Anda di halaman 1dari 18

SADURAN

BUDIDAYA TANAMAN KUNYIT


DIPEKARANGAN RUMAH

OLEH :
SUSI PUSPITA SARI, SP
NIP. 19950119 201903 2 015

KEMENTERIAN PERTANIAN
DINAS PERTANIAN
KABUPATEN BENGKULU SELATAN
2022
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga Saduran ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar saduran ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Saduran ini.

Manna, November 2022


Penyusun

SUSI PUSPITA SARI, SP


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I ............................................................................................................
BAB II ............................................................................................................
BAB III............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

1.1 Pendahuluan

Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan


sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut
pekarangan rumah. Pekarangan dapat berada di depan, belakang atau
samping sebuah bangunan, tergantung seberapa luas sisa tanah yang
tersedia setelah dipakai untuk bangunan utamanya.

Berbeda dengan lahan pertanian secara umum, pekarangan rumah


memiliki luasan yang relatif sempit. Bersentuhan langsung dengan
penghuni rumah, serta memiliki peran yang sangat kompleks. Oleh
sebab itu, pemanfaatannya dalam budidaya tanaman harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi optimal, baik
dalam hal tingkat produksi maupun dalam pemanfaatan lainnya di
rumah tangga. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan pada
pekarangan meliputi tanaman sayur, tanaman buah, tanaman obat, dan
tanaman hias.

Budidaya tanaman obat kunyit secara umum tidaklah terlalu sulit untuk
dilakukan. Tanaman kunyit memiliki khasiat obat bagi tubuh manusia.
Salah satu khasiat tanaman yang satu ini adalah untuk mengobati
penyakit maag. Bentuk rimpang yang khas dan warna kuningnya yang
mencolok ketika di rimpang dikupas telah terbukti sangat ampuh untuk
mengatasi penyakit maag. Maka ketika kunyit ini ditanam di pekarangan
berfungsi pula sebagai apotek hidup. 

Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah


dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami peryebaran ke daerah Indo-
Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang
Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi
tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu
atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara budidaya tanaman kunyit di Lahan Pekarangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Budidaya tanaman kunyit dimulai dari cara pembibitan serta memilih


bibit yang baik. Selanjutnya penyiapan lahan, cara penanaman,
pemupukan, pengairan, perawatan tanaman dan cara panen.
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan
warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak).
Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm,
lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat.
Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang
semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm,
berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi
daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging
buah merah jingga kekuning-kuningan. 

Syarat Tumbuh 
Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki
intensitas cahaya penuh atau sedang, sehingga tanaman ini sangat baik
hidup pada tempat-tempat terbuka atau sedikit naungan. Pertumbuhan
terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000
mm/tahun. Bila ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun,
maka sistem pengairan harus diusahakan cukup dan tertata baik.
Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang
paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan. Suhu udara
yang optimum bagi tanaman ini antara 19-30 oC. Kunyit tumbuh subur
pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan
menghasilkan umbi yang berlimpah. Jenis tanah yang diinginkan adalah
tanah ringan dengan bahan organik tinggi, tanah lempung berpasir yang
terbebas dari genangan air/sedikit basa. Kunyit tumbuh baik di dataran
rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl).
Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl. 

Budidaya Penyiapan Lahan 


Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau
pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun kunyit sebaiknya dilakukan
30 hari sebelum tanam. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm
kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas- gas beracun yang
ada dalam tanah menguap dan bibit penyakit/hama yang ada mati
karena terkena sinar matahari. Lahan kemudian dibedeng dengan lebar
60-100 cm dan tinggi 25-45 cm dengan jarak antar bedengan 30-50 cm.
Untuk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara
dalam tanah, drainase, dan aerasi yang lancar, dilakukan dengan
menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang). ke dalam lahan/dalam
lubang tanam dan dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam
membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg. 

Penyiapan Bibit 
Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih
mudah tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang
tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak dan hijau, kokoh,
terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal dari rimpang
yang telah berumur > 7-12 bulan; bentuk, ukuran, dan warna seragam;
memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat
(dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit,
kerikil).

Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran dan dengan


berat yang seragam serta untuk memperkirakan banyaknya mata
tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dengan abu dapur/sekam
atau merendam rimpang yang dipotong dengan larutan fungisida
(benlate dan agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap
potongan rimpang maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dengan
berat antara 20-30 gram dan panjang 3-7 cm.

Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dengan cara:


mengangin- anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama
1-1,5 bulan, dengan penyiraman 2 kali sehari (pagi dan sore hari).
Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25- 28oC).
Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara
sekitar 25-28oC. dan merendam bibit pada larutan ZPT (zat
pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah
larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) dan larutan G-3 (500-700 ppm).
Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan
dahulu selama 42 jam pada suhu udara 35oC. Jumlah anakan atau
berat rimpang dapat ditingkatkan dengan jalan direndam pada
larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.

Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana


rimpang akan muncul tunas telah tanaman berumur 1-1,5 bulan.
Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah dapat ditanam
di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan
secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh
tidak rusak. Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar
tersebut dipisahkan dengan hati-hati lalu letakkan bibit dalam
wadah tertentu untuk memudahkan pengangkutan bibit ke lokasi
lahan. Jika jarak antara tempat pembibitan dengan lahan jauh
maka bibit perlu dilindungi agar tetap lembab dan segar ketika tiba
di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang telah bertunas jangan
ditumpuk. 

Penanaman 
Kebutuhan bibit kunyit/hektar lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka
diharapkan akan diperoleh produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha.
Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam
lubang berukuran 5-10 cm dengan arah mata tunas menghadap ke
atas. Tanaman kunyit ditanam dengan dua pola, yaitu penanaman
di awal musim hujan dengan pemanenan di awal musim kemarau
(7-8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan dan pemanenan
dilakukan dengan dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua
pola tersebut dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada
awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa
panennya.

Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran


lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang
adalah 60 x 60 cm. Teknik penanaman dengan perlakuan stek
rimpang dalam nitro aromatic sebanyak 1 ml/liter pada media yang
diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
dan vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh
IBA (indolebutyricacid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang
sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit.
Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti
tanaman rimpang- rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena
tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk
pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen
muda yaitu 7-8 bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap
diusahakan awal musim hujan. 

Pemeliharaan  Pemupukan 
Kunyit dapat tumbuh dan menghasilkan rimpang yang baik memerlukan
unsur hara. Secara umum jenis dan dosis pupuk anorganik yang telah
dianjurkan untuk kunyit adalah pupuk urea, SP-36 dan KCl, dengan dosis
masing-masing 100 kg, 200 kg dan 200 kg/ha untuk pola monokultur, serta
200 kg/ha untuk pola tumpang sari. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada
saat tanam dan dosis urea dipecah menjadi 2 bagian yang diberikan pada
umur 1 dan 3 bulan setelah tanam.

Dosis pupuk an organik anjuran umum untuk tanaman kunyit adalah urea
200 kg, SP-36 200 kg dan KCl 200 kg/ha. Dosis pupuk anorganik tersebut
dikombinasikan dengan pupuk organik/kandang 20 ton/ha dapat
menghasilkan rimpang segar sebesar 17,15 ton/ha. Sedangkan pemberian
pupuk organik dan pupuk alam saja (bokashi 10 ton/ha + pupuk bio 90 kg/ha
+ zeolit 300 kg/ha + fosfat alam 300 kg/ha) hanya mampu menghasilkan
rimpang segar kunyit sebesar 9,73 ton/ha. 

Penyulaman dan penyiangan 


Apabila ada rimpang kunyit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk,
maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih
segar dan sehat. Tanaman kunyit termasuk tanaman tidak tahan air. Oleh
sebab itu drainase dan pengaturan pengairan perlu dilakukan secermat
mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan air sehingga rimpang tidak
membusuk. Perbaikan drainase baik untuk melancarkan dan mengatur aliran
air serta sebagai penyimpan air di saat musim kemarau.

Penyiangan dan pembumbunan perlu dilakukan untuk menghilangkan rumput


liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara dan mengganggu
perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dengan
pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada
saat tanaman berumur ½ bulan dan bersamaan dengan ini maka dilakukan
pembumbunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar dan tanah tetap
gembur.

Seperti halnya tanaman rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan


pembumbunan ini diperlukan untuk menimbun kembali daerah perakaran
dengan tanah yang melorot terbawa air. Pembumbunan bermanfaat untuk
memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang
akan tumbuh subur dan bercabang banyak. Pembumbunan dilakukan setelah
kegiatan penyiangan secara rutin setiap 3 – 4 bulan sekali. 

Hama dan Penyakit 


Hama penggerek rimpang merupakan hama yang menyukai tunas-tunas yang
baru tumbuh. Gejala serangan menunjukkan pada daun tampak kuninng
kemudian luruh. Apabila tanaman dibongkar maka rimpang tampak seperti
dikerat. Pengendalian hama tersebut dilakukan dengan menggunakan Furadan
sesuai dengan dosis anjuran. Pengendalian dapat juga dilakukan secara
organik.Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia
berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya
dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan
hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (pengendalian hama
terpadu). 
Panen dan Pasca Panen 
Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik
adalah pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun
kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila
dibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri
tanaman kunyit yang siap panen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan
vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang
semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).

Pemanenan di-lakukan dengan cara membongkar rimpang dengan


cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih
dahulu. Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari
tanah yang melekat lalu dimasukkan dalam karung agar tidak rusak.
Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat
yang terkandung didalamnya mengumpul.

Pascapanen yang dilakukan adalah dengan mencuci rimpang dari


kotoran yang melekat sampai bersih. Selanjutnya rimpang ditiriskan.
Untuk membuat simplisia, rimpang diiris setebal 7-8 mm lalu dijemur.
Proses pengeringan irisan rimpang dapat dilakukan dengan dijemur di
bawah sinar matahari atau dengan alat pengering buatan dengan suhu
50oC.  Pengeringan dengan menggunakan oven lebih baik dibandingkan
dengan microwave karena kadar kurkuminnya tidak rusak. Kondisi
operasi yang paling optimal pada pengeringan ini adalah pengeringan
dengan oven baik pada suhu 65oC.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Saduran budidaya tanaman kunyit di lahan pekaranganz ini dapat
menjadi bahan ajar materi

3.2 Saran
Disarankan bagi pembaca agar memiliki banyak referensi lagi selain dari
saduran ini
DAFTAR PUSTAKA

Budidaya Tanaman Obat: Kunyit diakses melalui (pertanian.go.id)


Hapsoh dan Y. Hasanah. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah.  USU
Press, Medan. 
Pemanfaatan Pekarangan dengan Menanam Kunyit diakses melalui
(pertanian.go.id)
SADURAN
BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA
DI PEKARANGAN

OLEH :
SUSI PUSPITA SARI, SP
NIP. 19950119 201903 2 015

KEMENTERIAN PERTANIAN
DINAS PERTANIAN
KABUPATEN BENGKULU SELATAN
2022

Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga Saduran ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar saduran ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Saduran ini.

Manna, Nopember 2022


Penyusun

SUSI PUSPITA SARI, SP


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I ............................................................................................................
BAB II ............................................................................................................
BAB III............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

1.1 Pendahuluan
Tanaman Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan
(Cucurbitaceae) pada daerah asalnya sangat disukai oleh
manusia/binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak
mengandung air, sehingga penyebarannya budidaya semangka menjadi
cepat. Semangka merupakan salah satu komoditas pertanian penting di
Indonesia. Permintaan buah semangka semakin hari semakin meningkat
seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Permintaan
buah semangka di pasaran yang terus meningkat sering tidak bisa di
imbangi dengan produksi yang di hasilkan. Oleh karena itu,prospek
pengembangan tanaman semangka masih terbuka luas, karena buah
semangka cukup digemari di semua kalangan masyarakat. Naharsari
(2007) menjelaskan bahwa buah semangka merupakan makanan sehat
yang ideal karena hampir bebas dari lemak dan kolesterol.

Semangka adalah salah satu tanaman menyerbuk silang yang


mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan varietas bersari bebas, seperti dalam
peningkatan yang mengarah ke heterosis, dan stabilisasi hasil yang lebih
baik terdapat dua varietas tanaman menyerbuk silang, yaitu hibrida dan
non hibrida. Budidaya semangka varietas hibrida pada saat ini lebih
banyak ditanam oleh petani dibandingkan varietas non hibrida, hal ini
karena varietas hibrida dapat menghasilkan tanaman dengan
pertumbuhan yang kuat, seragam, produktivitas tinggi dan tahan
terhadap penyakit, namun kebanyakan petani lebih memilih benih
hibrida impor.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara budidaya semangka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Semangka adalah jenis tanaman yang buahnya sangat di gemari. Daging buah
yang manis serta berair banyak sangat cocok di makan pada cuaca yang
panas. Dengan harga yang termasuk stabil dan menguntungkan makan
komoditi semangka layak untuk di budidayakan. Dalam berbudidaya
semangka ada hal-hal yang harus diperhatikan. Diantaranya yaitu :

Syarat tumbuh
Tanaman semangka cocok untuk kawasan dengan curah hujan untuk setiap
40 hingga 50 mm setiap bulannya. Buah ini cocok untuk ditanam di daerah
atau tempat dengan suhu kurang lebih 25 derajat celcius pada siang hari.
Jadi, jika kita ingin menanam semangka kita tidak perlu takut dengan kondisi
lahan kita karena memang tanaman ini bisa tumbuh di dataran tinggi atau
dataran rendah. Untuk kelembaban udara tanaman cocok untuk daerah yang
kering dan miskin akan uap udara. Karena memang habitat asli dari tanaman
semangka adalah di afrika, jadi bagi Anda yang ingin budidaya semangka,
kondisi tanah di perlu dipertimbangkan.

Tanaman semangka cocok untuk lahan yang memiliki tanah yang tidak ada
naungannya atau cocok untuk daerah yang dihabiskan sinar matahari secara
langsung. Kurangnya cahaya matahari dapat memindahkan proses
perkembangan tanaman semangka, dan memilih besar proses pemanenan
akan mundur. Sementara tanah atau tanah tanaman semangka cocok untuk
daerah yang gembur memiliki tidak ada hara yang tinggi. pH tanah tanaman
semangka cocok pada kisaran 6 hingga 6,7. Jika kondisi tanah belum
memenuhi kriteria, maka diperlukan proses pengapuran hingga pH tanah yang
sesuai.

Benih
Jenis benih yang paling bagus untuk kita budidayakan yaitu jenis benih
semangka hibrida impor. Jenis benih ini memiliki dua jenis yaitu triploid dan
haploid. Jika benih triploid layak hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah
menyayat bijinya atau direnggangkan karena biji cangkang semangka ini
cukup keras. Sementara untuk biji semangka haploid cukup mudah untuk
disemaikan karena biji cangkang tidak sekeras triploid.
Selanjutnya adalah proses perendaman biji semangka. setelah direnggangkan
biji semangka tersebut direndam di dalam air dengan campuran air hangat,
hormon tumbuh, fungisida dan bakterisida. Lamanya perendaman sekitar 30
menit, lalu biji semangka diangkat dan ditiriskan sampai biji tersebut kering.
Lalu bibit semangka siap dikecambahkan dan siap ditanam.

Pengolahan Lahan
Yang perlu dilakukan saat mengelola lahan persiapan sebelum tanam yaitu
mengatur media tanam. Usahakan jangan sampai ada gulma pengganggu di
tanah. Setelah tanah sudah bersih dari gulma atau pun batu-batu
pengganggu, kemudian buat bedengan dipindahkan air yang ada di tanah bisa
dengan mudah untuk di alirkan. Perlu Anda ingat tanaman semangka tidak
suka lahan yang basah. Usahakan jangan sampai ada lahan yang tergenang
air.

Pemupukan Awal
Kami meminta izin untuk melakukan pupuk organik dan pupuk sebelum
melakukan proses penanaman. Jika dirasa hara dalam tanah sudah
cukup Anda bisa langsung melakukan proses penanaman.

Lubang Tanam
Buat lubang tanam di tanah semangka dengan kedalaman sekitar 8
hingga 10 cm. Lubang tanam ini berhasil dibuat sebelum persiapan.

  Penanaman
Sebelum benih semangka ditanam di lahan yang dapat dibuka, lubang
tanam disiram dengan gembor memerlukan lahan siap pakai. Bibit
semangka juga perlu direndam terlebih dahulu dengan larutan khusus
atau biasa disebut larutan perangsang tumbuh. Larutan ini berguna
untuk imunisasi benih semangka agar mudah terserang penyakit atau
hama. Lama proses perendaman yaitu sekitar 5 -10 menit. Langkah
selanjutnya yaitu ganti bibit semangka dari kantong tanam. Berhati
hatilah dalam benih semangka berhasil tidak rusak.
 
Pemeliharaan
Pada bagian ini yang perlu Anda lakukan adalah proses penjarangan dan
penjaman. Langkah penjarangan dilakukan jika tanaman tersebut terlalu
lebat, yaitu dengan cara memotong dan memangkas daun atau batang
yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Sementara untuk langkah
penyulaman bisa dilakukan dengan cara mengganti bibit yang telah mati
dengan bibit baru yang lebih sehat. Selain itu juga dilakukan proses
penyiangan. Caranya yaitu dengan membuang ranting yang dianggap
sudah tidak berguna. Pada ujung ranting sekunder cukup disisakan-
sisakan helai daun saja.

Pemupukan
Budidaya semangka menggunakan pupuk organik. Guna mendukung
pengembangan buah semangka dan menyehatkan daun, menggunakan
Topsil D. Sementara untuk pematangan buah semangka menggunakan
pupuk Topsil B untuk hasil buah yang bagus.

Pengairan
Secara umum petani menggunakan sistem Farrow Irigasi, yang mana air
dilairkan memakai saluran antara bedengan. Rata-rata pemberian di
musim kemarau yaitu 4-6 hari. Pastikan juga volume penyiraman air
tidak berlebihan.

Panen
Semangka bisa dipanen mulai berumur hari. buah semangka siap
dipanen jika telah terjadi perubahan warna buah. Batangnyanya sendiri
akan terlihat mengecil dan kemudian semakin mengering. Itulah ciri-ciri
buah semangka yang sudah siap dipanen. Usahakan waktu pemanenan
pada cuaca cerah dan tidak hujan hasil panen dalam kondisi kering.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Saduran budidaya tanaman semangka ini dapat menjadi bahan ajar
materi

3.2 Saran
Disarankan bagi pembaca agar memiliki banyak referensi lagi selain dari
saduran ini
DAFTAR PUSTAKA

Budidaya Tanaman Semangka diakses melalui (pertanian.go.id)

Anda mungkin juga menyukai