Disusun Oleh :
Ghina Rozadi (P07220322046)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya lah kami
dapat menyelesai kan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Psikologi , dengan judul: “KONSEP BIO-PSIKOLOGI DAN PROSES SENSORI
MOTORIK”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberi kan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesai kan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarena
kan terbatas nya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharap kan segala bentuk semoga makalah ini dapat memberi kan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari
orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak
melalui aspek tinggi badan, warna kulit warna mata, keadaan rambut lurus atau
kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat
bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk
asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat
alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.dan Reseptor sensoris
motorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang
kondisi didalam dan Biopsikologi merupakan pendekatan diluar tubuh kepada susunan
saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan
sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran, dan propriosepsi. Indera
peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari
struktur yang sederhana.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bio-Psikologi pada Sensori Motorik
Biopsikologi merupakan pendekatan di luar tubuh kepada susunan saraf pusat.
dan biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia
pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan
kakeknya secara genetik. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan
tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal.
Secara umum proses sensorik dapat diartikan sebagai proses masuknya
rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf
motoris dan berakhir dengan perbuatan.
Proses sensorik disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda
disekitar dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan atau
respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau
rangsangan mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon
yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus tidak ada.
5
a. Perkembangan Fisik
1. Pada usia pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan setahun
kedua mulai mengendur.
2. Perkembangan bayi pria dan wanita sama.
3. Perkembangan otak tampak dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak
kepala.
4. Organ keindraan berlangsung sangat cepat pada masa bayi dan sanggup
berfungsi.
5. Fungsi fungsi fisiologis.
6. Perkembangan penguasaan otot-otot.
b. Perkambangan Intelegansi
Sejak usia pertama pada usia anak fungsi intelegensinya sudah tampak
dalam tingkah lakunya, umpamanya dalam tingkah laku motorik dalam
berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakan yang lancar serasi dan
koordissnasi. Sedangkan anak yang kurang cerdas gerakannya kaku dan
kurang berkoordinasi. Anak cardas cepat pula perkembangan bahasanya.
c. Perkembangan Emosi
1. Usia 0,0 – 8minggu Kehidupan bayi sangat di kuasai oleh emosi. Emosi
anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi dan kualitas perasaan.
2. Usia 8 minggu – 1 tahun Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai
berkembang. Anak mulai senang dengan tersenyum apabila melihat mainan
yang di gantungkan di depanya, tidak merasa senang dengan menangis
terhadap benda dan orang yang di anggap asing.
3. Usia 1 tahun – 3 tahun
· Emosinya sudah mulai terarah.
· Sejajar dengan perkembangan bahasa.
· Sifat perasaan pada fase ini labil dan mudah tersulut.
6
d. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk bahasa yang muncul daam pola perkembangan bahasa
yakni, menangis, mengoceh, dan berisyarat.
e. Perkembangan Bermain
Bermain atau setiap kegiatan yang memunculkan kesenangan di mulai dalam
bentuk yang sederhana pada masa bayi.
f. Perkembangan Kesadaran Beragama
Perasaan ini memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan
ketuhanan pada usia ini merupakam fundamen bagi pengembangam perasaan
ketuhanan periode berikutnya, seiring dengan berkembanganya kondisi,
emosi dan bahasa maka untuk membantu kesadaran beragamanya. Orang tua
sebagai lingkungan pertama bagi anak seyogianya melakuakan hal hal
sebagai berikut :
1. Mengenal nilai nilai dan konsep konsep kepada anak melalui bahasa.
2. Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang.
3. Memberikan contoh dalam mengamalkan ajaran agam secara baik.
7
yang cukup dan protein untuk membangun sel sel tubuh , vitamin dan
mineral, untuk pertumbuhan setruktur tubuh.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan pinitif pada usia ini berada pada priode
preoperasioanal, yaitu tahapan di mana anak belum meguasai mental secara
logis. Keterbatasan yang menandai atau yang menjadi karakteristik periode
preoperasionalini adalah sebagai berikut.
a. Egosentrisme, maksudnya bukan egois atau arogan tetapi menunjuk pada
defrensiasi diri, atau lingkungan orang lain yang tidak sempurna.
b. Kaku dalam berfikir,
c. Semi logikal seasoning, anak anak mulai menjelaskan peristiwa peristiwa
yang misterius.
d. Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya
(dirinya ) tidak sama dengan bukan aku( orang lain atau banda). Kesadaran
ini di peroleh dari pengalamaanya. Bahwa setiap keinginannya tidak di
penuhi oleh orang lain atau benda lain. Beberapa emosi yang berkembang
pada anak usia ini adalah sebagi berikut.
a. Takut
b. Cemas
c. Marah
d. Cemburu
e. Kegembiraan
f. Kasih sayanng
g. phobi
h. ingin tahu
Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu keberhasilan anak dalam
belajar.
8
3. Perkembangan Kepribadian
Masa ini lazim di sebut masa Trotzalter, priode perlawanan atau masa krisis
pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang hebat pada dirinya.
Yaitu dia mulai sadar dengan akunya, dia menyadari bahwa dirinya terpisah
dari lingkungan atau orang lain. Dia suka menyebut nama dirinya jika
berbicara dengan orang lain.
4. Perkembangan Moral
Pada masa ini anak sudah mulai memiliki dasar tentang moralitas terhadap
kelompok sosialnya (orang tua, saudara, dan temen temannya) pada saat
mengenal konsep baik dan buruk, benar salah, atau menanamkan disiplin
anak, orang tua atau guru hendaknya memberikan penjelasan tentang
alasannya. Penanaman disiplin dengan di sertai alasanya ini di harapjkan
akan mengembangkan self kontrol atau self disciplin. Pada usia sekolah
berkembang sosial anak yang meliputi sikap simpati" genero sity dan
atruism yaitu keperdulian tehadap kesejahteraan orang lain.
5. Perkembangan Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama pada masa ini di tandai dengan ciri ciri ciri sebagai
berikut :
· Sikap keagamaan nya bersikap sespektif
· Pandangan ketuhanan nya bersikap antropormorh
· Penghayatan rohannya masih superfisical
· Hal ketuhanan dipahamkan secara ideosincrintic Pengetahuan anak tentang
agama terus berkembang berkat :
Mendengar ucapan ucapan orang tua
Melihat sikap dan prilaku orang tua dalam mengamalkan ibadah
Pengalaman dan meniru perbuatan orang tuanya
9
B. Fase anak sekolah ( usia sekolah dasar)
a. Perkembangan Intlektual
Pada usia sekolah dasar 6-12 tahun anak sudah dapat mereaksi rangsanan
intlektual, atau melaksanakan tugas tugas belajar yang menuntut kemampuan
intlektual atau kemampuan kongnitif seperti membaca, menulis, menghitung.
Priode ini di tandai dengan tiga kemempuan atau kecakapan baru, seperti
mengklasisifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan angka angka atau
bilangan. Dalam mengembangkan kemampuan anak maka sekolah dalam hal
ini guru seyogiyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan pertanyaan. Memberi komentar atau memberi pendapat
tentang pelajaran.
b. Perkembagan Bahasa
Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan
menguasai dan mengenal pembendaharaan kata. Pada masa ini anak sudah
menguasai sekitar 2500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah
menguasai sekitar 50.000 kata. Abin syamsudin M, 1991; nana syaodih S,
1990).
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan anak anak pada usia sekolah dasar di tandai dengan adanya
perluasan hubungan di samping dengan keluarga juga menjalin ikatan baru
dengan teman sebayanya atau teman sekelas nya, dengan demikian maka
ruang gerak sosialnya telah bertambah luas.
d. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan
ungkapan secara kasar tidaklah di terima dalam masyarakat. Oleh karena itu
anak mulai mengendalikan kontrol ekspresi emosi. Emosi merupakan faktor
dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini termasuk
pula prilaku belajar.
10
e. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Senada dengan peparan tersebut zakiyah derajad 1986:58 mengemukakan
bahwa pendidikan agama di dasarsekolah, merupakan dasar bagi pembinaan
sikap positif terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan
ahlak anak, maka untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan
mudah dan anak sudah mempunyai perbekalan dalam menghadapi
goncangan yang terjadi pada masa remaja.
f. Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada masa ini di
tandai dengan aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini
merupakan masa yang ideal untuk keterampilan yang berkaitan dengan
motorik seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang,
atletik,dan main bola.
C. Fase remaja
1. Makna remaja
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat
penting, yang di awali dengan matangnya organ organ fisik (seksual)
sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopoka (pikunas ;1976) masa
remaja itu meliputi :
· Remaja awal 12-15 tahun
· Remaja madya 15-18 tahun
· Remaja akhir 19-22 tahun
Sementara Salzman mengemukakan "bahwa remaja merupakan masa
perkembangan sikap tergantung terhadap orang tua ke arah kemandirian
minat minat seksual, perenungan diri, perhatian terhadap estestika dan isu isu
moral.
11
Dalam budaya Amerika, priode ini di pandang sebagai masa "strom and
strees" frustasi dan penderitaan , konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan
melamun tentang cinta, dan perasaan terealisasi dari kehidupan sosial budaya
orang dewasa. (lustin pikunas, 1976)
12
Presepsi dan Motivasi
b. Pengertian Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang
yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan,
dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita,
penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik dan kegiatan yang
menarik. Motivasi merupakan sumber kekuatan untuk melakukan kegiatan ke arah
pencapaian tujuan. Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu
keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah
tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
-
2. Macam-macam Presepsi
Ada dua macam persepsi yaitu : persepsi yang terjadi karena adanya rangsang
yang datang dari luar individu (external perception) dan persepsi yang terjadi
karena adanya rangsang dari dalam diri individu (external perception)
13
3. Proses terjadinya Presepsi
Proses persepsi diawali perhatian oleh panca indra dan diakhiri oleh pengamatan
Proses terjadinya persepsi diawali oleh proses pengindraan (diterimanya stimulus oleh
alat indra)ŕ kemudian individu ada perhatian, stimulus diteruskan ke otak yang
kemudian dilakukan "interpretasi" terhadap rangsang sehingga rangsang tersebut
disadari dan dimengerti, maka terjadilah persepsi, Pada proses persepsi terdapat tiga
komponen utama, yaitu seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi.
Selengkapnya sebagai berikut :
a. Seleksir yaitu proses penyaringan oleh alat indra terhadap rangsangan dari luarr
dengan intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
b. Interpretasł, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti.
Interpretasi dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianutŕ
motivasiŕ kepribadian dan kecerdasan. Selain itu dipengaruhi oleh kemampuan
seseorang dalam mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
14
yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupan seseorang,
Proses sensoris ini akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor-
faktor sebagai berikut :
a. Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi
kesempurnaan proses sensoris
b. Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan presepsi dan
apabila perhatian kurang akan mengganggu konsesnterasi sehingga
sensoris tidak berguna
c. Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu
proses sensoris
d. Saraf dan pusat dalam keadaan baik dan sehat
15
E. Gangguan mental karena faktor proses sensoris terhadap perilaku
proses sensoris yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan
semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam
perilaku sebagai berikut :
a. Osilasi (ayunan), osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang
mudah beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.
b. Ilusdi, terjadi karena kesalahan presepsi sehingga terjadi kesalahan
kesan, dalam ilusi terjadi kesalahan pengamatan. Pemyebab terjadinya
ilusi ;
1. Keadaan fisik, ada penyebab rangsangan keliru,
2. Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa, misal : terbangan
pohon pisang dikira mayat.
3. Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka
4. Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima adanya kesan
secara keseluruhan
c. Halusinasi, terjadi apabila individu mempunyai kesan tentang sesuatu,
atau dikatakan sebagai bentuk kesalahan pengamatan tanpa obyek
pengindraan dan tidak disertai stimulus yang adekuat.
F. Proses Motorik
Motorik dapat diartikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi
organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang
menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Proses motorik terjadi atas kerja
beberapa bagian tubuh, yaitu : saraf, otak, dan otot. Ketiga unsur itu
melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya
unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling
16
melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris
yang lebih sempurna keadaanya.
G. Hubungan Sensorik dengan perilaku
Proses sensoris menyebabkan manusia dapat mengenal alam diluar dirinya,
yang berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk sosial.
Akibat dari proses sensorik manusia dapat berperilaku dalam bentuk :
1. Fantasi, yaitu suatu daya untuk menciptakan sesuatu yang baru
2. Berpikir, yaitu gejala jiwa yang dapat menghubungkan pengetahuan
yang dimiliki manusia.
3. Perasaan, yaitu pernyataan jiwa yang dapat mempertimbangkan dan
mengukur sesuatu menurut rasa senang atau tidak senang.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Proses sensoris
disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda disekitar dengan
mempergunakan alat indera. Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten
yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi
organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan
terjadinya suatu gerakan.
3.2 Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang
konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah
memberi manfaat untuk kita semua.
18
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
Duus, Petrus. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 2. Jakarta. Hal 29, 44
EGCMardjono, Mahar, Sidarta, Priguna.Neurologi Dasar Klinis. Penerbit Dian
Rakyat. Jakarta: 2004. Hal 21-26.C.
Martini, frederic. Dasar Anatomi &Fisiologi. Edisi 7.Pearson edisi Internasional.
Jakarta. Halaman 496-513
Marieb, Elaine, N. Anatomi &Fisiologi Manusia.Edisi 7. Edisi Internasional Pearson.
Halaman 491-519
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/biopsikologi-dan-proses-sensorimotorik
19
20
21