Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU ALAMIAH DASAR

Disusun :
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar ( IAD )

Dosen Pengampu :
Akhnu Affandi, M. Pd.I

Oleh :
Muhammad Syafila Al Akbar
NIM : 20212405740

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN WIJAYA
MOJOKERTO
202I
KATA PENGANTAR
P u j i s yu k u r k a m i u c a p k a n k e h a d ir a t T uha n Y a n g M a ha E s a
k a r e na k a m i d a p a t m e n y e l e s a i k a n m a k a l a h i n i . P e n y u s u n a n
m a k a l a h i n i b e r t u j u a n u n t u k m e m e n u h i tugas Ilmu Alamiah Dasar.
Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai ilmu alamiah dasar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Akhnu Affandi, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar
yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Akhirnya
kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran
agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk
kami dan untuk pembaca.

Mojokerto, 5 Oktober 2021

` Muhammad Syafila Al Akbar


NIM : 20212405740
BAB I
PENDAHULU AN

1.1 Latar belakang

Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah wajib
diikuti oleh setiap peserta didik pada semua program studi, terutama untuk
program studi non-eksakta, dengan maksud peserta didk dikenalkan pada
konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi pengetahuan
tentang teori maupun konsep yang berkaitan dengan alam.

Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan
pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga
mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil


perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan
pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran
yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka. Makalah ini secara
tidak langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran pengetahuan
alamiah modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari
lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapakah makhluk Allah yang paling sempurna itu ?
2. Apa saja fase-fase pembagian ilmu pengetahuan ?
3. Apa metode ilmiah itu, dan bagaimana langkah-langkahnya ?
4. Kenapa manusia di tuntut untuk mempelajari ilmu pengetahuan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makhluk Allah yang paling sempurna.
2. Mengetahui fase-fase pembagian ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui pengertian metode ilmiah dan langkah-langkahnya.
4. Mengetahui tujuan manusia mempelajari ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesempurnaan Dan Keunikan Manusia


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, seperti
dalam al Alqur’an ) ‫س إن ت َ ْق إويْم‬ َ ‫( لَقَدْ َخلَ ْقنَا اْ إل ْن‬. Dalam hadits sebagian kecil
َ ‫سانَ فإ ْي اَ ْح‬
makhluk ciptaan Allah di sebutkan dalam tiga bentuk, yaitu malaikat, hewan dan
manusia. Dari itu akan timbul pertanyaan mengapa manusia adalah makhluk
ciptaan Allah yang paling sempurna ? dalam terusan hadist di jelaskan bahwa
factor terjadinya pernyataan seperti itu karena Allah dalam penciptaan
makhluknya mereka di beri yang namanya akal dan nafsu. Malaikat di ciptakan
hanya di beri akal saja dan hewan di ciptakan hanya di beri nafsu saja. Sedangkan
manusia di ciptakan oleh Allah di beri kelebihan yaitu akal dan nafsu. Maka dari
itu manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara
morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan
memiliki kesamaan proses biologis, seperti kebutuhan makan/minum (nutrisi),
kebutuhan bernapas (respirasi), berkembang biak (reproduksi), menerima
rangsang (iritabilitasi), bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk
hidup (biotis). Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang
tidak dimiliki oleh mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas)
mengalami perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya
fikir (budi daya). Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia
dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai
kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain (hewan). Dengan demikian keunikan dan
keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak pada daya
fikirnya.
2.2 Rasa Ingin Tahu
Manusia ??? berbeda dengan makhluk lainnya, manusia selalu mempunyai
rasa ingin tahu dari segala hal dinamika-dinamika fenomena alam sekelilingnya.
Manusia selalu bertanya, Mengapa ? (dengan adanya gunung), Ada apa ? (jika
terjadi gunung meletus atau gempa), Kenapa ?. itulah rasa ingin tahunya manusia,
sehingga manusia merasa bahwa jika manusia di ciptakan memiliki akal dan nafsu
mengapa manusia hanya menuruti hawa nafsu nya?. Maka dari itu dari kejadian-
kejadian fenomena alam sekitar mereka berfikir dan terjadi yang namanya
penelitian-penelitian.
Sementara makhluk lain hidup dalam memenuhi kebutuhan dan
kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan nafsu dan naluri (hewan dan selain
malaikat) yang sifatnya tetap/tidak ada perkembangan dari zaman ke zaman.
Tetapi berbeda dengan manusia karena manusia telah di lebel makhluk ciptaan
Allah yang paling sempurna di beri akal dan nafsu. Manusia bisa berfikir contoh
dari kehidupannya saja manusia hidup pada zaman dahulu (primitive) masih
dalam keadaan tidak memakai pakaian secara sempurna seperti saat ini dan masih
menggunakan rumah gua-gua, berubah menjadi rumah sederhana dan berpakaian
rapi di lanjutkan dengan adanya teknologi-teknologi manusia mengenal dan bisa
mengembangkan pikiran dari rumah sederhana menjadi rumah-rumah mewah dan
bangunan pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah
menjadi daya pikir yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya
mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan
dalam hidupnya.

2.3 Mitos
Mitos juga bisa di sebut mitologi, yang kadang di artikan mitologi adalah
cerita rakyat yang di anggap benar-benar terjadi yang berhubungan dengan
terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat dan konsep dongeng
suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia atau bangsa
yang di ungkapkan dengan cara-cara ghaib dan mengandung arti yang dalam.
Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi
kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirnya. Rasa ingin tahu manusia
ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban aras
keingintahuannya itu.Sebagai contoh:”Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat
dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah
selendang”bidadari”. Jadi, muncul pengetahuan baru yaitu”bidadari”. Contoh
lain, mengapa gunung meletus?, Karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-
reka sendiri dengan jawaban”Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah
”.Disinilah muncul pengetahuan baru yang disebut”yang berkuasa”.Dengan
menggunakan jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan adanya “yang
berkuasa” didalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari,
bulan atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana rembulan.
Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang disebut mitos.
Cerita yang disebabkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul disebabkan
antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia..
1. Alat Penglihatan
2. Alat Pendengaran
3. Alat pencium dan Pengecap
4. Alat Perasa
Alat-alat indera tersebut berbeda-beda di antara manusia. Ada yang tajam
penglihatannya, ada pula yang tidak. Ada yang tajam penciumannya, ada yang
lemah. Akibat keterbatasan alat indera kita, maka mungkin saja timbul salah
informasi, salah tafsir atau salah pemikiran. Untuk meningkatkan ketepatan alat
indera tersebut manusia dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat
terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat meskipun alat yang diciptakan
ini masih mengalami kesalahan.
2.4 Fase-fase Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Segala sesuatu hal itu pasti ada fase-fase perkembangannya di mulai dari
yang mendasar hingga mencapai pemesatan. Seperti halnya ilmu pengetahuan,
ilmu pengetahuan yang bisa kita rasakan saat ini begitu pesatnya pengetahuan-
pengetahuan keilmuan. Karena ilmu itu bertahap yang dulunya masih sangat
rendah prioritasnya dan sekarang bisa kita lihat hasil pengembangan itu.
Perlu kita ketahui bahwa pengembangan ilmu pengetahuan terbagi menjadi
3 yaitu :
1) Zaman klasik (filsafat).
2) Zaman pertengahan.
3) Zaman modern (tekhnologi).

1) Zaman klasik (filsafat)


Perkembangan ilmu zaman Klasik, dimulai pada masa kerajaan Yunani.
Peralihan dari pola pikir mitosentris yakni kepercayaaan terhadap dewa-dewa
menjadi pola pikir logosentris penggunaaan ilmu dalam menggungkap rahasia alam
semesta. Perubahan pola pikir ini dimulai dengan mempertanyakan apa sebenarnya
asal-usul alam semesta. Oleh sebab itu beberapa ahli yang mengutarakan pendapat
ini digolongkan dalam filsafat alam.
2) Zaman pertengahan
Perkembangan ilmu pada zaman Pertengahan dimulai pada sekitar abad ke
15 atau 16 Masehi. Fase ini disebut juga masa Reinainsans atau masa Pencerahan,
hal ini tidak terlepas dari upaya melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang
membelenggu kebebasan kebenaran filsafat dan ilmu pada saat itu. Penemuan –
penemuan dalam berbagai bidang ilmu khususnya terkait dengan ilmu pasti.
3) Zaman modern (tekhnologi)
Perkembangan ilmu pada zaman Modern terletak pada rentang abad 17
sampai 19 masehi. Dikatakan dalam buku filsafat ilmu karya Amsal Bakhtiar
perkembangan ilmu pada zaman Modern dan zaman Pertengahan memiliki
perbedaaan tipis. Perkembangan ini merupakan dampak dari revolusi indusri yang
terjadi besar-besaran di berbagai daerah-daerah Eropa.
2.5 Metode Ilmiah
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah sebagai
berikut :
A. Menentukan dan Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah
yang akan dipecahkan, dan untuk menemukan masalah kita perlu membuat
pertanyaan. Masalah sendiri adalah segala sesuatu yang harus dipecahkan
secara pasti dan benar.
B. Mengumpulkan data dan informasi
Setelah menemukan masalah apa yang akan dipecahkan, maka langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan cara membaca buku, membaca laporan hasil penelitian orang lain, atau
bisa juga dengan melakukan wawancara dengan orang yang sudah ahli dalam
masalah tersebut.
C. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau prediksi sementara terhadap masalah
berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Kebenaran
dari hipotesis yang diajukan ini belum pasti, jadi harus dilakukan pengujian
dan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut
D. Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menguji
dan membuktikan hipotesis yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari
eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti
yang nyata. Dan kadang, untuk mendapatkan hasil yang pasti, eksperimen bisa
dilakukan lebih dari satu kali.
E. Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir yang diperoleh setelah melewati
serangkaian metode-metode ilmiah diatas. Kesimpulan dibuat berdasarkan
hasil dari eksperimen. Kesimpulan bisa sesuai (menerima) hipotesis, namun
bisa juga tidak sesuai (menolak) hipotesis.

Karateristik Metode Ilmiah

1. Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta (jujur).


Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi,
mengkhayal atau semacamnya, dan fakta itu berupa data empiris yang harus
dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut.
2. Karya Ilmiah Harus Sistematis.
Penelitian itu harus di atur dengan cara yang baik, menggunakan urutan
tertentu atau langkah-langkah tertentu.
3. Karya ilmiah harus empiris.
Karya ilmiah itu harus berdasarkan pada bukti, konsekuensi atau hal-
hal yang dapat di lihat. Terutama yang di peroleh dari penemuan, percobaan
dan pengamatan yang telah di lakukan.
4. Karya ilmiah harus logis.
Karya ilmiah itu harus logis (rasional). Suatu pemikiran yang bisa di
pahami atau di cerna oleh akal fikiran manusia.
5. Universal.
Karya ilmiah itu harus bersifat universal. Yang dimaksud dengan
pengertian universal yaitu pengertian atau konsep yang mencakup semua
bagian dengan tidak ada satu pun yang dikecualikan.
2.6 Kenapa Manusia Di Tuntut Untuk Mempelajari Ilmu Pengetahuan ?
Pertanyaan ini akan membuat kita berfikir lebih mendalam tentang ayat-
ayat allah yang menjelaskan bahwa manusia di beri akal untuk berikir. Dalam Al-
qur’an yang bunyinya “Afalaata’kilun” hingga 52 kali. Perlu kita ketahui bahwa
pola pikir manusia itu menanggapi tentang mempelajari ilmu pengetahuan lingkup
alam di sekitar kita (kekuasaan Allah) belum sadar akan apa yang ia pelajari, dan
untuk apa mempelajari semua itu. Telah di singgung bahwa manusia itu di beri
ilmu hanya satu tetes air yang menetes dari paruh burung yang minum di lautan.
Betapa agungnya kekuasaan Allah, dan ini manandakan bahwa betapa lemahnya
manusia.
Di jelaskan juga dalam ayat-ayat dan hadist di antaranya adalah: ”Perintah
untuk membaca atau belajar” (QS. Al-’Alaq: 1-5), ”Manusia beriman dan berilmu
kedudukannya lebih tinggi” (QS. Al-Mujadilah: 11), ”Larangan melakukan
sesuatu tanpa dasar ilmu” (QS. Al-Isra: 36), ”Perintah untuk menggunakan akal,
pikiran dan pemahaman (QS. Al-Baqarah: 44), ”Perintah agar belajar terus agar
ilmunya bertambah” (QS. Thaha: 114). Adapun dalam As-Sunnah adalah sebagai
berikut: ”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah: lihat Sunan
Ibn Majah Juz I hal.81), ”Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rakhmat;
menjalankan rukun Islam baginya akan diberikan pahala bersama para Nabi” (HR
Dailami dari Anas RA). Begitulah titik temu kenapa manusia di tuntut untuk
mempelajari ilmu pengetahun, supaya manusia mengetahui bahwa betapa agung
kekuasaan Allah dan betapa lemahnya manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu alamiah dasar adalah penerapan pendekatan ilmiah dalam mengkaji
suatu masalah. Ini adalah salah satu cara manusia untuk memperoleh
pengetahuan (menjadi tahu tentang sesuatu) dan mau berfikir tentang
dinamika-dinamika alam sekitarnya.

3.2 SARAN
Jagalah selalu nama almamater dengan cara sopan dalam ucapan dan
perbuatan dimanapun dan kapanpun bila kita merasa sebagai manusia ulul
albab. Di sini saya sebagai penulis makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar saya
sangat berharap tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik dan saran anda apabila
tanpa sengaja saya kurang tepat dalam menulis makalah tentang Ilmu Alamiah
Dasar ini.
Semoga dengan adanya makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, Amiiiin . . . .

DAFTAR PUSTAKA

Agus mukti wibowo; (2012) “Rangkuman Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar”
Ilmu Alamiah Dasar, Malang
KH.Abdul Ghofur; (2009) “Pengajian Jum’at” Al-ilahiyat Makhluqot, Ponpes
Sunan Drajat Lamongan
Hj.Siti Annijat Maimunah; (2011) “Metode Ilmiah” Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, Malang http://sophiasciencia.word

Anda mungkin juga menyukai