Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA

DI SUSUN OLEH
Kelompok I
➢ Jiranatul Bahri
➢ Sri Isna Arianti
➢ Suci Magfira Ramadani
➢ Muh Ikbal
➢ Haerul Nur
➢ Rahmat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL – GAZALI
BULUKUMBA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan
makalah ini, dengan tema ‘’perkembangan pola pikir manusia’’ yang disusun
untuk memenuhi tugas mata IAD dan IBD. Kemudian kita kirimkan sholawat
serta salam kepada baginda Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga
dan para sahabatnya yang telah membawa kita menuju jalan kebenaran.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan. Olehnya itu, dibutuhkan saran maupun kritik yang membangun
guna menjadi bahan evaluasi penulis dalam penyusunan yang baik dikemudian
hari.

Wallahul Muawaffiq Ila Aqwamit Tharieq.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bulukumba,25 September 2023

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.Bacalah dan Tuhanmu lah yang paling Pemurah.
Yang mengajarkan manusia dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa-apa
yang belum diketahuinya."(QS. Al-'Alaq: 1-5) Ayat tersebut merupakan
pekenalan dan petunjuk dari Allah Swt. Mengenalkan bahwa pencipta segala
sesuatu itu adalah Allah sendiri tanpa bantuan dari selain-Nya. Lebih jauh dari itu,
ayat tersebut sebagai petunjuk bahwa manusia harus bisa membaca dalam arti
sesungguhnya dan dalam arti majazi (kiasan). Arti sesungguhnya adalah membaca
apa yang ditulis berupa huruf. Sedangkan arti majazi, adalah membaca diri sendiri
dan alam sekitar serta latar belakang dari keduanya. Jadi apa yang dikehendaki
Allah itu ialah agar manusia mampu atau bisa membaca apa yang tersurat dan apa
yang tersirat, hingga benar-benar mengenal dirinya dan bertindak sesuai dengan
pengenalannya itu.
Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT yang memilki
karakteristik yang khas. Untuk memahami siapakah manusiai itu? Maka, manusia
harusdikaji sebagai obyek yang menyeluruh dan mendalam yaitu dengan
memahami potensi kehidupan yang mempengaruhi hidupnya. Sedangkan akal
tidak termasuk dalam potensi kehidupan. Sebab manusia dapat hidup meskipun
akalnya hilang.
Dari akal pikiran manusia timbulah rasa ingintahu, rasa ingin tahu inilah yang
mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan berbagai hal yang ada
dan juga berusaha untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya.Semua ini
menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan.Pengetahuan yang diperoleh
mula-mula terbatas. Dengan menggunakan logika,muncullah pengetahuan yang
berkuasa pada lautan, hutan, dan seterusnya. Pengetahuan baru yang merupakan
kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut
mitos.Dengan demikian seiring perkembangan zaman pola pikir manusia akan
terus-menurus berubah ubah.
B. Rumusan masalah.
1. Bagaimana proses perkembangan pola pikir manusia?
2. Apa penyebab dari perkembangan pola pikir manusia ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesempurnaan Dan Keunikan Manusia


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.
Dalam hadits sebagian kecil makhluk ciptaan Allah di sebutkan dalam
tiga bentuk, yaitu malaikat, hewan dan manusia. Dari itu akan timbul
pertanyaan mengapa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling
sempurna ?dalam terusan hadist di jelaskan bahwa faktor terjadinya
pernyataan seperti itu karena Allah dalam penciptaan makhluknya
mereka di beri yang namanya akal dan nafsu. Malaikat di ciptakan hanya
di beri akal saja dan hewan di ciptakan hanya di beri nafsu
saja.Sedangkan manusia di ciptakan oleh Allah di beri kelebihan yaitu
akal dan nafsu.Maka dari itu manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
paling sempurna.
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan
baik secara morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis
yang secara signifikan memiliki kesamaan proses biologis, seperti
kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi),
berkembang biak (reproduksi), menerima rangsang (iritabilitasi),
bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis).
Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak
dimiliki oleh mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas)
mengalami perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan
daya fikir (budi daya).
Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia
dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangklan ilmu pengetahuan
dan teknologi.Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat
menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain
(hewan).Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding
dengan mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya.
B. Rasa Ingin Tahu
Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, yang
merupakan suatu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu tidak dimiliki
oleh makhluk lain, seperti batu, air, dan udara. Air dan udara memang
bergerak dari satu tempat ketempat lain, namun pergerakannya bukan
atas kehendak mereka sendiri, tetapi akibat dari pengaruh ilmiah yang
bersifat kekal.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat rasa ingin tahu,
tentang benda dan peristiwa yang terjadi di alam sekitarnya, termasuk
juga ingin tahu dirinya sendiri. Kelebihan manusia itu karena memiliki
akal budi dan kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan
tubuh jasmaninya. Rasa ingin tahu itu terus berkembang dan seolah –
olah tanpa batas yang meliputi kebutuhan – kebutuhan praktis untuk
hidupnya sehari – hari seperti bercocok tanam atau membuat panah
atau lembing yang lebih efektif untuk berburu.
Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai
kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai
persoalan yang muncul dalam pikirannya. Kegiatan yang dilakukan
manusia itu kadang-kadang kurang serasi dengan tujuannya. Sehingga
tidak dapat menghasilkan pemecahan. Tetapi kegagalan biasanya tidak
menimbulkan rasa putus asa, bahkan seringkali justru membangkitkan
semangat yang lebih menyala-nyala untuk memecahkan persoalan.
Dengan semangat yang makin berkobar ini diadakanlah kegiatan-
kegiatan lain yang dianggap lebih serasi dan dapat diharapkan akan
menghasilkan penyelesaian yang memuaskan. Manusia tak akan
pernah berhenti ataupun puas jika belum memperoleh jawaban
mengenai apa yang diamatinya.
C. Mitos Rasa ingin tahu
manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar
pengamatan ataupun pengalaman.Untuk itulah, manusia mereka-reka
sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh: "Apakah
pelangi itu?", karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban
bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan
baru yaitu bidadari. Contoh lain: "Mengapa gunung meletus?", karena
tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban:
"Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah." Dengan
menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya
"Yang kuasa" di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang
besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada
saat gerhana bulan.
Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang
kita sebut dengan mitos.Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut
legenda. Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan
alat indera manusia misalnya:
1. Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak
tampak jelas oleh mata.Mata tidak dapat membedakan benda-
benda.Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka
tak mampu melihatnya.
2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai
frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik.Getaran di bawah 30
atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.
3. Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap
maupun diciumnya .manusia hanya bisa membedakan 4 jenis
masa yaiturasa manis,msam ,asin dan pahit.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau
dingin namun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai
alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara
manusia: ada yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak.
Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah.Akibat
dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah
informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.Untuk meningkatkan
kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang dilatih
untuk itu, namun tetap sangat tersbatas.Usaha-usaha lain adalah
penciptaan alat.Meskipun alat yang dicipatakan ini masih mengalami
kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat
mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat
diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
1. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan
penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
2. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu. Hasrat ingin
tahunya terpenuhi
3. Hasrat ingin tahunya terpenuhi
4. Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:
a. Tahap teologi atau fiktif
b. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
c. Tahap positif atau ilmiah riil
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk mencaari
atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari
segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam
kaitannya dengan sumber yang mutlak.Mempunyai anggapan bahwa
setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur oleh para dewa atau
kekuatan ghaib lainnya.
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia
masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia
tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan
ghaib , melainkan kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu
melakukan abstraktasi guna menemukan hakikat segala sesuatu.
Tahap positif atu riel merupakan tahap dimana manusia telah
mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang
telah dicapainya yang dikembangkan secara positif ,melalui
pengamatan , percobaan dan perbandingan.
Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan
pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adnya
kekuatan ghaib. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat
subyektif.
Gempa bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang memikul
bumi pada bahunya )memindahkan bumi dri bahu yang satu kebahu
yang lain. Gerhana bulan diduga terjadi karena dimakan oleh raksasa.
Menurut dongeng raksasa itutakut pada bunyi – bunyian, maka pada
waktu gerhana bulan manusia memukul apa saja yang dapat
menimbulkan bunyi. Supaya raksasa itu takut dan memuntahkan
kembali bulan purnama. Bunyi guntur dikira ditimbulka oleh adanya
kereta yang dikendarai dewa melintas langit. Demikian pada tahap
mitos atau tahap teologi ini manusia menjawab rasa ingin tahunya
dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos, karena alam
pikirannya masih terbatas pada imajinasinya dan cara berpikir
irasional.
D. Mitos antara pro dan kontra
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya.sedangkan hasrat ingin
tahunya berkembang terus. Puncak hasil pemikiran seperti di atas
terjadi pada zaman Babylona,yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat
orang Babylona tentang alam semesta antara lain adalah bahwa alam
semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup. Lantainya adalah
bumi yang datar , sedangkan langit dengan bintangnya merupakan
atapnya.
Dilangit ada semacam jendela yang memungkinkan air hujan
dapat sampai ke bumi. Karena kemampuan berpikirnya manusia
semakin maju dan disertai pula oleh perlengkapan pengamatan,
misalnya teropong bintang, mitos dengan berbagai legendanya makin
ditinggalkan, dan mereka cendrung menggunakan akal sehat dan
rasionya.
Diantara tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang telah memberikan
perubahan berpikir pada waktu itu adalah:
a. Anaximander,(610-546 SM) seorang pemikir kontemporer pada
masa thales. Dia berpendapat bahwa langit yang kita lihat
sebenarnya hanya setengah saja.Langit dan segala isinya itu
beredar mengelilingi bumi, dan pendapat ini dapat bertahan
sampai abat pertengahan.
b. Anaximenes,(560-520 SM)seorang yang berpendapat bahwa
unsur-unsur dasar pembentukan semua benda itu adalah
air,seperti pendapat thales. Air merupakan salah satu bentuk
benda, bila merenggang menjadi api , dan bila memadat menjadi
tanah.
c. Herakleitos(560-470 SM),seorang pengkoreksi pendapat
Anaximenes bahwa justru apilah yang menyebabkan adanya
transmutasi itu; tanpa api benda-benda akan tetap seperti
adanya.
d. Plato,(427-347 SM)mempunyai titik tolak berpikir yeng berbeda
dengan para ahli sebelumnya. Ia menghindari pemikiran yang
terlalu materialistik,seperti Demokritos dan Empedokles.
Menurut Plato, keanikaragaman yang tmpak ini sebenarnya
merupakan suatu duplikat saja dari sesuatu yang kekal dan
immaterial.
e. Aristoteles,(348-322 SM)Ia adalah pemikir terbesar pada
zamannya karena berhasil membukukan intisari dari ajaran para
ahli sebelumnya. Ia membuang hal-hal yang tidak masuk akal
dan menambahkan pendapatnya sendiri. Aristotiles tidak
mempercayai adanya ruang hampa.Ia berpendapat bahwa bila
disuatu tempat tidak ada apa-apanya (benda). Disitu pasti ada
sesuatu yang immaterial, yaitu ether (bukan ether yeng kita
kenal sebagai nyawa kimia).Ajaran Aristoteles yang penting
adalah suatu pola berpikir dalam memperoleh kebenaran
berdasarkan logika.
E. Kenapa Manusia Di Tuntut Untuk Mempelajari Ilmu Pengetahuan
Pertanyaan ini akan membuat kita berfikir lebih mendalam
tentang ayat-ayat Allah yang menjelaskan bahwa manusia di beri akal
untuk berfikir. Perlu kita ketahui bahwa pola pikir manusia itu
menanggapi tentang mempelajari ilmu pengetahuan lingkup alam di
sekitar kita (kekuasaan Allah) belum sadar akan apa yang ia pelajari,
dan untuk apa mempelajari semua itu.
Telah di singgung bahwa manusia itu di beri ilmu hanya satu tetes
air yang menetes dari paruh burung yang minum di lautan. Betapa
agungnya kekuasaan Allah, dan ini manandakan bahwa betapa
lemahnya manusia. Di jelaskan juga dalam ayat-ayat dan hadist
diْantaranya adalah: ”Perintah untuk membacaْ atau belajar” (QS.Al-
’Alaq:ْ1-5),ْ”Manusia berimanْ danْ berilmu kedudukannya
lebihtinggi”ْ(QS.ْAl-Mujadilah: 11) Laranganْ melakukan sesuatuْ tanpa
dasarْ ilmu” (QS.ْAl-Isra:ْ36),ْ” Perintah untuk menggunakan akal,
pikiran dan pemahaman (QS.Al-Baqarah:ْ44),ْ”Perintah agarْ belajarْ
terusْ agar ilmunyaْ bertambah (QS.ْThaha:ْ114).
Begitulah titik temu kenapa manusia di tuntut untuk mempelajari
ilmu pengetahun, supaya manusia mengetahui bahwa betapa agung
kekuasaan Allah dan betapa lemahnya manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa manusia
adalah makhluk yang unik Makhluk yang berbeda dengan makhluk
Allah yang lainnya.Sehingga selain mempunyai insting –
sebagaimana makhluk lainnya manusia juga mampu berpikir.Dan
dengan pikirannya itu timbullah rasa ingin tahu yang selalu
berkembang.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu,
tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda daripada hewan.Manusia
merupakan makhluk yang berakal serta mempunyai derajat yang
tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Berkat pengamatan yang sistematis dan kritis, serta makin
bertambahnya pengalaman yang diperoleh, lambat-laun manusia
berusaha mencari jawab secara rasional dengan meninggalkan cara
yang irasional. Pemecahan yang secara rasional berarti
mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang
benar

B. SARAN

Di sini saya sebagai penulis makalah tentang Ilmu Alamiah


Dasarsaya sangat berharap tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik
dan saran anda apabila tanpa sengaja saya kurang tepat dalam menulis
makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar ini. Semoga dengan adanya
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSATKA

Abu Ahmadi, Supatmo.1991. IlmunAlamiah Dasar.Rineka Cipta. Jakarta

Djalil, Maman Abdul.2008. Ilmu Alamoah Dasar. Cv Pustaka Setia. Bandung

Habib Musthopa.1983. Ilmu Budaya Dasar. Usaha Nasional. Surabaya

Jasim, Maskori. 2008. Ilmu Alamiah dasar. PT. Grapindo Persada. Jakarta.

Mawardi, Nurhayti. 2009. IAD-ISD-IBD. Cetakan ke 3. Cv Pustaka Setia.


Bandung.

Anda mungkin juga menyukai