Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KATA BAKU DALAM BAHASA INDONESIA

Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu: Nurliani Maulida, M.PD.

DISUSUN OLEH :

MIA MAULIDIA HASANAH

(225010643)

DEWI RATNA SARI

(225010644)

NASYWA HANIIFA BUDIONO

(225010646)

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas balikpapan

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan limpahan
rahmat-Nya, maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul ‘’Kata Baku dalam
Bahasa Indonesia’’ yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari dan memahami hal itu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.

Balikpapan, 12 September 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...................................................................................................................5
A. Perkembangan Bahasa di Indonesia.................................................................................5
B. Metode Penelitian............................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..........................................................................................................................7
A. Klasifikasi Bahasa Baku dan Non Baku..........................................................................7
B. Fungsi Bahasa Indonesia Baku........................................................................................8
C. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku dan Non Baku...............................................................9
D. Tata Penggunaan Bahasa Baku dalam Kehidupan.........................................................10
E. Manfaat Penggunaan Bahasa Baku dalam Kehidupan...................................................10
PENUTUP..................................................................................................................................12
Kesimpulan........................................................................................................................12
Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah sesuatu hal yang digunakan sebagai alat
komunikasi antar sesama manusia. Dengan bahasa, manusia bisa saling
mengerti tentang apapun yang ingin diketahui, saling berbagi informasi,
dan saling berbagi pengetahuan. Tidak hanya di Indonesia, bahasa di luar
Indonesia pun banyak ragamnya. Bahkan bahasa inggris memiliki
setidaknya dua atau tiga jenis. Entah itu dari cara penulisan atau cara
membaca dan cara mengucapkannya.
Di Indonesia, dibagi menjadi dua tergantung dari tempat dan
situasi menggunakannya. Bahasa baku dan bahasa nonbaku. Atau
sebutan lainnya, formal dan non formal.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijabarkan, dapat kita temui rumusan
masalah yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Yakni :

1. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia baku?


2. Apa fungsi Bahasa Indonesia Baku?
3. Apa saja ciri-ciri Bahasa Indonesia baku?

C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini
diantaranya ialah :
1. Mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia baku
2. Mengenal fungsi Bahasa Indonesia baku
3. Mengetahui ciri-ciri Bahasa indonesia baku
4. Mengetahui penggunaan Bahasa Baku dalam kehidupan sehari-
hari
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Bahasa di Indonesia
Ketika Bahasa Indonesia diterima dan diresmikan sebagai bahasa
persatuan dan Bahasa negara Republik Indonesia tidak ada yang meramalkan
bahwa akan tumbuh keanekaragaman dalam Bahasa itu. Demikian juga tidak
ada yang memikirkan bahwa Bahasa Indonesia itu akan mempunyai dialek
dan ragam Bahasa. Tidak ada yang menyangka kecuali beberapa pakar yang
memiliki wawasan sosiolinguistik bahwa "Bahasa Indonesia Seragam"
hanyalah merupakan semboyan kosong suatu kenyataan yang wajar bahwa
dalam pertumbuhan Bahasa Indonesia mempunyai variasi-variasi Bahasa
seperti halnya Bahasa manusian lainnya di dunia ini. Variasi-variasi Bahasa
yang ada dalam Bahasa Indonesia terjadi karena kehidupan pemakainya
semakin lama semakin kompleks.
Jika semua Bahasa Indonesia mempunyai Bahasa tulis seperti yang
dipakai dalam buku, majalah, dan surat kabar, maka kemudian Bahasa
Indonesia juga mempunyai ragam lisan, yang dipakai orang Indonesia untuk
berkomunikasi secara langsung. Bila semua Bahasa Indonesia hanya dipakai
untuk keperluan resmi seperti dalam perundang-undangan, dunia pendidikan,
upacara resmi, maka kemudian Bahasa Indonesia juga dipakai untuk
keperluan tidak resmi seperti yang dipakai dalam surat menyurat antara
orang yang akrab, sapa-menyapa antara orang tua dan anak-anaknya, tawar-
menawar di toko, dan di pasar. Bila pada mulanya Bahasa Indonesia hanya
dipergunakan sebagai Bahasa pertama, khususnya oleh generasi muda yang
tidak lagi fasih berbahasa daerah.
Memang agak aneh kedengarannya Bahasa Indonesia mempunyai
dialek atau variasi Bahasa. Tetapi, memang semikian adanya sehingga
adanya Bahasa Indonesia adalah Bahasa manusia yang wajar dan dianggap
sebagai suatu hal maklum adanya.
Keanekaragaman Bahasa Indonesia itu tumbuh secara wajar sebab telah
terjadi diversifikasi fungsi. Bila semula Bahasa Indonesia hanya berfungsi
terbatas, maka kemudian fungsi itu semakin banyak dan semakin ruwet.
Tetapi, karena Bahasa Indonesia harys tetap menjadi alat komunikasi yang
efisien, timbullah proses lain yang disebut proses sentripetal berupa
penataan secara alamiah berbagai dialek atau ragam Bahasa itu sesuai
fungsinya yang baru, pembagian tugas di antara semua dialek Bahasa
Indonesia. Dengan adanya pembagian tugas itu diversifikasi fungsi bukanlah
menyebabkan kekacuan, melainkan menumbuhkan patokan atau standar
yang jelas bagi pemakai Bahasa. Tumbuhnya standar ini disebut
standardisasi Bahasa atau pembakuan Bahasa.
Dalam standarisasi ragam-ragam Bahasa tertentu menjadi Bahasa
standar atau Bahasa baku, ragam bahasa lainnya menjadi Bahasa nonstandar
atau Bahasa tidak baku. Adanya Bahasa standar atau Bahasa baku dan
Bahasa nonstandar atau Bahasa tidak baku berarti bahwa Bahasa baku lebih
baik lebih benar atau lebih betul dari pada Bahasa nonstandar atau Bahasa
tidak baku. Bukan di situ persoalannya. Kita memakai Bahasa secara baik
bila kita menggunakan Bahasa standar sesuai dengan fungsinya. Demikian
juga, kita menggunakan Bahasa secara salah bila kita menggunakan Bahasa
nonstandar untuk fungsi Bahasa standar.

B. Metode Penelitian
Berdasar dari tujuan dan hasil makalah yang kami harapkan, metode
yang kami pakai untuk menyelesaikan makalah ini adalah metode penelitian
pustaka atau riset kepustakaan. Metode tersebut kami lakukan, sebab kami
melakukan pengumpulan data, mencatatnya, mengolahnya dan merisetnya
sehingga menjadi data yang akurat dan dapat dipercaya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Bahasa Baku dan Non Baku

a) Bahasa Baku
Pengertian Bahasa baku dapat didefinisikan sebagai bentuk Bahasa
yang telah dikodifikasi, diterima oleh dan difungsikan sebagai model
bagi masyarakat secara luas.
Pengertian Bahasa baku di atas diikuti dan diacu pakar Bahasa dan
pengajaran Bahasa yang baik di barat maupun di Indonesia. Pengikut dan
pengacu itu antara lain adalah J.S.Badudu yang mengatakan bahwa
Bahasa baku adalah Bahasa pokok, Bahasa utama, Bahasa standar, yaitu
Bahasa yang tunduk pada ketetapan yang telah dibuat dan disepakati
Bersama mengenai ejaan, tatabahasa, kosakata, dan istilah.
Dari kutipan diatas, jelas diketahui bahwa Bahasa baku itu adalah
satu ragam Bahasa dari berbagai ragam Bahasa yang telah dikodifikasi,
diterima dan dijadikan model bagi masyarakat luas. Dalam pengertian
Bahasa baku ini, ada tiga aspek yang saling menyatu, yaitu aspek
kodifikasi, aspek keberterimaan dan aspek model.

b) Bahasa Non Baku


Istilah Bahasa nonbaku ini terjemahan dari "nonstandard language",
istilah Bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah "ragam
subbaku", "Bahasa nonstandar", "ragam takbaku", Bahasa tidak baku,
"ragam nonstandar".
Richards, Jhon, dan Heidi (1985 :193) berpendapat bahwa Bahasa
nonstandar adalah Bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis
yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakata dari Bahasa baku dari
suatu Bahasa (nonstandar, used og speech or writing which differs in
pronunciation, grammar, or vocabulary from the standard variety of the
language).
Sejalan dengan hal di atas, Crystal (1985:286) menyatakan bahwa
Bahasa non baku adalah bentuk-bentuk Bahasa yang tidak memenuhi
norma baku, yang dikelompokannya sebagai subbaku atau nonbaku
(linguistic froms or dialects which do not conform to this norm are then
refered to as sub-standard or nonstandard). Di lain pihak, Suharianto
(1981:23) memberikan pengertian bahwa bahasa nonstandar atau Bahasa
tidak baku adalah salah satu variasi Bahasa yang tetap hidup dan
berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian Bahasa
tidak resmi. Pendapat lain menyatakan Bahasa tidak baku adalah bentyuk
nahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat,
ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang
bependidikan (Alwasilah, 1985:166)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas jelas bawha Bahasa
nonstandar adalah ragam yang berkode Bahasa yang berbeda dengan
kode Bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.

B. Fungsi Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu: pertama,
pemersatu; kedua, penanda kepribadian; ketiga, penambah wibawa; dan
keempat, kerangka acuan.
Pertama Bahasa Indonesia baku berfungsi pemersatu. Bahasa
Indonesia baku mempersatukan atau menghubungkan penutur berbagai
dialek Bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi
satu masyarakat Bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat
kebhinekaan rumpun dan Bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi
batas-batas kedaerahan. Bahasa Indonesia baku merupakan wahana atau alat
dan pengungkapan kebudayaan nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini
ditingkatkan melalui usaha pemberlakuan sebagai salah satu syarat atau ciri
manusia Indonesia modern.
Kedua, Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian.
Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan
Bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaa
kepribadian nasional Indonesia. Dengan Bahasa baku kita menyatakan
identitas kita. Bahasa Indonesia baku berbeda dengan Bahasa Malaysia atau
bahsa melayu di Singapura dan Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku
dianggap sudah berbeda dengan Bahasa melayi Riau yang menjadi induknya.
Ketiga, Bahasa Indonesia baku berfungsi penambah wibawa bangsa.
Kepemilikan Bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau
prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengam usaha mencapai
kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan
Bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahsa yang mahir berbahasa
Indonesia baku "dengan baik dan benar" memperoleh wibawa di mata orang
lain. Fungsi yang menyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika Bahasa
Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan unsur
kkebudayaan baru. Warga masyarakat secara psikologis akan
mengidentifikasikam Bahasa Indonesia baku dengan masyarakat dan
kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti pranata, Lembaga,
bangunan indah, jalan raya yang besar. Gengsi juga melekat pada bahsa
Indonesia karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh yang
menabah wibawa pada setiap orang yang mampu menggunakan Bahasa
Indonesia baku.
Keempat, Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan.
Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai acuan bagi pemakainya dengan
adanya norma atau kaidah yang dikodifikasikan secara jelas. Norma atau
kaidah Bahasa Indonesia baku itu menjadi tolok ukur pemakaian Bahasa
Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian pemakai Bahasa
Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah Bahasa Indonesia baku
juga menjadi acuan umum bagi segala jenis pemakaian Bahasa yang menarik
perhatian karena bentuknya yang khas, seperti Bahasa ekonomi, Bahasa
hukum, Bahasa sastra, Bahasa iklan, Bahasa media massa, surat-menyurat
resmi, bentuk surat keputusan, undangan, pengumuman, kata-kata sambutan,
ceamah, dan pidato.

C. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku dan Non Baku


Di sampingkesepakatan tentang fungsi dan konteks pemakaian Bahasa
Indonesia baku, ternyata ada konsekuensiyang cukup luas di antara
pemakaian Bahasa Indonesia baku tentang ciri-ciri Bahasa Indonesia baku
yang mencakup kegramatikalan dan keleksikalannya.
Ciri-ciri Bahasa Indonesia baku dan Bahasa Indonesia nonbaku telah
dibuat oleh para pakar Bahasa dan pengajaran bahsasa Indonesia, antara lain
Harimurti Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan siwito. Ciri-ciri Bahasa
Indonesia baku dan Bahasa Indonesia nonbaku itu berbeda.

Ciri-ciri Bahasa idonesia baku dan nonbaku


1. Ragam Bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang
berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar idak dapat
berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan
bentuk perasa dan perumus dengan taat azas harus dapat
menghasilkam bentuk perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau
perusak. Kehomoniman yang timbul akibat penerapan kaidah itu
bukan alas an yang cukup berat yang dapat menghalalkan
penyimpanan itu. Bahasa mana pun tidak luput dari kehomoniman.
Dipihak lain kemantapan itu tida kaku, tetapi cukup luwes sehingga
memungkinkan perbubahan yang bersistem di bidang kosa kata dan
peristilahan san mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang
diperlukan di dalam kehidupan modern. Misalnya dii bidang
peristilahan muncul keperluan membedakan pelanggan orang yang
berlangganan.
2. Ciri yang kedua menandai Bahasa baku ialah sifat kecendikiannya.
Pperwujudan dalam kalimat, paragraf, dan satuan Bahasa lain yang
lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur
dan masuk akal. Proses pencedikian Bahasa itu amat penting karena
pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih
bersumber pada Bahasa asing, harus dapat dilangsungkan lewat
ragam buku Bahasa Indonesia. Akan tetapi, karena prose bernalar
secara cendikia bukan monopoli suatu bangsa semata-mata,
pencendikiaan Bahasa Indonesia tidak perlu berarti pemberataan
Bahasa.
3. Baku atau standar berpraanggapan adanya keseragaman.
Proses pembakuan sampai taraf tertentu proese penyeragaman
kaidah. Itulah ciri ketiga Bahasa yang baku.

D. Tata Penggunaan Bahasa Baku dalam Kehidupan


Selama ini dalam keseharian penggunaan Bahasa Baku biasanya
digunakan dalam: Tulisan karya ilmiah, Surat lamaran kerja, Surat dinas,
Surat resmi, Pidato resmi atau acara formal (kedinasan kenegaraan),
Surat-menyurat resmi lembaga (instansi).

E. Manfaat Penggunaan Bahasa Baku dalam Kehidupan


Ragam Bahasa Baku dan Bahasa tidak baku dalam Bahasa Indonesia
memiliki peran dan manfaatnya masing-masing. Kata baku digunakan untuk
segala hal yang bersifat resmi dan membutuhkan penuturan bahasa yang tepat.
Selain itu, terdapat sedikitnya empat manfaat utama Bahasa baku :

1.) Sebagai pemersatu.


Bahasa baku dapat digunakan untuk mempersatukan berbagai kelompok
masyarakat dalam satu kesatuan penutur bahasa, seperti yang tertuang dalam
Sumpah Pemuda, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.”

2.) Memberi Kekhasan.


Menggunakan Bahasa baku, baik secara lisan maupun tulisan, menunjukkan ciri
khas seorang penutur bahasa Indonesia, mengingat sebagian besar masyarakat
masih menggunakan kata tidak baku dalam percakapan sehari-hari.
3.) Meningkatkan kewibawaan.
Dalam konstruksi masyarakat Indonesia yang mau tidak mau harus kita akui
masih bersifat feudal, menggunakan Bahasa baku dalam percakapan dapat
meningkatkan kewibawaan dan mengangkat status sosial penutur di mata
masyarakat awam.

4.) Kerangka acuan.


Bahasa baku adalah sebuah kerangka acuan dan tolak ukur dalam berbahasa
yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan PUEBI sebagai acuan tertinggi
dalam bahasa Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
Begitu banyak macam bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa dari
banyaknya suku atau bahasa Indonesia itu sendiri. Dan dari Bahasa Indonesia itu
pun ada dua jenis, baku dan nonbaku. Walau begitu, keduanya akan tetap kita
gunakan menurut kondisi dan situasi yang memungkinkan. Jika bersama orang
penting, kita akan menggunakan bahasa baku. Sedang, bila kita bersama teman
sebaya, maka kita akan menggunakan bahasa nonbaku. Meski tak jarang juga
ada orang yang salah penempatan ketika menggunakan bahasa baku. Itu
sebabnya kita perlu menggali informasi atau mencari tahu lagi bagaimana cara
menggunakan bahasa baku yang baik dan benar.

Saran
Kami berharap kepada masyarakat sekitar, mahasiswa-mahasiswi dan
orang lain bisa menggunakan bahasa baku atau nonbaku sesuai dengan waktu
dan tempat yang tepat. Sebab, jikalau salah waktu dan tempat saat
menggunakannya, ditakutkan akan terjadi kesalahpahaman. Karena tak semua
orang mengerti apa yang kita maksud saat berbicara atau menjelaskan sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
Devianty, Rina. (2021). EUNOIA (Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia).
Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia, 1(2), 121-
132.

Setya Ningrum, Via. (2019). Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku di kalangan Mahasiswa, 5(2).

Hidayah, nurul.(2016). Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.


Garudhawaca. 27-36.

Dra.waridah. 2002. Ragam Bahasa Baku Dan Non Baku Bahasa Indonesia. (27).
32-33.

Suryani Nasution, Ade, dkk. 2022. Jurnal Multi Disiplin Dehasen (MUDE).
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia, 1 (3), 197-202.

Sugihastuti. 1996. Humaniora III. Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai