Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atau limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “ILMU
ALAMIAH DASAR” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah imu alamiah dasar. Makalah ini di tulis dari
hasil penyusunan data-data yang penyusun peroleh dari rangkuman mata kuliah ilmu alamiah
dasar, buku panduan, ceramah-ceramah agama dan web yang bersangkutan. Tak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah imu alamiah dasar atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Kami mengharap,
dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat
menambah wawasan kita mengenai alam sekitar kita, khususnya bagi penulis. Memang makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Sigli ,07 Juni 2023

Penyusun Ilul Nisa


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah yang termasuk mata kuliah
umum yakni mata kuliah dengan bobot 2 sks, ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa pada semua
program studi terutama untuk program studi non exacta dengan maksud mahasiswa dikenalkan
pada konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi pengetahuan mahasiswa
dalam memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan lainnya, khususnya pemecahan-
pemecahan masalah, teori maupun konsep ilmu yang berkaitan dengan alam.

Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang
berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya
modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil perkembangan pola pikir
manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia
untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio
belaka. Makalah ini secara tidak langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran
pengetahuan alamiah modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari lebih
lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapakah makhluk Allah yang paling sempurna itu ?
2. Apa saja fase-fase pembagian ilmu pengetahuan ?
3. Apa metode ilmiah itu, dan bagaimana langkah-langkahnya ?
4. Kenapa manusia di tuntut untuk mempelajari ilmu pengetahuan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makhluk Allah yang paling sempurna.
2. Mengetahui fase-fase pembagian ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui pengertian metode ilmiah dan langkah-langkahnya.
4. Mengetahui tujuan manusia mempelajari ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesempurnaan Dan Keunikan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna ) ‫سن ت َ ْقويْم‬ َ ‫( لَقَ ْد َخلَ ْقنَ ا َ ْْل ْن‬
َ ْ‫سانَ في اَح‬
Dalam hadits sebagian kecil makhluk ciptaan Allah di sebutkan dalam tiga bentuk, yaitu malaikat,
hewan dan manusia. Dari itu akan timbul pertanyaan mengapa manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang paling sempurna ? dalam terusan hadist di jelaskan bahwa factor terjadinya pernyataan
seperti itu karena Allah dalam penciptaan makhluknya mereka di beri yang namanya akal dan
nafsu. Malaikat di ciptakan hanya di beri akal saja dan hewan di ciptakan hanya di beri nafsu saja.
Sedangkan manusia di ciptakan oleh Allah di beri kelebihan yaitu akal dan nafsu. Maka dari itu
manusia adalah makhlik ciptaan Allah yang paling sempurna.
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis
maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan proses
biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi), berkembang
biak (reproduksi), menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-
ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak
dimiliki oleh mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan
yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya). Tetapi karena manusia
dilengkapi radar berfikir maka manusia dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangklan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai
kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain (hewan). Dengan demikian keunikan dan keunggulan
manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya.

2.2 Rasa Ingin Tahu


Manusia ??? berbeda dengan makhluk lainnya, manusia selalu mempunyai rasa ingin tahu
dari segala hal dinamika-dinamika fenomena alam sekelilingnya. Manusia selalu bertanya,
Mengapa ? (dengan adanya gunung), Ada apa ? (jika terjadi gunung meletus atau gempa), Kenapa
?. itulah rasa ingin tahunya manusia, sehingga manusia merasa bahwa jika manusia di ciptakan
memiliki akal dan nafsu mengapa manusia hanya menuruti hawa nafsu nya?. Maka dari itu dari
kejadian-kejadian fenomena alam sekitar mereka berfikir dan terjadi yang namanya penelitian-
penelitian.
Sementara makhluk lain hidup dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya
hanya mengandalkan nafsu dan naluri (hewan dan selain malaikat) yang sifatnya tetap/tidak ada
perkembangan dari zaman ke zaman. Tetapi berbeda dengan manusia karena manusia telah di lebel
makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di beri akal dan nafsu. Manusia bisa berfikir contoh
dari kehidupannya saja manusia hidup pada zaman dahulu (primitive) masih dalam keadaan tidak
memakai pakaian secara sempurna seperti saat ini dan masih menggunakan rumah gua-gua,
berubah menjadi rumah sederhana dan berpakaian rapi di lanjutkan dengan adanya teknologi-
teknologi manusia mengenal dan bisa mengembangkan pikiran dari rumah sederhana menjadi
rumah-rumah mewah dan bangunan pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu
yang berubah menjadi daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan
menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.

2.3 Mitos
Mitos juga bisa di sebut mitologi, yang kadang di artikan mitologi adalah cerita rakyat yang
di anggap benar-benar terjadi yang berhubungan dengan terjadinya tempat, alam semesta, para
dewa, adat istiadat dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam
semesta, manusia atau bangsa yang di ugkapkan dengan cara-cara ghaib dan mengandung arti yang
dalam.
Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan nonfisik atau
kebutuhan alam pikirnya.Rsa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar
pengamatan maupun pengalamannya.Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban aras
keingintahuannya itu.Sebagai contoh:”Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia
mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang”bidadari”. Jadi, muncul pengetahuan baru
yaitu”bidadari”. Contoh lain, mengapa gunung meletus?, Karena tak tahu jawabannya, manusia
mereka-reka sendiri dengan jawaban”Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah ”.Disinilah
muncul pengetahuan baru yang disebut”yang berkuasa”.Dengan menggunakan jalan pikiran yang
sama, muncullah anggapan adanya “yang berkuasa” didalam hutan lebat, sungai yang besar,pohon
yang besar, matahari, bulan atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana rembulan.
Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang disebut mitos. Cerita yang
disebabkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat
indera manusia..
1. ALAT PENGLIHATAN
2. ALAT PENDENGARAN
3. ALAT PENCIUM DAN PENGECAP
4. ALAT PERASA
Alat-alat indera tersebut berbeda-beda di antara manusia. Ada yang tajam penglihatannya,
ada pula yang tidak. Ada yang tajam penciumannya, ada yang lemah. Akibat keterbatasan alat
indera kita, maka mungkin saja timbul salah informasi, salah tafsir atau salah pemikiran. Untuk
meningkatkan ketepatan alat indera tersebut manusia dapat juga orang dilatih untuk itu, namun
tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat meskipun alat yang diciptakan ini
masih mengalami kesalahan.
2.4 Fase-fase Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Segala sesuatu hal itu pasti ada fase-fase perkembangannya di mulai dari yang mendasar
hingga mencapai pemesatan. Seperti halnya ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan yang bisa kita
rasakan saat ini begitu pesatnya pengetahuan-pengetahuan keilmuan. Karena ilmu itu bertahap
yang dulunya masih sangat rendah prioritasnya dan sekarang bisa kita lihat hasil pengembangan
itu.
Perlu kita ketahui bahwa pengembangan ilmu pengetahuan terbagi menjadi 3 yaitu :
1) Zaman klasik (filsafat).
2) Zaman pertengahan.
3) Zaman modern (tekhnologi).

1) Zaman klasik (filsafat)


Perkembangan ilmu zaman Klasik, dimulai pada masa kerajaan Yunani. Peralihan dari pola
pikir mitosentris yakni kepercayaaan terhadap dewa-dewa menjadi pola pikir logosentris
penggunaaan ilmu dalam menggungkap rahasia alam semesta. Perubahan pola pikir ini dimulai
dengan mempertanyakan apa sebenarnya asal-usul alam semesta. Oleh sebab itu beberapa ahli
yang mengutarakan pendapat ini digolongkan dalam filsafat alam.
2) Zaman pertengahan
Perkembangan ilmu pada zaman Pertengahan dimulai pada sekitar abad ke 15 atau 16
Masehi. Fase ini disebut juga masa Reinainsans atau masa Pencerahan, hal ini tidak terlepas dari
upaya melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang membelenggu kebebasan kebenaran
filsafat dan ilmu pada saat itu. Penemuan – penemuan dalam berbagai bidang ilmu khususnya
terkait dengan ilmu pasti.
3) Zaman modern (tekhnologi)
Perkembangan ilmu pada zaman Modern terletak pada rentang abad 17 sampai 19 masehi.
Dikatakan dalam buku filsafat ilmu karya Amsal Bakhtiar perkembangan ilmu pada zaman
Modern dan zaman Pertengahan memiliki perbedaaan tipis. Perkembangan ini merupakan dampak
dari revolusi indusri yang terjadi besar-besaran di berbagai daerah-daerah Eropa.
2.5 Metode Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah


Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah sebagai berikut :
A. Menentukan dan Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah yang akan dipecahkan, dan
untuk menemukan masalah kita perlu membuat pertanyaan. Masalah sendiri adalah segala sesuatu
yang harus dipecahkan secara pasti dan benar.
B. Mengumpulkan data dan informasi
Setelah menemukan masalah apa yang akan dipecahkan, maka langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang telah ditentukan
sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku, membaca laporan hasil
penelitian orang lain, atau bisa juga dengan melakukan wawancara dengan orang yang sudah ahli
dalam masalah tersebut.

C. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau prediksi sementara terhadap masalah berdasarkan data dan informasi
yang telah diperoleh sebelumnya. Kebenaran dari hipotesis yang diajukan ini belum pasti, jadi
harus dilakukan pengujian dan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut.

D. Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menguji dan membuktikan
hipotesis yang telah disampaikan sebelumnya. Tujuan dari eksperimen adalah untuk membuktikan
hipotesis dengan didukung oleh bukti yang nyata. Dan kadang, untuk mendapatkan hasil yang
pasti, eksperimen bisa dilakukan lebih dari satu kali.

E. Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir yang diperoleh setelah melewati serangkaian metode-metode ilmiah
diatas. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari eksperimen. Kesimpulan bisa sesuai (menerima)
hipotesis, namun bisa juga tidak sesuai (menolak) hipotesis.
Karateristik Metode Ilmiah

1. Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta (jujur).


Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi, mengkhayal atau
semacamnya, dan fakta itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut.

2. Karya Ilmiah Harus Sistematis.


Penelitian itu harus di atur dengan cara yang baik, menggunakan urutan tertentu atau langkah-
langkah tertentu.

3. Karya ilmiah harus empiris.


Karya ilmiah itu harus berdasarkan pada bukti, konsekuensi atau hal-hal yang dapat di lihat.
Terutama yang di peroleh dari penemuan, percobaan dan pengamatan yang telah di lakukan.

4. Karya ilmiah harus logis.


Karya ilmiah itu harus logis (rasional). Suatu pemikiran yang bisa di pahami atau di cerna oleh
akal fikiran manusia.

5. Universal.
Karya ilmiah itu harus bersifat universal. Yang dimaksud dengan pengertian universal yaitu
pengertian atau konsep yang mencakup semua bagian dengan tidak ada satu pun yang
dikecualikan.
2.6 Kenapa Manusia Di Tuntut Untuk Mempelajari Ilmu Pengetahuan ?
Pertanyaan ini akan membuat kita berfikir lebih mendalam tentang ayat-ayat allah yang
menjelaskan bahwa manusia di beri akal untuk berikir. Dalam Al-qur’an yang bunyinya
“Afalaata’kilun” hingga 52 kali. Perlu kita ketahui bahwa pola pikir manusia itu menanggapi
tentang mempelajari ilmu pengetahuan lingkup alam di sekitar kita (kekuasaan Allah) belum sadar
akan apa yang ia pelajari, dan untuk apa mempelajari semua itu. Telah di singgung bahwa manusia
itu di beri ilmu hanya satu tetes air yang menetes dari paruh burung yang minum di lautan. Betapa
agungnya kekuasaan Allah, dan ini manandakan bahwa betapa lemahnya manusia.
Di jelaskan juga dalam ayat-ayat dan hadist di antaranya adalah: ”Perintah untuk membaca
atau belajar” (QS. Al-’Alaq: 1-5), ”Manusia beriman dan berilmu kedudukannya lebih tinggi” (QS.
Al-Mujadilah: 11), ”Larangan melakukan sesuatu tanpa dasar ilmu” (QS. Al-Isra: 36), ”Perintah
untuk menggunakan akal, pikiran dan pemahaman (QS. Al-Baqarah: 44), ”Perintah agar belajar
terus agar ilmunya bertambah” (QS. Thaha: 114). Adapun dalam As-Sunnah adalah sebagai
berikut: ”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah: lihat Sunan Ibn Majah Juz
I hal.81), ”Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rakhmat; menjalankan rukun Islam baginya
akan diberikan pahala bersama para Nabi” (HR Dailami dari Anas RA). Begitulah titik temu
kenapa manusia di tuntut untuk mempelajari ilmu pengetahun, supaya manusia mengetahui bahwa
betapa agung kekuasaan Allah dan betapa lemahnya manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu alamiah dasar adalah penerapan pendekatan ilmiah dalam mengkaji suatu masalah. Ini
adalah salah satu cara manusia untuk memperoleh pengetahuan (menjadi tahu tentang sesuatu)
dan mau berfikir tentang dinamika-dinamika alam sekitarnya.
3.2 SARAN
Jagalah selalu nama almamater dengan cara sopan dalam ucapan dan perbuatan dimanapun
dan kapanpun bila kita merasa sebagai manusia ulul albab. Di sini saya sebagai penulis makalah
tentang Ilmu Alamiah Dasar saya sangat berharap tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik dan
saran anda apabila tanpa sengaja saya kurang tepat dalam menulis makalah tentang Ilmu Alamiah
Dasar ini.
Semoga dengan adanya makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar ini bisa bermanfaat bagi kita
semua, Amiiiin . . . .
DAFTAR PUSTAKA

Agus mukti wibowo; (2012) “Rangkuman Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar” Ilmu Alamiah
Dasar, Malang

KH.Abdul Ghofur; (2009) “Pengajian Jum’at” Al-ilahiyat Makhluqot, Ponpes Sunan Drajat
Lamongan

Hj.Siti Annijat Maimunah; (2011) “Metode Ilmiah” Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Malang

http://sophiasciencia.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai