Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA TERHADAP

ILMU PENGETAHUAN

Disusun Oleh :

Nama : Erine Khoirunnisa Althaf


NPM : 10522470
Kelas : 1PA10

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada bapak Deni Haryadi sebagai
dosen pengampu mata kuliah Matematika & Ilmu Alamiah Dasar yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan saya. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Depok, 05 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN................. 1


KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5
2.1 PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA ............................................................. 5
2.2 TERBENTUKNYA ILMU PENGETAHUAN ..................................................................... 7
2.3 PENGARUH PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN ............ 7
BAB III .................................................................................................................................. 8
PENUTUP ............................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSAKA ................................................................................................................. 9
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk tunggal (singular creature), ia memiliki seperangkat struktur
finalitas yang merupakan kesatuan jiwa dan badannya yang membuatnya unik di antara
hewan yang ada di muka bumi, sehingga manusia bukan sekadar hanya makhluk hidup
yang mengisi muka bumi, melainkan manusia adalah pembentuk kehidupan di bumi.
Dalam tubuh dan pikirannya manusia adalah penjelajah alam (Bronowksi, 2011)
Keunggulan manusia atas organisme lain adalah potensi otak yang ditopang oleh
kemampuan panca indera (Sutomo, 2013). Pengamatan dengan panca indera terbatas pada
benda nyata dan benda konkret, tetapi orang dapat mempelajari hal-hal abstrak melalui
pikiran. Perkembangan akal manusia juga didorong oleh rasa ingin tahunya (Jasin, 2016).
Keingintahuan manusia semakin meningkat. Jika satu hal diketahui, orang akan tahu yang
lain. Pengetahuan yang diperoleh manusia karena rasa ingin tahunya berkembang dan
menghasilkan pengetahuan yang memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia.
Ilmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh
dari keterbatasannya.Ilmu bukan sekadar pengetahuan tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan
yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi. Ilmu atau ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh
dari keterbatasannya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, saya merumuskan beberapa masalah, diantaranya :

1.2.1 Bagaimana proses perkembangan alam pikiran manusia?


1.2.2 Bagaimana terbentuknya ilmu pengetahuan?
1.2.3 Apa pengaruh ilmu pengetahuan terhadap perkembangan alam pikiran manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan Makalah :
1 Agar pembaca mengetahui proses perkembangan alam pikiran manusia
2 Agar pembaca mengetahui terbentuknya ilmu pengetahuan
3 Agar pembaca mengetahui pengaruh ilmu pengetahuan terhadap perkembangan alam
pikiran manusia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA


Alam pikiran manusia berkembang dari pengetahuan yang terus meningkat dan
pengalaman yang dialami. Ketika bayi, manusia hanya tahu bahwa makanan yang dapat
dimakan adalah ASI atau susu. Seiring perkembangan usia, pertumbuhan otak dan
kemampuan berpikir manusia akan meningkat. Bayi yang telah tumbuh menjadi anak-anak
memiliki pengetahuan baru tentang jenis-jenis makanan yang bisa dimakan. Ketika
kemampuan psikomotornya berkembang, anak-anak bahkan dapat mencoba membuat
sendiri makanannya. Semakin dewasa, manusia akan dapat menciptakan jenis makanan
baru yang berbeda dari jenis makanan yang telah dikenalnya. Pendidikan dan pengalaman
hidup akan mengembangkan alam pikiran manusia untuk membantunya mengatasi
permasalahan kehidupannya.
Salah satu teori yang menjelaskan perkembangan alam pikiran manusia adalah
perkembangan kognitif adalah Teori Piaget. yang menjabarkan empat tahap perkembangan
kognitif manusia. Pada tahap sensorimotor, bayi mulai mengembangkan panca indranya
dan mulai mengenali bentuk-bentuk obyek yang dapat disentuhnya. Kemampuan berpikir
juga berkembang melalui usaha dan kesalahan yang dilakukan. Pada tahap kedua, yaitu
pra-operasional, kemampuan berbahasa mulai berkembang dan anak mulai memahami
lebih banyak konsep tentang obyek-obyek yang dijumpainya. Kemampuan berpikir anak
pada tahap pra-operasional masih terbatas hanya fokus pada satu obyek. Penalaran terhadap
obyek tidak selalu logis, namun berdasarkan pemahaman dan pengalamannya. Tahap
ketiga adalah operasional konkrit, anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis
dan memecahkan masalah sederhana. Namun, pada tahap ini, kemampuan memahami
obyek masih terbatas pada obyek-obyek yang nyata atau konkrit. Anak belum dapat
membayangkan obyek-obyek yang tidak dapat diindra olehnya. Tahap terakhir pada
perkembangan kognitif adalah operasional formal, anak mulai mampu berpikir abstrak dan
kemampuan pemecahan masalahnya lebih kompleks.
Perkembangan masalah kemanusiaan, kepribadian dan sosial juga terjadi seiring
dengan perkembangan fisik dan kognitif mereka. satu dari Tokoh yang memajukan teori
psikososial manusia adalah Eric Ericsson. Tahap psikososial pertama menurut Erikson
dialami manusia pada tahun pertama kehidupannya. Rasa percaya melibatkan perasaan
nyaman secara fisik dan psikis. Kenyamanan yang dirasakan bayi saat berinteraksi dengan
ibunya akan menjadi dasar kepercayaan bahwa dunia akan menjadi tempat hidup yang
menyenangkan. Tahap kedua terjadi pada masa bayi hingga usia tiga tahun, yakni ketika
manusia mulai menyadari keinginannya. Apabila pada tahap ini anak terlalu dibatasi,
kemungkinan akan timbul rasa malu atau ragu-ragu, sehingga dapat menjadi anak yang
kurang percaya diri. Sebaliknya, apabila diberikan kebebasan dengan tetap dalam
pengawasan orang tua, anak dapat menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri. Tahap
ketiga terjadi selama masa prasekolah, anak mulai menghadapi lebih banyak tantangan.
Anak mulai diminta untuk bertanggung jawab terhadap tubuh, perilaku, dan benda-benda
yang dimilikinya. Pengembangan rasa tanggung jawab akan meningkatkan kemandirian,
meskipun anak dapat pula merasa bersalah jika tidak dapat bertanggung jawab. Ketika hal
ini terjadi, orang tua dapat memberikan arahan positif sehingga anak mengubah rasa
bersalahnya menjadi semangat untuk lebih baik atau berprestasi. Tahap keempat terjadi di
masa sekolah dasar. Anak akan lebih antusias untuk belajar dibandingkan masa prasekolah.
Orang tua harus selalu mendukung dan membimbing aktivitas belajar anak sehingga tidak
menimbulkan rasa inferior karena merasa tidak kompeten atau tidak produktif. Tahap
kelima dialami pada masa remaja, yakni masa untuk menemukan jati diri. Manusia
dihadapkan pada peran baru dan status kedewasaan. Penemuan jati diri tidak dapat
dipaksakan karena dapat menimbulkan krisis identitas pada remaja. Orang tua perlu
memberikan kesempatan pada remaja untuk menemukan jati dirinya dengan tetap
mendampingi, sehingga jalan yang ditempuh tetap merupakan jalan yang baik dan benar.
Tahap keenam dialami ketika masa dewasa awal, dengan tugas perkembangan membentuk
hubungan akrab dengan orang lain. Tahap ketujuh dialami pada masa dewasa tengah,
dengan tugas perkembangan adalah membantu generasi yang lebih muda mengembangkan
dan mengarahkan kehidupannya. Hal ini disebut sebagai generativitas, yang apabila tidak
ditunjukkan akan mengalami stagnasi yang dapat berakibat pada kemunduran kepribadian.
Tahap terakhir dalam psikososial Erikson dialami pada masa dewasa akhir. Manusia pada
masa ini dapat mengembangkan pandangan positif tentang perkembangan yang telah
dialami selama kehidupannya. Manusia dapat memperoleh kesimpulan bahwa ia telah
mencapai integritas atau kepuasaan dalam menjalani kehidupannya atau sebaliknya.
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
berkaitan dengan sifat yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Materi genetik,
yaitu gen, yang dimiliki orang tua akan diturunkan kepada anaknya melalui proses
fertilisasi. Hal inilah yang menyebabkan seorang anak dapat memiliki sifat-sifat, baik fisik
maupun psikis, yang menyerupai sifat-sifat yang dimiliki kedua orang tuanya. Namun,
ekspresi gen pada setiap individu dapat berbeda meskipun memiliki gen yang sama.
Ekspresi gen adalah pengaruh yang ditunjukkan oleh suatu gen dalam bentuk sifat yang
tampak. Perbedaan ekspresi gen ini menyebabkan keanekaragaman sifat makhluk hidup,
termasuk manusia. Faktor kedua yang mempengaruhi perkembangan pada manusia adalah
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah hal-hal yang berasal
dari luar diri individu yang bersangkutan, misalnya nutrisi, infeksi, polusi, dan lingkungan
sosial. Faktor-faktor lingkungan berpengaruh penting sejak perkembangan awal manusia,
yakni sejak dalam kandungan. Kesehatan fisik dan psikis ibu hamil sangat mempengaruhi
perkembangan janin yang dikandungnya (Lestari, 2018). Ibu hamil yang memperoleh
nutrisi baik dan seimbang, terhindar dari infeksi atau penyakit, terbebas dari polusi, dan
tinggal di lingkungan sosial yang baik serta kondusif akan mengalami masa kehamilan
yang tenang dan nyaman sehingga perkembangan janin akan optimal. Pembentukan dan
perkembangan perilaku manusia setelah lahir sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya. Lingkungan tempat tinggal masa kecil akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan bawaan anak.

2.2 TERBENTUKNYA ILMU PENGETAHUAN


Menurut Purnama (2003:4) Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu,
yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Melalui rasa ingin tahu inilah pengetahuan manusia berkembang. Penduduk Bumi lainnya
juga penasaran, tetapi rasa ingin tahu mereka hanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan makanan mereka. Keingintahuan mereka bukan tentang menciptakan lebih
dari yang diperlukan untuk mendukung kehidupan, melainkan rasa ingin tahu yang
menganggur. Kontras dengan orang yang ingin tahu. Perkembangan rasa ingin tahu
selalu dimulai dengan pertanyaan tentang apa yang dilihatnya. Pertanyaan seperti ini
meningkat sejak anak-anak mulai belajar di taman kanak-kanak. Rasa ingin tahu manusia
tentang segala sesuatu di alam semesta ini terus berkembang karena kemampuan kita
untuk berpikir dari sudut pandang manusia. Jawaban atas berbagai pertanyaan manusia
tentang berbagai fenomena dan peristiwa yang terjadi di alam pada akhirnya akan
menjadi ilmu pengetahuan.

2.3 PENGARUH PERKEMBANGAN MANUSIA TERHADAP ILMU


PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat mengingat kini terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara ilmu pengetahuan pada zaman dahulu dengan ilmu
pengetahuan zaman sekarang. Begitu juga dengan peran ilmu pengetahuan pada kehidupan
manusia berbeda pada zaman dahulu dengan masa sekarang. Keberadaan revolusi Industri
4.0 merupakan alasan yang mendorong perubahan peran ilmu pengetahuan pada kehidupan
manusia. Paradigma lama berkaitan dengan teori atau ilmu pengetahuan yang tidak lagi
relevan dengan kehidupan masa kini lantas digantikan dengan paradigma baru yang lebih
relevan. Perubahan paradigma dalam ilmu pengetahuan tersebut terjadi secara pelan-pelan,
akan tetapi juga terdapat perubahan yang cukup drastis akibat pertentangan antara satu ilmu
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan dalam paradigma
lama tidak lagi memadai jika digunakan dalam masa yang berbeda, meskipun pada
dasarnya paradigma ilmu pengetahuan lama merupakan sarana yang menunjukkan jalan
bagi penemuan paradigma ilmu pengetahuan baru tersebut.
Aristoteles yang menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan baru diperhatikan setelah
umat manusia mengurusi kehidupannya sehari-hari. Hal ini wajar mengingat manusia pada
masa lampau melakukan aktivitas ilmiah dengan tujuan memperbaiki taraf hidup manusia
sehari-hari yang dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor alam. Oleh karena itu, wajar jika
manusia pada masa lampau merasa tdak berdaya untuk mengalahkan dan menaklukan
alam. Dengan demikian, tujuan keberadaan ilmu pengetahuan pada masa lampau bukanlah
untuk mengatasi kekuatan alam, melainkan untuk menyadarkan manusia sebagai bagian
dari alam tersebut. Ilmu pengetahuan pada masa lampau lebih pada mendorong kesadaran
manusia secara kodrati dan menyadarkan manusia sebagai makhluk yang lebih sempurna
daripada yang lainnya.
Kebutuhan manusia yang semakin tidak terbatas seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk mamaksa ilmu pengetahuan digunakan sebagai senjata utama agar dapat
meminimalisir terjadinya kelangkaan atau keterbelakangan akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan. Tuntutan hidup manusia yang semakin beragam telah mengubah fungsi sosial
ilmu pengetahuan secara drastis dari masa lalu ke masa sekarang. Dalam rangka memenuhi
seagala tuntutan tersebut maka terdorong pula kemajuan ilmu pengetahuan yang mengubah
berbagai bidang di kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dimungkinkan dapat membantu
produktivitas manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Ilmu pengetahuan juga
dimungkinkan menjadi pegangan dalam bertindak sehari-hari. Adapun di sisi lain
perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup signifikan juga menimbulkan kekhawatiran
baru mengingat tidak ada satupun individu atau lembaga yang dapat mengontrol dan
mmemitigasi dampak negatif yang mungkin timbul akibat perkembangan ilmu
pengetahuan yang terjadi. Bahkan jika diamati secara saksama maka perkembanagn ilmu
pengetahuan hampir menyentuh dan memengaruhi reproduksi manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, tidak mengherankan jika ilmu pengetahuan telah menyebabkan dehumanisasi
dan memengaruhi hakikat manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan tidak lagi sebagai sarana
yang membantu manusia dalam mencapai tujuan hidup, melainkan justru mengubah
konsep dan hakikat manusia.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan akal manusia juga didorong oleh rasa ingin tahunya (Jasin, 2016).
Keingintahuan manusia semakin meningkat. Jika satu hal diketahui, orang akan tahu yang
lain. Pengetahuan yang diperoleh manusia karena rasa ingin tahunya berkembang dan
menghasilkan pengetahuan yang memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia.
Kebutuhan manusia yang semakin tidak terbatas seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk mamaksa ilmu pengetahuan digunakan sebagai senjata utama agar dapat
meminimalisir terjadinya kelangkaan atau keterbelakangan akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan. Tuntutan hidup manusia yang semakin beragam telah mengubah fungsi sosial
ilmu pengetahuan secara drastis dari masa lalu ke masa sekarang. Dalam rangka memenuhi
seagala tuntutan tersebut maka terdorong pula kemajuan ilmu pengetahuan yang mengubah
berbagai bidang di kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dimungkinkan dapat membantu
produktivitas manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Ilmu pengetahuan juga
dimungkinkan menjadi pegangan dalam bertindak sehari-hari. Adapun di sisi lain
perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup signifikan juga menimbulkan kekhawatiran
baru mengingat tidak ada satupun individu atau lembaga yang dapat mengontrol dan
mmemitigasi dampak negatif yang mungkin timbul akibat perkembangan ilmu
pengetahuan yang terjadi. Bahkan jika diamati secara saksama maka perkembanagn ilmu
pengetahuan hampir menyentuh dan memengaruhi reproduksi manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, tidak mengherankan jika ilmu pengetahuan telah menyebabkan dehumanisasi
dan memengaruhi hakikat manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan tidak lagi sebagai sarana
yang membantu manusia dalam mencapai tujuan hidup, melainkan justru mengubah
konsep dan hakikat manusia.

3.2 Saran
Sebagai manusia yang memiliki potensi akal berpikir yang lebih baik dari makhluk
hidup lain hendaknya kita mengoptimalkan kemampuan berpikir kita untuk terus
berkembang dan menghasilkan ilmu pengetahuan guna memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi manusia.

DAFTAR PUSAKA

https://belaindika.nusaputra.ac.id
https://jurnaliainpontianak.or.id
https://www.academia.edu/7440021/Alam_Pikiran_Manusia_dan_Perkembangann
ya

Anda mungkin juga menyukai