Anda di halaman 1dari 18

DORMANSI

ELRISA RAMADHANI, SP, M. Si


MAHMUDAH, SP, MP
Wikka Sasvita, M, Agr
Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menyiapkan dan melakukan pengujian benih


Dormansi : keadaan tidak aktif yang bersifat sementara yang artinya walaupun
berada dalam lingkungan yang sesuai bagi perkecambahan baginya, benih tidak
mau berkecambah

Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya,
atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut
Penyebab dormansi dapat terletak pada kulit benih dan
bagian dalam benih
Faktor – faktor penyebab dormansi benih (terletak pada kulit benih) :
1. Embrio yang rudimenter
2. Embrio yang dorman
3. Kulit benih yang kedap terhadap air dan udara
4. Adanya zat penghambat perkecambahan
Dormansi pada benih dapat disebabkan (berada pada dalam benih) :

1. Keadaan fisik (morfologis) dari kulit biji, contoh : kulit biji yang
impermeable terhadap air dan gas pada benih dari famili
Leguminosae
2. Keadaan fisiologis dari embrio, contoh : Im-maturity pada embrio
benih wortel (Daucus carota L.)
3. Kombinasi dari kedua keadaan tersebut, contoh : pada benih
Fraxinus excelsior, dormansinya disebabkan oleh kombinasi dari
keadaan pericarp yang membatasi masuknya oksigen, im-maturity
embrio dan kebutuhan akan perlakuan chilling
Benih dikatakan quisence yaitu bila benih tidak mau berkecambah karena
menghadapi lingkungan kering
Artinya bila ditempatkan pada lingkungan yang basah, kemampuan
berkecambahnya akan timbul

Periode dormansi, yaitu waktu rata-rata antara waktu panen sampai benih
mampu berkecambah dalam keadaan normal
E. H. ROBERTS dalam “Viability of Seeds”, sehubungan dengan dormansi
benih ini telah dibagi sebagai berikut :
1. Dormansi sebagai sifat keturunan atau primer
2. Dormansi sekunder
3. Dormansi karena lingkungan
Dormansi dapat dipecahkan dengan perlakuan

• Skarifikasi (penggoresan, pengikiran)


• Stratifikasi, suhu rendah atau suhu tinggi
• Alternating temperature
• Pelunakan kulit benih
• Perusakan strophiole benih
• Penggunaan zat kimia ; dengan asam keras (H2SO4, HNO3, KNO3, dll) dan
ZPT (GA3, Cytokinin, dll)
Macam – Macam dormansi
• Dormansi menurut Lakitan (1996) dapat dibedakan menjadi :
1. Endodormansi, yaitu dormansi dimana reaksi awal yang menyebabkan pengendalian
pertumbuhan berasal dari sinyal endogen atau lingkungan yang langsung diterima
oleh organ itu sendiri
2. Paradormansi adalah dormansi dimana reaksi awal yang mengendalikan pertumbuhan
berasal dari sinyal spesifik yang berasal dari organ diluar dari organ yang mengalami
dormansi. Contoh : kasus dormansi apical yang menyebabkan tunas lateral menjadi
dorman, atau dormansi tunas yang dikendalikan oleh daun di dekatnya. Paradormansi
sebelumnya juga dikenal sebagai ektodormansi
3. Ekodormansi adalah dormansi yang disebabkan oleh satu atau lebih faktor lingkungan
yang tidak sesuai untuk metabolism yang mengakibatkan terhentinya pertumbuhan
Secara umum dormansi pada benih dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Dormansi primer (innate dormancy)
Dormansi ini disebabkan oleh faktor fisik dan fisiologis.
Faktor fisik yang menyebabkan pembatas struktural terhadap perkecambahan adalah :
- sel palisade di kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis
terhadap masuknya air atau gas pada berbagai jenis tanaman
- Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio
Faktor fisiologis yang menyebabkan dormansi adalah embrio yang belum sempurna
pertumbuhannya atau belum matang. Benih – benih tersebut memerlukan jangka waktu
tertentu agar dapat berkecambah (penyimpanan) tergantung jenis benih
Benih ini biasanya ditempatkan pada kondisi temperature dan kelembaban tertentu agar
viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio terbentuk sempurna dan dapat berkecambah
b. Dormansi sekunder (induced dormancy)
Dormansi sekunder adalah benih – benih yang pada keadaan normal
maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang
tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan
kemampuannya untuk berkecambah. Misalnya kegagalan memberikan
cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya.
Mekanisme dormansi sekunder diduga karena terkena hambatan pada titik –
titik krusial dalam sekuens metabolik menuju perkecambahan dan
ketidakseimbangan zat pemacu pertumbuhan versus zat penghambat
pertumbuhan
Tugas Praktikum
Adapun cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum adalah:

Cara kerja biji berkulit tipis

1. Biji berkulit tipis disiapkan diantaranya biji kacang hijau dan biji kacang tanah dengan masing-masing 6 butir biji/ perlakuan

2. Media tanam dibuat dengan memasukkan kapas kedalam gelas plastik lalu dilembabkan dengan diberikan sedikit air.

3. Biji diberikan 3 perlakuan dengan 2 ulangan yang meliputi : perlakuan 1 : dengan media kapas kering, perlakuan 2 : dengan
media kapas lembab dan perlakuan 3 : dengan media kapas tergenang.

4. Sebelum biji dimasukkan kedalam media tanam, biji direndam terlebih dahulu

5. Biji ditanam dalam media kapas dengan berbagai perlakuan tadi, kemudian biji yang telah ditanam pada media diberi
keterangan sampel.

6. Amati perkecambahan biji selama 6 HST


Tugas Praktikum
Cara kerja biji berkulit tebal :
1. Biji berkulit tebal disiapkan diantaranya biji sirsak, biji sawo dengan masing-masing 4 butir biji/ perlakuan 
2. Media tanam dibuat dengan memasukkan kapas ke dalam gelas plastik lalu dilembabkan 
3. Biji diberikan 3 perlakuan dengan 2 ulangan yang meliputi : perlakuan 1 : dengan diamplas; perlakuan 2 : dengan
direndam air mendidih selama 5 menit; perlakuan 3 : dengan direndam NaCl (larutan garam dapur) selama 10 menit.
4. Biji diamplas kemudian direndam dalam air selama 10 menit dan dimasukkan dalam media tanam kapas yang telah
dilembabkan tadi. 
5. Biji yang telah ditanam pada media diberi keterangan sampel
6. Amati perkecambahan biji selama 6 HST.
Tugas Praktikum
1. disiapkan umbi bawang putih dan bawang merah dengan masing-masing 4 umbi/ perlakuan

2. Media tanam dibuat dengan media tanah gembur ke dalam polibag 

3. Umbi diberikan 3 perlakuan dengan 2 ulangan yang meliputi :

• bawang putih, perlakuan 1 : dengan tanpa perlakuan (hanya dikupas dari kulit); perlakuan 2 : dengan disimpan dalam kulkas
selama 1 hari 1 malam; perlakuan 3 : dengan disimpan dalam kulkas 1 hari 1 malam dengan direndam air kelapa

• Bawang merah, perlakuan 1 : hanya dengan memotong ¼ bagian atas umbi bawang; perlakuan 2 : dengan disimpan dalam
kulkas selama 1 hari 1 malam; perlakuan 3 : dengan disimpan dalam kulkas 1 hari 1 malam dengan direndam air kelapa

4. Umbi kemudian ditanam di dalam media yang telah disiapkan

5. Umbi yang telah ditanam pada media diberi keterangan sampel

6. Amati perkecambahan umbi selama 6 HST.


Format Data
1. Hasil Benih Berkulit Tipis
Tanggal Ulanga Parameter Pengamatan
n Kacang Hijau Kacang Tanah
K L T K L T

2 HST I
II
4 HST I
II
6 HST I
II

Keterangan : K=Kering, L=Lembab, T=Tergenang


Format Data
2. Hasil Benih Berkulit Tipis
Tanggal Ulangan Parameter Pengamatan
Sirsak Sawo
P N A P N A
2 HST I
II
4 HST I
II
6 HST I
II

Keterangan : P=Amplas, N=Air Panas, A=Air Garam


Format Data
3. Hasil Umbi
Tanggal Ulangan Parameter Pengamatan
Bawang Putih Bawang Merah
T K R T K R
2 HST I
II
4 HST I
II
6 HST I
II

Keterangan : T=Tanpa Perlakuan, K=Disimpan dalam kulkas, R= Disimpan dalam kulkas + Air kelapa

Anda mungkin juga menyukai