Anda di halaman 1dari 5

Linguistik kelompok 4

Tataran Linguistik: Semantik


A. Pengertian Semantik
terkandung dalam bahasa. Dengan kata lain, semantik adalah studi tentang makna.
Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lainnya. Sintaksis, pembentukan simbol
kompleks dari simbol sederhana, dan pragmatik, penggunaan simbol yang sebenarnya oleh
suatu komunitas dalam konteks tertentu. Dalam linguistik, semantik adalah subbidang yang
dikhususkan untuk mempelajari makna, karena ia melekat pada tingkat kata, frasa, kalimat,
dan unit wacana yang lebih besar (disebut teks). Daerah dasar studi ini adalah arti dari tanda-
tanda, dan studi tentang hubungan antara unit linguistik yang berbeda dan senyawa.
Makna adalah pertautan yang ada diantara unsur-unsur bahasa itu sendiri(terutama
kata-kata). Makna menurut Palmer, hanya menyangkut intrabahasa. Sejalandengan pendapat
tersebut, Lyons menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikanmakna suatu kata ialah
memahami kajian kata tersebut yang berkenaan denganhubungan-hubungan makna yang
membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Selain kata makna, didalam bahasa
indonesia disebut juga kata arti dan erti yangmempunyai makna dasar paham. Seperti yang
ditemukan dalam studi semantikbahasa kata mengerti (verba), dimengerti (verba pasif),
pengertian (nominal)mempunyai makna dasar yang sama yaitu paham.
B. jenis makna
Karena bahasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kegiatan dan tujuan
yang berbeda, maka tidak mengherankan jika bahasa memiliki jenis makna yang berbeda jika
dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, ada beberapa jenis makna. Itu
adalah:
1) Makna konstektual
adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Sebagai contoh :
 Rambut di kepala nenek belum ada yang putih.
 Sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu.
 nomor teleponnya ada pada kepala surat itu.
a) Makna Gramatikal
Makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti
afiksasi,reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Umpamanya, dalam proses afiksasi
prefiksber-dengan dasar baju melahirkan makna gramatiukal ‟mengenakan‟ atau
memakai baju‟; dengan dasar kuda melahirkan makna gramatikal ‟mengendarai
kuda."
b) Makna Tematikal
Makna tematikal adalah makna yang dikomunikasikan olehpembicara/penulis melalui
urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekananpembicaraan. Contoh
“Aminah anak Bapak Roni meninggal dunia kemarin”,makna dari kalimat tersebut
bisa ada tiga yaitu:
1. Aminah / anak Bapak Roni / meninggal dunia kemarin.
2. Aminah! / anak Bapak Roni meninggal dunia kemarin.
3. Aminah / anak / Bapak / Roni / meninggal dunia kemarin.
a. Kalimat 1 bermakna anak Bapak Roni yang bernama Aminah telah
meninggalkemarin.
b. Kalimat 2 bermakna sebuah informasi memberi tahu Aminah bahwa anak
BapakRoni yang entah siapa namanya telah meninggal kemarin.
c. Kalimat 3 bermakna ada empat orang yang meinggal kemarin, yaitu Aminah,anak,
Bapak, dan Roni.
2) Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil
observasi indra kita. Jadi, dapat kitasimpulkan bahwa makna leksika merupakan makna
yang terdapat pada kata tersebut secara utuh, sesuai dengan bawaannya.
a) Makna konseptual
Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki olehsebuah
leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna konseptual dibagi 2:
a. Makna Generik
Makna generic adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakupbeberapa
makna konseptual yang khusus maupun umum.Contohnya, Bila kita berkata, “Ani
sekolah di Lampung”, hal ini sudah tidak dapat dikaitkan dengan makna konseptual
sekolah, tetapi sudah lebih luas yaituAni belajar di gedung yang namanya sekolah dan
sekolah tersebut berada di Lampung.
b. Makna Spesifik
Makna Spesifik adalah makna konseptual yang khusus, khas, dan sempit.Contoh pada
kalimat “Pertandingan sepak bola itu berakhir dengan kemenanganBandung”, yang
dimaksud hanya beberapa orang yang bertanding saja, bukan seluruh penduduk
Bandung.
c) Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang berkenaan
dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luarbahasa. Misal,
kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian. Makna asosiatif
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
a. Makna konotatif
adalah makna yang digunakan untuk mengacu bentuk ataumakna lain yang terdapat di
luar leksikalnya, sehingga mengandung makna konotasi. Disebut konotasi karena
mengandung makna tambahan, kesan,dan nilai rasa yang dinyatakan secara kiasan.
b. Makna afektif
adalah makna yang muncul akibat reaksi pendengar ataupembaca terhadap
penggunaan bahasa.
c. Makna stilistika
berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada
pembaca.
d. Makna kolokatif
adalah makna yang berhubungan dengan penggunaanbeberapa kata di dalam
lingkungan yang sama.
e.Makna Idiomatik
adalah makna yang ada dalam idiom, makna yangmenyimpang dari makna konseptual
dan gramatikal unsur-unsur pembentuknya.
C. Relasi Makna
Yang dimaksud dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapatantara
satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa disini dapatberupa
kata, frase, maupun kalimat. Dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaanmakna,
pertentangan makna ketercakupan makna, kegandaan makna, atau juga kelebihanmakna.
Dalam pembicaraan tentang relasi makna ini biasanya dibicarakan masaalah yangdisebut
sinonim, antonim, polisemi, homonimi, hiponimi ambiguiti dan redundansi.
1. Homonimi
Homonimi adalah dua kata yang bentuknya sama tetapi maknanya berbeda.
Contohnya, walau terkena bisa ular, ia masih bisa bernafas. Dari kalimat tersebut
antara kata bisa yang pertama berarti ular dan kata bisa yang keduaberarti sanggup.
2. Polisemi
Polisemi adalah sebuah kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Contohnya,
Kepalanya luka terkena pecahan kaca, dalam kalimat ini kata kepala mempunyai
makna bagian tubuh manusia sedangkan, dalam kalimat kepala kantor itu bukan
paman saya,kata kepala pada kalimat tersebut mempunyai makna ketua atau
pemimpin.
3. Sinonim
Sinonimi adalah hubungan yang menyatakan kesamaan maknaantara satu kata dengan
kata lainnya. Misalnya pertama dengan faktor waktu katahulubalang bersinonim
dengan kata komandan. Kata hulubalang hanya cocok digunakanpada konteks yang
bersifat klasik sedangkan kata komandan tidak cocok digunakan padakonteks klasik.
4. Antonim
Antonimi adalah hubungan semantik antara dua buah satuan katayang maknanya
menyatakan kebalikan. Hubungan antara dua satuan kata yangberantonim juga
bersifat dua arah.Misalnya, kata membeli berantonim dengan kata menjual, maka kata
menjual juga berantonim dengan kata membeli. Antonim dilihat dari hubungannya
dan dibedakan atasbeberapa jenis antara lain:
Pertama, antonim yang bersifat mutlak. Contohnya, kata hidup berantonim
secaramutlak dengan kata mati, sebab sesuatu yang masih hidup tentunya belum mati
dansesuatu yang mati tentunya sudah tidak hidup lagi.
Kedua, antonim yang bersifat relatif. Contohnya, kata besar dan kecil
berantonimisecara relatif: juga antara kata jauh dan dekat, dan antara kata gelap dan
terang. Jenisantonim ini disebut relatif karena batas antara satu dengan lainnya tidak
dapat ditentukansecara jelas.
Ketiga, antonim yang bersifat relasional. Contohnya, antara kata membeli
danmenjual, antara kata suami dan istri, dan antara guru dan murid. Jenis antonim ini
disebutrelasional karena, munculnya yang satu harus disertai dengan yang lain.
Keempat, antonim yang bersifat hierarkial. Contohnya, kata gram dan kilogram.Jenis
antonim ini disebut bersifat hierarkial karena kedua satuan kata yang berantonim
ituberada dalam satu garis jenjang atau hierarki
5. Hiponimi
Hiponimi adalah hubungan makna antara sebuah bentuk ujaran yang
maknanyatercakup dalam makna bentuk ujuran yang lain dan searah. Contohnya, kata
merpati dankata burung, maka makna kata merpati tercakup dalam makna kata
burung. Kita dapatmengatakan bahwa merpati adalah burung, tetapi burung bukan
hanya merpati, bisa jugaperkutut, tekukur dan cendrawasih.
6. Ambiguitif
Ambiguiti adalah terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal
yangberbeda. Tafsiran gramatikal yang berbeda ini umunya terjadi pada bahasa tulis,
karenadalam bahasa tulis unsursuprasegmental tidak dapat digambarkan dengan
akurat. Contohnya, buku sejarah baru, dapat ditafsirkan menjadi yang pertama yaitu,
buku sejarah itu baru terbit atau bisa juga ditafsirkan menjadi buku itu memuat
sejarah zaman baru.
7. Redundansi
Redundansi diartikan sebagai berlebih-lebihan dalam penggunaan unsur
segmentaldalam suatu bentuk ujaran. Contohnya, pada kalimat bola itu ditendang oleh
Dika, tidakakan berbeda informasinya bila dikatakan bola itu ditendang Dika.
Penggunaan kata olehinilah yang dianggap redundansi, berlebih-lebihan. Sebab, pada
kalimat pertama peran objek pelaku lebih ditonjolkan. Sedangkan, pada kalimat kedua
yang tanpa preposisi oleh penonjolan peran pelaku itu tidak ada.

D. Perubahan Makna
Secara singkronis makna adalah sebuah kata yang tidak akan berubah, tetapi
secaradiakronis ada kemungkinan dapat berubah, maksudnya dalam masa yang relatif
singkat,makna sebuah kata akan tetap sama, tidak berubah tetapi dalam waktu yang relatif
lamaada kemungkinan makna sebuah kata akan berubah. Kemungkinan ini bukan
berlakuuntuk semua kosa kata yang terdapat dalam sebuah bahasa, melainkan hanya
terjadidalam sejumlah kata saja, yang di sebabkan berbagai faktor :
1) Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi.
Adanya perkembangan konsep dan keilmuan ini dapat menyebabkanperubahan kata
yang tadi nya bermakna A menjadi makna B atau C.Contoh : kata Sastra pada mula
nya bermakna tulisan atau huruf, lalu berubah menjadi bermakna “Bacaan”, kemudian
berubah lagi menjadi makna “ buku yang baik isinya dan baik pula bahasanya” lalu
berkembang menjadi “ karya bahasa yang mejadi bersifat imaginative dan kreatif“.
2) Perkembangan sosial budaya
Perkembangan dalam masyarakat berkenaan dengan sikap sosial dan budaya, juga
menyebabkan terjadinya perubahan makna, contoh : Kata Sarjana dulu
bermakna“orang cerdik, pandai” tetapi kini kata sarjana itu hanya bermakna “ orang
yang telah lulus dari perguruan tinggi”, sekarang ini betapa pun luas dan dalamnya
ilmu seseorang, jika dia bukan lulusan perguruan tinggi, maka tidaklah bisa di sebut
sarjana.
3) Perkembangan pemakaian kata.
Setiap bidang kegiatan mempunyai sejumlah kosa kata yang berkenaandengan
bidangnya itu. Umpamanya dalam bidang pertanian kita temukan kosakataseperti :
Menggarap, menuai, pupuk, hama dan panen dalam bidang Islam ada kosakata seperti
Imam, khotib, puasa, zakat dan shubuh. Kosakata yang mulanya hanya digunakan
pada bidang-bidang itu dalam perkembangan kemudian digunakan jugabidang lain
4) Pertukaran penangkapan indra
Alat indra kita mempunyai fungsi masing masing untuk menangkap gejala-gejala
yang terjadi di dunia misalnya kata getir, asam, asin ditangkap dengan alatindra
perasa yaitu lidah. Gejala yang berkenaan dengan bunyi ditangkap dengan alatindra
pendengar, dan gejala terang dan gelap ditangkap dengan alat indra mata.Namun,
dalam perkembangan pemakaian bahasa banyak terjadi pertukaranpemakaian alat
indra untuk menangkap kejadian yang terjadi disekitar manusiamisalnya, rasa pedas
yang seharusnya di tangkap oleh alat indra perasa yaitu lidah
5) Adanya asosiasi.
Yang dimaksud dengan adanya asosiasi disini adalah adanyahubungan antara sebuah
bentuk ujaran dengan sesuatu yang lain yang berkenaandengan bentuk ujaran itu,
sehingga dengan demikian bila disebut ujaran itu makayang dimaksud adalah sesuatu
yang lain yang berkenaan dengan ujaran itu. Misalnya kata Amplop, makna Amplop
sebenarnya adalah sampul surat, tetapi dalam kalimat berikutnya yang akan dibahas
Amplop itu bermakna uang sogokan

Anda mungkin juga menyukai