Nim : 1979211015
Uas : semantik
Prodi : sastra melayu
Semester 4 reg B
JAWABAN :
1. Semantika (semantics) adalah ilmu yang objek kajiannya ihwal makna tanda
bahasaSemantika berbeda dengan semantik, semantika ilmunya, sedangkan semantik
adalah bidang kajiannyaSemantika menurut Kridalaksana adalah cabang semiotika yang
mempelajari hubungan antara lambang dan referennya
Untuk memahami apa yang dimaksud makna, kita dapat melihat dari beberapa pendekatan,
yaitu pendekatan konseptual, pendekatan komponensial, pendekatan
operasionalPendekatan konseptual menyatakan setiap kata/leksem pada dirinya secara
inheren telah terkandung suatu makna yang bias berupa gagasan, ide, konsep hal atau
prosesPendekatan komponensial menyatakan bahwa setiap makna sebuah kata/leksem
terdiri dari sejumlah komponen yang secara keseluruhan membentuk makna kata
tersebutPendekatan operasional menyatakan makna sebuah kata/leksem beru jelas bila
kata/leksem itu sudah digunakan di dalam konteks kalimat tertentu
2. Sinonim dan antonimSecara etimologi, sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno yang
terdiri dari dua kata, yaitu onoma=nama dan syn=sama dengan. Secara harafiah, sinonim
dapat diartikan sebagai ‘nama lain untuk benda lain pula’, sedangkan secara semantis,
sinonim dapat didefinisikan sebagai ungkapan (dapat berupa kata, frase, atau kalimat)
yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lainDua buah kata yang
bersinonim tidak memiliki makna yang persis sama. Oleh karena itu, kata-kata tersebut
tidak selalu dapat saling menggantikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadi,
yaitu (1) faktor waktu yang berbeda, (2) faktor tempat atau daerah yang berbeda, (3)
faktor sosial, (4) faktor bidang kegiatan, (5) faktor nuansa makna
Antonim berasal dari onona yang berarti nama dan anti yang berarti melawan (Yunani
Kuno). Secara semantis, antonim berarti ungkapan (biasanya kata) yang dianggap
bermakna kebalikan dari makna ungkapan lain. Antonim sering juga disebut dengan
istilah oposisi, ada kata-kata yang memiliki oposisi mutlak, oposisi kutub, oposisi
hubungan, oposisi hierarkial, oposisi majemuk.
Polisemi adalah suatu bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari
satu. Polisemi terjadi karena:Faktor gramatikalFaktor leksikalFaktor pengaruh bahasa
asingFaktor pemakai bahasaFaktor keterbukaan bahasa
Hiponim berasal dari kata onama (nama) dan hypo (di bawah). Secara harfiah hiponim
berarti nama yang termasuk di bawah nama lain. Secara semantis, hiponim dapat
didefinisikan sebagai ungkapan (kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap
merupakan bagian dari makna ungkapan lainBerbeda dengan anonim, sinonim, dan
homonim yang memiliki hubungan dua arah maka hiponim memiliki hubungan satu
arahHiponim memiliki hubungan transitif, maksudnya jika a merupakan hiponim dari b,
dan b adalah hiponim dari c, maka seharusnya merupakan hiponim dari c
7. Makna asosiatif adalah makna kata yang muncul karena ada hubungan kata tersebut
dengan hal yang lain diluar bahasa. Contohnya kata merah berasosiasi berani, hitam
berasosiasi buruk dan lainnya.contoh : Bisnis makanan ibu Ani kini telah menggurita,
banyak orang tertaring bergabung didalamnya. Menggurita artinya mempunyai banyak
cabang.
Perluasan makna adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada
mulanya hanya memiliki sebuah makna tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi
memiliki makna-makna lain, misalnya kata saudara.
Kekaburan makna kata tersebut memuat bahasa atau makna yang tidak bisa dipahami
karena menimbulkan makna yang tidak jelas dan terkesan ambigu yang tentunya dapat
berdampak buruk bagi suatu makna kata dalam suatu bacaan.
Contoh kata hutan dan rimba, gunung dan bukit
8. Peribahasa memiliki makna tersirat yang berkaitan dengan sikap serta perilaku manusia
yang digambarkan melalui berbagai situasi yang berkaitan dengan alam sekeliling, baik
benda, hewan maupun tumbuhan. Tujuannya adalah untuk memberikan pengajaran atau
teguran secara halus dan sopan.
Tong kosong berbunyi nyaring. Artinya, orang yang bodoh biasanya banyak
bicaranya.
Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri. Artinya, belajar
mengendalikan diri serta belajar untuk meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.
Ungkapan adalah gabungan kata yang telah melalui penyatuan makna, namun tidak
diartikan melalui makna unsur gabungan kata tersebut.
Si jago merah : api.
Setahun yang lalu lahan perkebunan karet di Kalimantan habis dilahap si jago
merah.
Panjang tangan : suka mencuri.
Wanita yang panjang tangan itu sudah tidak tinggal disini lagi.
9. Ambiguitas berasal dari ambiguity, yang berarti suatu konstruksi dapat ditafsirkan lebih
dari satu arti.
Ada tiga bentuk utama ambiguitas: Ambiguitas pada tingkat fonetik Ambiguitas pada
tingkat gramatikal Ambiguitas pada tingkat leksikal
- Ketidakjelasan konteks
Contoh :
Frasa ini bisa bermakna mendapat kebaikan dari orang lain dan harus bisa dibalas atau
juga bisa bermakna utang yang dipunyai Budi.
10. Deiksis adalah kata atau frasa yang rujukannya tidak tetap [1]. Ada tiga jenis deiksis, yaitu
deiksis ruang (misalnya ini, di situ, dan begitu), deiksis persona (misalnya saya, kamu,
dan ia), dan deiksis waktu (misalnya kemarin, sekarang, dan besok). Ketiga jenis deiksis
ini bergantung pada interpretasi para peserta komunikasi yang berada di dalam konteks
yang sama