Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU ALAMIAH DASAR


Judul: Perkembangan Pola Pikir Manusia
Dosen Pengampu:
Dr. Rini Sulastri S.Pd,M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok II
Nurul Hidayati(2311100076)
Rita Mutia(2311100078)
Siti Nadira Zuhrah(2311100030)

PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan
berkat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam tak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan kita Nabi be- sar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang yang dihiasi oleh imam, Islam dan ihsan. Dan tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibuk Dr. Rini Sulastri
S.Pd,M.Pd yang telah memberi kami tugas untuk membuat makalah ini. Dan kami
juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua. Makalah ini berisikan tentang
Perkembangan Pola Pikir Manusia. Kami menyadari sepenuhnya banyak
kekurangan dan keterbatasan, meskipun telah di sertai dengan usaha yang maksimal
sesuai dengan kemampuan yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan
kritik yang membangun sangat di harapkan untuk perbaikan makalah yang akan
datang. Dengan ini kami berharap semoga makalah ini semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak. Amin ya Rabbil’alamin.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
C. Tujuan Penulis ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A. Sejarah Perkembangan Pola Pikir Manusia ………………………………2
B. Faktor Faktor Proses Perkembangan Manusia ………………………3
1. Rasa Ingin Tahu …………………………………………………………………3
2. Mitos ………………………………………………………………..4
3. Penalaran ………………………………………………………………...6

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………8

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dewasa ini telah banyak merasakan kenikmatan hidup, baik berupa nikmat
jasmani maupun nikmat rohani. Kenikmatan jasmani dapat dilihat dari terpenuhinya berbagai
macam kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan sandang, pangan, maupun papan sampai
dengan kebutuhan sarana pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain. Sedangkan kenikmatan
rohani dapat dilihat dengan terpenuhinya berbagai jenis keperluan sosial keagamaan,
penyegaran jiwa semisal adanya tempat-tempat wisata, pagelaran kesenian musik, lukis,
maupun drama serta banyaknya berdiri tempat-tempat ibadah keagamaan dan lain-lain.
Pemenuhan berbagai macam kenikmatan ini merupakan hasil dari kemudahan-kemudahan
yang diperoleh manusia berkat kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
atau iptek. Dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling rumit sekalipun telah dapat
ditundukkan oleh manusia dan sekaligus dapat dimanfaatkan.
Sebagai contoh untuk keperluan sandang, manusia tidak perlu lagi memintal sendiri bahan-
bahan yang akan dijadikan pakaian, baju dan celana, tetapi cukup membelinya di toko pakaian
atau toko bahan sandang. Sedangkan untuk keperluan rohani semisal bagi umat Islam dalam
pelaksanaan beribadah haji, pada saat ini tidak perlu lagi berlama-lama mengarungi samudra
atau mengendarai onta di tengah-tengah padang pasir, tetapi cukup dengan naik pesawat
terbang dan atau mengendarai mobil berpendingin dalam waktu yang relatif singkat.
Kemudahan semacam ini, jika dituliskan semuanya tentu akan menambah deretan yang
sangat panjang bahkan mungkin takterhitung jumlah dan jenisnya. Penguasaan iptek yang
demikian hebat yang mampu melahirkan kenikmatan hidup sehingga sampai dapat dirasakan
di masa awal milenium ke tiga ini, tidaklah datang dengan cara tiba-tiba, tetapi melalui tahapan
demi tahapan yang sangat panjang, mulai dari iptek sederhana sampai dengan yang sangat
canggih dan rumit.Tentunya tahap demi tahap yang dimaksud jelas akan menentukan proses
terbentuknya iptek sampai saat ini.

B. Rumusan Masalah

Banyak persoalan yang perlu dibahas mengenai Perkembangan Pola Pikir Manusia Namun
untuk membatasi ruang lingkup dalam pembahasan masalah, penulis hanya membatasi pada
masalah :

1. Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia berdasarkan rasa ingin tahu.

1
2. Proses perkembangan pola piker manusia berdsarkan mitos.
3. Proses perkembangan pola piker manusia berdasarkan penalaran.

C. Tujuan Penulis

Tujuan penulisan ini agar kita dapat memahami:

1. Bagaimana perkembangan pada otak manusia pada mitos


2. Tanggapan manusia pada mitos.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Pola Pikir Manusia

Adanya perkembangan pola pikir manusia dimulai dari zaman Babylonia (kurang lebih 650
SM) dimana orang percaya kepada mitos, ramalan nasib berdasarkan perbintangan, bahkan
percaya adanya banyak dewa. Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam
dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat
menjawab masalah dan tidak memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri, mereka
mencoba membuat jawaban sendiri. Misalnya apakah pelangi itu ? mereka tidak dapat
menjawabnya. Maka, mereka mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa pelangi adalah
selendang bidadari. Lalu timbullah pengetahuan baru yaitu bidadari. Dengan rasa ingin tahu
manusia mampu mengembangkan pola pikir manusia secara luas. Manusia sebagai mahluk
yang mempunyai hakekat rasa ingin tahu, mempunyai ciri-ciri :

1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
4. Memiliki potensi berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkunganna.
7. Mati.

2
B. Faktor Faktor Proses Perkembangan Manusia
1. Rasa Ingin Tahu

Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan cirri khas manusia.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda benda disekelilingnya, alam sekitarnya,
bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu manusia berbeda dengan mahluk hidup lainnya. Rasa ingin tahu yang dimiliki
manusia mendorong untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari
jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya.

Rasa ingin tahu manusia terus berkembang dan bersifat tetap (non idle curiosity)
sedangkan hewan dan tumbuhan rasa ingin tahunya bersifat tetap (idle curiosity atau
instinct).Sebagai contoh, pada tumbuhan tumbuhan, daunnya cenderung mencari sinar
matahari dan akar akarnya mencari air yang kaya mineral. Burung burung terbang kesana
kemari didorong rasa ingin tahunya terhadap tempat yang ada makanannya. Setelah
mengadakan eksplorasi mereka menjadi tahu tempat dimana keberadaan makananannya, itulah
pengetahuan burung yang bersifat tetap. Burung juga memiliki pengetahuan cara membuat
sarang yang begitu indah dan bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu
tidak berubah dari zaman ke zaman. Jadi, insting pada hewan dan tumbuh tumbuhan semata
mata mengeksplorasi alam untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk itu perlu
makan, melindungi diri, dan berkembang biak.

Manusia pun memiliki insting namun kelebihannya pada kemapuan berfikir.Manusia


terus bertanya setelah tahu “apa” mereka juga ingin tahu “mengapa” dan “bagaimana”.
Manusia mengombinasikan pengetahuannya menjadi pengetahuan yang lebih baru dan mereka
akan mendapatkan informasi yang lebih jelas. Sebagai ilustrasi kita bayangkan manusia purba
yang dulu hidup di gua gua dan diatas pohon. Karena kemampuan berfikirnnya yang tidak
semata mata untuk berlindung dirinya tetapi juga membuat hidupnya lebih menyenangkan,
mereka mempunyai banyak ide dengan membuat rumah diatas tiang kayu yang kokoh bahkan
membuat senjata sederhana dari bahan alam.

Rasa ingin tahu terus berkembang dan seolah olah tanpa batas itu dapat menimbulkan
perbendaharaan manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan praktis untuk

3
hidupnya sehari hari seperti bercocok tanam atau membuat panah untuk berburu dan juga
menyangkut keindahan.

Adapun cara manusia mempunyai rasa ingin tahu, yaitu :

a. Penyelidikan Langsung
b. Penggalian penyelidikan orang lain
c. Kerja sama dengan penyelidik

Meskipun intesitasnya tidak sama, pastinya setiap orang memiliki rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu dapat diperlengkap dan diperkuat karena adanya lingkungan dan berlangsungnya
adanya perkembangan itu , tampak lebih nyata bahwa manusia itu berbeda dengan
hewan.Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai akal serta mempunyai derajat yang
tinggi bila di bandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.

2. Mitos

Perkembangan selanjutnya adalah mitos. Mitos adalah suatu pengetahuan yang


berdasarkan penghayatan yang digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan
kepercayaan. Dalam istilah lain, disebutkan bahwa mitos merupakan pengetahuan baru yang
dikombinasikan oleh pengalaman dan kepercayaan. Mitos merupakan tahap kedua dari
perkembangan pola pikir manusia.

Rasa ingin tahu manusia tidak akan ada batasannya, yang hanya atas dasar pengamatan
maupun pengalamannya dan juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan non fisik atau
kebutuhan fikiran.

Untuk memuaskan alam pikirannya, Manusia menerka nerka sendiri jawabannya.


Seperti contoh :

a. Gunung api meletus diduga banyak orang merupakan Dewa yang sedang murka.
b. Banyak orang yang mengira adanya jerawat muncul merupakan tanda ada seseorang
yang sedang merindukan.
c. Adanya gerhana bulan banyak yang mengira jika bulan tersebut dimakan oleh
raksasa.

4
Dengan menggunakan jalan pikir yang berbeda, munculah anggapan adanya dewa
dewa yang menguasai langit dan bumi, dan adanya raksasa yang menerangi bulan, dan juga
jerawat yang muncul merupakan pengetahuan pengetahuan baru dan merupakan gabungan dari
pengamatan dan pengelaman serta kepercayaan yang biasa disebut mitos. Adapun cerita yang
berdasarkan mitos tersebut, disebut legenda ataupun dongeng.

Mitos itu timbul disebabkan , keterbatasan alat indera manusia, seperti contoh :

1. Alat penglihatan

Banyak benda bergerak cepat sehingga tampak tak jelas oleh mata. Mata tidak dapat
membedakan 10 gambar yang berbeda dengan yang lain dalam waktu 1 detik. Jika ukuran
gambar terlalu kecil, kita tidak dapat menglihatnya. Demikian juga jika gambar dilihat terlalu
jauh, mata tidak mampu menglihatnya.

2. Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi mulai dari 30-
30.000/ detik. Getaran yang berada di bawah 30 atau di atas 30.000/detik tidak akan dapat
terdengar.

3. Alat penciuman dan alat pengecap


Bau dan rasa tidak akan dapat memastikan benda yang dikecap ataupun diciumnya.
Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa, asin,manis, pahit, dan asam. Bau seperti parfum
dan bau bau yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila kita mengetahu bau tersebut. Melalui
bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain. Namun tidak semua
orang bisa merasakannya ataupun melakukannya.

4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat
relatif, sehingga tidak dapat sembarangan untuk dipakai sebagai alat observasi. Alat alat indera
pada manusia sangat berbeda beda diantara setiap manusia. Ada yang penglihatannya sangat
tajam ada yang tidak. Demikian, juga ada yang penciumannya sangat tajam ada yang tidak.
Akibat dari keterbatasan alat indera mungkin akan timbul salah informasi, salah tafsir,dan salah
pemikiran.Ketepatan alat indera tersebut dapat juga di latih, namun tetap sangat terbatas.
Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat, meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami

5
kesalahan. Pengulangan-pengulangan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan
pengamatan tersebut. Jadi, suatu mitos dapat diterima oleh masyarakat pada masannya karena:

a. Keterbatasan pengetahuan yang di sebabkan keterbatasan penginderaan baik langsung


maupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu, dan hasrat ingin tahunya terpenuhi

Menurut A.comte (1798-1857) Perkembangan jiwa manusia terbagi atas tiga tahap yaitu:
a. Tahap teologi atau fiktif: Pada tahap teologi manusia menyusun mitos atau dongeng
untuk mengenal realita berdasarkan daya khayal, intuisi, atau imajinasi.
b. Tahap filsafat atau fisik: Pada tahap ini manusia sudah menggunakan rasio tetapi belum
obyektif.
c. Tahap positif atau ilmiah rill: Pada tahap ini manusia sudah mampu berfikir obyektif
melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.

Terdapat beberapa cara memperoleh pengetahuan tanpa penalaran antara lain:

a. Prasangka, mengambil kesimpulan berdasarkan perasaan.


b. Intuisi, pemecahan masalah yang muncul sendirinya.
c. Wahyu, pengetahuan yang berasal dari Tuhan melalui Rasul-Nya.
d. Trial And eror, pengetahuan dari proses coba-coba atau untung-untungan.

3. Penalaran

Berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan


pengamatan makin sempurna misalnya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos
dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis
dengan menggunakan akal sehat (rasio).

Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor perubahan pola berpikir masa itu
antara lain adalah:

6
a. Anaximander (610-546 SM) seorang pemikir yang sezaman dengan Thales berpendapat
bahwa alam semesta yang kita lihat berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya.
Selain itu dia juga mengajarkan pembuatan jam matahari dengan menegakan sebuah
tongkat di atas bumi yang horizontal dan menentukan bayangan tongkat itu menjadi
petunjuk waktu dan juga titik balik matahari.
b. Anaximenes (560 – 520 SM) Dia melahirkan teori pertama tentang transmutasi unsur-
unsur, yang menyatakan bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila
merenggang akan menjadi api atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.
c. Herakleitos (560 – 470 SM) Dia berpendapat bahwa apilah yang menyebabkan
transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti adanya.
d. Aristoteles ( 348 – 322 SM)
- Berhasil membukukan intisari dari ajaran para ahli sebelumnya dan membuang hal-
hal yang tidak masuk akal.
- Adanya zat tunggal yang disebutnya ‘hule’ bentuknya tergantung dari
kondisinya, bisa berbentuk tanah, air, udara atau api. Transmutasi diseba
bkan oleh keadaan dingin, lembab, panas dan kering.
- Tidak ada ruang yang hampa, bila suatu ruang tidak terisi oleh benda akan diisi
oleh sesuatu yang immaterial yaitu ether.
- Ajaran yang terpenting adalah suatu pola berpikir dalam memperoleh kebenaran
berdasarkan logika.
e. Ptelomeus (127 – 151 SM).
Berpendapat bahwa bumi itu adalah pusat jagad raya berbentuk bulat, diam seimbang
tanpa tiang penyangga. Bintang bintang menempel tetap pada langit dan berputar putar
mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam, Planet beredar melalui orbit sendiri terletak antara
bumi dan bitang.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke waktu,
yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki rasa ingin
tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu selalu berkembang,
baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya, kedua mitos dimana
manusia juga ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu,
dan ketiga penalaran, setelah kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan
perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna,
maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir
secara logis dengan menggunakan akal sehat (rasio).

Oleh karena itu manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satu-
satunya makhluk yang diberikan akal pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir
manusia akan terus berkembang setiap zaman.

8
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi, Prof, DR, M.A, Menuju Masyarakat Madani, Gagasan, Fakta dan
Tantangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.II, 2000.
Bayuadhy, Gesta, “Tradisi-Tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa, Melestarikan Berbagai
Tradisi Jawa Penuh Makna. Yogyakarta: DIPTA, Cet.I, 2015.
Durkheim, Emile, The Elementary Forms of The Religious Life, Sejarah Bentuk-Bentuk Agama
yang Paling Dasar (Edisi Baru). Terj. Inyiak Ridwan Muzir dkk. Yogyakarta:
IRCiSoD, Cet.I, 2011.
Hakim, Atang Abdul, Drs., M.A., Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. Filsafat Umum, Dari
Metodologi sampai Teofilosofi. Bandung: CV Pustaka Setia, Cet.X, Cet.I 2008.

Anda mungkin juga menyukai