bumi bulat dan berputar, sehingga

7
menampakkan gerakan perputaran semu dari langit. Ia juga mengajarkan bahwa di bumi
terdapat 4 unsur yaitu : tanah, air, udara dan api.

d. Erasthothenes (276-195 SM) ialah orang yang pertama menghitung ukuran bumi sebagai
benda bulat.

e. Ptolomeus (127-151 SM) mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah pusat jagad


raya, berbentuk bulat, diam setimbang tanpa tiang penyangga

f.  Avicenna (Ibn-Shina abad 11), seorang ahli Ilmu Pengethuan, terutama dalam bidang Ilmu
Kedokteran, Fiolosof.

3.    Heliosentris

Heliosentris (Helios = matahari) adalah anggapan bahwa pusat alam semesta adalah matahari.
Hal ini merupakan pendapat baru karena makin sempurnanya alat pengamat bintang berupa
teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan berfikir manusia yang terjadi pada tahun
1500 – 1600.

Sebagai tonggak sejarah Nicolous Copernicus (1473-1543) dengan pokok ajaran :

a. Matahari adalah pusat sistem solar sedangkan bumi adalah salah satu planet di antara
planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.

b. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.

c. Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan
malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.

Pengikut Copernicus adalah Bruno (1548-1600). Ia memberikan kesimpulan lebih jauh lagi:

a.  Jagat raya tidak ada lagi.

b.  Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penalaran adalah hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan
dengan perasaan atau pengalaman.

Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran
manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia
sejak zaman purba hingga dewasa ini.

Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Rasa ingin tahu itu berkembang,
baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu
tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.

Menurut A. Comte bahwa dalam sejarah perkembangan manusia itu ada tiga tahap, yaitu
tahap teologi (tahap metafiika), tahap filsafat, dan tahap positif (tahap ilmu).

Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan


pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan
yang terus akan terbawa sampai dewasa.

Cara manusia memperoleh pengetahuan :


a.  Masih mengandalkan perasaan daripada kebenaran pikiran
b. Dengan mempergunakan logika yang bersifat kodratiah dan ilmiah.
Tahapan perkembangan pola pikir manusia :
1.  Antroposentris
Antroposentris adalah anggapan bahwa manusialah yang menjadi pusat segala-galanya.
2.  Geosentris
Geosentris  adalah anggapan bahwa bumi pusat alam semesta.
3.  Heliosentris
Heliosentris adalah anggapan bahwa pusat alam semesta adalah matahari
4.  Galaktosentris
Galaktosentris merupakan anggapan bahwa pusat alam semesta adalah galaksi
5.  Asentris
     Asentris merupakan anggapan bahwa tidak perlu lagi adanya pusat-pusatan dalam alam
semesta ini karena semuanya beredar dalam konstelasi ilmiah

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Drs. H. Abu, Supatmo, Ir. A. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aly, Drs. Abdullah, Rahma, Ir. Eny. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Jasin, Drs. Maskoeri. 1986. Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya: PT. Raja Grafindo Persada.

Mawardi, Drs., Hidayati, Ir. Nur. 2000. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Nasution, Dr. Rizali H., Hatta, Drs. H. Mohd. 1993. Ilmu Alamiah Dasar. Medan: PT.

            Pustaka Widyasarana.

Rizal, Fahrul, dkk. 2006. Antroposentris, Geosentris, Heliosentris, Galaktosentris, Asentris.

            Jakarta: Hijri Pustaka Utama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
2005.  Balai Pustaka.

10

Anda mungkin juga menyukai