Anda di halaman 1dari 12

Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman

Kelompok 1 :

1. Muhammad Zufar Ghazani Manggala (20200210151)

2. Salma Hana Faizah (20200210161)

3. Mustafa Krisnanto (20200210173)

4. Muhhammad Hafid Ristanto (20200210181)

5. Dwi Septi Nur Amaliah (20200210192)

6. Siti Nurma Fikriah R.Bahar (20200210205)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021
KASUS

Pak Damar memiliki kebun buah mangga seluas 1000 m2. Jenis mangga yang ditanam
adalah manalagi, bibit yang ditanam asal cangkok. Pohon mangga ditanam dengan jarak
tanam teratur, sesuai dengan syarat budidayanya. Saat ini tanaman Pak Damar sudah berumur
10 tahun. Pak Damar melakukan pemeliharaan rutin seperti pemupukan, pemangkasan dan
pengendalian hama penyakit. Hasil yang diperoleh setiap panen adalah 50 kg per pohon. Pak
Joko yang tinggal di kawasan yang sama dengan Pak Damar, memiliki lahan pekarangan
seluas 1000 m2, tanaman yang ditanam heterogen seperti kelapa, pisang, rambutan dan
didominasi tanaman mangga manalagi. Fokus pada mangga, bibit yang ditanam asal cangkok,
ditanam berselang seling dengan tanaman lain tanpa pengaturan jarak tanam. Tanaman
mangga dibiarkan tumbuh dan setiap panen hasil yang diperoleh sebanyak 10 kg per pohon.
Tindakan apa yang perlu dilakukan oleh Pak Joko agar pohon yang dimilikinya dapat
menghasilkan buah sebanyak milik Pak Damar?

IDENTIFIKASI MASALAH

a. Pohon mangga milik Pak Joko hanya dapat berbuah 10kg/pohon setiap panen.
Masalah tersebut sangat di sayangkan karena seharusnya pohon mangga Pak Joko
juga bisa menghasilkan buah lebih dari 10kg/pohon setiap panen.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Mangga


Mangga merupakan salah satu buah-buahan yang telah banyak dikenal di indonesia.
Tanaman mangga berasal dari india. Namun buah ini sangat terkenal di Indonesia, bahkan
di Asia, Eropa, dan Amerika, karena rasanya yang sangat lezat, aroma yang harum, warna
yang sangat menarik.
1. Klasifikasi Mangga
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/ dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
(Perdana, 2014)
2. Morfologi Mangga
Tanaman mangga memiliki pohon tegak, bercabang, dan warnanya selalu hijau,
tingginya bisa mencapai 10-40 m, daun berbentuk kubah bulat panjang atau memanjang
umurnya bisa mencapai 100 tahun atau lebih.
a. Akar
Pohon mangga memiliki akar berjenis tunggang. Akar ini sangat kuat dan
panjang. Panjang akar pohon maangga bisa mencapai 6 m. Akar ini berfungsi untuk
menyerap air dan unsur hara yang terdapat pada tanah.
b. Batang atau pohon
Pohon mangga memiliki ciri ciri tegak, besar, keras, dan kuat. Hal ini
dikarenakan batang pohon mangga memiliki kambium yang merupakan lapisan
jaringan yang selnya aktif membelah. Tekstur kulit pada pohon mangga tebal dan kasar,
dan jika kulit ini terluka akan mengeluarkan getah. Warna kulit batang pohon mangga
ini adalah coklat muda hingga coklat kehitaman. Pohon mangga juga mempunyai
cabang dan ranting yang ditumbuhi banyak daun. 
c. Daun
Pohon mangga memiliki daun letaknya bergantian, tidak berdaun penumpu.
Panjang tangkai 1,25 -12,50 cm. Bentuk daun bermacam-macam ada yang berbentuk
seperti mata tombak, lonjong dan ujungnya seperti mata tombak. Tepinya biasanya
halus, tetapi kadang- kadang sedikit bergelombang, atau melipat atau meggulung.
Sedangkan tulang daun menyirip.
d. Bunga
Bunga pohon mangga ini berbentuk majemuk. Jumlah bunga yang terdapat di
setiap ketandan tanaman ini berjumlah sekitar 1000- 8000 kuntum. Dan setiap kuntum
bunga memiliki ukuran yang kecil yaitu 6-8 mm.
e. Buah
Buah mangga memiliki bentuk yang beragam tergantung jenis dan varietasnya,
namun biasanya buah mangga berbentuk lonjong, bulat, dan sedikit pipih. Ukuran buah
mangga juga ditentukan oleh jenisnya.Bagian bagian buah mangga yang berubah ketika
matang adalah warnanya, warna buah mangga ketika belum masak adalah hijau, namun
ketika sudah matang buah mangga akan memiliki warna kuning kemerah merahan.
Namun ada juga jenis buah mangga yang tetap memiliki warna hijau ketika sudah
matang.Biasanya umur mangga yang sudah mulai berbuah adalah 4 tahun untuk pohon
mangga cangkokan, sedangkan untuk pohon mangga okulasi akan mulai berbuah ketika
berumur 5 sampai 6 tahun (Pracaya, 1993).

B. Syarat Tumbuh Tanaman Mangga


Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya buah mangga, antara lain :
1. Faktor Tumbuh Budidaya Pohon Mangga. Faktor yang mempengaruhi pola tanam
pohon mangga adalah ketinggian tempat, kelembaban, sinar matahari, dan juga
temperatur.
a. Ketinggian tempat : 0-500 mdpl.
b. Suhu : Di Indonesia yang cocok adalah dataran rendah dengan musim kering yang
kuat serta volume curah hujan rendah sampai sedang. Temperatur optimum 24 – 27
derajat celcius.
c. Intensitas Sinar Matahari : Kurang lebihnya 6 jam dalam sehari dengan intensitas
penyinaran langsung.
d. Curah hujan : kira-kira 10.000 mm dan musim kering lebih kurang 4-6 bulan dengan
curah hujan rata-rata melebihi 60 mm setiap bulan. Jika tidak ada hujan dalam
jangka waktu cn ukup lama maka pada areal tanaman dapat dibantu dengan
pengairan.
2. Faktor Keasaman Tanah
Tanah yangg baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan
lempung dalam jumlah yang seimbang. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok
adalah 5,5-7,5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit. Tanah yang
subur mempunyai profil melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH rata-rata 6-
6,5. Selain itu juga perlu diperhatikan kandungan unsur hara yang tersedia bagi
tanaman.

C. Budidaya Tanaman Mangga


1. Penyiraman
Tanaman yang baru saja ditanam sebaiknya setiap hari disiram, lebih-lebih
tanaman yang berasal dari cabutan, juga jangan lupa beri perlindungan dari teiknya
sinar matahari, sehingga daun dan batang tidak akan menjadi kering.
3. Pencegahan Penyakit
Untuk pencegahan timbulnya penyakit maka dapat dilakukan penyemprotan
dengan fungisida, misalnya dengan Bubur Bordeaux, karena ini melekatnya lebih
kuat dibanding dengan fungisida lainnya, bila terkena hujan tidak lekas larut.
4. Pemberantasan Hama
Kalau ada ulat , kutu putih, dan hama lainnya sebaiknya langsung diberantas.
Jikalau masih sedikit maka bisa menggunakan cara mekanis, namun jika sudah terlalu
sulit membrantas dengan cara mekanis maka kita bisa menggunakan cara kimia,
misalnya dengan Cymbush, Phosdrin, dan lain-lainnya.
5. Pemangkasan bunga, ranting atau cabang
Apabila tanaman yang masih muda sudah mulai berbunga sebaiknya
dilakukan pemotongan bunga , sebab jika dibiarkan menjadi buah ketika masih muda
akan membuat tanaman mangga menjadi lemah dan mudah terserang penyakit
kemudian tanaman baru dapat berbunga ketika berumur ± 4 tahun. Ranting atau
cabang yang kering atau yang terserang penyakit lebih baik dilakukan pemotongan
agar tidak terjadi penularan pada bagian lain.
6. Penyiangan dan Penggemburan
Gulma harus segera disiang, jangan sampai terlalu rimbun dan ditumbuhi
gulma, karena gulma akan menjadi saingan tanaman mangga dalam menyerap
makanan, sehingga menyebabkan tanaman mangga kalah cepat dalam menyerap
makananan. Selain itu gulma juga dapat menjadi tempat berlindung atau menjadi
tanaman inang bagi penyakit yang kemudian hari dapat menyerang tanaman mangga.
Jika tanah padat dapat dilakukan penggemburan sehingga didalam tanah dapat terjadi
pertukaran udara. Bila akar tanaman mendapat udara akar dapat tumbuh sehat dan
dapat menyerap makanan cukup banyak sehingga tanaman akan menjadi cepat besar.
7. Pemangkasan
Tunas yang keluar dibawah okulasi atau sambungan dihilangkan, jangan
dibiarkan menjadi besar sebab akan mengalahkan pertumbuhan tunas okulasi atau
sambungan. Tanaman muda yang baru saja ditanam sebenarnya lebih baik dibiarkan
saja agar tumbuh bebas ± 4tahun. Kemudian setelah itu baru dilakukan pemangkasan
bentuk.
8. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan tambahan nutrisi pada tanah, yang secara
langsung maupun tidak langsung akan diserap oleh tanaman untuk metabolismenya.
Nutrisi yang dibutuhkan terdiri dari makronutrien dan mikronutrien.
a. Pupuk organik
 Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
 Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
 Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg
pupuk kandang, 15 kg abu.
 Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg
abu. Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan
tanah.
 Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah
mata cangkul (5 cm).
b. Pupuk anorganik
 Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
 Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
 Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080
gram/tanaman.
 Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970
gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
 Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940
gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman (Wulandari, 2018).

ANALISIS MASALAH

Pak Joko hanya dapat berbuah 10kg/pohon setiap panen. Masalah tersebut sangat di
sayangkan karena seharusnya pohon mangga Pak Joko juga bisa menghasilkan buah lebih
dari 10kg/pohon setiap panen.

Dari kasus tersebut diketahui bahwa hasil panen pak Joko lebih sedikit dibandingkan
hasil panen pak Damar yang dimana mangga pak Joko di tanam tanpa pengaturan jarak
dengan tanaman lain, karena Pak Joko tidak melakukan pemeliharaan penjarangan yaitu
tidak adanya jarak antar tanaman sehingga penyerapan unsur hara oleh akar tanaman mangga
menjadi terhambat dan berpengaruh terhadap proses fotosintesis dan hasilnya panen buah
mangga pak Joko lebih sedikit yaitu hanya 10kg dibandingkan dengan pak Damar yang
setiap panennya mengghasilkan 50 kl buah manga. Seharusnya Pak Joko memberi jarak antar
tumbuhan supaya penyerapan unsur hara dapat optimal sehingga akan mempengaruhi proses
fotosintesis dan hasilnya akan maksimal. Selain itu dapat juga disebabkan oleh kurangnya
pemupukan pemberian pupuk sangat berpengaruh terhadap efektifitas serapan hara tanah dan
akar tanaman yang dapat meningkatkan kadar unsur hara dan membuat tumbuhan pada media
tanam dapat tumbuh subur selain meningkatkan unsur hara, pupuk juga bisa menyingkirkan
hama di tanaman dan seharusnya pak joko memberikan pupuk ZA 1.750 gram/tanaman dan
KCL 1.080 gram/tanaman sebelum berbunga, pupuk ZA 1.380 gram/tanaman, TSP 970
gram/tanaman, KCL 970 gram/tanaman saat berbunga, dan pupuk ZA 2.700 gram/tanaman,
TSP 1.940 gram/tanaman, KCL 1.940 gram/ jika takaran pupuk yang digunakan tanaman
sesuai maka tanaman setelah panen agar mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu Pak
Joko juga tidak melakukan pemeliharaan pemangkasan batang pohon mangga juga harus
dipangkas tujuannya untuk menghilangkan batang dan daun yang sudah tidak aktif
berproduksi atau yang terinfeksi penyakit karena jika tidak dihilangkan ,akan menular pada
batang cabang lain sehingga pohon mangga akan sedikit berproduksi ., Pemangkasan ranting
meningkatkan jumlah cabang primer pada tanaman. Jumlah cabang primer tertinggi dicapai
dengan memangkas ranting pada jarak 30 cm dari permukaan tanah Pemangkasan ranting dan
jumlah cabang primer yang dipelihara berpengaruh secara nyata terhadap jumlah daun dan
luas daun total tanaman jarak pagar berumur 2-10 bulan setelah pangkas . Pada 10 Bulan
Setelah Pangkas, perlakuan pemangkasan batang pada jarak 40 cm dari permukaan tanah
menghasilkan luas daun total dan jumlah daun tertinggi. Semakin banyak jumlah daun
kemampuan membentuk fotosintat akan semakin besar sehingga pembentukan organ-organ
vegetatif akan lebih baik (Taiz dan Zeiger, 2002).Pak Joko juga tidak melakukan
pemeliharaan pengairan.Pengairan sangat penting karena air berfungsi sebagai pelarut
berbagai senyawa molekul organik (unsur hara) dari dalam tanah kedalam tanaman,
transportasi fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga turgiditas sel
diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai penyusun utama dari
protoplasma.

PENYELESAIAN MASALAH
Berdasarkan studi literatur dan diskusi maka penyelesaian masalah yang dapat
dilakukan dari kasus yang dialami oleh Pak Joko pada pohon mangganya yang jarak tanam
nya tidak teratur ,ranting pohon tidak produktif, serta pertumbuhan buah yang lambat dan
hanya dapat berbuah 10kg/pohon setiap panen. Permasalahan tersebut sangat di sayangkan
karena seharusnya pohon mangga yang dimiliki Pak Joko bisa menghasilkan buah lebih dari
10kg/pohon setiap panen.maka dari permasalahan tersebut harus melakuakn pemeliharaan
budidaya tanaman mangga yang benar dan tepat. Dari kasus yang dialami pak joko alami,
pemeliharaan yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut : Untuk mengatasi pertumbuhan
jarak tanaman yang tidak teratur maka perlu dilakuakan penjarangan , pemangkasan,
pemupukan, pengairan.

A. Penjarangan
Tumbuhan sendiri perlu adanya jarak tanam untuk proses respirasi karena
kekurangan sinar matahari dapat menghambat proses fotosintesis. Penjarangan
sendiri adalah penebangan untuk memperlebar jarak tanam atau mengurangi jumlah
pohon agar pertumbuhan dalam suatu area lebih merata sehingga mutu buah yang
dihasilkan juga meningkat, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Penjarangan lahan
tanam.

Idealnya jarak tanam mangga adalah 10 m x 10 m atau 12 m x 12 m. Pola


penanamannya dapat berbentuk garis diagonal, garis sejajar ataupun dengan bentuk
segitiga sama sisi. Pada tekstur tanah yang keras, lubang tanam dibuat dengan ukuran
1 m x 1 m x 1 m. Sedangkan pada tekstur tanah yang gembur, lubang tanam bisa
dibuat sekitar 60 cm x 60 cm x 60 cm. Jika lubang tanam sudah siap, diamkan selama
1-2 minggu agar racun dalam tanahnya hilang. Tanah galian lubang dicampur dengan
sekam padi dan juga pupuk kandang.Pengaturan Jarak Tanam Pada tanah yang kurang
subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih
renggang. Pengurangan pohon juga perlu dilakukan karena dapat menghambat
penyerapan unsur-unsur hara tanah jika tanaman berdekatan.
Penjarangan juga merupakan kegiatan untuk menyesuaikan jumlah buah pada
tanaman mangga, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas buah dan menjaga
kesinambungan produk. Penjarangan dilakukan untuk mengurangi jumlah buah dalam
setiap tangkai dengan membuang buah yang dianggap tidak baik agar daya dukung
tanaman untuk menghasilkan buah dengan mutu dan jumlah optimal. Tahapan
kegiatan penjarangan buah, sebagai berikut :
a. Lakukan penjarangan buah saat buah masih kecil, yaitu pada saat buah berukuran
sebesar bola pingpong.
b. Buang buah yang berukuran kecil, tidak sehat (terserang OPT), dan abnormal.
c. Pilih 1-2 buah per malai (arumanis dan sejenisnya) atau 3-4 buah permalai
(Gedong Gincu dan sejenisnya) untuk dipelihara dengan kriteria bentuk buah
proporsional dan seragam.
d. Potong tangkai buah dengan menggunakan gunting pangkas terhadap buah yang
tidak memenuhi kriteria mutu.

B. Pemangkasan
Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman dan biasanya
berkaitan dengan pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit, tidak produktif,
atau yang tidak diinginkan. pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi (pangkas
bentuk) dengan cara mengontrol atau mengarahkan pertumbuhan tanaman, untuk
menjaga kesehatan tanaman, atau untuk meningkatkan hasil atau kualitas buah atau
bunga yang dihasilkan dan meningkatkan produksi (pangkas produksi) . Ada 3 tahap
pemangkasan bentuk yang biasanya dilakukan pada tanaman mangga, yaitu :

Tahap I : biasanya dilakukan pada musim hujan dengan cara memotongbatang setinggi
50 cm – 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari
cabang yang tumbuh dipelihara tiga cabang yang arahnya menyebar.

Tahap II : dilakukan pada ketiga cabang caranya menyisakan 1 - 2 ruas/pupus. Tunas


yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas, jika lebih dibuang.
Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1 - 3 – 9

Tahap III : caranya sama seperti pada tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara
semua untuk produksi.

C. Pemupukan
Berdasarkan studi literatur , agar pertumbuhan buah lebih merata maka perlu dilakuakn
pemupukan supaya mutu buah yang dihasilkan meningkat. Pemberian pupuk ini bertujuan agar
tanah menjadi subur sehingga tanaman menjadi optimal dan menambah hara, memperbaiki sifat
fisik , dan biologi tanah maka pemupukan baik organik maupun anorganik , ketersediaan hara sangat
dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi/ mineralisasi dari bahan-bahan pupuk. Pupuk kandang secara
umum kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah dari pada pupuk kimia, oleh karena itu
pemberian pupuk kandang lebih besar dari pada pupuk anorganik dan dapat di aplikasikan
melingkari pada batang tanaman di bawah tajuk tanaman. Perbedaannya, pupuk organik
dibenamkan di dalam tanah sedangkan pupuk anorganik cukup ditaburkan tipis di atas permukaan
tanah.

1. Dosis Aplikasi Pupuk Organik (Pupuk Kandang)


a. Umur tanaman 1 - 2 tahun: 10 kg tepung tulang, 5 kg pupuk kandang.
b. Umur tanaman 2,5 – 8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
c. Umur tanaman 9 tahun : tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg
pupuk kandang, 15 kg abu.
d. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg
abu. Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan
tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam
setengah mata cangkul (5 cm).
2. Dosis Aplikasi Pupuk Anorganik (pupuk Buatan)
a. Umur tanaman 1 - 2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
b. Umur tanaman 1,5 - 2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 gram/tanaman.
c. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
d. Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, TSP 970 gram/tanaman,
KCl 970 gram/tanaman.
e. Tanaman setelah panen: ZA 2.700 gram/tanaman, TSP 1.940 gram/tanaman, KCl
1.940 gram/tanaman
D. Pengairan

Pengairan merupakan rangkaian kegiatan untuk memberikan air sesuai dengan


kebutuhan tanaman mangga berdasarkan fase pertumbuhan. Pengairan dapat dilakukan
dengan sistem manual atau mekanisasi misalnya drip irigasi.

Tahapan pelaksanaan kegiatan pengairan, sebagai berikut:


a. Lakukan pengairan pada sore hari agar tidak terjadi penguapan dan dilakukan sekali
dalam seminggu.
b. Berikan air sesuai kebutuhan tanaman dan hindari pemberian air yang berlebihan.
c. Kurangi pengairan secara perlahan-lahan dua minggu sebelum panen dengan volume
40 liter/pohon dan menjelang buah tua (satu minggu sebelum panen) pengairan tidak
diberikan untuk membentuk mutu buah yang diinginkan (rasa manis, kematangan
merata).
d. Lakukan cara penyiraman secara manual pada areal dalam tajuk tanaman atau lakukan
teknik irigasi tetes dengan membuat parit air antar baris.
e. Lakukan pemberian air yang banyak setelah panen untuk memulihkan diri dari
keadaan stres ke keadaan normal. Pelaksanaannya segera diikuti dengan pemupukan
berkadar N yang tinggi.

KESIMPULAN

Pohon mangga milik pak joko tidak dapat berbuah banyak dikarenakan tidak
dilakukan pengaturan jarak tanam, pemupukan, pemangkasan, dan pengairan sehingga tidak
dapat memproduksi buah secara maksimal, Pak joko juga perlu meperhatikan syarat tumbuh
dan cara budidaya mangga yang benar.

SARAN

Dari permasalahan yang dialami Pak Joko,maka sebaiknya Pak Joko memperbaiki
cara pemeliharaan tanaman mulai dari jarak tanamnya yang teratur,pemberian
pupuk,pemangksan secara berkala dan pengairan sesuai Good Agriculture Practical agar
pohon mangga milik Pak Joko dpaat berproduksi secara maksimal.

Daftar pustaka

Heddy, S., W.H. Susanto, dan M. Kurniati. 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan
Penanganan Pasca Panen. 245 hal.
Perdana, D. 2014. Budidaya Mangga Varietas Unggul. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Pracaya. 1993. Bertanam Mangga. PT Penebar Swadaya. Jakarta
http://riau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/mangga.pdf
http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/12456/Buku%20Lapang
%20Mangga%202021%20Rev%2023-2-21.pdf?sequence=2&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai