UBI KAYU
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Ruminta, M.Si.
Disusun oleh :
Muhammad Aidil Faras 150610220050
Nurfah Khamida 150610220027
Arsal Nafiz Nulhakiem 150610220092
Afrian Rahim 150610220043
Nusrat Zakyyah Ramdhani 150610220089
Muhammad Haidar As Syafiq150610220084
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya karena
tanpa rahmat dan karunia-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Sistem Agribisnis dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Ruminta, M.Si. selaku dosen
mata kuliah teknologi produksi tanaman pangan yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih
jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Maka dari itu
kami mohon saran dan kritik dari dosen maupun teman-teman, guna menjadi acuan agar kita
dapat menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan 3
Penelitian……………………………………
BAB 2 : PEMBAHASAN 4
BAB 3 : PENUTUPAN 11
3.1 Kesimpulan………………………………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya (SDA), baik dari
hasil laut hingga buminya. Letak geografis yang strategis serta kondisi tanah yang bagus
membuat banyak tanaman yang tumbuh di dalamnya.
Mulai dari umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain sebagainya. Salah
satunya adalah ubi kayu, tanaman yang satu ini terbukti berperan penting sebagai penyangga
pangan bagi masyarakat pedesaan di Pulau Jawa pada jaman colonial
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuan penulisan
makalah :
Ubi kayu merupakan tanaman “multiguna” karena umbi, batang dan daunnya bermanfaat.
Ubi kayu ini mengandung banyak sekali manfaat untuk badan kita, mulai dari karbohidrat
hingga vitamin. Umbi ubi kayu kaya gizi, mengandung karbohidrat 34%, protein 1,2%,
lemak 0,3%, fosfor 40%, berbagai unsur mineral, dan bahkan vitamin.
Ubi kayu (Manihot Esculenta Crantz) berasal dari daerah tropika sekitar Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Pada abad ke-16 da ke-17 bangsa Spanyol membawa ubi kayu dari
Amerika Utara ke Filipina dan yang berkembang di Indonesia sebagian besar berasal dari
Filipina (Van Der Eng 1998).
Pada sistem perekonomian Indonesia ubi kayu juga berperan penting, khususnya sebagai
bahan baku berbagai industri pangan dan non-pangan untuk keperluan dalam negeri maupun
ekspor.
Ubi kayu merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae dengan
nama latin Manihot esculenta crantz. Tanaman ini mengandung karbohidrat yang tinggi, di
Indonesia ubi kayu sangat populer dan terdapat banyak sekali olahan dari ubi kayu.
Batang ubi kayu berbentuk bulat, panjang dan berbuku-buku, akar tanaman ini adalah jenis
akar tunggang, daun ubi kayu merupakan daun tunggal dengan bentuk menjari, bunga ubi
kayu merupakan bunga tunggal, umbi tanaman ini mengandung zat pati dengan bentuk
silinder dan meruncing, serta bentuk yang bercabang.
Ubi kayu atau biasa kita sebut singkong (Manihot Utilissima) dapat diklasifikasikan dalam
kerajaan, divisi, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies sebagai berikut:
- Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
- Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
- Sub divisi :
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Euphorbiales
- Famili : Euphorbiaceae
- Genus : Manihot
- Spesies : Manihot esculenta crantz
● Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubi kayu antara 1.500-2.500 mm/tahun.
Untuk suhu udara minimal tanaman ubi kayu sekitar 10oC, jika suhu dibawah 10oC
menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil dikarenakan
pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara optimal untuk
tanaman ubi kayu antara 60-65%. Sinar matahari yang dibutuhkan untuk tanaman ubi
kayu sekitar 10 jam/hari terutama untuk perkembangan umbinya dan kesuburan daun.
● Media Tanam
Tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah,
gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah
dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah
tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ubi kayu yang lebih baik,
tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya. Jenis
tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis aluvial latosol, podsolik
merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Derajat keasaman (pH) tanah yang
sesuai untuk budidaya ubi kayu berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. Pada
umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga
seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ubi kayu.
● Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ubi kayu antara 10700 mdpl,
sedangkan toleransinya antara 10-500 m.dpl. Jenis ubi kayu tertentu dapat ditanam
pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
➢ Pembukaan lahan dilakukan dengan pembersihan lahan dari segala macam gulma
dan akar-akar dari pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan adalah
untuk memudahkan perakaran tanaman agar berkembang dan menghilangkan
tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
3. Teknik Penanaman
➢ Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan
tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau
setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada pola
monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X
40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150
X 100 cm atau 300 X 150 cm.
➢ Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ubi kayu
kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek
tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam secara
dangkal.
5. Panen
Ubi kayu dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang.
Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ubi
kayu telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk
varietas dalam. Cara Panen Ubi kayu dipanen dengan cara mencabut batangnya
dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
A. Penyulaman
Penyulaman merupakan salah satu langkah penting dalam proses pemeliharaan
tanaman ubi kayu. Proses ini dilakukan ketika terdapat tanaman yang mati, rusak, atau tidak
berkembang dengan baik. Penyulaman bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan
tanaman dan memastikan populasi tanaman yang sehat dan kuat.
Untuk bibit yang abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara
mencabut dan diganti dengan bibit yang baru. Bibit atau tanaman muda yang mati harus
disulam atau diganti. Bibit sulaman seharusnya juga merupakan tanaman yang sehat dan tepat
waktu untuk ditanam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak
terlalu panas. Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah
penanaman.
Dalam proses penyulaman tanaman ubi kayu ini sendiri terdapat langkah-langkah umum
yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
● Identifikasi tanaman yang perlu disulam
● Persiapan bibit penyulaman
● Persiapan lahan dan lubang tanam
● Penanaman bibit penyulaman
● Perawatan pasca penanaman ; dan
● Pengendalian hama dan penyakit
C. Pembumbunan
Pembumbunan merupakan proses penambahan tanah atau peninggian permukaan
tanah di sekitar batang tanaman ubi kayu. Tujuan utama dari pembumbunan adalah untuk
meningkatkan drainase dan memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh tanaman ubi kayu.
Dalam proses pembumbunan pada area tanaman ubi kayu, ada beberapa langkah yang
perlu diperhatikan, antara lain ialah :
● Pemilihan Lokasi : Memastikan lokasi memiliki drainase yang baik dan tidak rentan
terhadap genangan air dengan menghindari lokasi tanah yang terlalu lembek atau
cenderung mengalami kelebihan air.
● Persiapan Lahan : Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan gulma dan
material organik lainnya, dan jika perlu dapat juga dengan melakukan pengeringan
atau perbaikan drainasae pada area yang rawan genangan air.
● Penyusunan Tanah : Menyiapkan tanah untuk pembumbunan dengan menggunakan
tanah yang berupa tanah liat atau tanah berlempung yang subur. Selain itu juga,
memastikan tanah telah dicampur dengan pupuk organik untuk meningkatkan
kesuburan dan kualitas tanah.
● Bentuk Bumbunan : Membentuk bumbunan dengan membuat gundukan atau
bedengan di sekitar batang tanaman ubi kayu. Tinggi bumbunan dapat disesuaikan
dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman, biasanya berkisar antara 20-30 cm.
● Pemadatan dan Perataan : Pemadatan tanah di sekitar bumbunan perlu dilakukan
untuk memastikan kestabilan dan menghindari erosi tanah. Perataan permukaan
bumbunan juga penting agar tidak ada cekungan atau tonjolan yang dapat menahan
air.
D. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang bagian tanaman yang tidak produktif,
merangsang pertumbuhan tunas baru, memperbaiki bentuk tanaman, dan memastikan
sirkulasi udara yang baik di antara tanaman. Pemangkasan yang tepat dapat meningkatkan
produktivitas dan kualitas tanaman ubi kayu.
Dalam proses pembumbunan pada area tanaman ubi kayu, ada beberapa langkah yang
perlu diperhatikan, antara lain ialah :
● Identifikasi tanaman yang akan dipangkas : Memperhatikan tanaman ubi kayu yang
perlu dipangkas dengan fokus pada bagian tanaman yang tidak produktif, rusak, atau
terinfeksi oleh hama atau penyakit. Selain itu juga, memastikan untuk
mempertimbangkan pertumbuhan tanaman yang berlebihan atau cabang yang saling
tumpang tindih.
● Pemilihan alat pemangkas yang tepat : Menggunakan alat pemangkasan yang tajam
dan bersih, seperti gunting taman atau pisau pemangka, dan juga memastikan alat
tersebut dalam kondisi baik dan steril untuk menghindari penyebaran penyakit.
● Pemangkasan cabang yang rusak atau mati : Memotong di dekat pangkal cabang atau
di tempat yang sehat, agar mendorong pertumbuhan tunas baru dan mencegah
penyebaran penyakit ke bagian lain tanaman.
● Pemangkasan tunas lateral : Pemangkasan tunas lateral dilakukan untuk
mengendalikan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan mempromosikan
pertumbuhan tanaman secara vertikal.
● Pemangkasan daun : Jika ada daun yang layu, menguning, atau terinfeksi, daun
tersebut harus dipotong dan dibuang, agar membantu menjaga kebersihan dan
kesehatan tanaman ubi kayu.
● Penyemprotan disinfektan : Setelah pemangkasan, disarankan untuk menyemprotkan
disinfektan pada alat pemangkasan untuk menghindari penyebaran penyakit. Hal ini
penting untuk mencegah kontaminasi dari satu tanaman ke tanaman lainnya.
● Pemangkasan pembentukan : Pemangkasan pembentukan dilakukan untuk
membentuk tanaman ubi kayu yang ideal. Pemangkasan dapat dilakukan dengan
memangkas ujung tunas untuk merangsang pertumbuhan cabang samping, sehingga
tanaman memiliki bentuk yang lebih penuh dan teratur.
E. Pemupukan
Pemupukan yang tepat dapat memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman untuk
pertumbuhan yang optimal dan peningkatan produktivitas. Pemupukan yang baik juga dapat
membantu mencegah defisiensi nutrisi dan memperbaiki kondisi kesuburan tanah.
Dalam proses pemupukan pada area tanaman ubi kayu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain ialah :
● Analisis tanah : Analisis tanah akan memberikan informasi tentang tingkat keasaman
(pH) tanah dan tingkat ketersediaan nutrisi di dalamnya. Hal ini akan membantu
dalam menentukan jenis dan dosis pupuk yang diperlukan.
● Pemilihan pupuk yang tepat : Berdasarkan hasil analisis tanah, maka dapat diketahui
pilihan pupuk yang baik dan dibutuhkan oleh tanaman ubi kayu itu sendiri. Nutrisi
utama yang biasanya diperlukan oleh tanaman ubi kayu adalah nitrogen (N), fosfor
(P), dan kalium (K).
● Pemberian pupuk organik : Pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, atau
pupuk hijau dapat diberikan sebagai sumber nutrisi alami untuk tanaman ubi kayu.
Pupuk organik tidak hanya memberikan nutrisi, tetapi juga meningkatkan kesuburan
tanah dan memperbaiki struktur tanah.
● Pemberian pupuk anorganik : Selain pupuk organik, pupuk anorganik juga dapat
digunakan dalam pemupukan tanaman ubi kayu. Pemilihan pupuk anorganik harus
disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan rekomendasi dosis yang diberikan oleh
ahli pertanian.
● Waktu pemberian pupuk : Pemberian pupuk harus dilakukan pada waktu yang tepat.
Pemberian pupuk dapat dilakukan sebelum tanam, saat penanaman, atau selama masa
pertumbuhan aktif tanaman ubi kayu.
● Pemupukan berulang : Pemupukan berulang diperlukan selama siklus pertumbuhan
tanaman ubi kayu. Pemupukan dapat dilakukan secara periodik dengan
memperhatikan fase pertumbuhan tanaman seperti masa tanam, masa vegetatif, dan
masa pembungaan. Pemupukan berulang membantu menjaga suplai nutrisi yang
konsisten untuk tanaman sepanjang musim.
● Irigasi setelah pemupukan : Setelah melakukan pemupukan, maka diperlukan
penyiraman yang cukup. Hal ini untuk membantu melarutkan pupuk dan memastikan
penyerapan nutrisi oleh tanaman.
● Kebutuhan air : Tanaman ubi kayu membutuhkan jumlah air yang cukup, tetapi juga
harus dihindari kelebihan air atau genangan yang berkepanjangan. Tanah harus cukup
lembab, tetapi tidak boleh terlalu basah.
● Frekuensi penyiraman : Penyiraman dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan kebutuhan tanaman. Pada awal pertumbuhan, tanaman ubi
kayu memerlukan penyiraman yang lebih sering. Secara umum, penyiraman
dilakukan saat tanah mulai terasa kering, tetapi tidak boleh menunggu tanah terlalu
kering.
● Metode Penyiraman : Ada beberapa metode penyiraman yang dapat digunakan,
tergantung pada ukuran lahan budidaya dan ketersediaan sumber air. Metode
penyiraman yang umum digunakan antara lain ialah penyiraman manual dengan
menggunakan alat seperti semprotan atau selang air, metode irigasi tetes dengan
melibatkan penggunaan pipa, serta dengan metode irigasi sprinkler dengan
menggunakan sprinkler atau penyemprot air yang menyebarkan air secara merata ke
seluruh area tanaman ubi kayu.
● Waktu penyiraman : Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu lebih
rendah dan kelembaban udara lebih tinggi. Hal ini membantu mengurangi penguapan
air dan memastikan air diserap dengan baik oleh tanah.
● Drainase yang baik : Pastikan tanah memiliki sistem drainase yang baik untuk
menghindari genangan air yang berlebihan. Tanah yang tergenang dapat
menyebabkan pembusukan akar dan penyakit pada tanaman ubi kayu.
● Monitoring kondisi tanah : Memperhatikan kondisi tanah secara rutin. Jika tanah
terlalu basah atau terlalu kering, frekuensi penyiraman harus disesuaikan. Selain itu
juga, perlunya memeriksa kelembaban tanah dengan menguji menggunakan jari atau
menggunakan alat pengukur kelembaban tanah.
● Konsistensi penyiraman : Lakukan penyiraman secara konsisten. Jangan membiarkan
tanah terlalu kering atau terlalu basah dalam jangka waktu yang lama, serta upayakan
untuk selalu menjaga kelembaban tanah.
1. Sumber Energi Tinggi: Ubi kayu mengandung karbohidrat kompleks yang memberikan
energi yang tahan lama. Umbi ini mengandung amilosa dan amilopektin yang dapat dicerna
secara perlahan oleh tubuh, menjaga kadar gula darah tetap stabil. Ini menjadikannya sebagai
makanan yang ideal untuk mengatasi kelelahan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan
menjaga kestabilan energi sepanjang hari.
2. Kaya Akan Serat: Ubi kayu mengandung serat pangan yang tinggi, yang berperan penting
dalam menjaga pencernaan yang sehat. Serat membantu mengatur gerakan usus, mencegah
sembelit, dan mempromosikan penyerapan nutrisi yang optimal. Konsumsi ubi kayu secara
teratur dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi risiko
terjadinya penyakit usus besar.
3. Kandungan Gizi yang Kaya: Ubi kayu mengandung sejumlah nutrisi penting yang
diperlukan oleh tubuh. Ini termasuk vitamin C, yang membantu memperkuat sistem
kekebalan tubuh dan melawan radikal bebas, serta vitamin B kompleks yang berperan dalam
metabolisme energi. Selain itu, ubi kayu juga mengandung zat besi, kalsium, fosfor, dan
magnesium yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan pemeliharaan kesehatan jantung.
5. Mendukung Kesehatan Jantung: Ubi kayu rendah lemak dan bebas kolesterol, sehingga
menjadi pilihan makanan yang baik untuk menjaga kesehatan jantung. Kandungan serat dan
kalium yang tinggi dalam ubi kayu membantu menjaga tekanan darah tetap stabil,
mengurangi risiko hipertensi, dan meningkatkan fungsi pembuluh darah. Selain itu, vitamin
B6 dalam ubi kayu juga dapat membantu mengurangi kadar homosistein dalam darah, yang
dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah.
7. Sumber Kalori Alternatif: Ubi kayu dapat menjadi alternatif yang baik untuk bahan
makanan pengganti gandum atau sumber karbohidrat lainnya. Ini terutama bermanfaat bagi
individu yang mengikuti diet bebas gluten atau yang memiliki sensitivitas terhadap gandum.
Ubi kayu dapat digunakan dalam berbagai bentuk, seperti tepung ubi kayu, tepung sagu, atau
sebagai pengganti tepung terigu dalam berbagai resep.
8. Ramah Lingkungan: Tanaman ubi kayu memiliki keunggulan dalam hal keberlanjutan dan
ketahanan lingkungan. Mereka tumbuh dengan baik di daerah-daerah dengan curah hujan
yang tinggi dan tanah yang miskin. Ubi kayu juga memiliki tingkat produktivitas yang tinggi
dibandingkan dengan tanaman lain, dengan waktu panen yang relatif singkat. Pertanian ubi
kayu dapat membantu mengurangi tekanan pada sumber daya alam, seperti air dan lahan,
sambil memberikan pangan yang bergizi kepada populasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, ubi kayu adalah sumber makanan yang kaya nutrisi, sumber
energi yang tinggi, dan memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan. Konsumsi ubi
kayu secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko terjadinya penyakit degeneratif. Selain itu, sebagai
tanaman yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, ubi kayu juga dapat memainkan peran
penting dalam ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan global.
DAFTAR PUSTAKA
Wellyana. (2019, Mei 14). Mengenal Ubi kayu. Retrieved from cybext.pertanian.go.id:
http://www.cybex.pertanian.go.id/artikel/68784/mengenal-ubi-kayu/