Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KURIOSITAS (RASA INGIN TAHU) DAN AKAL BUDI

Disusun Oleh :
1. Jhonata Hajis Pramudita
2. Surani
3. Neti Sasmita
4. Khoirul Anam

Dosen : Herni Fitriani, M.Pd


Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar

STKIP NURUL HUDA TANAH MERAH C


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Ilmu Alamiah Dasar yang berjudul
“Kuriositas (Rasa Ingin Tahu) dan Akal Budi” ini dapat dapat kami
selesaikan,meskipun sifatnya masih sangat sederhana.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyususunan makalah ini, terutama kepada Ibu Dosen
Pembimbing mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, Ibu Herni Fitriani, M.Pd yang
telah memberikan arahan serta bimbingannya,sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Tak luput juga kami pahami betapa pentingnya sumber bacaan yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang telah menjadi bahan dalam
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Belitang, Oktober 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kuriositas (Rasa Ingin Tahu).................................................... 3
B. Akal Budi.................................................................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu alamiah dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-
konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi.Manusia
sebagai subjek pokoknya yang dalam hal ini merupakan makhluk hidup yang
paling tinggi kedudukannya. Salah satu indikatornya ialah sifat unik
manusia.Dibandingkan dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah,
tetapi rohani atau akal budi dan kemauannya sangat kuat. Umumnya dikatakan
bahwa manusia dan binatang berbeda karena akal budi yang dimilikinya (hewan
memiliki akal budi yang bersifat terbatas atau biasa disebut insting). Akal
bersumber pada otak. Dan, budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan
juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi
antar manusia.
Pada zaman dahulu akibat dari terbatasnya peralatan untuk memperoleh
pengetahuan, maka untuk menjawab keingintahuan tentang alam, manusia pada
saat itu menciptakan mitos. Sehingga mitos pun digolongkan menjadi tiga, yaitu
mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan lagenda. Sehingga terdapat beberapa cara
untuk mendapatkan kesimpulan, diantaranya prasangka (perasaaan), intuisi
(batiniah), dan coba-ralat/trial error (untung-untungan).
Untuk itu diperlukanlah syarat-syarat tertentu agar suatu ilmu itu dapat
sesuai dengan keadaannya bukan dengan prasangka, intuisi, maupun
coba-ralat/trial error. Adapun syaratnya, yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan
universal.Serta, untuk dapat memenuhi syarat ilmu pengetahuan seperti yang
tersebut di atas, maka diperlukanlah metode ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang kuriositas (rasa ingin tahu)?
2. Jelaskan tentang akal budi?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang kuriositas (rasa ingin tahu).
2. Mengetahui tentang akal budi.

3.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kuriositas (Rasa Ingin Tahu)


Kita umat manusia adalah makhluk yang sempurna diciptakan Tuhan di
muka bumi ini. Karena kita dianugerahkan dengan berbagai alat indera dan akal
pikiran. Sudah menjadi kodrat dari manusia yang memiliki rasa ingin tahu,
menyebabkan manusia selalu berpikir dalam rangka mempertahankan
kehidupannya.  Manusia merupakan makhluk yang dapat dan akan selalu berpikir.
Mereka akan selalu memiliki hasrat rasa ingin tahu dan ingin mengerti.
Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin
tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar, terbukti dengan pengamatan pada
spesies hewan dan manusia. Istilah ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan
perilaku itu sendiri disebabkan oleh emosi rasa ingin tahu. Seperti emosi Rasa
ingin tahun merupakan dorongan untuk tahu hal-hal baru, rasa ingin tahu adalah
kekuatan pendorong utama di balik penelitian ilmiah dan disiplin ilmu lain dari
studi manusia.  Pengertian keingintahuan akan sesuatu menyebabkan seseorang
akan mendekati, mengamati ataupun mempelajari akan sesuatu benda ataupun
sesuatu hal lainnya. Rasa ingin tahu merupakan setiap perilaku alami ingin tahu,
terbukti dengan pengamatan di banyak spesies hewan, dan merupakan aspek
emosional dari makhluk hidup yang menimbulkan eksplorasi, investigasi dan
belajar. Pada dasarnya, itu menggambarkan jumlah yang tidak diketahui
mekanisme psikologis dari perilaku yang memiliki efek mendorong umat untuk
mencari informasi dan interaksi dengan lingkungan alam dan makhluk lain di
lingkungan Anda.
Berbeda dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap
berbagai fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika
terjadi gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya
khususnya membuat mereka cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang
diteruskan pada daya fikir sehingga munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu
bahkan manusia terus bertanya lebih jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan
bertanya mengapa ? pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk
menoreh pengetahuan walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sementara
mahluk lain dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya
mengandalkan naluriah (instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle
curiosity yang sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang
burung manyar mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak
dulu sampai saat ini sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu
saja, berbeda dengan manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua,
berubah menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat
membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa
ingin tahu yang berubah menjadi daya pikir yang dapat berkembang sepanjang
jaman sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka
manusia terus berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang dapat
memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.

Rasa ingin tahu menjadi Ilmu pengetahuan.


Dalam sejarah kehidupan, manusia selalu berusaha untuk mencari
kebenaran. Sebuah proses yang panjang dimana manusia sebelum menemukan
kebenaran mereka harus memiliki rasa ingin tahu terhadap kebenaran tersebut.
Proses Rasa Ingin tahu itu kemudian menjadi ilmu pengetahuan agar dapat
dipertanggungjawabkan sebagai sebuah kebenaran.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar
pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri
jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena
tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang
bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain: “Mengapa
gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri
dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Dengan
menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya “Yang
kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari,
bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan.
Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita
sebut dengan mitos. Cerita yang bedasarkan atas mitos disebut legenda.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia
misalnya:
1. Alat Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas
oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika
benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari
30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik
tak terdengar.
3. Alat Pencium dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya .
manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis,asam ,asin dan
pahit.
Bau seperti farfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita
bila konsentrasi di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau,
manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak
semua orang bisa melakukannya.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun
sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada
yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada yang
tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita
maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk
meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang
dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas.
Rasa ingin tahu sebagian besar merupakan naluri alami, rasa ingin tahu
menganugerahkan manfaat kelangsungan hidup untuk spesies tertentu, dan dapat
ditemukan dalam genom mereka. Itu wajar yang terjadi pada manusia, hewan dan
khususnya bayi / balita.
Meskipun manusia kadang-kadang dianggap sangat-sangat ingin tahu,
kadang-kadang tidak begitu banyak seperti pada hewan lain. Apa yang tampaknya
terjadi adalah rasa ingin tahu manusia dikombinasikan dengan kemampuan untuk
berpikir secara abstrak, menyebabkan mimesis, fantasi dan imajinasi, akhirnya
menimbulkan cara unik manusia berpikir ("akal manusia"), yang abstrak dan
sadar.

B. Akal Budi
Yang menjadi perbedaan manusia dengan mahluk yang lain adalah akal
(fikiran), dengan akal manusia bisa mengenal lingkungannya lebih jauh dan lebih
luas. Akal yang yang dimiliki oleh manusia ini sebagai penunjang untuk menjadi
manusia yang sempurna akan tetapi jika manusia tersebut mampu mengarahkan
dan menggunakan akalnya secara baik seperti akal yang dipergunakan untuk
belajar ilmu-ilmu pengetahuan atau mengerjakan sesuatu yang bermamfaat baik
untuk dirinya dan orang lain.
Menurut Aguste Comte dalam tahap-tahap perkembangan akal budi
manusia terbagi menjadi tiga bgian diantaranya: tahap teologis, tahap metafisis
dan tahap psitifis. Tahap teologis ini merupakan tahap awal dalam dari
perkembangan akal manusia karena pada tahap ini manusia menerangkan segenap
fakta atau kejadian dalam sekitarnya dengan teka-teki alam yang diaanggap
misteri. Sehinga manusia tidak menghayati dirinya sebagai mahluk luhur dan
rasional akan tetapi ia manusia menghayati dirinya sebagai bagian dari
keseluruhan alam yang dliputi oleh rahasia yang tidak terpecahkan oleh
pikirannya. Dalam tahap teologis terdapat beberapa bagian yakni dinamisme,
animism, politisme, monoteisme.
Tahap metafisis merupakan tahapan kedua dari perkembangan akal budi
manusia karena yang perlu dicari adalah eksistensinya (rasio) dengan
menggunakan pemikiran yang logis dan nayata. Dalam tahapan metafisi ini
merupakan tahapan bergerakan dari tahapan teologis dimana menggambarkan
untuk bergerak menuju tahapan berikutnya. Dalam tahapan ini bukan merupakan
tahapan perkembangan akhir dari akal budi manusia akan tetapi
merupakantahapan pertengahan dalam perkembangan akal budi manusia.
Tahapan positifisme ini merupakan tahapan yang terakhir dalam aka budi
manusia karena proses [erkembangan manusia ini secra universal, comte menulis
sebagai anak kita menjadi seorang teolog , sebagai remaja kita menjdi ahli
metafisis sedangkan sebagai orang dewasa kita menjadi ahli ilmu alam. Jadi
pemikiran manusia menjdi/ tergolong dalam tahpaan posistifisme apabila hasil
pemikiran tersebut benar-benar ilmiah atau logis dan nayata serta mamu di iakan
oleh semua orang (terbukti).
Pada abad ke 17 yang merupakan awal kelahiran dai sains modern adalah
dengan dilakukannya percobaab-percobaan dalam penemu fakta ilmu ilmiah.
Berikut ini tokoh-tokoh yunani yang telah memeberikan sumbangan perubahan
berfikir adalah sebagai berikut:
1. Anaximander
Langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar
mengelilingi bumi, ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
2. Anaximenes
Mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti
pendapat thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang
menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
3. Herakleitos
Pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan
transmutasi, tanpa ada api, benda-benda akan terlihat seperti apa adanya.
4. Pythagoras
Mengatakan unsure semua benda adalah empat, yaitu: tanah, api, udara dan
air. Ia juga mengungkapkan dalil phytagoras C2=A2+B2, sehubungan dengan
alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda
lain mengitari bumi termasuk matahari
5. Demokritas
Bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian
terkecil yang disebut atom.
6. Empedokles
Menyempurnakan pendapat Phytagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga
penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini
dapat mempersatukan atau memisahkan unsure-unsur.
7. Plato
Mempunyai pemikiran berbeda dengan orang sebelumny, ia menyatakan
bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja
dari semua yang kekal dan immaterial
8. Aristoteles
Ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya, ia membuang ajaran yang
tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan
unsure dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehngga dapat
berwujud taah, udara, air atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh
kondisi, dingin, lembah, panas dankeirng. Aristoteles juga mengajarkan
tentang klasifikasi hewan dimuka bumi ini.
9. Ptolomeus
Mengatakan bahwa bumi adalah pusat tatasurya (geosentris), berbentuk bulat,
diam dan seimbang tanpa tiang penyangga.
10. Avishenna (ibnu-shina)
Pada abad 9-11 ilmu pengetahuan dan filsafat yunani banyak yang
diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa arab berkembang menjadi
kebudayaan internasional.
Tuhan menciptakan dua mahluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati)
dan yang lain bersifat organis (mahluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi
tunduk pada hukum alam (deterministis) dan mahluk hidup tunduk pada hukum
kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai
mahkluk yang tertinggi, lebih dari hewan maupun tumbuhan. Dari sekian banyak
ciri-ciri manusia sebagai mahluk hidup, akal budi, dan kemauan keras itulah yang
merupakan sifat unik manusia.
1. Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak brupa sel sederhana yang selanjutnya
secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel
kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan
terjadi kromosom yang  tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. 5 minggu
setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan
membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan minggu
ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai
organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan
dengan kepala dibawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan
semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran
sampai remaja. Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat puberitas,
yang ditandai diantaranya dengen tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut
pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh
perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baikoleh
orang tua dan lingkungan yang akan terus terbawa sampai dewasa. Sampai usia 2
tahun, Perkembangan kecerdasan sangat cepat dari belajar, makan, berbica dan
berjalan. Pada usia 2-7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja
merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa,
karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun
secara emosional belum menandai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat
mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang
bertanggung jawab.

2. Perkembangan sifat dan pemikiran manusia


Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan
umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah
manuia hidup dari berburu dan berladang berpindah dari satu tempat ketempat
yang lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak  yang menetap.
Ada dua macam  perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan
alam pikir manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan
alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut ini,
pengelompokkan perkembangan kecerdasan manusia berdasakn usia dari bayi
hingga dewasa :
a. Masa bayi (0-2 Tahun)
Menurut psikologi disebut juga sebagai priode sensomotorik. Pada periode
ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan,
berjalan, berbicara, dan mengikat diri pada orang lain. Dengan gerakan-
gerakan anggota tubuhnya, ia belajar memadukan keterangan-keterangan
melaui semua alat indranya.
b. Masa kanak-kanak (3-5 Tahun)
Masa kanak-kanak disebut sebagai periode pra-operasional, dengan
kisaran usia 2-7 tahun. Pada periode ini, dorongan keingintahuannya
sangat besar, sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa
bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan
berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya sering
menggunakan lambing-lambang, seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c. Masa usia sekolah (6-12 tahun)
Masa ini disebut juga sebagai periode operasinal nyata dengan kisaran usia
7-11 Tahun. Pada periode ini anak sangat aktif, ditandai dngan
perkemabngan fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut
juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses perkembangan
emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan
kemapuan individu. Perolehan pengtahuannya masih dengan induksi
(pengamatan dan percobaan), walau sudah dimulai dengan menggunakan
penalaran dan logika.
d. Masa remaja (13-20 tahun)
Masa remaja disebut juga periode oprasional formal (11-15tahun). Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri
maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya
sebagai orang dewasa, secara fisik, mental, dan emosional belum mampu
menggunakan nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun)
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri
sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,
menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan
individu yang bertanggung jawab.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pola pikir manusia terus mengalami perkembangan yang diawali oleh rasa
ingin tahu (Kuriositas) terhadap berbagai gejala alam yang terus memperlihatkan
aktivitasnya dan terkadang membuat manusia menjadi cemas seperti bencana
alam gunung meletus, kebakaran, kekeringan , kebanjiran dan lain-lain. Hal ini
merangsang manusia untuk terus mencari jawaban dan tejadilah berpikir mitos
yang mengandalkan keyakinan untuk suatu kepuasaan.
Yang menjadi perbedaan manusia dengan mahluk yang lain adalah akal
(fikiran), dengan akal manusia bisa mengenal lingkungannya lebih jauh dan lebih
luas. Akal yang yang dimiliki oleh manusia ini sebagai penunjang untuk menjadi
manusia yang sempurna akan tetapi jika manusia tersebut mampu mengarahkan
dan menggunakan akalnya secara baik seperti akal yang dipergunakan untuk
belajar ilmu-ilmu pengetahuan atau mengerjakan sesuatu yang bermamfaat baik
untuk dirinya dan orang lain.

B. Saran
Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan
makalah ini. Bagi para pembaca dan rekan-rekan lainnya, jika ingin menambah
wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh maka kami mengharapkan dengan
rendah hati agar membaca buku-buku ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Djaliel, Maman Abdul. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Drs. Abu Ahmadi dan Ir. Supatmo, (1991) Ilmu Alamiah Dasar, Rineka Cipta:
Jakarta

Jasin, Drs.Maskori.2010.Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta : PT.Grafindo Persada.

https://www.coursehero.com/file/23184867/makalah-iad-kelompok/

https://www.academia.edu/9182846/
BAB_II_PEMBAHASAN_ILMU_ALAMIAH_DASAR?auto=download

https://www.academia.edu/38172831/Makalah_IAD

Anda mungkin juga menyukai