Anda di halaman 1dari 14

FISIOLOGI

TUMBUHAN TB 19

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


“PEMATAHAN DORMANSI”

NABILA FARAH HUDA


03.06.21.0201

DOSEN PENGAMPU : Asih Farmia, SP, M Agr.Sc


ASISTEN DOSEN : Elea Nur Aziza, SP, M.Sc
PLP : Sumanto, SST

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
YOGYAKARTA
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN POLITEKNIK
PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528

LAPORAN PRAKTIKUM

I. Identitas
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan
Acara Praktikum : Praktikum Acara 10 Pematahan Dormansi
Tujuan : Mampu Menangani Pematahan Dormansi dengan Baik dan Benar
Tempat : Di rumah (Mojo Wetan, Kebupaten Sragen, Jawa Tengah)
Hari, Tanggal : Jumat, 26 November 2021
Nama Mahasiswa : Nabila Farah Huda
Semester : 1 (Satu)
Dosen Pengampu : Asih Farmia, SP, M Agr.Sc
Asisten Dosen : Elea Nur Aziza, SP, M.Sc
PLP : Sumanto, SST

II. Dasar Teori


A. Pengertian Pematahan Dormansi
Dormansi benih adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami
organisme hidup sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung
pertumbuhan normal. Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh rendah atau
tidak adanya proses imbibisi air, proses respirasi terhambat, rendahnya proses
mobilisasi cadangan makanan, dan rendahnya proses metabolisme cadangan
makanan. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit
biji, kondisi fisiologis dari embrio, atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan
tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu benih dapat berkecambah atau tidak
maka dormansi perlu dipecahkan dan dipersingkat dengan beberapa cara berikut:

1. Dengan perlakuan mekanis


Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang
keras sehingga lebih permeabel terhadap air. Terbagi dalam 2 cara yaitu:
a. Skarifikasi
Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengikir atau menggosok
kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau,
perlakuan gocangan untuk benih yang memiliki sumber gabus. Bertujuan
untuk melemahkan kulit biji yang keras, sehingga lebih permeabel
terhadap air atau gas.
b. Tekanan
Benis-benih setelah diberi perlakuan dengan tekanan hidraulik
2000 atm pada 180C selama 5-20 menit ternyata perkecambahannya
meningkat sebesar 50-200%. Efek tekanan terlihat setelah benih-benih
tersebut dikeringkan dan disimpan, tidak diragukan lagi perbaikan
perkecambahan terjadi disebabkan oleh perubahan permeabilitas kulit
biji terhadap air.

2. Dengan Perlakuan Kimia


Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih
mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti
asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji
menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Sebagai
contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit
sebelum tanam.

3. Dengan Perlakuan Perendaman Dengan Air


Pematahan dormansi benih dapat dilakukan pula dengan cara
perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air
oleh benih. Caranya dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada
suhu 60 - 70 derajat celcius dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama
beberapa waktu.

4. Dengan Perlakuan Suhu dan Perlakuan Cahaya


Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah
pada keadaan lembap (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah
perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan
penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang
merangsang pertumbuhan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam
jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari
terhadap persentase dan laju perkecambahan benih.

5. Perlakuan Pemberian Temperatur Tertentu


Keadaan dormansi pada beberapa benih dapat diatasi dengan
pemberian efek dari temperatur rendah dan agak tinggi. Tetapi temperatur
ekstrim dari perlakuan ini tidak boleh berbeda lebih dari 100 atau 200 derajat
celcius. Temperatur tinggi jarang digunakan untuk memecahkan dormansi
benih, kecuali baru kelapa sawit. Biasanya temperatur tinggi malah
meningkatkan dormansi benih daripada memperbaiki perkecambahnnya

B. Perlakuan Biji Setelah Dormansi


Perkecambahan suatu biji yang telah mengalami kematangan baru akan
berlangsung setelah masa dormasi terlewati, yaitu suatu keadaan pertumbuhan
yang tertunda atau istirahat, merupakan kondisi yang berlangsung selama suatu
periode yang tidak terbatas walaupun berada dalam keadaan yang
menguntungkan untuk perkecambahan. Perkecambahan tidak terlepas pula dari
faktor – faktor lingkungan (Harjadi, 1986).

Secara umum dormansi biji dapat dipatahkan dengan semua metode


meskipun banyak terjadi kontaminasi terhadap biji dan tanaman yang
menyebabkan tumbuhan tidak survive. Hal ini sesuai dengan literatur
(Kartasapoetra, 2003) yang menyatakan bahwa dormansi dapat diatasi dengan
melakukan pemarutan atau penggoresan yaitu dengan menghaluskan kulit benih
agar dapat dilalui air dan udara.

Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis


berikut: imbibisi dan absorbsi air, hidrasi jaringan, absorbsi oksigen, pengaktifan
enzim, transfor molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio, peningkatan
respirasi dan asimilasi, inisiasi pembelahan dan pembesaran sel serta munculnya
embrio (Kurniawati, 2009).
Ontogeni perkecambahan meliputi dua fase metabolik yang berbeda,
yaitu: hidrolisis secara enzimatik terhadap cadangan makanan yang disimpan
dan disintesis jaringan baru dari senyawa yang dihidrolisis (yaitu dari gula, asam
amino, asam lemak, dan mineral yang dibebaskan) (Harjadi, 1986).

Menurut Goldsworthy (2002) ternyata didalam bijian berkecambah terdapat


beberapa enzim antara lain; alfa amilase, lipase, peptida hidrolase, amilolitik,
protease, isositrat liase, ß-manase, alfa galaktosidase, aminoliase, dan nitrat
reduktan

III. Alat & Bahan


A. Alat
1. ATK
2. Nampan plastik
3. Laptop/ Komputer
4. Hand sprayer tangan
5. Handphone
B. Bahan
1. Benih cabai
2. Air hangat
3. Air
4. Media yang diayak

IV. Cara Kerja


1. Menyiapkan 10 benih cabe
2. Menyiapkan air hangat dengan suhu 60-70⁰C
3. Memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60-70⁰C dan dibiarkan
sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu sekitar 3-4 jam.
4. Meniriskan benih di kertas tissue sampai kering
5. Menyiapkan 2 nampan plastiki yang disi media
6. Menanam 10 benih cabe yang ssudah di rendam di air hangat dan 10 benih
yang tidak direndam air hangat
7. Menyiram benih setiap hari dengan hand sprayer tangan sampai kondisi
media basah tapa jangan sampai tergenang
8. Media tanam dijaga jangan sampai kering
9. mengamati perkembamgan yang terjadi selama 10 hari
10. Membuat laporan sesuai dengan format
11. Menjawab pertanyaan yang ada di petunjuk praktikum pertemuan 11.
12. Mengirimkan laporan dan jawaban pertanyaan melalui SIATO.

V. Hasil Pengamatan

Hari Ke Pertumbuhan dan Perkembangan Dokumentasi


Biji

Ke-1 Pada hari pertama pengamatan tampak


Minggu, 28 bahwa benih cabai dengan kode A (air
November biasa) dan kode B (air hangat) belum
2021 menunjukan tanda-tanda pertumbuhan
dan perkecambahan pada masing-
masing wadah. Keduanya masih berupa
benih cabai yang tertutup. Dalam fase
ini benih masih dalam fase dormansi.

Ke-2 Pada hari kedua pengamatan tampak


Senin, 29 bahwa kedua benih juga belum
November menunjukan tanda perkecambahan.
2021 Baik benih A (air biasa) dan benih B
(air hangat) belum tampak perbedaan
antara keduanya. Dalam keadaan ini
benih masih dalam fase dormansi
dengan tahap awal imbibisi.
Ke-3 Pada hari ketiga pengamatan pun kedua
Selasa, 30 wadah, baik wadah A (air biasa) dan
November wadah B (air hangat) belum
2021 menunjukan tanda perkecambahan
antara keduanya. Benih keduanya
belum menunjukan perbedaan masih
berupa benih cabai tertutup. Dalam fase
ini benih sudah mulai memasuki fase
imbibisi.

Ke-4 Pada hari keempat pengamatan yang


Rabu, 1 dilakukan kedua wadah baik wadah A
Desember (air biasa) maupun wadah B (air
2021 hangat) belum menunjukan tanda-tanda
perkecambahan benih cabai pada
keduanya. Sehingga belum ada
perbedaan yang dapat dibandingkan
antara keduanya. Pada fase ini benih
biasanya sudah berada di proses
imbibisi dan mulai mempersiapkan
untuk tumbuh dan berkecambah.

Ke-5 Pada hari kelima pengamatan yang


Jumat, 3 dilakukan, tampak wadah B yang
Desember benihnya diberi perlakuan perendaman
2021 air hangat mulai menunjukan tanda
pertumbuhan perkecambahan lebih
dulu. Pada gambar terlihat 1 benih yang
mulai tumbuh berkecambah pada
wadah B dan beberapa benih mulai
lainnya mulai terbuka dan tampak
keputihan sebagai tanda-tanda
perkecambahan. Sedangkan wadah A
yang tidak diberi perlakuan tampak
belum menunjukan tanda pertumbuhan
dan perkecambahan pada benih.
Sehingga dapat dilihat bahwa wadah B
yang benihnya direndam air hangat
menunjukan tanda perkecambahan
lebih dahulu daripada wadah A.

Ke-6 Pada hari keenam pengamatan terlihat


Minggu, 5 pertumbuhan benih cabai pada kedua
Desember wadah baik A maupun B sama-sama
2021 telah menunjukan perkecambahan.
Wadah B dengan perlakuan air hangat
menunjukan perkecambahan benih
yang lebih signifikan dibandingkan
wadah A. Pada wadah B terdapat 10
benih yang telah berkecambah setinggi
0,2 cm. Sedangkan wadah A hanya
terdapat 4 benih cabai yang mulai
berkecambah namun tingginya masih
sangat kecil sekitar 0,1 cm. Jadi tampak
bahwa wadah B yang benihnya diberi
perlakuan perendaman air hangat
memiliki pertumbuhan perkecambahan
benih yang lebih cepat dibandingkan
wadah A yang benihnya tidak diberi
perlakuan sedemikian rupa.
Ke-7 Pada hari ketujuh tampak pertumbuhan
Senin, 6 kecambah pada benih cabai mulai
Desember tampak meninggi. Pada wadah B
2021 petumbuhan benih tampak lebih
banyak dan lebih tinggi dibandingkan
wadah A. Wadah A hanya terdapat 8
benih yang tumbuh dan berkecambah
dengan tinggi sekitar 0,4 cm dan
memiliki daun sekitar 1-2 helai.
Sedangkan wadah B terdapat 10 benih
dengan tinggi mencapai 0,9 cm dengan
jumlah helai dain antara 2-4 helai daun.
Perbedaan pertumbuhan keduanya
sangat tampak, benih cabai pada wadah
B tumbuh lebih signifikan dibanding
benih cabai pada wadah A.

Ke-8 Pada hari kedelapan pertumbuhan yang


Selasa, 7 diamati terlihat benih cabai semakin
Desember tinggi dan sehat. Pada wadah B yang
2021 diberi perlakuan air hangat memiliki
tinggi tanaman mencapai 1,2 cm
dengan daun sekitar 2-4 helai.
Sedankan wadah A yang tidak diberi
perlakuan, tanamannya memiliki tinggi
sekitar 0,7 cm dengan jumlah helai
daun sekitar 1-2 helai. Pada
pengamatan terlihat benih cabai pada
wadah B tumbuh lebih baik, lebih
tinggi, dan lebih banyak dibandingkan
benih dalam wadah A.
Ke-9 Pada hari kesembilan pengamatan
Rabu, 8 tampak bahwa pertumbuhan benih
Desember cabai pada wadah B jauh lebih
2021 signifikan dibandingkan wadah A. pada
wadah B yang diberi perlakuan air
hangat benih cabai tumbuh setinggi 1,5
cm dengan helai daun berjumlah 3-4
helai dengan warna hijau segar.
Sedangkan untuk benih cabai dalam
wadah A hanya memiliki tinggi sekitar
0,9 cm dengan jumlah daun sekitar 2
helai. Hal tersebut menunjukan
pertumbuhan dan perkecambahan
benih pada wadah B jauh lebih cepat
dan signifikan dibandingkan benih
cabai dalam wadah A.

Ke-10 Pada hari pengamatan yang kesepuluh


Kamis, 9 tampak bahwa perkecambahan yang
Desember paling tampak signifikan adalah benih
2021 cabai pada wadah B yang diberikan
perlakuan perendaman benih dengan
air hangat menunjukan laju
pertumbuhan dan perkecambahan yang
lebih cepat dan lebih banyak jika
dibandingkan dengan benih cabai
dalam wadah A. Pada wadah B tinggi
tanaman cabai berkisar 2 cm dengan
jumlah daun berkisar 4 helai sedangkan
pada wadah A tinggi tanaman cabai
hanya berkisar 1,3 cm dengan jumlah
daun 2 helai. Hal ini menunjukan
bahwa proses pertumbuhan dan
perkecambahan cabai dalam wadah B
jauh lebih unggul dibandingkan wadah
A. Sehingga dapat diketahui bahwa
pengaruh perlakuan perendaman air
hangat berpengarug dalam
pertumbuhan dan perkecambahan
benih tanaman cabai.

VI. Pembahasan

Berdasarkan praktikum pematahan dormansi mengenai pertumbuhan dan


perkembangan biji yang telah dilakukan terhadap benih cabai yang diberi perlakuan
berupa perendaman air hangat dan yang tidak diberi perlakuan dapat diketahui bahwa
benih yang diberi perlakuan perendaman dengan air hangat bersuhu 60-70 derajat
celcius memiliki laju pertumbuhan dan perkecambahan yang lebih cepat
dibandingkan benih yang tidak diberi perlakuan demikian. Hal ini sesuai dengan teori
pematahan dormansi dengan perlakuan air hangat. Berdasarkan teori, perendaman
benih dengan air yang bersuhu 60-70 derajat celcius dapat memicu dan merangsang
perkecambahan benih lebih cepat karena perlakuan ini bertujuan memudahkan
penyerapan air oleh benih. Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diamati bahwa
pertumbuhan benih cabai dalam wadah B jauh lebih cepat dan lebih banyak
dibandingkan benih cabai dalam wadah A.

Pada tabel pengamatan tampak bahwa benih cabai dalam wadah B mulai
berkecambah pada hari kelima sedangkan benih cabai dalam wadah A mulai
berkecambah di hari ketujuh. Pada hari kesepuluh pengamatan tampak bahwa benih
cabai pada wadah B telah tumbuh setinggi 2 cm dengan 4 helai daun sedangkan benih
cabai pada wadah A hanya setinggi 1,3 cm dengan 2 helai daun pada hari kesepuluh.
Berdasarkan data tersebut tampak bahwa benih cabai dengan perlakuan perendaman
air hangat tumbuh lebih cepat dan signifikan dibandingkan dengan benih yang tidak
diberi perlakuan air hangat. Hal tersebut dikarenakan perendaman dengan air hangat
mampu melunakkan kulit biji dan memudahkan fase imbibisi pada benih dan
menjadikan metabolisme perkembangan biji berlangsung lebih cepat untuk
melakukan perkecambahan. Sehingga, dapat teramati bahwa proses pertumbuhan
dan perkecambahan benih dalam wadah B jauh lebih cepat dan lebih banyak daripada
benih cabai dalam wadah A.

a. Jelaskan jenis – jenis pematahann dormansi, berikan contohnya!


Secara umum menurut Aldrich (1984) Dormansi dikelompokkan menjadi 3 tipe
yaitu:
1. Innate Dormancy (Dormansi Primer)
Dormansi primer adalah dormansi yang paling sering terjadi, terdiri
dari dua sifat:
a. Dormansi eksogenous yaitu kondisi dimana komponen penting
perkecambahan tidak tersedia bagi benih dan menyebabkan
kegagalan dalam perkecambahan. Tipe dormansi tersebut
berhubungan dengan sifat fisik dari kulit benih serta faktor
lingkungan selama perkecambahan
b. Dormansi endogenous yaitu dormansi yang disebabkan karena
sifatsifat tertentu yang melekat pada benih, seperti adanya
kandungan inhibitor yang berlebih pada benih, embrio benih
yang rudimenter dansensitivitas terhadap suhu dan cahaya.
2. Induced Dormancy (Dormansi Sekunder)
Dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan
normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu
keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat
menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah. Misalnya
kegagalan memberikan cahaya pada benih yang membutuhkan
cahaya.
3. Enforced Dormancy
Enforced dormancy yaitu dormansi yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dimana benih yang dapat berkecambah jika faktor
penghambat tersebut dihilangkan.
Sedangkan menurut Sutopo (1985) Dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe
yaitu:
1. Dormansi Fisik
Dormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap
perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga
menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke
dalam biji. Contoh dormansi fisik yaitu imperneabilitas kulit biji
terhadap air (kekerasan benih), resistensi mekanis kulit biji terhadap
pertumbuhan embrio, dan perrneabilitas yang rendah dari kulit biji
terhadap gas-gas.
2. Dormansi Fisiologis
Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme,
tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik
yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh. Contoh
dormansi fisiologis adalah Immaturity Embryo, After Ripening, dan
Photodormansi.

b. Jelaskan mengapa perlu dilakukan pematahan dormansi!


Pematahan dormansi diperlukan dalam proses pertumbuhan dan
perkecambahan benih dikarenakan pematahan dormansi bertujuan untuk
melemahkan kulit biji yang keras, memudahkan penyerapan air oleh benih,
dan merangsang pertumbuhan dan perkecambahan benih. Dengan pematahan
dormansi benih yang ditanam akan lebih mudah dan lebih cepat untuk tumbuh
dan berkembang. Oleh karena itu, pematahan benih perlu dilakukan untuk
mempersingkat masa dormansi benih dan mempercepat proses
perkecambahan benih dan memicu pertumbuhan benih agar dapat tumbuh
lebih cepat.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pematahan dormansi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan biji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Benih cabai memerlukan waktu sekitar 5-6 hari untuk tumbuh berkecambah.
2. Perlakuan perendaman benih dengan air hangat bersuhu 60-70 derajat celcius
berpengaruh bagi laju pertumbuhan dan perkecambahan benih cabai.
3. Benih cabai pada wadah B dengan perlakuan perendaman air hangat tumbuh
lebih cepat, lebih banyak, dan lebih signifikan dibandingakan benih cabai pada
wadah A yang tidak diberi perlakuan.
4. Hasil praktikum mengenai pematahan dormansi sesuai dengan teori yang
disampaikan bahwa dormansi dapat dipercepat dengan perlakuan mekanis,
perlakuan kimia, perlakuan dengan air, perlakuan suhu, dan perlakuan cahaya.

VIII. Daftar Pustaka


Goldsworthy, P. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Harjadi, S. S. 1986. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Kimball, J. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Kurnia Blog. 2017. Tipe Tipe Dormansi Benih. https://kurnia-
12.blogspot.com/2017/09/tipe-tipe-dormansi-benih.html. Diakses pada tanggal
8 Desember 2021 Pukul 01.30 WIB.
Lakitan, B. 2000. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja
Grafind Persada. Jakarta. 218 hlm.
Mugnisjah, W.Q., A. Setiawan, Suwarto, C. Santiwa., 1994. Panduan Praktikum dan
Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Disahkan di Yogyakarta, 9 Desember 2021

Asisten Dosen Praktikan

Elea Nur Aziza, SP., MSc. Nabila Farah Huda

Anda mungkin juga menyukai