Anda di halaman 1dari 18

SEMANTIK BAHASA INDONESIA

Bobby Sunhadi Putra 2013620028


Mahadeva Herlambang 2014620025
Malvin Pratama 2014620030
Pengertian
Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna.
Semantik sebagai cabang ilmu bahasa ,mempunyai kedudukan
yang sama dengan cabang-cabang ilmu bahasa lainnya. Semantik
berkedudukan sama dengan fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di
sini, yang membedakan adalah cabang-cabang ilmu bahasa
terbagi menjadi dua bagian besar yaitu morfologi dan sintaksis
termasuk pada tataran gramatika, sedangkan fonologi dan
semantik termasuk pada tataran di luar gramatika.
Hakikat Semantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu sema yang berarti tanda
atau lambang. Kata kerjanya semaino yang berarti menandai atau
melambangkan.
Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang
digunakan di bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara
tanda dengan hal yang ditandai.
Selain istilah semantik, di dalam sejarah linguistik, ada pula istilah
semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik yang
mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang. Namun,
istilah semantik lebih umum digunakan dalam studi linguistik
karena istilah-istilah lainnya memiliki objek yang cukup luas, yakni
mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya, seperti
makna tanda lalu lintas, kode mors, dan tanda-tanda dalam ilmu
matematika, sedangkan cakupan semantik hanya mencakup bahasa
sebagai alat komunikasi verbal.
Unsur Semantik
Semantik berhubungan dengan tanda-tanda, sintaksis
berhubungan dengan gabungan tanda-tanda (susunan tanda-
tanda) sedangkan pragmatik berhubungan dengan asal-usul,
pemakaian dan akibat pemakaian tanda-tanda di dalam
tingkah laku berbahasa. Berikut penggolongan tanda
tersebut:
1.Tanda yang ditimbulkan oleh alam, diketahui manusia karena
pengalaman, misalnya:
-   Hari mendung tanda akan hujan.
-   Hujan terus-menerus dapat menimbulkan banjir.
-   Banjir dapat menimbulkan wabah penyakit.

2.Tanda yang ditimbulkan oleh binatang, diketahui manusia


dari
suara binatang tersebut, misalnya:
- Anjing menggonggong tanda ada orang masuk halaman.
3. Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, tanda ini dibedakan
atas :

a. Yang bersifat verbal, adalah tanda yang dihasilkan manusia


melalui alat-alat bicara.
b. Yang bersifat non-verbal, dibedakan menjadi 2, yaitu:

  tanda yang dihasilkan anggota badan, dikenal sebagai bahasa isyarat,


misalnya acungan jempol bermakna hebat / bagus.

  tanda yang dihasilkan melalui bunyi (suara), misalnya bersiul bermakna


gembira, memanggil, ingin kenal, dsb.
JENIS-JENIS MAKNA
1. Makna Leksikal: merupakan makna yang sebenarnya, yang sesuai dengan
hasil observasi indera kita, makna apa adanya, makna yang ada di dalam kamus.

Misalnya, kuda bermakna leksikal sejenis binatang berkaki empat yang biasa
dikendarai.

2. Makna Gramatikal: makna gramatikal terjadi apabila terdapat proses


afiksasi, reduplikasi, komposisi dan kalimatisasi.

Misalnya, berkuda, kata dasar kuda berawalan ber- yang bermakna mengendarai
kuda.
3. Makna Kontekstual: makna sebuah kata yang berada di dalam suatu konteks.
Misalnya:

- Rambut di kepala nenek belum ada yang putih. (bermakna kepala)

- Sebagai kepala sekolah dia harus menegur murid itu. (bermakna


pemimpin di sekolah)

Makna konteks dapat juga berkenaan dengan konteks situasinya, yakni tempat,
waktu dan lingkungan penggunaan bahasa itu, misalnya: tiga kali empat berapa?
Pertanyaan tersebut apabila dilontarkan kepada anak SD jawabannya adalah dua
belas, tetapi apabila dilontarkan kepada tukang cetak foto jawabanya adalah dua
ratus atau tiga ratus, karena pertanyaan tersebut mengacu pada biaya pembuatan
pas photo yang berukuran tiga kali empat centimeter.
4. Makna referansial : merupakan makna yang berhubungan langsung
dengan kenyataan atau referent (acuan), makna referensial disebut juga
makna kognitif, karena memiliki acuan. Misalnya :

a. orang itu menampar orang

b. orang itu menampar dirinya

Pada kalimat a , orang 1 dibedakan maknanya dari orang 2 karena orang 1


sebagai pelaku dan orang 2 sebagai orang yang ditampar,

Sedangkan pada kalimat b, orang memiliki makna referensial yang sama


dengan  orang 1 dan orang 2 karena mengacu kepada konsep yang sama.
5.Makna kognitif : disebut juga makna denotative
adalah makna yang menunjukkan adanya hubungan
antara konsep dengan dunia kenyataan. Makna kognitif
tidak hanya dimiliki kata-kata yang menunjuk benda-
benda nyata, tetapi mengacu pula pada bentuk-bentuk
yang memiliki makna kognitif.

Misalnya orang itu mata duitan.


6. Makna Konotatif : merupakan makna yang bukan sebenarnya yang umumnya
bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Dalam makna konotatif terdapat makna konotatif positif dan negatif.

7. Makna konseptual : merupakan makna yang dimiliki oleh sebuah leksem


terlepas dari sebuah konteks atau asosiasi apa pun, misalnya kata kuda memiliki
makna konseptual sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai.

8.Makna asosiatif : makna yang dimiliki oleh sebuah leksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar
bahasa. Misalnya kata melati berasosiasi dengan suci atau kesucian, kata merah
berasosiasi dengan berani.
9. Makna idiom : makna leksikal yang terbentuk dari beberapa kata. Kata-
kata yang disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna
berlainan. Misalnya , meja hijau bermakna pengadilan, membanting tulang
bermakna bekerja keras.

10. Makna pribahasa : makna yang hampir mirip dengan makna idiom, akan
tetapi terdapat perbedaan, makna pribahasa adalah makna yang masih dapat
ditelusuri dari makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna
asli dengan maknanya sebagai pribahasa, sedangkan makna idiom tidak dapat
diramalkan.

Misalnya, seperti anjing dan kucing yang bermakna dua orang yang tidak
pernah akur. Makna ini memiliki asosiasi bahwa binatang yang namanya
anjing dan kucing jika bersuara memang selalu berkelahi, tidak pernah damai.
RELASI MAKNA
Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara
satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Relasi
makna terdiri dari:
1.      Sinonimi
2.      Antonimi dan Oposisi
3.      Hominimi, homofoni, dan homografi
4.      Hipomini dan hipermini
5.      Ambiguitas
6.      Redundansi
MEDAN MAKNA
Medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang
maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian
dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta
tertentu. Misalnya nama-nama warna, perabot rumah tangga,
atau nama-nama perkerabatan yang masing-masing merupakan
medan makna. Medan warna dalam bahasa Indonesia
mengenal warna merah, coklat, biru, kuning, abu-abu, putih
dan hitam. Untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda,
bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan, seperti
merah darah, merah jambu dan merah bata.
KOMPONEN MAKNA
Komponen makna adalah makna yang dimiliki oleh
setiap kata yang terdiri atas sejumlah komponen yang
membentuk keseluruhan makna kata itu. Komponen
makna atau komponen semantik mengajarkan bahwa
setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau
beberapa unsur yang bersama-sama membentuk
makna kata atau makna unsur leksikal tersebut.
KOMPONEN AYAH IBU
MAKNA
1.INSAN + +
2.DEWASA + +
3.KAWIN + +
4.JANTAN + -

Perbedaan makna antara kata ayah dan ibu hanyalah pada


ciri makna atau komponen makna: ayah memiliki makna
‘jantan’ sedangkan kata ibu tidak memiliki makna ‘jantan’.
MANFAAT SEMANTIK DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA

Semantik adalah studi tentang makna, subjek yang luas


dalam studi umum bahasa. Pemahaman semantik sangat
penting untuk mempelajari bahasa akuisisi (bagaimana
pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara
dan penulis, pendengar dan pembaca) dan perubahan
bahasa (bagaimana mengubah makna dari waktu ke
waktu).

Anda mungkin juga menyukai