DISUSUN OLEH:
-SYAIFUL NURDIN
-WINDA
-MIRA SIPALERA
-RIFA SALSABILA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Dasar.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................10
1.1 KESIMPULAN...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, satu-satunya makhluk yang dibekali
akal fikiran oleh Allah SWT yang kemudian diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan
peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa
ingin tahu ini mendorong manusia untuk menjelaskan gejala-gejala alam serta berusaha
pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul semakin banyak disebabkan rasa ingin tahu
manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya. Rasa ingin tahu yang terus
pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak hanya meliputi tentang kebutuhan
praktis hidupnya sehari-hari tetepi juga berkembang sampai pada hal-hal yang
menyangkut keindahan dan seni. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada
hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, lalu semakin bertambah dengan
didapatnya, terus dikembangkan sehingga manusia sampai saat ini terus berkembang
dan akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa benda untuk memenuhi kebutuhan
dengan adanya tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang
didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak
puas, dan sifat yang ingin lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan memperoleh
rasa keindahan manusia juga ikut berkembang. Maka dalam kehidupannya pengetahuan
yang telah dimiliki tersebut bukan hanya diterapkan dan digunakan untuk kebutuhan
4
hidupnya tetapi juga menyangkut hal-hal yang bertalian dengan keindahan. Dengan
dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan
bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-
pengalaman dan kepercayaan. Mitos merupakan tahap kedua dari perkembangan pola
pikir manusia. Karena manusia juga berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau
kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan
hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-
reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh, “mengapa gunung
meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban
“si penunggu gunung itu sedang marah”. Di sinilah muncul pengetahuan baru yang
2. Aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan pola pikir pada manusia?
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Pola Pikir Manusia Sejak lahirnya di muka bumi ini, manusia bersentuhan
komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman. Pengalaman itu
waktu demi waktu bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan
yang hakiki; apa, bagaimana, dan mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun
atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya. Perkembangan pola pikir
manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena dipengaruhi
a. Kuriositas (Rasa Ingin Tahu) Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu
(curiousity). Perasaan ini merupakan salah satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu
rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Dan manusia sebagai
mahluk ciptaan Allah SWT, mempunyai ciri-ciri : Organ tubuhnya kompleks dan
g. . Bergerak
6
h. Tidak hidup lagi Sudah kita ketahui, bahwa pada poin satu tadi telah menunjukkan
bahwa manusia mempunyai otak, sama halnya dengan bintang, namun inilah yang
mempunyai kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang
2. Tahu apakah sutau tempat cukup aman untuk membuat sarang? Setelah mengadakan
eksplorasi, tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga
memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon. Bagaimana halnya dengan
manusia? Manusia juga memiliki insting seperti yang dimiliki oleh hewan. Namun manusia
memiliki kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiosity-nya tidak
idle. Tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang, atau
kemampuan berfikir. Setelah tahu tentang apanya, mereka ingin tahu bagaimana dan
pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi
berkembang. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-
hari, seperti bercocok tanam, tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut
nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan mahluk hidup yang
berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau
mahluk lainnya.
pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa
pengalaman dan kepercayaan. Mitos merupakan tahap kedua dari perkembangan pola pikir
manusia. Karena manusia juga berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan
7
alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar
atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh, “mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu
jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban “si penunggu gunung itu sedang
imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat, karena kurang
tokoh atau dewa/dewi. Contoh : bunyi guntur disangka roda kereta yang dikendarai dewa
melintasi langit.
menyangkut kehidupan masyarakat. Karena cerita rakyat hanya disampaikan dari mulut ke
mulut, maka sulit diperiksa kebenarannya. Contoh : Di Kudus orang tidak akan makan sate
sapi.
dikemukakan seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Apakah tokoh
tersebut pernah ada atau tidak, namun yang bersangkutan dihubungkan dengan apa yang
terdapat di suatu lingkungan, sebagai bukti kebenaran suatu legenda. Contoh : Sangkuriang
yang dikaitkan dengan Gunung Tangkuban Perahu. Mitos dapat diterima oleh masyarakat
pada saat itu karena : Hasrat ingin tahu terpenuhi Keterbatasan penalaran
mitos adalah keterbatasan penginderaan manusia pada masa itu, seperti : a. Indera
Penglihat Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tidak tampak jelas oleh mata.
Mata tidak dapat membedakan 10 gambar dalam satu detik jika ukuran partikel terlalu kecil.
Demikian juga mata tidak dapat melihat benda yang sangat jauh selain menggunakan alat.
8
Indera Pencium dan Pengecap Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dikecap
maupun diciumnya.
4. .Indera Perasa Manusia dapat membedakan panas atau dingin namun relatif terbatas
sehingga dapat diketahui secara tepat dengan alat tertentu Akibat keterbatasan
penginderaan kita, seringkali timbul salah informasi, salah tafsir, atau salah pemikiran. Untuk
meningkatkan ketepatan alat indera tersebut manusia dapat juga dilatih atau dengan
menciptakan alat-alat yang dapat membantu meskipun alat tersebut masih memerlukan
adanya perbaikan. Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600
SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam
semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya
kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin
sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai
legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan
menggunakan akal sehat (rasio). Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor
a) .Anaximander ( 610 – 546 SM) Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales,
berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat itu berbentuk seperti bola dengan bumi
sebagai pusatnya. Ia juga mengajarkan membuat jam matahari atau petunjuk waktu dengan
tongkat yang ditegakkan di atas bumi dan juga untuk menentukan titik balik matahari.
b). Anaximenes (560 – 520 SM) Dia melahirkan teori pertama tentang transmutasi unsur-
unsur, yang menyatakan bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila
merenggang akan menjadi api atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.
c) Herakleitos (560 – 470 SM) Tokoh Yunani ini memberi koreksi terhadap pendapat
transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti apa adanya.
9
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke
waktu. Yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki
rasa ingin tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu
Kedua mitos dimana manusia juga ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau
kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan
hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-
reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Dan ketiga penalaran, setelah
kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin
sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan
berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis
dengan menggunakan akal sehat (rasio). Oleh karena itu manusia berbeda dengan
makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satu-satunya makhluk yang diberikan akal
pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir manusia akan terus berkembang
setiap zaman.
10
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Hijri Pustaka Utama. Mawardi, Drs. dkk., 2007, IAD, ISD, IBD, Bandung : PustakaSeti,.
Paryono, Joko, Drs. dkk., 1998, Ilmu Alamiah Dasar, Bandung, Pustaka Setia. Mawardi, Drs.,
Hidayati, Ir. Nur. 2000. IAD-ISD-IBD, Bandung: CV. Pustaka Setia. Mawardi, 2007 : 15 – 20 ;
Hendro Darmojo, 1999 : 11-15 ; Maskoeri Jasin, 1999 : 5-9 Dictionary, 1975, Jakarta : PT.
Gramedia. http://stai-kuliahku.blogspot.com/2012/06/perkembangan-pola-pikir-manusia.html
11