Anda di halaman 1dari 16

GEJALA KOGNITIF

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah “Psikologi Umum”.

Dosen Pengampu:
Dr.Non Syafriafdi S.Pd.M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 4

Lathifah 2305114439
Maylavaiza Azzahra 2305125394
Mitra Fadilla 2305125390

Program Studi Bimbingan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
Pekanbaru
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Gejala
Kognitif ". Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Umum program studi bimbingan dan konseling. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan telah turut
membantu dan memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini, khususnya
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Psikologi Umum, Bapak Dr.Non Syafriafdi S.Pd.M.Pd. yang telah memberikan
nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah
kami. Oleh karena itu dengan rendah hati kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Kami berharap semoga
makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.

Pekanbaru, 15 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1 Pengertian Gejala Kognitif .............................................................................. 2
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognirif ............................. 2
2.3 Macam-macam gejala Kognitif ....................................................................... 3

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 11


3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap individu yang dilahirkan di muka bumi ini memiliki kemampuan
dan kecerdasan yang berbeda-beda dimana kualitas masyarakatnya akan
ditentukan oleh pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dan
dimilikinya baik itu dari pendidikan formal maupun pendidikan non
formal, yang diawali melalui gejala pengenalan (kognisi).

Kognisi berasal dari kata “cognitive” yang berarti hal yang berhubungan
dengan pengamatan. Dalam ilmu Psikologi, Kognisi merupakan bagian
dari gejala jiwa manusia. Kognisi merupakan gejala pengenalan yang
terdiri dari penghayatan pengamatan tanggapan asosiasi, reproduksi,
apersepsi, ingatan, fantasi, berpikir dan intelegensi.Pada kesempatan kali
ini kami akan membahas mengenai persepsi dan apersepsi,ingatan,dan
fantasi

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan gejala kognitif
2.Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kognitif?
3.Apa saja macam-macam gejala kognitif ?

1.3 tujuan penulisan


1.untuk mengetahui pengertian gejala kognitif
2.untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi gejala kognitif
3.untuk mengetahui apa saja macam-macam gejala kognitif

1
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Gejala Kognitif

Menurut Piaget (2003) kognitif adalah bagaimana anak-anak dapat


beradaptasi dan menginterpretasikan objek serta kejadian-kejadian di
sekitarnya. Dalam hal ini, Piaget memandang kalau anak dapat memainkan
peranan aktif di dalam menyusun pengetahuannya.

Sedangkan gejala kognitif adalah proses mengenal stimulus/informasi yg


masuk ke dalam indera, menyimpan, mengkaitkan, analisis, memecahkan
masalah.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif:

•Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa faktor keturunan punya peran
75-80% dalam perkembangan intelegensi anak

•Faktor Lingkungan
Lingkungan yang dimiliki oleh individu juga mempengaruhi
perkembangan kognitifnya. Lingkungan yang kaya akan rangsangan
kognitif, seperti interaksi sosial yang baik, akses terhadap pendidikan yang
berkualitas, dan stimulasi intelektual, dapat meningkatkan perkembangan
kognitif. Sebaliknya, lingkungan yang kurang rangsangan dapat
membatasi perkembangan kognitif.

•Stimulasi yang Tepat


Stimulasi yang tepat sangat penting untuk perkembangan kognitif anak.
Orang tua perlu terus merangsang perkembangan kognitif anak dengan
memberikan tantangan baru dan terus termotivasi untuk belajar.

•Kesehatan Sistem Pencernaan


Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif anak
sangat dipengaruhi oleh saluran pencernaan dan sistem imunitas.Daya
tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif
yang optimal

2
•Pembentukan
Pembentukan juga mempengaruhi perkembangan kognitif. Anak yang
diberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mengeksperimen dengan
lingkungan sekitarnya akan lebih mudah memahami konsep-konsep baru.

Dalam rangka membantu perkembangan kognitif anak, orang tua perlu


memberikan stimulasi yang tepat, menjaga kesehatan sistem pencernaan,
dan menciptakan lingkungan yang kaya akan rangsangan kognitif. Selain
itu, faktor genetik, kematangan, dan pembentukan juga mempengaruhi
perkembangan kognitif aanak

2.3 Macam – Macam Gejala Kognitif (persepsi dan apersepsi,ingatan,dan


fantasi)

2.3.1 Persepsi dan Apersepsi

A. Pengertian persepsi

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal


dari bahasa Latin perception yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi adalah pengalaman tentang suatu peristiwa yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi yakni
pemberian makna pada penginderaan kita.

Dalam buku Psikologi Umum karya Sumanto tertulis persepsi adalah


proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap
stimulus. Stimulus diperoleh dari respon terhadap objek, peristiwa, atau
hubungan.

Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, cara seseorang


melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau
pengertian, yaitu cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu
(Leavitt, 1978).
Sedangkan Menurut DeVito (1997: 75), persepsi adalah proses ketika kita
menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita.
Sejalan dengan itu Yusuf (1991: 108) menyebut persepsi sebagai
"pemaknaan hasil pengamatan".

Jadi, persepsi adalah cara pandang seseorang tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.

3
B. Proses persepsi

Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan


fungsi dari cara ia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah
laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya. Dalam proses
persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut.

1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari


luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga


mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti pengalam- an masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi,
kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada
kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang
diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi
sederhana.

3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah


laku sebagai reaksi (Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman, 1987). Jadi,
proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan
terhadap informasi yang sampai.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

a.Faktor-faktor Internal

1) Kebutuhan psikologis
Kadang-kadang ada hal yang "kelihatan" (yang sebenarnya tidak ada)
karena kebutuhan psikologis. Misalnya, seorang yang haus dapat melihat
air di banyak tempat; fatamorgana seperti itu biasa terjadi di padang pasir.
Jika orang-orang kehilangan hal tertentu yang dibutuhkan, mereka lebih
sering melihat barang itu. Dalam satu percobaan kepada orang-orang yang
dibiarkan lapar untuk beberapa waktu, diperlihatkan beberapa gambar dan
mereka diminta menuliskan apa yang mereka lihat. Pada umumnya mereka
melaporkan adanya makanan dalam persepsi mereka.

2) Latar belakang
Latar belakang memengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi. Orang-
orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-orang dengan latar
belakang yang sama. Mereka mengikuti dimensi tertentu yang serupa

4
dengan mereka. Misalnya, seseorang yang mengalami pendidikan dalam
suatu institut manajemen, lebih mendekati seseorang yang mempunyai
pendidikan yang serupa, jika ia masuk suatu organisasi dan berjumpa
dengannya.

3) Pengalaman
Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-
hal, dan gejala-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman
pribadinya.Misalnya, mereka yang mempunyai pengalaman lama bekerja
di bidang pemasaran mungkin akan tertarik kepada seseorang jika mereka
melihat adanya sifat kewiraniagaan pada orang tersebut.

4) Kepribadian
Kepribadian juga memengaruhi persepsi. Seorang yang introvert mungkin
akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda.
Berbagai faktor dalam kepribadian memengaruhi seleksi dalam persepsi.

5) Sikap dan kepercayaan umum


Diartikan dengan mengevaluasi seseorang dengan melihat sikap sikap
tertentu dari orang tersebut

6) Penerimaan diri

Penerimaan diri merupakan sifat penting yang memengaruhi persepsi.


Mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan dirinya akan lebih tepat
menyerap sesuatu daripada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas
dirinya. Implikasi dari fakta ini adalah kecermatan persepsi dapat
ditingkatkan dengan membantu orang-orang untuk lebih menerima diri
mereka.

b) Faktor-faktor eksternal

1) Intensitas
Pada umumnya rangsangan yang lebih intensif mendapatkan lebih banyak
tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens. Iklan memanfaatkan
fakta ini dengan sangat baik. Misalnya, lampu yang lebih terang lebih
diperhatikan orang daripada lampu yang redup pada malam hari. Iklan
yang diperkuat dengan lampu-lampu yang lebih terang lebih menarik
perhatian.

5
2) Ukuran
Pada umumnya benda-benda yang lebih besar lebih menarik perhatian.
Benda yang lebih besar lebih cepat dilihat. Banyak perusahaan
memanfaatkan faktor ini dalam mengemas produk mereka sehingga
membuat barang tampak lebih besar.

3) Kontras
Biasanya hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik
perhatian Jika orang biasa mendengar suara tertentu dan seolah-olah ada
perubahan dalam suara itu, hal itu akan menarik perhatian. Demikian pula,
seorang pekerja yang sangat berbeda dari pekerja yang lain, akan
menonjol. Banyak orang secara sadar atau tidak, melakukan hal-hal yang
aneh untuk menarik perhatian Perilaku yang luar biasa menarik perhatian
karena prinsip-prinsip perbedaan.

4) Gerakan
Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal yang
diam.

5) Ulangan
Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Pemasang iklan
menggunakan faktor ini secara menguntungkan. Pada waktu-waktu
tertentu, iklan yang sama dipertontonkan walaupun pada saat itu,
barangnya mungkin tidak ada di pasar. Ulangan seperti ini membuat orang
ingat akan produk itu dan mereka lebih memerhatikannya daripada produk
lain yang tidak cukup sering muncul di media.

6) Keakraban
Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Misalnya, di
negara asing yang tidak terdapat banyak orang dari bangsa kita, kita akan
segera tertarik oleh bentuk wajah yang kita kenal jika kita melihat
seseorang dari negara kita.

7) Sesuatu yang baru


Faktor ini sepertinya bertentangan dengan faktor keakraban. Akan tetapi,
hal- hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa dengan
kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik perhatian.
Misalnya, seorang pekerja langsung memerhatikan suara aneh atau suara
baru yang keluar dari mesin, yang memberikan petunjuk sesuatu yang
tidak beres dengan mesin itu.

6
A. Pengertian Apresepsi

Apersepsi (Apperception) adalah suatu penafsiran buah pikiran, yaitu


menyatu padukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dan pengalaman
yang telah dimiliki. Apersepsi sebagai salah satu fenomena psikis yang
dialami individu tatkala ada suatu kesan baru yang masuk dalam kesadaran
serta berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dibarengi
dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Kesan yang lama
disebut sebagai bahan apersepsi.

Apersepsi sering disebut "batu loncatan", maksudnya, sebelum pengajaran


dimulai untuk menyajikan bahan pengajaran baru, guru diharapkan dapat
menghubungkan lebih dahulu bahan pelajaran (pengajaran)
sebelumnya/kemarin yang menurut guru telah dikuasai peserta didik.
Apersepsi ini dapat disajikan melalui pertanyaan untuk mengetahui apakah
peserta didik masih ingat lupa, sudah dikuasai/belum, hasilnya untuk
menjadi titik tolak dalam memulai pengajaran yang baru. Dalam hal ini
guru dapat menempuh jalan pelajaran secara induktif (khusus ke umum)

1. Dari contoh-contoh menuju kaidah-kaidah


2. Dari hal-hal yang mudah kepada yang sulit.
3. Dari hal-hal yang khusus kepada yang umum.
4. Dari-hal yang konkrit kepada hal-hal yang abstrak.

Apersepsi adalah mengkaitkan konsep (pengetahuan) yang baru dengan


yang telah dikuasainya, yaitu asas korelasi (menghubungkan objek belajar
yang satu dengan yang lain agar mudah dikuasai siswa secara mendalam,
asas korelasi dapat bervariasi: korelasi tempat, korelasi waktu, dan korelasi
ide). Asas integrasi (setiap perolehan belajar terkait dalam pola berpikir
serta bertindak yang kompak dan utuh). Asas individualisasi (usahakan
agar perkembangan siswa optimal untuk dirinya selaras dengan
potensionalitasnya.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Apersepsi Dalam Psikologi

Apersepsi dalam psikologi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Pengalaman masa lalu


Pengalaman masa lalu seseorang dapat mempengaruhi persepsi terhadap
suatu objek atau situasi. Pengalaman masa lalu dapat membentuk pola
pikir dan interpretasi subjektif yang berbeda-beda pada setiap individu.

7
2. Kebutuhan
Kebutuhan seseorang dapat mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek
atau situasi. Kebutuhan yang searah dengan suatu objek atau situasi dapat
mempengaruhi persepsi positif terhadap objek atau situasi tersebut.

3. Perhatian
Perhatian seseorang terhadap suatu objek atau situasi dapat mempengaruhi
persepsi terhadap objek atau situasi tersebut. Semakin besar perhatian
seseorang terhadap suatu objek atau situasi, semakin besar pula
kemungkinan persepsi yang positif terhadap objek atau situasi tersebut.

4. Latar belakang budaya


Latar belakang budaya seseorang dapat mempengaruhi persepsi terhadap
suatu objek atau situasi. Setiap budaya memiliki pandangan yang berbeda-
beda terhadap suatu objek atau situasi.

5. Latar belakang psikologis


Latar belakang psikologis seseorang dapat mempengaruhi persepsi
terhadap suatu objek atau situasi. Setiap individu memiliki karakteristik
psikologis yang berbeda-beda, sehingga persepsi terhadap suatu objek atau
situasi juga berbeda-beda.

2.3.2 Ingatan

A. Pengertian Ingatan
Ingatan atau memory adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan,
dan mereproduksi kesan-kesan (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 91).
Sementara itu menurut Saleh (2018, hlm. 66) ingatan adalah hubungan
antara pengalaman dengan masa lampau dengan adanya kemampuan
mengingat pada manusia, menyimpan dan menimbulkan kembali
pengalaman-pengalaman yang di alaminya.

B. Sifat daya ingatan


Sifat daya ingatan itu tidak sama pada tiap orang, oleh karena itu, sifat
daya ingatan dibedakan menjadi:

1. Ingatan yang mudah dan cepat: orang yang memiliki daya ingatan ini
dengan cepat dan mudah menyimpan dan mencamkan kesan-kesan

8
2. Ingatan yang luas dan teguh: sekaligus seseorang dapat menerima banyak
kesan dan dalam daerah yang luas
3. Ingatan yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetapi tidak berubah,
tetap sebagaimana waktu menerimanya
4. Ingatan yang patuh: kesan-kesan yang telah dicamkan dan disimpan itu
dengan cepat dapat direproduksi (Muhibbin, 2011 dalam Warsah &
Daheri, 2021, hlm. 91).

C. Tahap-tahap ingatan (Memory)

Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian di masa lalu,
ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk bisa
muncul kembali. Atkinson (1983) mengungkapkan bahwa para ahli psikologi
membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:

1. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding).


2. Penyimpanan ingatan (storage).
3. Mengingat kembali (retrieval).

2.3.3 Fantasi
A. Pengertian Fantasi
Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau mencipta tanggapan-tanggapan
baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada (Warsah & Daheri, 2021, hlm.
88).
B. Jenis – jenis fantasi
Jenis-jenis fantasi adalah sebagai berikut :

1. Fantasi Mencipta
Fantasi yang terjadi atas inisiatif atau kehendak sendiri, tanpa bantuan
orang lain atau jenis fantasi yang mampu menciptakan hal-hal baru.
Fantasi macam ini biasanya lebih banyak dimiliki oleh para seniman,
anak-anak, dan para ilmuwan.
2. Fantasi Tuntunan atau Terpimpin
Fantasi yang terjadi dengan bantuan pimpinan atau tuntunan orang lain.
Dalam hal ini misalnya kalau kita sedang membaca buku, kita mengikuti
pengarang buku itu dalam ceritanya.

C.Fungsi pokok fantasi

9
1. Fantasi mengabstraksir (mengabstraksi)
Fantasi dengan menyaring atau memisahkan sifat-sifat tertentu dari
tanggapan yang sudah ada. Misalnya anak yang belum pernah melihat
gurun pasir, maka dalam berfantasi, dibayangkan dengan seperti lapangan
tanpa pohon-pohon di sekitarnya dan tanahnya pasir semua bukan rumput.
2. Fantasi Mengkombinir
Fantasi dengan mengabungkan dua atau lebih tanggapan-tanggapan yang
sudah ada, disusun menjadi satu tanggapan baru. Misalnya: Tanggapan
badan singa + kepala manusia = Spinx di kota Mesir.
3. Fantasi Mendeterninir
Fantasi di mana tanggapan lama dilengkapi, disempurnakan dan
mendapatkan ketentuan yang lebih jelas dan terbatas sehingga tercipta
tanggapan baru (Ngalim, 2017)

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan materi diatas dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan


dan perkembangan setiap orang beragam dan kualitasnya ditentukan oleh
pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh, baik formal maupun non
formal yang diawali oleh gejala pengenalan atau kognisi. Dalam ilmu
Psikologi, Kognisi merupakan bagian dari gejala jiwa manusia. Kognisi
merupakan gejala pengenalan yang terdiri dari penghayatan pengamatan
tanggapan asosiasi, reproduksi, apersepsi, ingatan, fantasi, berpikir dan
intelegensi.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
kognitif diantara nya faktor genetik,lingkungan,stimulasi,kesehatan sistem
pencernaan,dan pembentukan.

3.2 Saran

Setelah pemaparan materi di atas diharapkan pembaca dapat menambah


wawasan mengenai gejala kognitif dan menjadi lebih berminat untuk
mengetahui lebih banyak tentang gejala kognitif sehingga perkembangan
kognitif anak kedepan nya akan berjalan dengan lebih baik.Dalam
mengimplementasikan apersepsi dalam pembelajaran, guru perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi siswa agar dapat
menciptakan lingkungan belajar yang positif dan efektif

11
DAFTAR PUSTAKA

Sobur , Alex. 2016.Psikologi umum. bandung :cv pustaka setia.


https://www.nutriclub.co.id/artikel/tumbuh-kembang/1-tahun/faktor-
perkembangan-kognitif-anak

https://www.sehataqua.co.id/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-
anak/

https://www.kompasiana.com/www.rabiatul.com/5548f1b5af7e61a4128b45fe/fakt
or-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-anak-usia-dini

https://tirto.id/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-kognitif-anak-usia-

https://id.scribd.com/document/344533057/Makalah-Persepsi-Dan-Apersepsi

https://dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-persepsi

http://repository.radenintan.ac.id/2010/4/3_BAB_II.pdf

http://repository.uin-suska.ac.id/19775/7/7.%20BAB%20II.pdf

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6243693/persepsi-adalah-arti-contoh- -
yang-mempengaruhinya

https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=120887
https://www.ibudanbalita.com/artikel/perkembangan-kognitif-anak-faktor-yang-
mempengaruhinya

https://www.youngontop.com/5-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-
kognitif-manusia/

12

Anda mungkin juga menyukai