20260018
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2021
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.................................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
1.1.Latar belakang........................................................................................................................4
1.2.Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................4
2.1.Sungkai (Peronema canescens)..............................................................................................4
2.2. Spesifikasi dan Ciri-ciri karyu sungkai.................................................................................8
BAB III. METODE PELAKSANAAN..................................................................................................8
3.1.Tempat dan Waktu.................................................................................................................9
3.2. Bahan dan Alat......................................................................................................................9
3.3.Rancangan Percobaan............................................................................................................9
BAB IV. HASIL.......................................................................................................................................9
4.1.Jumlah Tunas dan Panjang Tunas (cm)...............................................................................10
4.2.Jumlah daun setiap tunas (helai)..........................................................................................10
4.3.Panjang Daun (cm) Dan Lebar Daun (cm).........................................................................10
BAB V. KESIMPULAN........................................................................................................................10
5.1.kesimpulan...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Penempatan Petak Percobaan Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL). 13
Lampiran 2. Perhitungan Analisis Sidik Ragam.................................................................................14
3(a). Tabel Analisis Sidik Ragam Jumlah tunas........................................................................14
3(b). Tabel Analisis Sidik Ragam Panjang tunas (cm)..............................................................14
3(c). Tabel Analisis Sidik Ragam Jumlah daun setiap tunas (helai)..........................................14
3(d). Tabel Analisis Sidik Ragam Panjang daun (cm)...............................................................14
3(e). Tabel Analisis Sidik Ragam Lebar daun (cm)...................................................................15
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan dialam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada teman-teman sekalian dan
terkhusus kepada dosen pembimbing kami yang telah membantu, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Laporan ini ditulis dengan berpedoman pada
literatur – literatur komoditi jagung .
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada penulis maupun
pembaca. Walaupun makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh karenanya penulis
mohon untuk kritik dan sarannya. Terima kasih.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pohon Sungkai mempunyai musim berbunga dan berbuah yang berbeda-beda menurut
penyebaran tempat tumbuhnya. Di Jawa berbunga pada bulan Juni dan Juli, di Sumatera Selatan
Tanaman sungkai berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan Maret – Juni, tiap kilogram biji
berisi 262.000 butir dan di Kalimantan antara Januarai dan Februari. Bunga Sungkai berbentuk
malai di ujung atau ketiak daun atas, ukurannya besar dan bercabang-cabang dengan panjang
sekitar 20- 60 cm.
Pada umumnya Buah akan muncul setelah dua bulan musim bunga. Buah Sungkai berupa
buah batu beruang empat, kering, bulat, kecil dan berbiji banyak. Namun biji Sungkai sulit
dikecambahkan, dan berdasarkan data literature, prosentase kecambah bijinya hanya 30 %,
karena itu untuk Pembibitan digunakan Vegetatif/stek.
1.2.Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organic cair (POC) terhadap pertumbuhan
tanaman sungkai (Peronema canescens).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Sungkai (Peronema canescens)
a. Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Verbeaceae
Genus : Peronema
Spesies : Peronema canescens
b. Nama Daerah
Di Indonesia biasa dikenal dengan nama sungkai atau jati sabrang.
d. Habitus
Bentuk batang sungkai lurus dengan parit kecil, tetapi kadang-kadang bentuk batangnya jelek
akibat serangan hama pucuk, kulit luarnya berwarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal,
mengelupas kecil-kecil dan tipis. Kulit luar penampangnya berwarna kuning, coklat atau merah
muda. Rantingnya penuh dengan bulu-bulu. Ciri yang lainnya adalah bunga dalam kedudukan
malai, cabangnya lebar-lebar dan letaknya berpasangan, panjang 20 – 40 cm. Bunga letaknya
hampir duduk, kelopak bunga agak tertutup rapat dan berbulu. Ukurannya 1/2 mm – 2 mm,
warnanya hijau pada pangkal.
e. Kegunaan
Kegunaan kayu sungkai cocok untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat. Selain itu
ipakai juga untuk tiang rumah dan bangunan jembatan. Garis-garis indah mungkin baik untuk
vinir mewah, kabinet dan sebagainya. Kayunya mempunyai berat jenis 0,62 dan termasuk kelas
kuat II – III serta kelas awet III.
f. Budidaya
a. Pemilihan Benih Untuk keperluan pembibitan pemilihan benih (biji) dilakukan dengan cara
mengambil buah-buah yang sudah tua yang ditandai warna coklat tua. Akan tetapi mengingat
perbanyakan secara vegetatif lebih mudah dilaksanakan, maka untuk pengadaan benih
penanaman dipakai stek batang, yang diambil dari terubusan-terubusan yang berumur lebih
kurang dua tahun pada tunggul bekas tebangan. Tunggul yang dipilih sebagai induk dari
terubusan calon stek adalah tunggul yang berasal dari tegakan terpilih/tegakan plus.
b. Pembibitan Pemilihan Terubusan yang akan dipakai sebagai bahan stek dilakukan dengan cara
memilih terubusan yang sehat dan sudah berkayu dengan diameter lebih kurang 2,5 cm dan
panjang 25 cm – 30 cm. Untuk merangsang pertumbuhan akar, maka stek dapat diberi hormon
tumbuh (Roton F), kemudian ditanam/disemaikan dalam kantong plastik. Kantong-kantong
plastik sebaiknya dibuat bedengan dan dinaungi. Cara pemeliharaan bibit adalah penyiraman dua
kali sehari dan jika terserang hama/penyakit dilakukan pemberantasan dengan
insektisida/fungisida. Dengan cara ini biasanya bibit siap dipindahkan kelapangan pada umur
lebih kurang 3 bulan.
c. Penanaman Sungkai dapat ditanam pada areal bekas tebangan dan semak belukar dengan
sistim jalur atau cemplongan. Disamping itu dapat juga ditanam pada areal yang terbuka dengan
pengolahan tanah total yang dapat dikombinasi dengan pemberian tanaman tumpang sari.
Kegiatan penanaman meliputi : 1. Persiapan Lapangan Dalam persiapan lapangan yang pertama
kali dilaksanakan adalah land clearing/pembabatan semak belukar, kemudian di ikuti dengan
pengolahan tanah. Untuk sistim jalur dan cemplongan, pekerjaan utama yang perlu dilaksanakan
adalah pembuatan dan pemasangan ajir. Arah pembersihan lapangan dilaksanakan sesuai dengan
ajir. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang tanaman yang jaraknya sisesuaikan dengan
jarak tanam yg telah direncanakan yaitu 3 m X 2 m atau 4 m X 2m kemudian setelah berumur 5
tahun dilakukan penjarangan pertama. Lubang tanaman sebaiknya dibuat 7 – 15 hari sebelum
pelaksanaan penanaman, dengan ukuran lubang 30 cm X 40 cm X 30 cm.
2. Penanaman Bibit dalam kantong plastik yang telah diseleksi diangkut kea areal penanaman
yang jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan tanam perhari. Bibit ditanam satu persatu pada
setiap lubang denga terlebih dahulu melepas/menyobek bagian bawah kantong plastik secara
hati-hati agar tanahnya tidak pecah. Bibit ditanam berdiri tegak dan ditutup dengan tanah di
sekelilingnya ditekan dengan tangan dari samping agar tanah padat. Dalam penanaman harus
diusahakan agar batang dan akar tidak rusak atau bengkok.
Deskipsi
Pohon sungkai dapat tumbuh mencapai ketinggian antara 20 m hingga 30 m dengan cabang
mencapai 10 m. Diameter batang sungkai sekitar 60 cm dengan batang lurus dan berlekuk
dangkal, tidak berbanir, serta ranting dipenuhi bulu-bulu halus. Sungkai berbuah sepanjang
tahun.
Kulit luar tumbuhan sungkai berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal dan
mengelupas kecil dan tipis. Pohon sungkai menghasilkan kayu teras yang berwarna kuning
muda atau krem. Kayu sungkai memiliki ciri-ciri bertekstur kasar, kesat, tidak merata dengan
arah serat lurus dan terkadang bergelombang.
penyebaran
Pohon sungkai dapat ditemukan di daerah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera
Selatan, Jawa Barat dan hampir seluruh wilayah Kalimantan.
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1.Tempat dan Waktu
Praktikum dalam bentuk percobaan lapangan ini dilaksanakan pada Rumah Pembibitan di
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Kelurahan Tanjung Gadang
Koto Nan Ampek Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh, dengan ketinggian tempat
± 514 mdpl. Waktu pelaksanaan mulai dari bulan Maret 2021 sampai Juni 2021.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis, kertas label, ajir, kamera,
meteran, pranet, bambu, kayu. Bahan yang digunakan adalah stek sungkai, POC Crocober plus.
3.3.Rancangan Percobaan
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5
perlakuan dan 4 ulangan, dalam satu ulangan terdapat 4 tanaman, seluruh tanaman merupakan
tanaman sampel. Data hasil pengamatan dirata-ratakan dan dianalisis secara statistika dengan uji
F pada taraf nyata 5% bila F hitung lebih besar dari F tabel maka dilanjutkan dengan uji
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%.
Perlakuannya yang diberikan adalah pemberian POC Crocober Plus dengan dosis,
sebagai berikut:
A : Tanpa perlakuan.
B : 5 ml/liter air
C : 10 ml/liter air
D : 15 ml/liter air
E : 20 ml/liter air
BAB IV. HASIL
4.1.Jumlah Tunas dan Panjang Tunas (cm)
Tabel 1. Pengamatan jumlah tunas dan panjang tunas sungkai pada pemberian beberapa dosis
POC Crocober Plus
Beberapa dosis POC Crocober Plus Jumlah tunas Panjang tunas (cm)
A 5,25 19,5
B 4,5 14,5
C 2,75 12,25
D 3,5 12,25
E 4,25 16,75
KK (%) 7,68 8,61
Analisis data secara statistika dengan uji F pada taraf nyata 5%
A 12
B 11
C 7,75
D 10,75
E 10,75
KK (%) 6,10
Analisis data secara statistika dengan uji F pada taraf nyata 5%
A 9,25 4,75
B 17 4,75
C 5,75 3,25
D 10,5 3,12
E 18,25 4,00
KK (%) 15,28 8,90
Analisis data secara statistika dengan uji F pada taraf nyata 5%
BAB V. KESIMPULAN
5.1.kesimpulan
Pengembangan tanaman sungkai yang dilakukan selama ini tidak didukung dengan pengetahuan
tentang teknik silvikultur yang tepat. Pada umumnya penanaman masih menggunakan pola
sederhana dengan menanam tanpa pemeliharaan. Teknik silvikultur belum diterapkan, setelah
ditanam tanaman sungkai dibiarkan “mandiri” tanpa sentuhan pemeliharaan singling/
penunggalan batang, prunning/pemangkasan dan thinning/penjarangan sehingga produktivitas
tidak maksimal. Peningkatan produktivitas tanaman sungkai dapat dilakukan dengan penerapan
silvikultur intensif, mulai dari penyediaan bibit, penanaman sampai dengan pemeliharaan
termasuk pengendalian hama dan penyakit, pemanenan serta pemuliaannya.
Melihat minat untuk menanam tanaman hutan mulai muncul akibat meningkatnya kesadaran
tentang manfaat lingkungan dan tingginya harga kayu, maka diperlukan suatu panduan
pengelolaan tanaman hutan khusunya jenis sungkai. Panduan ini sengaja disusun dengan bahasa
yang sederhana agar mampu menjawab kebutuhan para petani tanaman hutan di lapangan.
Melalui buku ini, diharapkan riap tanaman akan meningkat dan mampu menghasilkan kayu
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Smith J.S.C and O.S. Smith. 1989. The description and assessment of distances between inbred
lines of maize. II. The utility of morphological, biochemical and genetic descriptors and a
scheme for testing of distinctiveness between inbred lines. Maydica 34: 151-161. Smith, M.K.
and S.D.Hamil.1993. Early detection of dwarf off types on micropropagated cavendish bananas.
Australian Journal of Experimental
Agriculture 33 e. Williams J.G.K, A.R Kubelik, K.J. Livak, J.A. Rafalski and S.V. Tingey. 1990
Lampiran 1. Denah Penempatan Petak Percobaan Menurut Rancangan Acak Lengkap
(RAL)
I II III IV
U
E D A C
C A B E
B C D A
A B C D
D E E B
Ket :
A, B, C, D, = Perlakuan.
Lampiran 2. Perhitungan Analisis Sidik Ragam
3(a). Tabel Analisis Sidik Ragam Jumlah tunas
Sumber F tabel
db JK KT F Hit Ket
Keragaman 5%
Perlakuan 4 14,70 3,68 1,52 3,06 NS
Galat 15 36,25 2,42
Total 19 50,95
NS:berbeda tidak nyata
3(c). Tabel Analisis Sidik Ragam Jumlah daun setiap tunas (helai)
Sumber F tabel
db JK KT F Hit Ket
Keragaman 5%
Perlakuan 4 40,70 10,18 1,00 3,06 NS
Galat 15 152,25 10,15
Total 19 192,95
NS:berbeda tidak nyata