Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MITOS SEBAGAI LANDASAN PERKEMBANGAN


POLA PIKIR MANUSIA

DISUSUN OLEH:
-SYAIFUL NURDIN
-WINDA
-MIRA SIPALERA
-RIFA SALSABILA

STIT AL AZAMI CIANJUR


Jl. KH A. Suja’I KM 09, Sukasari, Cilaku, Cianjur
Jawa Barat 43285
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "MITOS

SEBAGAI LANDASAN PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA"

dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Ilmu Alamiah

Dasar.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Cianjur, September 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

BAB III.........................................................................................................................................10

PENUTUP....................................................................................................................................10

1.1 KESIMPULAN...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

 Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, satu-satunya makhluk yang dibekali

akal fikiran oleh Allah SWT yang kemudian diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan

peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa

ingin tahu ini mendorong manusia untuk menjelaskan gejala-gejala alam serta berusaha

memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat mengumpulkan

pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul semakin banyak disebabkan rasa ingin tahu

manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya. Rasa ingin tahu yang terus

berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pembendaharaan

pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak hanya meliputi tentang kebutuhan

praktis hidupnya sehari-hari tetepi juga berkembang sampai pada hal-hal yang

menyangkut keindahan dan seni. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada

hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, lalu semakin bertambah dengan

pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Kemudian pengetahuan yang

didapatnya, terus dikembangkan sehingga manusia sampai saat ini terus berkembang

dan akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa benda untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah

dengan adanya tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang

mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada manusia ini juga

didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak

puas, dan sifat yang ingin lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan memperoleh

pengetahuan yang lebih banyak. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan tersebut

rasa keindahan manusia juga ikut berkembang. Maka dalam kehidupannya pengetahuan

yang telah dimiliki tersebut bukan hanya diterapkan dan digunakan untuk kebutuhan

4
hidupnya tetapi juga menyangkut hal-hal yang bertalian dengan keindahan. Dengan

selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan tampak 

1.1 LATAR BELAKANG

MITOS Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan

dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan

bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-

pengalaman dan kepercayaan. Mitos merupakan tahap kedua dari perkembangan pola

pikir manusia. Karena manusia juga berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau

kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan

hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-

reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh, “mengapa gunung

meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban

“si penunggu gunung itu sedang marah”. Di sinilah muncul pengetahuan baru yang

disebut “si penunggu”

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan pola pikir manusia?

2. Aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan pola pikir pada manusia?

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.  Perkembangan Pola Pikir Manusia Sejak lahirnya di muka bumi ini, manusia bersentuhan

dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan

rangsangan kepada manusia melalui pancaindera. Jadi, pancaindera merupakan alat

komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman. Pengalaman itu

waktu demi waktu bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan

yang hakiki; apa, bagaimana, dan mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun

atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya. Perkembangan pola pikir

manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena dipengaruhi

oleh beberapa faktor, di antaranya.

a. Kuriositas (Rasa Ingin Tahu) Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu

(curiousity). Perasaan ini merupakan salah satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu

berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya dan

rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Dan manusia sebagai

mahluk ciptaan Allah SWT, mempunyai ciri-ciri : Organ tubuhnya kompleks dan

sangat khusus, terutama otaknya .

b. Mengadakan metabolism atau penyusunan zat

c. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar

d. Memiliki potensi untuk berkembang (bereproduksi)

e. Tumbuh dan berkembang.

f. Berinteraksi dengan lingkungan .

g. . Bergerak

6
h. Tidak hidup lagi Sudah kita ketahui, bahwa pada poin satu tadi telah menunjukkan

bahwa manusia mempunyai otak, sama halnya dengan bintang, namun inilah yang

menjadi perbedaan manusia dengan binatang. Memang benar binatang juga

mempunyai kehendak (bersifat idle coriousity = tetap) misalnya burung-burung

mempunyai kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang

didorong oleh suatu keinginan, rasa ingin tahu. Ingin

2. Tahu apakah sutau tempat cukup aman untuk membuat sarang? Setelah mengadakan

eksplorasi, tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga

memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon. Bagaimana halnya dengan

manusia? Manusia juga memiliki insting seperti yang dimiliki oleh hewan. Namun manusia

memiliki kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiosity-nya tidak

idle. Tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang, atau

kemampuan berfikir. Setelah tahu tentang apanya, mereka ingin tahu bagaimana dan

mengapa begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk

dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, sehingga menjadi suatu akumulasi

pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi

berkembang. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-

hari, seperti bercocok tanam, tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut

keindahan. Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih

nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan mahluk hidup yang

berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau

mahluk lainnya.

3. MITOS Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan

pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa

mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-

pengalaman dan kepercayaan. Mitos merupakan tahap kedua dari perkembangan pola pikir

manusia. Karena manusia juga berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan

7
alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar

pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban

atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh, “mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu

jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban “si penunggu gunung itu sedang

marah”. Di sinilah muncul pengetahuan baru yang disebut “si penunggu”.

Mitos dapat dibedakan atas 3 macam :

a. Mitos sebenarnya Manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan

imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat, karena kurang

pengetahuannya sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang

tokoh atau dewa/dewi. Contoh : bunyi guntur disangka roda kereta yang dikendarai dewa

melintasi langit.

b. Cerita rakyat Adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang

menyangkut kehidupan masyarakat. Karena cerita rakyat hanya disampaikan dari mulut ke

mulut, maka sulit diperiksa kebenarannya. Contoh : Di Kudus orang tidak akan makan sate

sapi.

c. Legenda Cerita yang berdasarkan mitos disebut legenda. Dalam legenda

dikemukakan seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Apakah tokoh

tersebut pernah ada atau tidak, namun yang bersangkutan dihubungkan dengan apa yang

terdapat di suatu lingkungan, sebagai bukti kebenaran suatu legenda. Contoh : Sangkuriang

yang dikaitkan dengan Gunung Tangkuban Perahu. Mitos dapat diterima oleh masyarakat

pada saat itu karena :  Hasrat ingin tahu terpenuhi  Keterbatasan penalaran 

Keterbatasan pengetahuan  Keterbatasan penginderaan Salah satu alasan diterimanya

mitos adalah keterbatasan penginderaan manusia pada masa itu, seperti : a. Indera

Penglihat Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tidak tampak jelas oleh mata.

Mata tidak dapat membedakan 10 gambar dalam satu detik jika ukuran partikel terlalu kecil.

Demikian juga mata tidak dapat melihat benda yang sangat jauh selain menggunakan alat.

Indera Pendengar Pendengaran manusia terbatas pada getarn frekuensi 30-30.000/detik.

8
Indera Pencium dan Pengecap Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dikecap

maupun diciumnya.

4. .Indera Perasa Manusia dapat membedakan panas atau dingin namun relatif terbatas

sehingga dapat diketahui secara tepat dengan alat tertentu Akibat keterbatasan

penginderaan kita, seringkali timbul salah informasi, salah tafsir, atau salah pemikiran. Untuk

meningkatkan ketepatan alat indera tersebut manusia dapat juga dilatih atau dengan

menciptakan alat-alat yang dapat membantu meskipun alat tersebut masih memerlukan

adanya perbaikan. Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600

SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam

semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya

sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap. Penalaran Berdasarkan

kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin

sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai

legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan

menggunakan akal sehat (rasio). Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor

perubahan pola berpikir masa itu antara lain adalah :

a) .Anaximander ( 610 – 546 SM) Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales,

berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat itu berbentuk seperti bola dengan bumi

sebagai pusatnya. Ia juga mengajarkan membuat jam matahari atau petunjuk waktu dengan

tongkat yang ditegakkan di atas bumi dan juga untuk menentukan titik balik matahari.

b). Anaximenes (560 – 520 SM) Dia melahirkan teori pertama tentang transmutasi unsur-

unsur, yang menyatakan bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila

merenggang akan menjadi api atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.

c) Herakleitos (560 – 470 SM) Tokoh Yunani ini memberi koreksi terhadap pendapat

Anaximenes. Ia berpendapat bahwa justru apilah yang menjadi penyebab adanya

transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti apa adanya.

9
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

 Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke

waktu. Yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki

rasa ingin tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu

selalu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya.

Kedua mitos dimana manusia juga ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau

kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan

hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-

reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Dan ketiga penalaran, setelah

kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin

sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan

berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis

dengan menggunakan akal sehat (rasio). Oleh karena itu manusia berbeda dengan

makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satu-satunya makhluk yang diberikan akal

pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir manusia akan terus berkembang

setiap zaman.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rizal, Fahrul, dkk. 2006, Antroposentris, Geosentris, Heliosentris, Galaktosentris, 11 Asentris,

Jakarta: Hijri Pustaka Utama.  Mawardi, Drs. dkk., 2007, IAD, ISD, IBD, Bandung : PustakaSeti,. 

Paryono, Joko, Drs. dkk., 1998, Ilmu Alamiah Dasar, Bandung, Pustaka Setia.  Mawardi, Drs.,

Hidayati, Ir. Nur. 2000. IAD-ISD-IBD, Bandung: CV. Pustaka Setia.  Mawardi, 2007 : 15 – 20 ;

Hendro Darmojo, 1999 : 11-15 ; Maskoeri Jasin, 1999 : 5-9  Dictionary, 1975, Jakarta : PT.

Gramedia.  http://stai-kuliahku.blogspot.com/2012/06/perkembangan-pola-pikir-manusia.html  

11

Anda mungkin juga menyukai