OLEH KELOMPOK 3:
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2021
PENDAHULUAN
Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air yang disebabkan oleh struktur
benih (kulit benih) yang keras, sehingga mempersulit keluar masuknya air ke dalam
benih.
Respirasi yang tertukar, karena adanya membran atau pericarp dalam kulit
benih yang terlalu keras, sehingga pertukaran udara dalam benih menjadi terhambat dan
menyebabkan rendahnya proses metabolisme dan mobilisasi cadangan makanan dalam
benih.
Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, karena kulit biji
yang cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Pada tanaman pangan,
dormansi sering dijumpai pada benih padi, sedangkan pada sayuran dormani sering
dijumpai pada benih timun putih, pare dan semangka non biji.
Ada beberapa tipe dari dormansi dan kadang-kadang lebih dari satu tipe terjadi
didalam benih yang sama. Di alam, dormansi dipatahkan secara perlahan-lahan atau
disuatu kejadian lingkungan yang khas. Tipe dari kejadian lingkungan yang dapat
mematahkan dormansi tergantung pada tipe dormansi.
Benih yang dorman dapat menguntungkan atau merugikan dalam penanganan
benih. Keuntungannya benih yang dorman adalah dapat mencegah agar tidak
berkecambah selama penyimpanan. Sesungguhya benih-benih yang tidak dorman
seperti benih rekalsitran sagat sulit untuk ditangani, karena perkecambahan dapat terjadi
selama pengangkutan atau penyimpanan sementara. Di suatu sisi, apabila dormansi
sangat kompleks dan benih membutuhkan perlakuan awal yang khusus, kegagalan
untuk mengatasai masalah ini dapat bersifat kegagalan perkecambaan.
Tipe Dormansi
Ada beberapa tipe dormansi, yaitu dormansi Fisik dan dormansi Fisiologis.
1. Dormansi Fisik
Pada tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural terhadap
perkecambahan adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang
mekanis terhadap masuknya air atau gas pada berbagai jenis tanaman. Yang termasuk
dormansi fisik adalah:
a. Impermeabilitas kulit biji terhadap air
Benih-benih yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut benih keras contohnya
seperti pada famili Leguminoceae, disini pengambilan air terhalang kulit biji yang
mempunyai struktur terdiri dari lapisan sel-sel berupa palisade yang berdinding tebal,
terutama dipermukaan paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin.
Di alam selain pergantian suhu tinggi dan rendah dapat menyebabkan benih retak
akibat pengembangan dan pengkerutan, juga kegiatan dari bakteri dan cendawan dapat
membantu memperpendek masa dormansi benih.
Mekanisme fisik
Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi
klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan
memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk
mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi
dormansi embryo.
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada
benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya
perkecambahan biji yang seragam (Schmidt, 2000). Upaya ini dapat berupa pemberian
perlakuan secara fisis, mekanis, maupun chemis. Hartmann (1997) mengklasifikasikan
dormansi atas dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya.
Pemecahan Dormansi
1.Benih padi
Pemecahan dormansi benih padi dilakukan dengan cara melakukan perendaman dalam
air panas pada suhu kurang lebih 400 C selama 24 jam sampai 48 jam.
3. Benih Pare
Pemecahan dormansi dilakukan dengan cara membuka sedikit bagian ujung pangkal
benih dengan menggunakan penjepit / alat pemotong kuku.