Disusun oleh
Nama : ROMANDA OKTAVIANO
Nim : 2220503056
Kelas : 2253B
Dosen pengampu : Jawasi M.pd
PRODI JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata
kuliah IAD/IBD/ISD yang berjudul “Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia.”.
Makalah ini berisi uraian mengenai perkembangan pola pikir manusia kehidupan
masyarakat mulai dari sejarah perkembangan pola pikir manusia,faktor faktor perkembangan
pola pikir, dan penalaran pola pikir masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk/Ibu selaku pembimbing kami
dalam pembelajaran mata kuliah IAD/IBD/ISD dan juga kepada semua teman-teman yang
telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan informasi mengenai "Perkembangan Pola Pikir Manusia” bagi
parapembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna kesempurnaan
makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Semoga
bermanfaat.
2
DAFTAR ISI
C. Penalaran ....................................................................................... 10
A. Kesimpulan.................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman yang semakin modern dan maju, pemikiran manusia
menjadi semakin ilmiah dari awalnya yang hanya sebuah kepercayaan yang dainggap benar,
padahal hakikatnya kejadian itu belum bisa dipertanggungjawabkan keabsahanya. Mayoritas
manusia zaman dahulu, proses berfikir logis dan rasional sangatlah terbatas, sehingga
melahirkan suatu kepercayaan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan metode ilmiah. Karena
mereka menganggap bahwasanya apa yang diyakini itu benar, sehingga hal itu menjadi suatu
kebudayaan dan adat istiadat yang turun-menurun dalam masyarakat yang belakangan kita
kenal sebagai mitos. Seperti orang tua yang menegur anaknya ketika ingin keluar malam,
karena orang tua tersebut takut jikalau anaknya terkena bahaya sehingga mengatakan kalau
keluar malam nanti akan dibawa wewe gombel, dan ribuan mitos yang lain.
Namun, pola berpikir manusia dalam kehidupannya sekarang ini lambat laun telah
berubah, dari adat kepercayaan yang membudaya menjadi suatu ilmu pengetahuan yang bisa
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kemajuan ini didorong oleh beberapa faktor, antara
lain adalah rasa ingin tahu. Dengan rasa ingin tahu, telah menggerakkan manusia itu untuk
lebih berfikir, bertindak, dan menganalisa suatu kejadian yang semula hanyalah sebuah mitos
masyarakat, menjadi suatu ilmu pengetahuan.
Walaupun pola pikir manusia di dunia ini sudah mengalami kemajuan, dari
kepercayaan suatu mitos menjadi metode pengetahuan ilmiah, tetapi tidak sedikit sekelompok
masyarakat yang masih mempercayai mitos sebagai suatu kebenaran yang hakiki. Maka dari
itu, kami rasa sangatlah perlu mengangkat judul ini sebagai suatu pembahasan yang dapat
memberikan pemahaman tentang kemajuan pola pikir manusia dari mitos sampai metode
ilmiah.
4
B. TUJUAN
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini adalah bersifat Deskriptif yang artinya menjelaskan
dengan metode kajian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan,
mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah-masalah yang diteliti.
D. RUMUSAN MASALAH
Banyak persoalan yang perlu dibahas mengenai Perkembangan Pola Pikir Manusia
Namun untuk membatasi ruang lingkup dalam pembahasan masalah, penulis hanya
membatasi pada masalah :
5
BAB II
PEMBAHASAN
Adanya perkembangan pola pikir manusia dimulai dari zaman Babylonia (kurang lebih
650 SM) dimana orang percaya kepada mitos, ramalan nasib berdasarkan perbintangan, bahkan
percaya adanya banyak dewa. Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam
dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat
menjawab masalah dan tidak memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri, mereka
mencoba membuat jawaban sendiri. Misalnya apakah pelangi itu ? mereka tidak dapat
menjawabnya. Maka, mereka mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa pelangi adalah
selendang bidadari. Lalu timbullah pengetahuan baru yaitu bidadari. Dengan rasa ingin tahu
manusia mampu mengembangkan pola pikir manusia secara luas. Manusia sebagai mahluk
yang mempunyai hakekat rasa ingin tahu, mempunyai ciri-ciri :
1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
7. Mati.
6
B. FAKTOR FAKTOR PROSES PERKEMBANGAN MANUSIA.
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan cirri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda benda disekelilingnya, alam
sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Rasa ingin tahu manusia berbeda dengan mahluk hidup lainnya. Rasa ingin tahu yang
dimiliki manusia mendorong untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya.
Rasa ingin tahu manusia terus berkembang dan bersifat tetap (non idle curiosity)
sedangkan hewan dan tumbuhan rasa ingin tahunya bersifat tetap (idle curiosity atau
instinct).Sebagai contoh, pada tumbuhan tumbuhan, daunnya cenderung mencari sinar
matahari dan akar akarnya mencari air yang kaya mineral. Burung burung terbang kesana
kemari didorong rasa ingin tahunya terhadap tempat yang ada makanannya. Setelah
mengadakan eksplorasi mereka menjadi tahu tempat dimana keberadaan makananannya, itulah
pengetahuan burung yang bersifat tetap.
Rasa ingin tahu terus berkembang dan seolah olah tanpa batas itu dapat menimbulkan
perbendaharaan manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan praktis untuk
hidupnya sehari hari seperti bercocok tanam atau membuat panah untuk berburu dan juga
menyangkut keindahan.
7
Adapun cara manusia mempunyai rasa ingin tahu, yaitu :
a. Penyelidikan Langsung.
b. Penggalian penyelidikan orang lain.
c. Kerja sama dengan penyelidik.
Meskipun intesitasnya tidak sama, pastinya setiap orang memiliki rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu dapat diperlengkap dan diperkuat karena adanya lingkungan dan berlangsungnya
adanya perkembangan itu , tampak lebih nyata bahwa manusia itu berbeda dengan hewan,
Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai akal serta mempunyai derajat yang tinggi
bila di bandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
2 . Mitos
Rasa ingin tahu manusia tidak akan ada batasannya, yang hanya atas dasar pengamatan
maupun pengalamannya dan juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan non fisik atau
kebutuhan fikiran.
a. Gunung api meletus diduga banyak orang merupakan Dewa yang sedang murka.
b. Banyak orang yang mengira adanya jerawat muncul merupakan tanda ada seseorang
yang sedang merindukan.
c. Adanya gerhana bulan banyak yang mengira jika bulan tersebut dimakan oleh raksasa.
Dengan menggunakan jalan pikir yang berbeda, munculah anggapan adanya dewa
dewa yang menguasai langit dan bumi, dan adanya raksasa yang menerangi bulan, dan juga
jerawat yang muncul merupakan pengetahuan pengetahuan baru dan merupakan gabungan dari
pengamatan dan pengelaman serta kepercayaan yang biasa disebut mitos. Adapun cerita yang
berdasarkan mitos tersebut, disebut legenda ataupun dongeng.
8
Mitos itu timbul disebabkan , keterbatasan alat indera manusia, seperti contoh :
1. Alat penglihatan
Banyak benda bergerak cepat sehingga tampak tak jelas oleh mata. Mata tidak dapat
membedakan 10 gambar yang berbeda dengan yang lain dalam waktu 1 detik. Jika ukuran
gambar terlalu kecil, kita tidak dapat menglihatnya. Demikian juga jika gambar dilihat terlalu
jauh, mata tidak mampu menglihatnya.
2. Alat pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi mulai dari 30-
30.000/ detik. Getaran yang berada di bawah 30 atau di atas 30.000/detik tidak akan dapat
terdengar.
3. Alat penciuman dan alat pengecap
Bau dan rasa tidak akan dapat memastikan benda yang dikecap ataupun diciumnya.
Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa, asin,manis, pahit, dan asam. Bau seperti parfum
dan bau bau yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila kita mengetahu bau tersebut. Melalui
bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain. Namun tidak semua
orang bisa merasakannya ataupun melakukannya.
4. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat
relatif, sehingga tidak dapat sembarangan untuk dipakai sebagai alat observasi. Alat alat indera
pada manusia sangat berbeda beda diantara setiap manusia. Ada yang penglihatannya sangat
tajam ada yang tidak. Demikian, juga ada yang penciumannya sangat tajam ada yang tidak.
Akibat dari keterbatasan alat indera mungkin akan timbul salah informasi, salah tafsir,dan salah
pemikiran.Ketepatan alat indera tersebut dapat juga di latih, namun tetap sangat terbatas.
Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat, meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami
kesalahan. Pengulangan-pengulangan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan
pengamatan tersebut.
Jadi, suatu mitos dapat diterima oleh masyarakat pada masannya karena:
a. Keterbatasan pengetahuan yang di sebabkanketerbatasan penginderaan baik langsung
maupun dengan alat.
b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu, dan hasrat ingin tahunya terpenuhi.
9
Menurut A.comte (1798-1857) Perkembangan jiwa manusia terbagi atas tiga tahap
yaitu:
a. Tahap teologi atau fiktif: Pada tahap teologi manusia menyusun mitos atau dongeng
untuk mengenal realita berdasarkan daya khayal, intuisi, atau imajinasi.
b. Tahap filsafat atau fisik: Pada tahap ini manusia sudah menggunakan rasio tetapi belum
obyektif.
c. Tahap positif atau ilmiah rill: Pada tahap ini manusia sudah mampu berfikir obyektif
melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.
C. PENALARAN
Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor perubahan pola berpikir masa itu
antara lain adalah:
10
b. Anaximenes (560 – 520 SM)
Dia melahirkan teori pertama tentang transmutasi unsur-unsur, yang menyatakan
bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila merenggang akan menjadi api
atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke waktu,
yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki rasa ingin
tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu selalu berkembang,
baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya, kedua mitos dimana
manusia juga ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu,
dan ketiga penalaran, setelah kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan
perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna,
maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir
secara logis dengan menggunakan akal sehat (rasio).
Oleh karena itu manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satu-
satunya makhluk yang diberikan akal pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir
manusia akan terus berkembang setiap zaman.
B. SARAN
Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan
mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-
12
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, Prof, DR, M.A, Menuju Masyarakat Madani, Gagasan, Fakta dan
Tantangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.II, 2000.
Durkheim, Emile, The Elementary Forms of The Religious Life, Sejarah Bentuk-Bentuk Agama
yang Paling Dasar (Edisi Baru). Terj. Inyiak Ridwan Muzir dkk. Yogyakarta: IRCiSoD,
Cet.I, 2011.
Hakim, Atang Abdul, Drs., M.A., Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. Filsafat Umum, Dari
Metodologi sampai Teofilosofi. Bandung: CV Pustaka Setia, Cet.X, Cet.I 2008.
13