Anda di halaman 1dari 4

V.

ANALISIS DATA
Berdasarkan pengamatan pada praktikum fisiologi tumbuhan dengan
topik pemecahan dormansi pada biji, diketahui tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk mematahkan dormansi biji karena kulit biji yang keras dengan
perlakuan fisik dan kemis. Alat yang digunakan yaitu piring plastik,
mangkok, amplas, pinset, baki, kertas label, alat tulis dan alat dokumentasi.
Sedangkan bahan yang digunakan berupa biji srikaya (Annona squamosa)
sebanyak 20 biji dan biji sirsak (Annona muricata) sebanyak 20 biji,
kemudian ada larutan asam cuka (CH3COOH), larutan kapur sirih (CaCO3),
air, dan kapas. Untuk perlakuannya ada perlakuan kontrol, perlakuan biji
yang diamplas, perlakuan perendaman pada larutan asam cuka, dan perlakuan
perendaman pada larutan kapur sirih. Untuk pengamatannya dilakukan
selama 5 minggu.
Berdasarkan data hasil pengamatan, pada biji sirsak dan biji srikaya
dengan perlakuan kontrol dengan aquadest tidak ada yang mengalami
perkecambahan. biji sirsak dan biji srikaya dengan perlakuan di amplas ke
empat sisinya tidak ada yang mengalami perkecambahan. biji sirsak dan biji
srikaya dengan perlakuan perendaman dengan larutan asam cuka
(CH3COOH) selama 1 jam tidak ada yang mengalami perkecambahan. biji
sirsak dan biji srikaya dengan perlakuan perendaman dengan larutan kapur
sirih (CaCO3) selama 1 jam tidak ada yang mengalami perkecambahan. Total
persentase biji srikaya dan biji sirsak yang berkecambah selama 5 minggu
adalah 0%.
Tidak terjadinya perkecambahan pada biji sirsak dan biji srikaya
kemungkinan karena dormansi pada kedua biji tersebut belum waktunya
patah, mengingat kulit yang melindungi biji tersebut keras dan tebal. Menurut
Hidayat (2017) Dormansi benih merupakan suatu keadaan benih tidak
memiliki kemampuan untuk berkecambah dalam jangka waktu tertentu
meskipun pada lingkungan yang memenuhi syarat perkecambahan. Tipe
dormansi benih berbeda antara semua jenis benih. Dormansi dapat terbagi ke
dalam dormansi embrio, dormansi kulit benih, dan kombinasi keduanya.
Perlakuan perendaman dengan air dapat dilakukan untuk memecah kulit biji
dan memudahkan embrio menyerap air. Metode skarifikasi secara mekanis
dan kimia (perendaman air panas dan bahan kimia) merupakan teknik yang
digunakan untuk memecah dormansi. Benih dengan kadar air yang rendah
dapat menurunkan laju perkecambahan, menyebabkan benih menjadi dorman
dan keras sehingga menyebabkan kematian embrio benih. Dormansi benih
juga disebabkan karena adanya impermeabilitas kulit benih terhadap air dan
gas serta embrio yang belum tumbuh sempurna.
Perlakuan dengan mengamplas biji merupakan perlakuan secara fisik
untuk mematahkan dormansi, sedangkan perendaman dengan CH3COOH dan
CaCO3 merupakan secara kemis. Menurut Rumahorbo et al (2020) Perlakuan
pematahan dormasi dapat dilakukan melalui beberapa metode seperti
perendaman dalam air, pengurangan ketebalan kulit, perlakuan dengan zat
kimia, penyimpanan benih dalam kondisi lembab dengan suhu dingin dan
hangat atau disebut stratifikasi. Dormansi benih juga disebabkan karena
adanya impermeabilitas kulit benih terhadap air dan gas serta embrio yang
belum tumbuh sempurna. Masa dormansi benih yang panjang dapat
diperpendek dengan beberapa cara perlakuan fisik, kimia dan biologi.
 Dormansi pada benih memiliki keuntungan antaralain sebagai
mekanisme dalam mempertahankan hidup lebih lama dan memberikan
ketahanan dalam penyimpanan meskipun untuk konsumen benih, kurang
memberikan keuntungan karena benih tersebut apabila langsung ditanam
tidak tumbuh dan apabila tumbuh, pertumbuhannya tidak seragam.  Lamanya
benih mengalami masa dorman atau persistensi berbeda pada setiap spesies
dan varietas. Terdapat dua tipe dormansi benih antaralain dormansi fisik
(dormansi primer) dan dormansi fisiologis (dormansi sekunder). Dormansi
fisik disebabkan oleh adanya pembatas struktural terhadap perkecambahan
berupa kulit biji yang keras dan kedap air yang menjadi penghalang mekanis
masuknya air atau gas pada berbagai jenis tanaman sedangkan dormansi
fisiologis (dormansi sekunder) penyebabnya adalah embrio yang belum
sempurna pertumbuhannya atau belum matang, benih-benih tersebut
memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat berkecambah  sehingga akan
lebih tahan dalam penyimpanan (Ikayanti, 2017).
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada benih sangat
bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe dormansinya,
antara lain yaitu: karena temperatur yang sangat rendah di musim dingin,
perubahan temperatur yang silih berganti, menipisnya kulit biji, hilangnya
kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan, adanya
kegiatan dari mikroorganisme (Kurniasari, 2017).

VI. KESIMPULAN
1. Dormansi benih yaitu keadaan benih tidak memiliki kemampuan untuk
berkecambah dalam jangka waktu tertentu meskipun pada lingkungan
yang optimum.
2. Dormansi benih juga disebabkan karena adanya impermeabilitas kulit
benih terhadap air dan gas serta embrio yang belum tumbuh sempurna.
3. Pada biji srikaya dan biji sirsak dengan semua perlakuan, tidak ada biji
yang berkecambah selama 5 minggu.
4. Perlakuan pematahan dormasi dapat dilakukan melalui beberapa metode,
baik secara fisik atau kimiawi.
5. Terdapat dua tipe dormansi benih antaralain dormansi fisik (dormansi
primer) dan dormansi fisiologis (dormansi sekunder).

VII. DAFTAR PUSTAKA


Hidayat, T., (2017). Teknik Pematahan Dormansi untuk Meningkatkan Daya
Berkecambah Dua Aksesi Benih Yute (Corchorus olitorius L.).
Diakses melalui https://media.neliti.com pada tanggal 19 November
2021.

Ikayanti, F., (2017). Teknik Pematahan Dormansi Pada Benih Padi. Diakses
melalui https://pertanian.pontianakkota.go.id pada tanggal 19 November
2021.

Kurniasari, F., (2017). Perkecambahan Biji Saga (Adenanthera Pavonina)


Dengan Teknik Skarifikasi Pada Berbagai Konsentrasi Media
Tanam Ampas Tahu Sebagai Bahan Ajar Pada Materi Pertumbuhan
Dan Perkembangan Tanaman. Diakses melalui http://repository.um-
surabaya.ac.id pada tanggal 19 November 2021.

Noorhidayati, (2021). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.


Banjarmasin: CV Batang.

Rumahorbo, A.S.R., Duryat, Afif B., (2020). Pengaruh Pematahan Masa


Dormansi melalui Perendaman Air dengan Stratifikasi Suhu
terhadap Perkecambahan Benih Aren (Arenga pinnata). Diakses
melalui https://jurnal.fp.unila.ac.id pada tanggal 19 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai