Anda di halaman 1dari 19

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

BIOPSIKOLOGI MANUSIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

AQILLA SERI WANDHIRA PO7220121 1705


FITRIA KHAIRUNNISYA PO7220121 1714
HERNI PUTRI YANTI PO7220121 1715
NARDI PO7220121 1722
PIONA YURIKA PO7220121 1726
RAHMIATI AMANDA PUTRI PO7220121 1728
VERA ANGELINA PUTRI PO7220121 1739

DOSEN PENGAJAR:
ARTIA DIARINA, SKM., MKM

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLTEKES KEMENKES TANJUNGPINANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi
Manusia” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat unruk memenuhi tugas mata
kuliah psikologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak mungkin terwujud


apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini izinkan
penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Artia Diarina, SKM., MKM selaku dosen mata kuliah keperawatan
dasar yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberikan motivasi,
dan pengorbanannya baik dalam segi moril,ataupun materi kepada penulis
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dan
3. Semua pihak yang telah membantu memberikan motivasi dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan


makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun dari kesempurnaan serta
perbaikan dimasa mendatang. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Tanjungpinang, 14 Agustus 2022

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................1

DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan ..................................................................................................4

1.4 Manfaat .................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Biopsikologi ............................................................................6

2.2 Tahap Perkembangan Biopsikologi ......................................................6

1. Masa Konsepsi .................................................................................6

2. Masa Kelahiran .................................................................................7

3. Masa Infancy ....................................................................................7

4. Masa Toddler ...................................................................................8

5. Masa Pra-sekolah ...........................................................................10

6. Masa Remaja ..................................................................................14

7. Masa Dewasa...................................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .........................................................................................17

3.2 Saran ...................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang
meliputi aspek fisik, intelektual, sosial, moral, bahasa, emosi, dan perasaan,
minat, motivasi,sikap, kepribadian, bakat, dan kreatifitas. Di mana dalam
setiap aspek tersebut pada dasarnya membuat kombinasi-kombinasi atau
hubungan baru yang kemudian membentuk spesialisasi fisik dan psikologi
yang berbeda antara munisa yang satu dan lainnya.
Adanya kombinasi dan perbedaan, menyebabkan adanya persaingan
dan rasa saling membutuhkan antara manusia yang satu dan lainnya. Dengan
demikian, pola perilaku manusia dapat menunjukkan kesempatan apa yang
akan diperoleh untuk mengembangkan kepopulerannya dalam kelompok
terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama, sosial,-ekonomi yang
berbeda akan memperbaiki mereka yang mempunyai standar penampilan dan
perilaku yang berbeda.
Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati)
dan psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Jadi biopsikologi merupakan
pendekatan psikologi dari aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi
melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari
induk asal. Sebagai contoh, sifat pendiam, dominan atau pasif adalah ciri-ciri
sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Berbicara tentang konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir
bahwa untuk mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan
dua hal yaitu proses pematangan dan proses belajar. Proses pematangan
berarti proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi
tubuh sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku, terlepas ada tidaknya
proses belajar. Proses belajar berarti proses mengubah atau mempelajari

3
perilaku melalui latihan, pengalaman, dan kontak dengan lingkungan. Selain
dua hal tersebut tentunya faktor pembawaan atau bakat juga memengaruhi
perkembangan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah Tahap Perkembangan
Biopsikologi Manusia meliputi:
1. Masa konsepsi
2. Masa kelahiran
3. Masa infacy
4. Masa toddler
5. Masa pra-sekolah
6. Masa remaja
7. Masa dewasa

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi
Manusia yang meliputi:
1. Masa konsepsi
2. Masa kelahiran
3. Masa infacy
4. Masa toddler
5. Masa pra-sekolah
6. Masa remaja
7. Masa dewasa

4
1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah pembaca maupun penulis dapat
mengetahui apa itu apa saja tahap-tahap perkembangan biopsikologi manusia
dan dapat juga digunakan sebagai bahan pembelajaran tentang tahap-tahap
perkembangan bipsikologi manusia.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Biopsikologi


Biopsikologi adalah ilmu aplikasi/ terapan biologi (ilmu hayati) dan
psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Dengan demikian bio-psikologi
merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Dalam hal ini ahli
biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami
pewarisan dari pada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, dominan atau
pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui
pengalaman.

2.2 Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi


Proses biologis, kognitif, dan sosioemosi yang saling memengaruhi satu
sama lain tersebut menghasilkan periode-periode dalam masa hidup manusia.
Periode perkembangan merujuk pada suatu kerangka waktu dalam kehidupan
seseorang yang ditandai oleh ciri-ciri tertentu.
1. Masa Konsepsi
Masa konsepsi yaitu masa pertemuan sperma dan ovum
sehingga terjadi proses pembuahan sel telur oleh sel sperma tersebut
(Abas, 2015). Secara umum masa konsepsi ialah pertemuan sel telur
dan sel sperma di tuba falopi yang prosesnya disebut juga pembuahan.
Periode ini berlangsung kurang lebih sembilan bulan di dalam
kandungan. Pada periode ini, perkembangan berlangsung paling cepat,
diawali dari satu sel organisme hingga berkembang menjadi janin
dengan kapasitas-kapasitas yang penting untuk menyesuaikan diri
dengan dunia di sekitarnya.

6
2. Masa Kelahiran
Periode kelahiran (prenatal period) adalah masa dari pembuahan
hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar
biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna
dengan kemampuan otak dan perilaku. Periode ini berlangsung kurang
lebih sembilan bulan.
3. Masa Infancy (bayi)
Periode infancy merupakan periode yang paling pendek
dibandingka periode-periode perkembangan lainnya. Periode ini
berlangsung sejak kelahiran hingga bayi berumur 2 minggu. Periode
ini merupakan periode penyesuaian diri, dimana bayi harus
menyesuaikan diri terhadap kehidupan baru di luar rahim ibunya,
dimana bayi hidup selama 9 bulan.
Periode infancy merupakan periode penyesuaian yang radikal.
Seperti diketahui, kelahiran merupakan suatu interupsi pada pola
perkembangan yang telah dimulai sejak konsepsi. Dengan adanya
kelahiran berarti ada suatu peralihan dari lingkungan di dalam
kandungan. Peralihan ini menuntut penyesuaian diri si bayi.
Penyesuaian yang dilakukan bayi adalah terhadap ; Perubahan suhu
udara (temperatur). Dalam kandungan ibu, bayi mengalami temperatur
yang konstan, sedangkan di luar kandungan, kemungkinan temperatur
dapat berubah-berubah. Pernafasan, Selama dalam kandungan, bayi
bernafas melalui ari-ari (placenta). Sedangkan pada saat kelahiran ari-
ari dipotong, maka bayi harus bernafas sendiri; Pengisapan dan
menelan, Sebelum kelahiran, janin harus menerima makanan dengan
cara mengisap dan menelan, walaupunpenerimaan itu melalui ari-ari.
Refleks mengisap dan menelan mengalami kesulitan pada saat
kelahiran dan bayi akan mengalami kekurangan makanan yang
diterima, oleh sebab itu sering berat bayi menurun; Pembuangan,

7
Dengan pembuangan mulai berfungsi sesudah kelahiran. Sedang
dalam kandungan pembuangan berlangsung melalui ari-ari.
4. Masa Toddler (balita)
Arti toddler adalah anak yang berusia di antara 12 (dua belas)
hingga 36 (tiga puluh enam) bulan. Masa toddler adalah masa penting,
sensitif & kritis yang tidak akan kembali lagi (irreversible). Disebut
periode kritis karena pengaruh dari lingkungan sangat diperlukan
untuk pembentukan sinaps otak dan jika stimulasi tidak diberikan
maka fungsi otak yang berperan dalam fungsi tersebut tidak dapat
diperbaiki. Disebut periode sensitif karena stimulasi yang diberikan
pada periode tumbuh kembang ini memberikan efek yang paling besar
dan apabila terlewatkan maka akan membutuhkan usaha dan waktu
yang lebih untuk dapat mempelajarinya. Perkembangan Utama Yang
Terjadi dalam Masa Toddler adalah :
a. Perkembangan Volume Otak yang Pesat
Sejak di dalam kandungan hingga berusia tiga tahun, otak anak
mengalami sejumlah perubahan yang mengesankan. Saat lahir,
ia sudah memiliki semua neuron yang diperlukan. Kemudian
ukurannya akan berlipat ganda pada tahun pertama, dan pada
usia dua tahun, pertumbuhan volume otak anak akan mulai
mencapai 80% dari volume orang dewasa.
b. Kemandirian untuk Bereksplorasi (Kemampuan Berjalan dan
Berpikir)
Mungkin ciri terbesar kemandirian dalam tahapan tumbuh
kembang anak adalah saat ia belajar berjalan pada usia 1 tahun,
menurut Alan Fogel, Ph.D., seorang profesor psikologi di
University of Utah. Di usia ini, anak sudah memahami bahwa
ia bisa berjalan sendiri, dan kembali.

8
c. Keterampilan untuk Melakukan Hal-Hal Lain Secara Mandiri
(Termasuk Makan Hingga Toilet Training)
Sekitar 18 bulan, kepercayaan dirinya akan meningkat karena
pada usia ini, berbagai macam keterampilan mulai dikuasai
anak. Peningkatan kosakata yang memungkinkan anak
memberi tahu apa yang dia inginkan. Keterampilan motorik
kecil dan besar bekerja bersama lebih lancar, dan ia juga sudah
mengenali “medan” di sekelilingnya dengan lebih baik.
d. Daya Tahan Tubuh Berkembang Pesat di Masa Toddler
Ketika lahir, anak belum memiliki sistem kekebalan tubuh
yang sempurna, sehingga menyusui membantu melindunginya
dari penyakit dengan menurunkan antibodi ibunya. Namun,
setelah mencapai usia tertentu, tubuhnya mulai dapat
menghasilkan antibodi sendiri. Hal ini ditambah dengan
perkembangan organ tubuh seperti saluran THT atau saluran
pencernaannya yang semakin sempurna, dan memasuki usia
toddler, anak sudah dapat mencerna lebih banyak nutrisi dari
berbagai jenis makanan, sehingga kita dapat mengantisipasi
daya tahan tubuh yang makin meningkat di usia ini.
e. Kebutuhan Nutrisi
Pada orang dewasa, nutrisi dibutuhkan sebagai energi dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. Kebutuhan nutrisi anak 2x lebih
banyak dibandingkan orang dewasa,karena digunakan dalam
proses tahapan tumbuh kembang anak sebagai energi untuk
aktivitasnya. Pastikan mencukupi asupan makanan hariannya
sesuai anjuran gizi seimbang untuk anak usia 2-3 tahun yaitu
karbohidrat, sayuran, buah, lauk nabati, lauk hewani, susu atau
produk olahan susu. Tentunya dibarengi kegiatan fisik untuk
mencegahnya obesitas.

9
5. Masa Pra-sekolah
Yang dimaksudkan dengan anak pra sekolah adalah anak yang
berumur antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman (1993).
Anak biasanya mengikuti program pra sekolah dan kindergarten.
Sedangkan di Indonesia, umumnya anak mengikuti program Tempat
Penitipan Anak pra sekolah (3 bulan -5 tahun) dan Kelompok Bermain
(umur3 tahun). Sedangkan pada umur 4-6 tahun biasanya anak
mengikuti program Taman Kanak pra sekolah . Pada umur ini, terjadi
perubahan dalam perkembangan perkembangan psikologinya, yakni
sebagai berikut :
a. Masa Paling Bahagia
Masa pra sekolah dapat merupakan masa-masa bahagia dan
amat memuaskan dari seluruh masa kehidupan anak pra
sekolah. Maupun mencoba untuk melakukan hal-hal yang
memang anak belum siap, suatu hal yang tidak mudah untuk
mengajari anak pra sekolah untuk berhitung, membaca ataupun
menulis pada masa-masa pertama kehidupannya.
b. Masa Bermain
Masa pra sekolah adalah masa pertumbuhan. Masa-masa ini
adalah masa menemukan orang seperti apa anak pra sekolah
tersebut, dan teknik apakah yang bisa cocok dalam
menghadapinya. Masa pra sekolah adalah masa belajar, tetapi
bukan dalam dunia dua dimensi (pensil dan kertas) melainkan
belajar pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Dengan
perkataan lain, masa prasekolah merupakan waktu untuk
bermain.

10
c. Amarah
Penyebab amarah yang paling umum ialah pertengkaran
mengenai permainan, tidak tercapainya keinginan, dan
serangan yang hebat dari anak pra sekolah lain. Anak pra
sekolah mengungkapkan rasa marah dengan ledakan amarah
yang ditandai dengan menangis, berteriak, menggertak,
menendang, melompat-lompat, atau memukul
d. Takut
Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang
kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan
rasa takut seperti cerita-cerita, mulanya reaksi anak pra
sekolah terhadap rasa takut ialah panik, kemudia menjadi lebih
khusus lagi seperi lari, menghindar, bersembunyi, dan
menangis.
e. Cemburu
Anak pra sekolah menjadi cemburu bila ia mengira bahwa
minat dan perhatian orang tua beralih kepada orang lain di
dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak pra
sekolah yang lebih muda dapat mengungkapkan
kecemburuannya secara terbuka atau menunjukkan dengan
kembali berperilaku seperti anak pra sekolah kecil seperti
mengompol, pura-pura sakit, atau menjadi nakal yang
berlebihan. Perilaku ini semuanya bertujuan untuk menarik
perhatian orang tuanya.
f. Ingin tahu
Anak pra sekolah mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal-hal
yang baru dilihatnya, juga mengenai tubuhnya sendiri dan
tubuh orang lain. Reaksi pertama ialah dalam bentuk
penjelajahan sensomotorik, kemudian sebagai akibat dari

11
tekanan sosial dan hukuman, anak pra sekolah bereaksi dengan
bertanya.

g. Iri hati
Anak pra sekolah pra sekolah sering iri hati mengenai
kemapuan atau barang yang dimliki orang lain. Iri hati ini
diungkapkan dalam bermacam-macam cara, yang paling umum
ialah dengan mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan
mengungkapkan keinginan untuk memilki barang seperti yang
dimiliki orang lain.
h. Gembira
Anak pra sekolah pra sekolah merasa gembira karena sehat,
situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba atau yang tidak
diharapkan, bencana yang ringan, membohongi orang lain, dan
berhasil melakukan tugas yang dianggap sulit. Anak pra
sekolah mengungkapkan kegembiraan dengan tersenyum dan
tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat atau memeluk
benda atau orang yang membuat bahagia.
i. Sedih
Anak pra sekolah pra sekolah merasa sedih karena kehilangan
segala sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting bagi
dirinya, apakah itu orang, binatang, atau benda mati seperti
mainan. Secara khas anak pra sekolah mengungkapkan
kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat
terhadap kegiatan normalnya, termasuk makan.
j. Kasih Sayang
Anak pra sekolah pra sekolah belajar mencintai orang lain,
binatang, atau benda yang menyenangkannya. Anak pra
sekolah mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila sudah

12
besar, tetapi ketika masih kecil anak pra sekolah
menyatakannya secara fisik dengan memeluk, menepuk, dan
mencium objek kasih sayangnya.
k. Belajar Kooperatif
Menurut Harmin (Masitoh, dkk; 2005:171), belajar kooperatif
pada anak pra sekolahmemiliki karakteristik antara lain sebagai
berikut:
 Semua anak bertanggung jawab untuk belajar dari
dirinya sendiri dan belajar dari orang lain.
 Anak pra sekolah memberikan konstribusi terhadap
anak pra sekolah lainnya dengan cara membantu,
memberikan dorongan, mengkritik dan menghargai
anak lain.
 Setiap individu bertanggung jawab untuk mencapai
hasil kelompok. Kegiatan dibangun sedemikian rupa
sehingga setiap anak pra sekolah berbagi tanggung
jawab untuk mencapai tujuan. Umpan balik diberikan
kepada individu dan kelompok secara keseluruhan.
 Anak pra sekolah harus mempunyai kesempatan untuk
menggambarkan kerja kelompoknya.
l. Hubungan dengan Pendidikan
Pra sekolah merupakan suatu pilihan pendidikan bagi anak pra
sekolah sebelum memasuki sekolah formal. Walaupun
beberapa orang menganggap bahwa masuk pra sekolah tidak
diharuskan, apalagi mengingat biaya yang tidak sedikit.
Apabila sobat sudah mampu menerapkan berbagai parenting
style yang tepat, anak pra sekolah tidak harus masuk sekolah
sebelum umur 5 tahun.

13
m. Kemampuan Sosialisasi
Bagi anak pra sekolah umur 4-5 tahun perlunya dilakukan
pengembangkan kemampuan dalam hal sosialisasi karena anak
akan mulai bermain bersama dengan teman sebayanya.
Stimulasi pada anak pra sekolah juga harus diperhatikan seperti
dalam hal aspek motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosi, dan
kemandirian.
6. Masa Remaja
Merupakan masa transisi dimana individu dihadapkan pada situasi
yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak tetapi
dipihak lain ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Hal ini
sering kali menimbulkan perilaku-perilaku aneh, canggung dan kalau
tidak terkontrol bisa menjadi kenakalan.
Sebagai upaya mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja sering
membantah orang tuanya, karena ia sudah punya pendapat sendiri,
cita-cita sendiri serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang
tuanya. Oleh karena itu, masa remaja disebut masa negativism ketiga.
Persoalan lain yang mengganggu para remaja biasanya ditandai oleh
kematangan seksual, dalam arti organ-organ seksualnya sudah dapat
berfungsi untuk mengebangkan keturunan. Perubahan sekunder pun
terjadi, badan bertambah tinggi dan cepat, mulai tumbuh rambut pubis.
Pada pria suara membesar, timbul jakun dan otot-otot mulai tumbuh.
Pada wanita dada dan pinggul membesar. Perkembangan yang cepat
menuntut penyesuaian perilaku yang cepat pula, tetapi umumnya
penyesuaian perilaku tidak secepat pertumbuhannya. Timbul masalah
dengan matangnya fungsi seksual, dimana timbul dorongan dan
keinginan untuk pemuasan seksual, tetapi budaya tidak mengizinkan
hubungan seksual diluar perkawinan. Perkawinan menuntut
persyaratan yang berat, yang bisa terpenuhi setelah masa remaja. Hal

14
ini menyebabkan remaja mencarai pemuasan dengan mengkhayal,
membaca buku / mengakses hal porno.
Menghadapi remaja orang tua harus bijak dengan sedikit-demi sedikit
melepas kontrolnya, agar anak benar-benar dapat mandiri pada saat
dewasa. Jika orang tua tetap mempertahankan otoritasnya, meskipun
anak sudah dewasa, maka si anak akan tetap tergantung pada orang
tua, tidak pernah menjadi dewasa sepenuhnya dalam kepribadian.
Menurut Stolz, perkembangan pada masa remaja terbagi menjadi
empat tingkat, yaitu:
 Masa Pra puber, berlangsung satu atau dua tahun sebelum
masa remaja sesungguhnya. Anak menjadi gemuk,
pertumbuhan tinggi badan terhambat sementara.
 Masa puber atau masa remaja, berlangsung 2,5 s/d 3,5 tahun.
Perubahan sangat nyata dan cepat dimana anak perempuan
lebih cepat memasuki masa ini dari pada laki-laki.
 Masa post puber, pertumbuhan cepat sudah berlalu, meskipun
masih ada perubahan-perubahan pada beberapa bagian badan.
 Masa akhir puber, melanjutkan perkembangan sampai
mencapai tanda-tanda kedewasaan.
Keempat tahap tersebut berlangsung salama 9 sampai 10 tahun.
7. Masa Dewasa
Masa Dewasa (adulthood), ditandai adanya kecenderungan
generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya -masa dewasa- pada
tahap ini, individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala
kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup
banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun
pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak
mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan,

15
sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk
mengerjakan atau mencapai hal-hal tertentu Ia mengalami hambatan.
Periode dewasa merupakan periode yang terpanjang dalam
keseluruhan life span seorang individu, yaitu antara kurang lebih 18
tahun sampai individu itu meninggal. Menurut E. Hurlock (1983,
halaman 265) masa dewasa terbagi beberapa periode yaitu:
 Periode Dewasa Awal (Early Adulthood) : 18 tahun – 40 tahun
 Periode Dewasa Madya (Middle Adulthood) : 40 tahun – 60
tahun
 Periode Dewasa Akhir (late Adulthood/old Age) : 60 tahun –
meninggal

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biopsikologi adalah ilmu aplikasi/ terapan biologi (ilmu hayati) dan
psikologi (ilmu tentang perilaku manusia), konsep biopsikologi melihat
bahawa sifat dan tingkah laku manusia tergantung pewarisan dari induk asal.
Berdasarkan hal tersbut, mempelajari perkembangan manusia, tidak
terlepas dari proses pematangan atau proses pertumbuhan yang meyangkut
penyempurnaan fungsi tubuh dan proses belajar dari latihan dan kontak
dengan lingkungan.
Tahapan perkembangan biopsikologi dimulai dari masa konsepsi,
masa kelahiran, masa infancy, masa toddler, masa pra-sekolah, masa remaja,
dan masa dewasa yang masing-masing tahapan memiliki karakterstik
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.

3.2 Saran
Diharapkan melalui makalah ini penulis menjadi lebih mengerti
mengenai Tahap Perkembangan Biopsikologi Manusia, dan untuk pembaca
makalah ini dapat dijadikan informasi mengenai Tahap Perkembangan
Biopsikologi Manusia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Maulidya, Faricha, and Mirta Adelina. "Periodesasi perkembangan dewasa."


Periodesasi Perkembangan Dewasa (2018): 1-10.

Jahja, Yudrik. Psikologi perkembangan. Kencana, 2011.

Pieter, Herri Zan. Pengantar psikologi dalam keperawatan. Kencana, 2017.

Aprihatin, Yessy. "Psikologi." (2019).

Hildayani, Rini, et al. "Psikologi perkembangan anak." (2014): 1-34.

Parnawi, Afi. Psikologi perkembangan. Deepublish, 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai