Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

OPT
LAPORAN PRAKTIKUM OPT PENYAKIT
TANAMAN PADI

OLEH :
SAMY ADJI
191000254211016

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan HidayahNya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Organisme Pengganggu
Tanaman - Penyakit Pada Tanaman Padi” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Yunita Sabri dan, teman-
teman, serta semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan-laporan praktikum penulis selanjutnya.

Padang, 20 Juni 2020

Penyusun
PENDAHULUAN

1.1 Ruang lingkup

Penyakit tanaman dapat mengubah kehidupan umat manusia dari cukup pangan menjadi
kelaparan dan bahkan kematian. Pada tahun 1940-an sekitar dua juta penduduk Bangladesh
mati kelaparan karena tanaman padi yang diusahakan sebagai pangan pokok terjangkit jamur
Helminthosporium oryzae (Ginting 2013). Hingga saat ini masih terjadi kelaparan di
beberapa negara karena tanaman penghasil pangan di negara setempat tertular penyakit
dengan frekuensi yang meninggi. Perubahan sosial kemasyarakatan di negara berkembang
telah menimbulkan dampak yang luas terhadap perubahan jenis, tingkat serangan,
perkembangan, dan laju penyebaran penyakit tanaman.

Puluhan penyakit dilaporkan mengancam tanaman pangan yang dibudidayakan termasuk


padi. Setiap patogen dapat mengganggu lebih dari satu varietas tanaman padi, dan setiap
varietas tanaman padi dapat diinfeksi oleh lebih dari satu jenis patogen. Penyakit juga dapat
merusak pada bagian organ tertentu atau bahkan ke seluruh organ tanaman (Semangun 2008).
Oleh karena itu, dalam pengelolaan penyakit tanaman yang terpenting adalah menjaga
stabilitas pangan, karena penyakit tanaman dapat terus berkembang dari waktu ke waktu yang
dapat mengancam pertumbuhan dan bahkan menyebabkan gagal panen. Tanaman yang sehat
adalah apabila setiap organ dari tanaman tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis
sesuai dengan potensi genetiknya.

Potensi genetik tanaman padi dapat terekspresikan dengan baik jika kebutuhan untuk
proses fisiologi terpenuhi dari lingkungan tumbuhnya. Praktek pertanian tanaman padi
dengan budi daya sehat yang berorientasi ekosistem tidak hanya mampu mendukung
pertumbuhan secara optimal tetapi juga bersifat ramah lingkungan (Azwir dan Ridwan 2009).
Kendala dan masalah yang dihadapi dalam praktek budi daya padi semakin beragam.
Konversi lahan sawah di sentra penghasil padi masih terus berlangsung. Perubahan iklim
global yang berdampak terhadap anomali iklim mendorong perkembangan hama dan
penyakit yang mengancam keselamatan produksi padi. Akibatnya, keuntungan usaha tani
menurun karena harus dikurangi dengan biaya pengendalian hama penyakit yang semakin
tinggi dan kualitas produksi pun menurun sehingga kalah bersaing di pasar (Untung 2000;
Cantrell 2004). Oleh karena itu, teknologi produksi padi yang sudah berkembang di petani
memerlukan perbaikan sesuai dengan perkembangan masalah yang mengancam dengan
memperhatikan kondisi sumber daya dan lingkungan, termasuk penyakit tanaman yang
berkembang dari waktu ke waktu. (ejurnal.litbang.pertanian.go.id)

Tujuan pratikum
 Supaya kita mengetahui penyakit pada tanaman padi
 Untuk mengetahui cara pengendalian penyakit pada tanaman padi

Manfaat pratikum
Sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan mahasiswa mendapat bekal dan pendalaman
khususnya dalam bidang penyakit penting tanaman utama

lokasi dan waktu pelaksanaan pratikum


lokasi : Kelurahan Sicincin, Payakumbuh timur

POKOK BAHASAN
 Penyakit padi : daun menguning ( penyakit tungro) gejala bisa dilihat dengan perubahan
tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang, dan menguning dari pucuk sampai ke batang,
malai kecil, tidak keluar sempurna, dan padi hampa.
 Pengendalian : bisa dengan menanam padi tahan wereng seperti kelara dan mengendalikan
vector virus tersebut.
 Lokasi pratikum : Kelurahan Sicincin, Payakumbuh timur
 Waktu : Sabtu / 20/06/2020 08.35.15
 Bahan dan alat : buku, pulpen, dan hp
HASIL PENGAMATAN

No Nama Gejala/ Kepadatan Lokasi Status Cara Keterangan


Penyakit. Tanda /Intensitas temuan dan OPT Pengedalian (mis:
(Nama lokal Serangan Serangan karakteristik yang telah kearifan
umum), dan lokasi dilakukan lokal
Patogen komoditas
penyebabnya
(lokal-latin)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. penyakit Terdapat 15 % Jalan raya sei penya Ada dua
Hawar daun pada tepi lareh, lubuk kit cara yaitu
bakteri daun atau minturun, teknik
(disebabkan bagian kec. Koto budidaya
oleh bakteri daun yang tangah, dan dengan
xanthomona luka sumatera varietas
s oryzae pv berupa barat tahan
oryzae garis
(xoo) bercak
kebasahan
2. Penyakit Disebabka 10 % Jalan raya sei penya Gunakan 5.
busuk n oleh lareh, lubuk kit padi yang
pelepah serangan minturun, tahan
daun jamur kec. Koto terhadap
(rhizoctonia rhizoctoni tangah, penyakit,
solani) a sp. sumatera lakukan
Jamur ini barat pengendalia
menyerang n penyakit
daun dan dengan cara
pelepah menyemprot
daun yang kan
sudah fungisida
membentu pada saat
kan pembentuka
anakan n anakan
tanaman padi, adapun
padi fungisida
yang
digunakan
adalah
delsen mx
200
3. Penyakit Daun 10 % Jalan raya sei penya bisa dengan Pestisida
tungro mengunin lareh, lubuk kit menanam nabati
g minturun, padi tahan
kec. Koto wereng
tangah, seperti
sumatera kelara dan
barat mengendali
kan vector
virus
tersebut.

Penyakit Hawar daun

Penyakit busuk pelepah daun

Penyakit tungro

PEMBAHASAN

1. Penyakit hawar daun : disebabkan oleh bakteri xanthomonas oryzae pv oryzae


merupakan salah satu penyakit utama yang membatasi produk padi sawah
2. Penyakit tungro : tanaman padi yang terinfeksi virus tungro menunjukan gejala
perubahan warna pada daun muda, yaitu menjadi kuning-oranye dan umumnya perubahan
warna daun dimuali dari ujung daun, tanaman padi menjadi kerdil, jumlah anakan sedikit, dan
pertumbuhannya terhambat
3. Penyakit busuk pelepah daun : disebabkan oleh serangan jamur rhizoctonia sp. Jamur
ini menyerang daun dan pelepah daun yang sudah membentuk anakan tanaman padi

Kesimpulan :

Model budi daya padi dengan menerapkan komponen epidemic secara selektif harus
dirancang lebih dahulu dengan memilih varietas yang akan di tanam, benih bersetifikat,
menentukan keserempakan tanam yang tepat, sebelumnya itu dilakukan pengolahan tanah
secara sempurna dan pemberian bahan organic. Pengairan tanaman dengan cara tidak
menggenangi lahan secara terus-menerus serta pemupukan lengkap dan berimbang sesuai
anjuran setempat adalah bagian dari komponen epidemic dalam pengendalian penyakit
tanaman, kalau pun harus menggunakan pestisida kimia dalam kondisi emergensi,
pengendalian hama dan penyakit tanaman perlu di dasarkan pada ambang kerusakan atau
ambang kendali agar biaya aplikasi pestisida dapat diminimalisasi. Model budi daya padi
berdasarkan komponen epidemic bersifat praktis dan mengutamakan kestabilan biologi
lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, C. 2013. Ilmu penyakit tumbuhan, konsep dan aplikasi. Lembaga penelitian
universitas lampung, Bandar lampung. 203 p.
Nuryanto, B. 2017. Penyakit hawar pelepah (rhizoctonia solani) pada padi dan taktik
pengelolaanya. Jurnal perlindungan tanaman Indonesia 21(2): 63-71.

Klein, E, j. katan, and A. gamliel 2011. Soil suppressiveness to fusarium disease following
organic amendments and solarization. Plant dis. 95: 1116-1123

Anda mungkin juga menyukai