Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Bahasa
Indonesia

Dosen pengampu:

Dr. Dudung Burhanuddin, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Bimbi Anugrah (2305110974)

Ayumi Widya Khalista (2305112751)

Habiburrahman Latif (2305114021)

Salma Khairani (2305110975)

Program Studi Bimbingan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

Pekanbaru

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang Sejarah, Kedudukan, dan fungsi pendidikan Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Pekanbaru, 3 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... ....1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
1.3. Tujuan.......................................................................................... .................................1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2


2.1. Sejarah Bahasa Indonesia............................................................................................3
2.2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia...................................................................4
2.3. Ragam Bahasa Indonesia
BAB III PENUTUP .................................................................................................................6
3.1. Simpulan.......................................................................................................................6
3.2. Saran.............................................................................................. ..............................6
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melayu.


Bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau
bahasa pergaulan, di hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Hal ini diperkuat
dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan
menggunakan bahasa Melayu.

Bahasa Indonesia dikumandangkan secara resmi pada tanggal 28 Oktober


1928 yang bertepatan dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Peresmian nama
bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa Indonesia dijadikan
sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang sekaligus bertindak
sebagai perencana bahasa untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka
dan berdaulat. Peresmian nama itu juga menunjukan bahwa sebelum
peristiwa Sumpah Pemuda itu nama bahasa Indonesia sudah ada. Fakta
sejarah menunjukkan bahwa sebelum tahun 1928 telah ada gerakan
kebangsaan yang menggunakan nama “Indonesia” dan dengan sendirinya
pada mereka telah ada suatu konsep tentang bahasa Indonesia.

Alasan yang kuat sehingga bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa


kebangsaan adalah (1) bahasa Indonesia sudah merupakan lingua franca,
yakni bahasa perhubungan antaretnis di Indonesia, (2) walaupun jumlah
penutur aslinya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa, Sunda, atau bahasa
Madura, bahasa Melayu memiliki daerah penyebaran yang sangat luas dan
yang melampaui batas-batas wilayah bahasa lain, (3) Bahasa Melayu masih
berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lain sehingga tidak dianggap
sebagai bahasa asing lagi, (4) Bahasa Melayu mempunyai sistem yang
sederhana sehingga relatif mudah dipelajari, (5) faktor psikologis, yaitu
adanya kerelaan dan keinsafan dari penutur bahasa Jawa dan Sunda, serta
penutur bahasa-bahasa lain, untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa
persatuan, (6) bahasa Melayu memiliki sesanggupan unruk dapat dipakai
sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Bahasa Indonesia

Untuk dapat meraih kedudukannya sebagai bahasa nasional dan bahasa negara,
bahasa Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.
Telah diketahui bersama bahwa bahasa Indonesia yang kita gunakan saat ini berasal
dari bahasa Melayu. Ada beberapa alasan yang menyebabkan diangkatnya bahasa
Melayu sebagai bahasa Indonesia.
Pertama, bahwa bahasa melayu merupakan lingua franca (bahasa yang dipergunakan sebagai alat
komunikasi sosial di antara orangorang yang berlainan bahasanya) di Indonesia.Jauh sebelum bahasa
Indonesia ada dan dipergunakan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara di Indonesia, bahasa
Melayu sudah terlebih dahulu menjadi alat
komunikasi di Indonesia.
Ini dapat dilihat dari banyaknya prasasti-prasasti pada zaman
kerajaan Sriwijaya (kisaran abad VII) yang ditulis dengan menggunakan bahasa
Melayu, seperti prasasti di Talang Tuwo, Palembang yang berangka tahun 684,
prasasti di Kota Kapur, Bangka Barat yang berangka tahun 686, ataupun prasasti
Karang Brahi yang berangka tahun 686.
Selain itu, keberadaan bahasa Melayu sebagai lingua franca di Indonesia juga dapat
dilihat dari daftar kata-kata yang disusun oleh seorang Portugis bernama Pigafetta
pada tahun 1522. Daftar tersebut dia susun berdasarkan kata-kata dari bahasa Melayu
yang ada dan tersebar penggunaan di kepulauan Maluku. Atau juga pada surat
keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah kolonial Belanda. Surat keputusan yang
bernomor K.B. 1871 No. 104 menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi
putera diberi dalam bahasa Daerah, kalau tidak dipakai bahasa Melayu.
Alasan kedua yang meyebabkan diangkat bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia
adalah kesederhanaan sistem bahasa Melayu yang tidak memiliki tingkatan. Tidak
seperti bahasa Jawa yang memiliki tingkatan seperti kromo, kromo madya, dan ngoko,
bahasa Melayu tidak mengenal sistem tingkatan seperti itu. Bahasa Melayu tidak
mengenal tingkatan-tingkatan dalam sistem berbahasanya inilah yang menciptakan
kesan bahasa Melayu mudah untuk dipelajari.
Selain itu, diterima dan diangkatnya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia
disebabkan karena kerelaan berbagai suku di Indoensia untuk menerima bahasa
Melayu sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia. Bentuk kerelaan ini puncaknya
terjadi pada Kongres Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 yang melahirkan teks
Naskah Sumpah Pemuda, yang salah satu butirnya berbunyi, "Kami putra dan putrid
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Alasan keempat atau alasan terakhir yang menyebabkan diangkatnya bahasa Melayu
sebagai bahasa Indonesia adalah kesanggupan bahasa Melayu untuk dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas. Kesanggupan ini dibuktikan dengan
keberadaan bahasa Melayu yang merupakan alat perhubungan antara orang-orang
yang berlainan bahasanya di Indonesia. Sebagai alat perhubungan tersebut, bahasa
Melayu telah mampu membuktikan kemampuannya dalam menterjemahkan segala
perilaku dan bentuk-bentuk budaya yang ada di Indonesia, sehingga mereka yang
berada di luar wilayah kebudayaan Indonesia pun dapat memahami segala bentuk dan
perilaku kebudayaan yang ada di Indonesia.

2
2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

I. Pengertian Bahasa Indonesia


Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap menggunakan bahasa Indonesia. Ia
merupakan bahasa yang penting di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dilihat dari kedudukannya dalam khazanah kehidupan berbangsa dan bernegara,
bahasa Indonesia memiliki dua pengertian, yaitu sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa negara.
Bahasa Indonesia, dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, didasarkan pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, terutama butir ketiga yang berbunyi: "Kami
putra dan putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia".
Sementara dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara didasarkan pada
Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi, "Bahasa negara adalah
bahasa Indonesia".
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi. Pertama,
sebagai lambang kebanggaan nasional. Artinya, bahwa bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai social budaya yang mendasari rasa kebangsaan bangsa
Indonesia.
Fungsi kedua dari bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional
adalah sebagai lambang jati diri atau identitas nasional. Artinya, bahwa bahasa
Indonesia merupakan cerminan kepribadian bangsa Indonesia secara eksistensi.
Selain sebagai lambang jati diri atau identitas nasional, bahasa Indonesia dalam
kedudukannnya sebagai bahasa nasional juga memiliki fungsi sebagai alat pemersatu
berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya, dan bahasanya.
Artinya, bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi di seluruh pelosok
Indonesia.
Fungsi terakhir yang dimiliki oleh bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah
sebagai alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah. Artinya, bahwa dengan
adanya bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia bangsa Indonesia
mendahulukan kepentingan nasional ketimbang kepentingan daerah, suku ataupun
golongan.
Tadi telah dipaparkan, bahwa bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasanegara.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi. Pertama
sebagai bahasa resmi negara.
Sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia digunakan untuk berbagai keperluan
kenegaraan, baik lisan maupun tulis, seperti pidato-pidato kenegaraan, dokumendokumen resmi
negara, dan sidang-sidang yang bersifat kenegaraan. Semua itu
dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya.
Fungsi kedua bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara adalah
sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan. Dalam fungsinya ini,
bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana penyampai ilmu pengetahuan kepada anak
didik di bangku pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan
tinggi, baik negri maupun swasta.
Selain sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa
Indonesia, sebagai bahasa negara, juga memiliki fungsi sebagai bahasa resmi dalam
perhubungan pada tingkat nasional, baik untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintahan. Artinya, bahwa
bahasa Indonesia tidak saja hanya digunakan sebagai alat komunikasi timbal-balik
antara pemerintah dan masyarakat luas, melainkan juga digunakan sebagai alat
komunikasi penduduk di seluruh pelosok Indonesia.
Fungsi terakhir dari bahasa Indonesia sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa
resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3
2.3. Ragam Bahasa Indonesia

Dalam praktek pemakaiannya bahasa memiliki banyak ragam. Secara sederhana,


ragam bahasa dapat diartikan sebagai variasi pemakaian bahasa yang timbul sebagai
akibat adanya sarana, situasi, norma dan bidang pemakaian bahasa yang berbedabeda. Merujuk pada
pengertian tersebut, maka ragam bahasa dapat dilihat dari empat
segi, yaitu: (a) segi sarana pemakaiannya, (b) segi situasi pemakaiannya, (c) segi
norma pemakaiannya, dan (d) segi bidang pemkaiannya.
Berdasarkan segi sarana pemakaiannya, bahasa Indonesia dapat dibedakan atas dua
ragam, yakni tulis dan lisan. Ragam bahasa Indonesia tulis adalah variasi bahasa
Indonesia yang dipergunakan dengan medium tulisan. Sementara ragam bahasa
Indonesia lisan adalah ragam bahasa Indonesia yang diungkapkan dalam bentuk lisan.
Antara ragam bahasa lisan dan bahasa tulis terdapat beberapa perbedaan, sebagai
berikut:
a. Ragam bahasa lisan menghendaki adanya orang kedua yang bertindak sebagai lawan
bicara orang pertama yang hadir di dapan, sedangkan dalam ragam tulis keberadaan
orang kedua yang bertindak sebagai lawan bicara tidak harus ada atau hadir di
hadapan.
b. Dalam ragam bahasa lisan unsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat
dan objek tidak selalu dinyatakan, bahkan terkadang (dan tak jarang) unsure-unsur
tersebut ditinggalkan. Ini disebabkan karena bahasa yang digunakan tersebut dapat
dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan atau intonasi. Sementara pada
ragam bahasa tulis fungsi-fungsi gramatikal senantiasa dinyatakan dengan jelas. Ini
semata karena ragam tulis menghendaki agar orang yang "diajak bicara" mengerti isi
dari sebuah tulisan yang disampaikan.
c. Ragam bahasa lisan terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Sementara
ragam bahasa tulis tidak, karena ia memuat kelengkapan unsur-unsur fungsi
gramatikal dan ketatabahasaan.
d. Ragam bahasa lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang atau pendeknya
suara, sementara ragam bahasa tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar dan
huruf miring.
Selain dilihat dari segi sarana pemakaiannya, ragam bahasa Indonesia juga dapat
dilihat dari situasi pemakaiannya. Dari segi situasi pemakaiannya, ragam bahasa
Indonesia dapat dibedakan menjadi ragam bahasa Indonesia resmi dan ragam bahasa
Indonesia tak resmi.
Ragam bahasa Indonesia resmi disebut juga ragam bahasa Indonesia formal. Ia
merupakan ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam situasi formal. Sebagairagam bahasa yang
digunakan dalam situasi resmi atau formal, keberadaannya
ditandai dengan pemakaian unsur-unsur kebahasaan yang memperlihatkan tingkat
kebakuan yang tinggi.
Ragam bahasa Indonesia resmi memiliki bentuk ragamnya yang berupa lisan dan tulis.
Dalam bentuk lisan, ragam bahasa Indonesia resmi dapat dijumpai pada pembicaraanpembicaraan di
seminar-seminar ataupun pada pembacaan teks-teks pidato
kenegaraan. Sementara dalam bentuk tulis, ragam bahasa Indonesia resmi dapat
dijumpai dalam teks-teks pidato kenegaraan.
Selain ragam bahasa Indonesia resmi, dari segi situasi pemakaiannya, bahasa
Indonesia juga terdiri dari ragam bahasa Indonesia tak resmi. Ragam ini disebut juga
ragam bahasa Indonesia informal. Ia merupakan ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam situasi tak resmi. Secara sederhana, ragam bahasa ini dapat dilihat
dari pemakaian unsur-unsur bahasa yang memperlihatkan tingkat kebakuan yang
rendah.

4
pergaulan sehari-hari. Sementara dalam bentuk tulis, ragam bahasa Indonesia ini
dapat dengan mudah ditemukan dalam sejumlah teks-teks sastra, baik apakah itu
novel, cerita pendek, ataupun puisi.
Dari segi norma pemakaiannya, bahasa Indonesia terdiri dari dua ragam, baku dan
tidak baku.
Ragam bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa Indonesia yang pemakaiannya
sesuai dengan kaidah tatabahasa Indonesia yang berlaku, baik apakah itu secara
ejaan, maupun ketatabahasaan secara lebih spesifik. Ia biasanya, baik secara lisan
ataupun tulis, identik dengan ragam bahasa Indonesia resmi. Ini karena dalam situasi
resmi, ragam bahasa Indonesia yang digunakan senantiasa mengacu pada kaidahkaidah tatabahasa
yang baku.
Ragam bahasa Indonesia tidak baku adalah ragam bahasa Indonesia yang
pemakaiannya menyimpang dari kaidah yang berlaku. Ragam bahasa Indonesia ini,
baik dalam bentuk tulis maupun lisan, berkaitan erat dengan ragam bahasa Indonesia
tak resmi. Ini karena dalam situasi tak resmi, bahasa Indonesia baku tidak digunakan.
Misalnya, di dalam pergaulan sehari-hari, penggunaan bahasa Indonesia baku akan
membuat kondisi pergaulan menjadi kaku dan terkesan resmi.Bahasa Indonesia, dalam ragamnya,
juga dapat dilihat dari segi bidang pemakaiannya.
Dalam segi bidang pemakaiannya, apakah itu dalam lisan ataupun tulis, bahasa
Indonesia memiliki banyak ragam, antara lain: bahasa Indonesia jurnalistik, bahasa
Indonesia sastra, bahasa Indonesia ilmiah, dsb. Ini karena banyaknya bidang
kehidupan yang dimasuki oleh bahasa Indonesia dan setiap bidang tersebut memiliki
cirinya masing-masing yang membedakan antara satu bidang dengan lainnya.

5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemahaman terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dapat
menjadi dasar menumbuhkan jiwa nasionalisme kaum muda dan pelajar.
Dalam hal ini bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai
bahasa Nasional dan bahasa Negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional bahasa berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan,
indentitas nasional, alat perhubungan antarwarga, antardaerah dan
antarbudaya, dan alat pemrsatu suku, budaya dan bahasa di Nusantara.

Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa negara bahasa Indonesia


berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan,
alat perhubungan tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengimgat pentingnya kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia penulis mengajak kaum muda dan pelajar untuk menjaga
dan terus mengembangkan agar bahasa Indonesia terus bertahan dan
berkembang dalam masa yang akan datang.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana


disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36”bahasa Negara
adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan
berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.

3.2. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,


kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://materi-mata-kuliah.blogspot.co.id/2014/09/sejarah-kedudukan-dan-fungsi-
bahasa-indonesia.html, Online, Diakses pada tanggal 19 Oktober 2021

Nugroho, Agung,” Pemahaman kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai


dasar jiwa nasionalisme”, Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB
2015”, Volume 1, No.236, STKIP PGRI Lubuklinggau, Lubuklinggau,
2015. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2021.

Sari, Indah Puspita,” Pentingnya pemahaman kedudukan dan fungsi bahasa


indonesia sebagai pemersatu negara kesatuan republik indonesia (nkri)”,
Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015”, Volume 1, No.236,
STKIP PGRI Lubuklinggau, Lubuklinggau, 2015

Sujinah, Fatin, Dkk. Buku ajar Bahasa Indonesia Edisi Revisi, UMSurabaya
Publishing, Surabaya, 2018. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai