Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PENGANTAR PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA”

Dosen : Dr. Ishak Bagea, S.Pd., M.A.

Disusun oleh: Kelompok 1 (Cinta Satu Malam)


AMBARWATI P00324022139
IMELDA PRANSISKA P00324022140
ANANDA IRIANTI RAHMA P00324022141
FADILLAH P00324022142
NUR SABINA P00324022143
CANTIKA BAYUNI P00324022144
ZABRINA OKRIANI A.P P00324022145
ELSA CAHYANI P00324022146
ALDHA SAPUTRI PAHALANGI P00324022147

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, dan


senantiasa mengharapkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Tak lupa
Shalawat dan salam bagi junjungan Nabi Besar kita yaitu Nabi
Muhammad SAW. Alhamdulillah penulis masih diberi kesehatan dan
umur sampai saat ini sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “pengantar perkuliahan bahasa indonesia”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis sadar bahwa masih banyak


terdapat kekurangan dan mungkin jauh dari sempurna seperti dalam
pepatah “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitupun dengan makalah
ini oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca, sangat penulis
harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Demikian lah kami buat makalah ini untuk pegangan buat kita
semua, Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4

1.1 Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa............................................................ 4


1.2 Berkenalan Dengan Bahasa Indonesia......................................................... 5
1.3 Negeri Melayu Asalnya Bahasa Indonesia..................................................
....................................................................................................................11
1.4 Bahasa indonesia di resmikan......................................................................
1.5 Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia.....................................................
1.5.1 Kedudukan Bahasa Indonesia............................................................
1.5.2 Fungsi Bahasa Indonesia....................................................................
1.5.3 Fungsi Bahasa Secara Umum............................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................


....................................................................................................................27

A. Kesimpulan..................................................................................................
...................................................................................................................27
B. Saran............................................................................................................
...................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
....................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia dalam artiannya sebagai bahasa resmi yang digunakan oleh
negara Indonesia, berfungsi sebagai bahasa pemersatu yang digunakan di seluruh
pelosok nusantara. Indonesia sebagai negara yang memiliki ribuan pulau yang
tersebar dari sabang sampai merauke, memiliki beragam suku dan budaya, dan
juga bahasa. Tercatat Indonesia memiliki 748 bahasa yang digunakan oleh warga
negara Indonesia di daerah asalnya masing – masing. Maka dari itu dibutuhkanlah
bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional yang
menghubungkan warga.

Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa nasional sejak dicanangkannya Sumpah


Pemuda, pada 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia lahir dengan mengadaptasi
bahasa Melayu yang saat itu telah umum digunakan. Saat ini Bahasa Indonesia
tetap menjadi bahasa nasional negara Indonesia, terus hidup dan menghasilkan
kata – kata baru, baik melalui penciptaan maupun adaptasi dari bahasa asing.

Sayangnya seiring perkembangan zaman dan interfensi budaya asing, bahasa


Indonesia sebagai bahasa nasional, secara ironis telah memiliki kelunturan dalam
semangat nasionalismenya. Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu kini
telah mengalami penurunan tingkat menjadi bahasa sekunder yang kalah dengan
bahasa asing maupun bahasa gaul. Kelunturan ini seperti mengkikis jati diri
bangsa Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai alat komunikasinya
sehari – hari.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa ?


2. Bagaimana Berkenalan Dengan Bahasa Indonesia ?
3. Bagaimana Negeri Melayu Asalnya Bahasa Indonesia ?
4. Bagaimana Bahasa indonesia di resmikan ?
5. Bagaimana Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami


apa saja pengantar perkuliahan bahasa indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa

Bahasa Indonesia dijadikan sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan
kepada mahasiswa di semua perguruan tinggi. Bahasa Indonesia sebagai mata
kuliah, ada yang dijadikan sebagai mata kuliah wajib dan ada pula yang dijadikan
sebagai mata kuliah pilihan. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi mempunyai
kedudukan sebagai Mata Kuliah Pengembang Kepribadian (MPK) sesuai surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 233/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
Serta Surat Keputusan Mendiknas 045/U/2002 menjelaskan bahwa kurikulum di
Perguruan Tinggi dikembangkan berdasarkan orientansi kompetensi yaitu
seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas tertentu (Widjono, 2007:8).

Sikap positif yang diimplementasikan mahasiswa dapat dibuktikan melalui, antara


lain:

1) Setia terhadap bahasa, yang mendorong mahasiswa memelihara bahasa


Nasional, dan apabila perlu, mencegah adanya pengaruh bahasa asing.
2) Bangga terhadap Bahasa Indonesia, yang mendorong mahasiswa
mengutamakan bahasanya dan menggunakan nya sebagai lambang identitas
bangsanya.
3) Kesadaran akan adanya norma bahasa, yang mendorong mahasiswa
menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku
(Arifin dan Tasai, 2009:2). Sebagai mata kuliah Pengembang Kepribadian
(MPK) pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa, calon
sarjana, cerdas, terampil menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, secara lisan, dan terutama secara tertulis sebagai media dan sarana
pengungkapan gagasan ilmiah.

Secara mendasar, tujuan dan manfaat diberikannya mata kuliah Bahasa


Indonesia untuk mahasiswa adalah untuk membantu dan menunjang
mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah secara benar, logis, dan
rasional. Pada saat mahasiswa membuat karya tulis ilmiah, tentu harus
mengikuti aturan-aturan dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
sesuai dengan kaidah-kaidah dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, mata kuliah
Bahasa Indonesia juga dapat membantu mahasiswa dalam melakukan
kegiatan berbahasa yang praktis.

1.2 Berkenalan Dengan Bahasa Indonesia

Cikal-bakal Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu Bahasa Indonesia


sebagai bahasa persatuan dan kesatuan telah dikrarkan pada saat Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928 Perkembangan Bahasa Indonesia berasal dari
Bahasa Melayu sebaga sumber atau akar Bahasa Indonesia tumbuh dan
berkembang dan Bahasa Melayu. Bahasa Melayu sejak zaman dahulu sudah
dipergunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai bahasa perantara (Lingua
Franca) di seantero Nusantara. Ini juga diperkuat dengan tulisan (Arifin dan Tasai,
2002), bahwa sebaran Bahasa Melayu sangat luas, sudah sejak lama Bahasa
Melayu dikenal di Nusantara, bahkan telah meluas di di hampir semua kawasan
Asia Tenggara.

1) Fakta Arkeologis

Fakta-fakta secara arkeologis yang membuktikan bahwa Bahasa Indonesia


berasal dari Bahasa Melayu antara lain:.

a. Prasasti Kedudukan Bukit (683) ditemukan di Palembang Prasasti


Kedudukan bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang dekat Palembang
Prasasti ini berangka tahun 628 Maschi Bahasa yang digunakan dalam
Prasasti Kedudukan Bukit ini bertuliskan huruf palawa dan berbahasa
Melayu kuno, jumlahnya hanya 10 baris. Para sejarawan berbeda pendapat
tentang isi prasasti Kedudukan Bukit, yaitu sebagai peringatan pendirian
Kerajaan Sriwijaya atau sebagai peringatan kemenangan Sriwijaya
terhadap Kerajaan Melayu.

b. Prasasti Talang Tuo (684) ditemukan di Palembang, Prasasti Talang Tuo


ditemukan di daerah Talang Tuo sebelah barat Kota Palembang. Prasasti
ini angka tahunnya 606 Saka Bahasa yang digunakan dalam Prasasti
Talang Tuo bertuliskan huruf palawa dan berbahasa Melayu Kuno,
Prasasti Talang Tuo terdiri dari 14 baris. Prasasti ini menjelaskan tentang
pembuatan kebun Sriksetra atas penntah Punta Hyang Sri Jayanasa, untuk
kemakmuran semua makhluk, serta menjelaskan tentang doa dan harapan
yang menjelaskan sifat agama Budha.

c. Prasasti Kota Kapur (686) ditemukan di Bangka Barat. Prasasti Kota


Kapur ditemukan di dekat Sungai Menduk di Pulau Bangka. Bahasa yang
dipergunakan dalam Prasasti Kota Kapur menggunakan huruf palawa dan
berbahasa Melayu kuno. Isi prasasti ini menjelaskan mengenai kutukan-
kutukan untuk mereka yang berbuat jahat, tidak tunduk dan setia kepada
raja akan celaka. Selain itu, ada penjelasan sangat penting tentang ekspansi
Kerajaan Sriwijaya untuk menakluk- kan Bumi Jawa yang tidak tunduk
kepada Raja Sriwijaya, angka tahunnya 608 Saka. Prasasti Kota Kapur
juga mencerita- kan dan menielaskan Kerajaan Sriwijaya menundukkan
Kerajaan Melayu Jambi. Ada hipotesis, prasasti ini sebagai peringatan
kepada rakyat di daerah taklukan, agar tidak melawan dan tunduk terhadap
Kedatuan Sriwijaya.

d. Prasasti Karang Brahi (688) ditemukan di antara Jambi dan Sungai Musi.
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Merangin yang merupakan cabang
Sungai Batang Hari di Jambi Hulu. Prasasti ini menceritakan dan
menjelaskan kutukan-kutukan.
e. Prasasti Gandasuli (832) ditemukan di Jawah Tengah. Prasasti Gandasuli
merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ketika dikuasai
oleh Wangsa Syailendra. Prasasti ini ditemukan di reruntuhan Candi
Gondosuli di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa
Tengah. Bahasa yang dipergunakan dalam prasasti ini menggunakan.
Bahasa Melayu Kuno dengan aksara Kawi (Jawa Kuno) berangka tahun
792 M. Prasasti Gandasuli mencerikan dan menjelaskan tentang ilmu
filsafat dan ungkapan-ungkapan kemerdekan serta kemakmuran dan
kejayaan Syailendra.

f. Prasasti Bogor (942) ditemukan di Jawa Barat. Bahasa Melayu kuno


zaman itu telah berperan sebagai Lingua Franca atau sebagai bahasa resmi
pada zaman Sriwijaya. Kesimpulan ini diperkuat oleh penjelasan 1 Tsing
tentang bahasa itu bahwa bersama dengan Bahasa Sansekerta, bahasa
Melayu (diistilahkan kw'en fun) memegang peranan penting di dalam
kehidupan politik dan keagamaan di Negara itu (Sriwijaya). Sesuai fakta
yang ditemukan di daerah Jawa, yaitu Prasasti Ganda Suli di Jawa Tengah
dan Prasasti Bogor di Jawa Barat memperkuat pula dugaan kita bahwa
Bahasa Melayu kuno pada waktu itu bukan saja dipergunakan di Pulau
Sumatera, tetapi juga sudah tersebar meluas dan dipergunakan di Pulau
Jawa.

2) Fakta Literasi

Asal-usul Bahasa Melayu, selain ditemukan bukti-bukti atau fakta secara


arkeologis, ini juga diperkuat dengan temuan atau fakta secara literasi seperti
yang dijelaskan dalam sejarah kuno negeri Cina membuktikan tentang
keberadaan Bahasa Melayu yaitu pada awal penyebaran agama Kristen,
pengembara-pengembara Cina yang datang berdagang di kepulauan
Nusantara menemukan adanya L ngua Franca yang mereka namai Kw'en Lun
di Asia Tenggara. Salah satu di antara Kw'en Lun itu oleh 1 Tsing
diidentifikasi di dalam Chroniclenya sebagai Bahasa Melayu.
Fakta perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia dapat juga
dibuktikan dengan Perjanjian London (Traktat London pada tahun 1824
antara Pemerintah Inggris dan Belanda merupakan tonggak sejarah yang
sangat penting. Perjanjian London tersebut menjelaskan kesepakatan
pembagian dua wilayah yaitu:

a) Semenanjung Melayu dan Singapura beserta pulau-pulau kecilnya menjadi


kekuasaan Kolonial Inggris.

b) Kepulauan Nusantara (Kepulauan Sunda Besar yaitu pulau- pulau


Sumatera, Jawa, sebagian Borneo/Kalimantan, dan Sulawesi, Kepulauan
Sunda Kecil: Pulau-pulau Bali, Lombok, Flores, Sumbawa, Sumba,
sebagian Timor, dan lain-lain. Kepulauan Maluku, dan sebagian Irian
menjadi kekuasaan Kolonial Belanda. Oleh karena itu, perkembangan
Bahasa Melayu dapat dikelompokkan menjadi dua periode yaitu: (1)
Periode sebelum Traktat London, dan (2) Periode setelah Traktat London.
Untuk lebih mengenal perkembangan serta asal-usul Bahasa Indonesia,
maka kita harus mengetahui beberapa fakta sejarahnya adalah sebagai
berikut: (1) Bahasa Melayu sebelum masa kolonial, (2) Bahasa Melayu
pada masa kolonial, dan (3) Bahasa Melayu pada masa pergerakan
kemerdekaan.

Selain fakta yang sudah dijelaskan di atas bahwa pada zaman Kerajaan
Sriwijaya, Bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut:

a) Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-


buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.
b) Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (Lin- gua Franca)
antara suku di Nusantara.
c) Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan, terutama di
sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Nusantara, maupun bagi
pedagang-pedagang yang datang dari luar Nusantara.
d) Bahma Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.
1.3 Negeri Melayu Asalnya Bahasa Indonesia

Negeri Melayu merupakan asalnya Bahasa Indonesia. Mengapa Bahasa


Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia Karena ada empat faktor yang
menjadi alasan atau penyebab Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa
Indonesia, yaitu:

a) Bahasa Melayu merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa


perhubungan, juga sebagai bahasa perdagangan.
b) Satuan-satuan kebahasaan Bahasa Melayu, sederhana, mudah dipelajari,
karena dalam Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan tingkatan bahasa,
seperti halnya Bahasa Jawa (ngoko, kromo, kromo inggil dan lain-lain)
atau perbedaan bahasa halus dan bahasa kasar yang ada dalam Bahasa
Sunda (kasar, lemes).
c) Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan suka rela
menerima Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional.
d) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan.

Empat faktor penyebab diangkatnya Bahasa Melayu menjadi Bahasa


Indonesia itu tentu merupakan langkah yang sangat strategis dan sebagai kekuatan
yang menjamin kelangsungan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau
sebagai salah satu perekat bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Bahasa Indonesia menjadi salah satu identintas kebangsaan sekaligus
sebagai bagian penting bagi tegaknya kepribadian bangsa Indonesia yang tersebar
dari Aceh sampai Papua, dan dari Pula Rote sampai Pulau Miangas. Karena itu,
setiap masyarakat Indon sia sudah seyogyanya menempatkan Bahasa Indonesia
sebagai bahas pergaulan antara suku dan menggunakannya dalam situasi form
maupun situasi nonformal.
1.4 Bahasa Indonesia Diresmikan

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat dinamis, artinya bahasa


yang mengikuti perkembangan zaman. Bahasa Indonesia kini berkembang dan
tumbuh terus. Pada akhir-akhir ini, perkembangan dan kemajuan Bahasa
Indonesia sangat pesat, sehingga Bahasa Indo- nesia menjelma menjadi bahasa
modern yang kaya akan kosakata, dan mantap dalam struktur satuan-satuan
kebahasaannya.

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri, kepribadian, dan identitas
bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Para
pemuda kita mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berisi tiga butir kebulatan tekad
sebagai berikut:

1) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air
Indonesia.
2) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, yaitu bangsa
Indonesia.
3) Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa. persatuan, yaitu Bahasa
Indonesia.

Dengan dikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah Bahasa Melayu yang sudah


dipergunakan sebagai alat komunikasi di Nusantara sejak pertengahan Abad VII
menjadi Bahasa Indonesia.

Pernyataan yang pertama, adalah pengakuan bahwa pulau-pulau yang


bertebaran dan lautan yang menghubungkan pulau-pulau yang merupakan wilayah
Republik Indonesia sekarang adalah satu- kesatuan tumpah darah yang disebut
tanah air Indonesia.

Pernyataan yang kedua, adalah pengakuan bahwa manusia- manusia yang


menempati Bumi Indonesia itu juga merupakan satu- kesatuan yang disebut
bangsa Indonesia.
Pernyataan yang ketiga, tidak merupakan pengakuan "berbahasa satu", tetapi
merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang menyata kan bahwa kita, bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia (Halim Via
Arifin dan Tasai, 2009:7).

1.5 Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia

1.5.1 Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan


penting, ini sesuai dengan bunyi ikrar ketiga Sumpah Pemuda pada
tahun 1928 yaitu: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia. Penjelasan dari ikrar ketiga Sumpah
Pemuda bahwa Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
Nasional; kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Ini juga
diperkuat dengan penjelasan bunyi Undang-Undang Dasar 1945 yang
tercantum dalam pasal khusus (Bab XV. Pasal 36) tentang kedudukan
Bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia. Pertama, Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
Nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928. Kedu Bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan Undang-Undang
Dasar 1945.

1.5.2 Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa


Nasional yang diiktarkan pada saat Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 berfungsi sebagai:

1) Lambang kebanggaan kebangsaan.


2) Lambang identitas Nasional.
3) Alat perhubungan antara warga, antara daerah, dan antara
budaya
4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing
masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang pertama


adalah sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, yaitu Bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.
Atas dasar kebanggaan ini, Bahasa Indonesia kita pelihara, dan kita kembangkan
serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina dan kita lestarikan.

Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang kedua


adalah sebagai lambang identitas nasional, yaitu Bahasa Indo- nesia kita junjung
di samping bendera dan lambang Negara kita. Bahasa Indonesia harus memiliki
identitasnya sendiri, sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain.

Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang ketiga


adalah sebagai alat perhubungan antara warga, antara daerah, dan antara budaya,
yaitu berkat adanya bahasa Nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang
lain sedemikian rupa, sehingga lesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial hudaya, dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan. Karena itu, kita
dapat hehas mengembara dan bepergian dari Aceh sampai Papua, dari Pulau Rote
sampai pulau Miangas, dan kita hanya memanfaatkan Bahasa Indonesia sebagai
satu-satunya alat komunikasi.

Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang keempat


adalah sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan
latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan
kebangsaan yang bulat, yaitu Bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku
bangsa itu mencapai harmonisasi dan keserasian hidup sebagai bangsa yang
bersatu dengan tidak meninggalkan identitas, jati diri kesukuan serta kesetian
kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah kita masing-
masing. Dan langkah strategis lain adalah dengan bahasa Nasional itu, kita dapat
meletakkan kepentingan Nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
Sesuai dengan Bab XV pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945 edudukan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara berfungsi sebagai:
1) Bahasa resmi kenegaraan.
2) Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan mulai Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) sampai dengan perguruan tinggi di seluruh
Indonesia.
3) Alat perhubungan pada tingkat Nasional untuk perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan Nasional.
4) Alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).

Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yang pertama


adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan, yaitu Bahasa Indo nesia dipergunakan di
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Seperti dalam penulisan dokumen-dokumen dan keputusan-
keputusan serta surat- surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-
lembaga kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.

Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yang kedua


adalah sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan mulai Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) sampai perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali Bahasa
Jawa, Sunda, Batak, Makassar dan Aceh dimana mereka menggunakan bahasa
daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan
dasar.

Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yang ketiga


adalah sebagai alat perhubungan pada tingkat Nasional untuk perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional yaitu untuk kepentingan pelaksanaan roda
pemerintahan, baik pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Bahasa
Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi serta sebagai alat perhubungan
antara daerah dan antara suku, juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat
yang sama latar belakang budaya dan bahasa.
Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yan keempat
adalah sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional ilmu pengetahuan dan
teknologi yaitu Bahasa Indonesia adalah salah katu alat yang memungkinkan kita
membina, mengembangkan serta melestarikan kebudayaaan Nasional sedemikian
rupa sehingga ciri- ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari
kebudayaan dacrah (Anfin dan Tasai, 2009:14).

1.5.2 Fungsi Bahasa Secara Umum

Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai berikut:

a) Bahasa sebagai sarana, media komunikasi.


b) Bahasa sebagai alat untuk integrasi dan adaptasi sosial.
c) Bahasa sebagai sarana kontrol sosial.
d) Bahasa sebagai sarana memahami diri sendiri.
e) Bahasa sebagai alat untuk ekspresi diri.
f) Bahasa sebagai sarana memahami orang lain.
g) Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar.
h) Bahasa sebagai alat untuk berpikir logis (masuk akal).
i) Bahasa sebagai alat untuk membangun kecerdasan.
j) Bahasa untuk mengembangkan kecerdasan ganda.
k) Bahasa untuk membangun karakter.
l) Bahasa untuk mengembangkan profesi. (m) Bahasa sebagai sarana
untuk menciptakan kreativitas baru (Widjono, 2008:15-23).

Menurut Chaer (2003:33), bahasa memiliki sifat atau ciriciri schagai


berikut:
a) Bahasa itu sebuah sistem.
b) Bahasa itu berwujud lambang
c) Bahasa itu berupa bunyi.
d) Bahasa itu bersifat arbitrer.
e) Bahasa itu bermakna.
f) Bahasa itu bersifat konvensional.
g) Bahasa itu benifat unik.
h) Bahasa itu bersifat universal.
i) Bahasa itu bersifat produktif
j) Bahasa itu bervariasi.
k) Bahasa itu bersifat dinamis.
l) Bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial.
m) Bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa Indonesia dijadikan sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan
kepada mahasiswa di semua perguruan tinggi. Bahasa Indonesia sebagai mata
kuliah, ada yang dijadikan sebagai mata kuliah wajib dan ada pula yang
dijadikan sebagai mata kuliah pilihan. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi
mempunyai kedudukan sebagai Mata Kuliah Pengembang Kepribadian (MPK)
sesuai surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 233/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi. Serta Surat Keputusan Mendiknas 045/U/2002
menjelaskan bahwa kurikulum di Perguruan Tinggi dikembangkan berdasarkan
orientansi kompetensi yaitu seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu (Widjono, 2007:8).
B. Saran

Makalah ini masih sangat sederhana untuk itu kami berharap sumbang saran
dari para pembaca yang budiman demi perbaikan makalah ini. Penyusun
menyarankan agar makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Bahasa Indonesia, Dr. Ishak Bagea, S.Pd, M.A, Prof. Dr. H. Hilaluddin
Hanafi, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai