Anda di halaman 1dari 5

BAB III.

KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN

A. Potensi Tanah Masam

Tanah dengan nilai pH rendah digolongkan pada tanah masam. Dari data-data yang
dapat dikumpulkan, ternyata tanah masam menempati sebagian besar wilayah Indonesia
yang tersebar di berbagai pulau.Tanah ini sekarang sudah menjadi pusat perhatian untuk
dikembangkan sebagai tanah pertanian, karena tanah – tanah subur seperti tanah-tanah
Latosol dan Aluvial sudah hampir habis dimanfaatkan. Dari data-data yang telah
didapatkan ternyata tanah masam berpotensi besar untuk dikembangkan dalam usaha tani
tanaman pangan, bila ditinjau dari luasnya. Agar usaha ini berhasil, maka karakteristik dan
masalah tanah masam ini perlu dipahami.

B. Penyebab dan Masalah Tanah Masam

Salah satu penyebab utama tanah masam adalah curah hujan yang tinggi
mengakibatkan sebagian besar unsur-unsur hara ( kation-kation basa) tercuci ke lapisan
bawah sehinga yang dominan dilapisan permukaan adalah unsur Al dan H. Unsur Al mudah
terhidrolisis dan berpotensi menyumbangkan ion H, sehingga tanah menjadi masam.

Al- dalam larutan + H₂O -----------→ Al (OH)₃ + 6 H⁺

1. Sumber Kemasaman Tanah


a. Ion Aluminium, seperti yang telah diterangkan sebelumnya, bahwa Al yang larut
mudah terhidrolisis dan berpotensi menyumbangkan hydrogen, sehingga tanah
menjadi masam.
Akibat dari keracunan Al adalah : (1), akar menebal dan memendek, (2) Bulu
akar jarang, (3) akar tumbuh keatas, tetapi karena ada cahaya matahari yang
bersifat geotropisme, maka akar akan kembali turun, (4)akar menebal yang
merupakan daya adaptasinya untuk melindungi diri dari bahaya keracunan Al,
tetapi akibatnya unsure hara yang lain dan air juga tidak bisa masuk,(5)
akibatnya pertumbuhan dan produksi menurun.Secara fisiologis keracunan Al
dapat mengurangi ketersediaan unsure-unsure hara terutama unsure P, karena
P akan diikat oleh Al, membentuk senyawa Al-P , dimana senyawa ini tidak
tersedia untuk tanaman.
b. Bahan Induk, biasanya kalau bahan induknya masam, maka akan menghasilkan
tanah yang bersifat masam, tetapi tanah dengan bahan induk basa bisa
menghasilkan tanah yang bersifat masam, bila daerah tersebut memiliki curah
hujan yang tinggi.
c. Bahan Organik, bahan organic yang sedang melapuk akan menghasilkan
asam=asam organic dan ion H (terutama pada tanah gambut).
d. Ulah manusia, akibat pemupukan yang kadangkala hasilnya meninggalkan sisa,
seperti pupuk Urea, di dalam tanah Urea akan terurai NH₄ dan NO₃ˉ dan
menyumbangkan ion hydrogen.
CO(NH₂)₂ + 2H₂O -----------→ (NH₄)₂CO₃
(NH₄)₂CO₃ -------------→ 2 NH₄ + CO₃ˉ²
2NH₄ + 3 O₂ -----------→ 2 HNO₂ + 2H⁺ + 3 H₂O
2 HNO₂ + O₂ ------------→ 2 NO₃ˉ + 2H⁺
2. Kemasaman dapat Dipertukarkan
Adalah konsentrasi ion Al dan H yang dapat dipertukarkan, terdiri dari kemasaman
aktif dan potansial, kemasaman aktif adalah jumlah ion H yang terdapat dalam
larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial adalah jumlah ion H dalam
komplek jerapan.Keduanya berada dalam bentuk Keseimbangan.
Hidrogen dalam larutan ←----------------→ Hidrogen dalam komplek jerapan.
3. Pengapuran
Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian kapur ke dalam tanah, yang
bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah.
a. Tujuan Pengapuran
Secara umum pengapuran bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah, secara khusus pengapuran bertujuan untuk menambah unsure
kalsium tanah dan meningkatkan pH tanah.
b. Cara mementukan kebutuhan kapur
Kebutuhan kapur dapat ditentukan dengan beberapa cara, yang ,biasa dilakukan
adalah dengan memakai metoda Kamprath (1970), berdasarkan Al-dd (yang
dapat dipertukarkan).Setijono membuat rumus kebutuhan kapur Seperti
berikut:
1. Untuk menaikan pH tanah menjadi 6,0 kebutuhan kapur adalah 2,1 x Al-dd
atau = 2,1 ton CaCO₃ /Ha.
2. Untuk menaikan pH tanah menjadi 5,5, kebutuhan kapurnya adalah 1,5 x Al-
dd, atau = 1,5 ton CaCO₃/Ha.
3. Untuk menaikan pH tanah menjadi 5,2, kebutuhan kapurnya adalah 1,2 x Al-
dd, atau = 1,2 ton CaCO₃/Ha.
Faktor lain yang ikut menentukan jumlah kebutuhan kapur adalah bahan
organic dan pupuk P yang ditambahkan.Kedua bahan ini dapat mengurangi
kebutuhan kapur, karena keduanya bisa mengurangi kelarutan Al.
4. Cara ini dengan melihat kelarutan Al-dd (aluminium yang dapat
dipertukarkan. Terlebih dahulu ditentukan Al-dd tanah.Untuk menetralkan
1 me Al-dd tanah dibutuhkan pula 1 me Ca-dd. 1 me Ca/100 g tanah = 20mg
Ca/100 g tanah (lihat MK DDIT Bab VIII), untuk 1 Ha jumlah Ca =400 kg/Ha.
Kalau kita memberikan dalam bentuk kapur kalsit (CaCO₃) , dimana BA Ca =
40, C =12 dan O = 16, sehingga berat molekul CaCO₃ = 100 (40+12+(4x16 ),
dibutuhkan kapur sebanyak 100/40 x400 kg = 1000 kg = 1 ton.
Jadi untuk menetralkan 1 me Al-dd dibutuhkan kapur (CaCO₃) 1 ton. Jumlah
ini akan berbeda bila yang digunakan adalah kapur Oksida( CaO) dan kapur
hidroksida (CaOH)₂.

c. Bahan dan Mutu Kapur


1. Kapur Oksida (CaO), atau kapur bakar adalah tepung kapur yang diperoleh
dari hasil pembakaran batu kapur. Bila batu kapur dibakar, maka CO₂ akan
dibebaskan sehingga yang tinggal adalah CaO yang berwarna putih.Kapur
aakan segera bereaksi dengan tanah, setelah diberikan ke tanah tersebut.
2. Kapur Hidroksida Ca(OH)₂, disebut juga kapur hidrat, diperoleh dengan
cara menambahkan air pada kapur bakar. Kapur ini juga berbentuk tepung
berwarna putih dan sering dikenal dengan kapur tembok.
3. Kapur Karbonat, yaitu kalsit (CaCO₃) dan dolomite CaMg (CO₃)₂. Agar
dapat digunakan untuk pertanian harus digiling terlebih dahulu, hingga
kehalusan tertentu, semakin halus ukuran butir semakin cepat reaksinya
dengan tanah. Yang biasa digunakan adalah yang 100% lolos saringan 20
mesh dan 50% lolos saringan 80 – 100 mesh.
d. Cara Penggunaan Kapur
Saat mengapur, pada dasarnya kapur diberikan ke tanah saat musim
tanam,diperkirakan hujan tidak akan turun pada saat kapur disebar. Bila dalam
pola pergiliran tanaman terdapat jenis tanaman yang peka terhadap keracunan
Al, maka sebaiknya kapur diberikan jauh sebelum tanam (2 – 4 minggu sebelum
tanam). Kapur diberikan ke tanah dengan disebar rata diatas permukaan tanah
lalu diaduk sampai bercampur rata dengan tanah.
e. Pengaruh Kapur terhadap Tanah dan Tanaman.
Setelah kapur diberikan ke tanah, ia segera akan mengubah sifat dan cirri tanah,
yang akan mempengaruhi serapan hara tanaman.Selanjutnya akan
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman

1. Pengaruh Kapur terhadap tanah


Sifat dan cirri tanah yang dominan dipengaruhi reaksi kapur adalah
kemasman tanah yang meliputi PH dan kandungan Al-dd tanah serta
kejenuhannya. Reaksinya sbb:
A. Sumber kemasaman dari ion Al
3 CaCO₃ ←--------------→ 3 Ca²⁺ + 3 CO₃²
3 CO₃²ˉ + 6 HOH ←-------------→ 3 H₂CO₃ + 6 OHˉ
Al Misel Al + 6 OHˉ ←-------------→ Misel + 2 Al
(OH)₃
Misel + 3 Ca⁺ ←-------------→ Ca Misel Ca
B. Sumber Kemasaman Ion H⁺
CaCO₃ ←------------→ Ca²⁺ + CO₃ˉ²
H Misel H + CO₃²ˉ ←------------→ Misel +
H₂CO₃
Misel + Ca⁺² ←------------→ Ca Misel Ca

2. Pengaruh Kapur terhadap Tanaman


Pertumbuhan dan perkembangan akar yang membaik akibat pemberian
kapur, memungkinkan serapan hara dan bobot kering meningkat dengan
pesat. Hal ini memungkinkan peningkatan produksi tanaman, terutama yang
kurang toleran terhadap aluminium (Al) atau kemasaman yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai