( Nephelium sp. )
I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon dengan famili
Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Hairy Fruit berasal dari
Indonesia. Hingga saat ini telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-
negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis.
3.2.4. Pengapuran
Pengapuran pada dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak bisa
ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur, setelah lobang-lobang itu digali
dengan ukuran penanaman di pekarangan dan dasarnya ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap
lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman
rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi subur.
3.2.5. Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian
diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek) dan setelah 1 minggu lahan baru siap
untuk ditanami bibit rambutan yang telah jadi.
3.3.4. Lain-lain
Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain
dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar
matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu.
Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara
alamiah.
3.4.2. Perempalan
Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun
segera dilakukan peempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk
memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan
mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa
panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru
pada musim berikutnya dan hasil berikutnya dapat meningkat.
3.4.3. Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan pupuk secara
berkala dengan aturan:
a. Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk
kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 germ ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan
jalan menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan
campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya.
b. Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk kandang, 60
kg TSP, 150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan yang sama, apabila menggunakan pupuk
NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila
ditabur dalam musim hujan dan dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim
penghujan.
3.5.2. Penyakit
Penyakit tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos sp) yang
diserang umumnya daun tua dan muncul pada musim hujan dengan ciri-ciri adanya bercak-bercak kecil
dibagian atas daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya.
Ganggang Chaphaleuros kesimbiose dengan lumut kerek (lichen) dan dapat dijumpai pada daun dan
batang rambutan, yang nampak seperti panu sehingga ranting yang diserang dapat mati; Penyakit akar
putih disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus dengan tanda rizom berwarna putih yang
menempel pada akar dan apabila akar yang kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.
3.5.3. Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yang berbentuk rerumputan yang berada
disekitar tanaman rambutan yang akan mengganggu pertumbuhan perkembangan bibit rambutan oleh
sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang disesuikan dengan jenis rambutan
yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan rambutan yang sudah
masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan
dilakukan sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim
penghujan.
3.7. Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan
Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah rambutan harus diikat secara baik, biasanya dikumpulkan
tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara keseluruhan.
3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan yang terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya dilakukan dengan jalan dibuat
asinan/manisan dan dimasukkan dalam kaleng/botol atau dapat juga dengan menggunakan kantong
plastik. Hal ini dapat menjaga kesterlilan dan ketahanan serta lama penyimpanannya.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standard produksi ini meliputi: klasifikasi/penggolongan dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara
uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.
5.2. Diskripsi
Buah rambutan segar adalah buah dari tanaman rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dalam tingkat
ketuaan optimal, utuh, segar dan bersih. Standar buah rambutan di Indonesia tercantum dalam Standar
Nasional Indonesia SNI 01-3210-1992.
5.5. Pengemasan
Buah rambutan segar disajikan dalam bentuk ikatan atau lepas, dibungkus bahan kertas, jaring plastik
atau bahan laian yang sesuai, lalu dikemas dengan keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan lain
yang sesuai dengan atau tanpa penyangga, dengan berat bersih maksimum 10 kg.
Pada bagian luar kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain :
a) Produksi Indonesia.
b) Nama barang/kultivar.
c) Golongan ukuran.
d) Jenis mutu.
e) Nama perusahaan/eksportir.
f) Berat bersih/kotor.
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Mahisworo, Kusno Susanto dan Agustinus Anung, Bertanam Rambutan; Jakarta: Penebar Swadaya,
1991, cet ke-3. 80p; 21 cm.
b) Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan Iman Satyawibawa, Agribisnis tanaman perkebunan. Jakarta: Penebar
Swadaya, 1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p.