Kelompok 1 :
FAKULTAS PERTANIAN
2021
KASUS
Pak Damar memiliki kebun buah mangga seluas 1000 m2. Jenis mangga yang ditanam
adalah manalagi, bibit yang ditanam asal cangkok. Pohon mangga ditanam dengan jarak
tanam teratur, sesuai dengan syarat budidayanya. Saat ini tanaman Pak Damar sudah berumur
10 tahun. Pak Damar melakukan pemeliharaan rutin seperti pemupukan, pemangkasan dan
pengendalian hama penyakit. Hasil yang diperoleh setiap panen adalah 50 kg per pohon. Pak
Joko yang tinggal di kawasan yang sama dengan Pak Damar, memiliki lahan pekarangan
seluas 1000 m2, tanaman yang ditanam heterogen seperti kelapa, pisang, rambutan dan
didominasi tanaman mangga manalagi. Fokus pada mangga, bibit yang ditanam asal cangkok,
ditanam berselang seling dengan tanaman lain tanpa pengaturan jarak tanam. Tanaman
mangga dibiarkan tumbuh dan setiap panen hasil yang diperoleh sebanyak 10 kg per pohon.
Tindakan apa yang perlu dilakukan oleh Pak Joko agar pohon yang dimilikinya dapat
menghasilkan buah sebanyak milik Pak Damar?
IDENTIFIKASI MASALAH
a. Pohon mangga milik Pak Joko hanya dapat berbuah 10kg/pohon setiap panen.
Masalah tersebut sangat di sayangkan karena seharusnya pohon mangga Pak Joko
juga bisa menghasilkan buah lebih dari 10kg/pohon setiap panen.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pencegahan Penyakit
ANALISIS MASALAH
Berdasarkan kasus pada tanaman mangga Pak Joko yang telah diidentifikasi
permasalahannya yaitu hanya dapat berbuah 10kg/pohon setiap panen. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor pemeliharaan yang kurang intensif, yaitu sebagai berikut :
PENYELESAIAN MASALAH
A. Penjarangan
Penjarangan tanaman adalah tindakan pengurangan jumlah batang persatuan luas
untuk mengatur kembali ruang tumbuh tanaman dalam rangka mengurangi persaingan
antar tanaman dan meningkatkan pertumbuhan serta kesehatan tegakan. Tujuan dari
kegiatan penjarangan adalah memelihara pohon mangga yang terbaik pada suatu tegakan
dengan memberi ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman atau tegakan tinggal sehingga
pada akhir daur akan diperoleh tegakan hutan yang memiliki massa kayu yang besar dan
berkualitas tinggi.
1. Penjarangan Mekanis
Penjarangan mekanis, yaitu penjarangan yang dilakukan untuk mengatur jarak antar
pohon yang bertujuan memperoleh pertumbuhan optimal, tanpa melihat permukaan
tajuk. Penjarangan mekanis dilakukan tanpa melihat posisi tajuk pohon dalam
tegakan. Idealnya jarak tanam mangga adalah 10 m x 10 m atau 12 m x 12 m. Pada
tekstur tanah yang keras, lubang tanam dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m.
Sedangkan pada tekstur tanah yang gembur, lubang tanam bisa dibuat sekitar 60 cm x
60 cm x 60 cm. Pengaturan jarak tanam pada tanah yang kurang subur jarak tanam
harus dirapatkan sedangkan pada tanah yang subur jarak tanam harus lebih renggang.
B. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan tanaman mangga dilakukan pada bagian cabang dan tunas (ranting).
Pemangkasan ini dilakukan pada cabang yang kurang produktif seperti cabang yang
rusak atau terserang penyakit, tua dan yang tumbuh tidak beraturan. Pemangkasan
cabang dan tunas bertujuan untuk penjarangan agar tanaman tidak terlalu rimbun
sehingga cahaya dan sirkulasi udara dapat masuk ke dalam kanopi tanaman.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan setelah buah dipanen untuk merangsang keluarnya
bunga, pertumbuhan tunas baru, megurangi kerimbunan sehingga dapat mencegah
serangan OPT (Purbiyati, 2002). Berikut adalah jenis-jenis pemangkasan :
a. Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan ini dilakukan pada cabang yang kurang produktif atau terserang hama
penyakit. Kemudian dilakukan pemangkasan agar unsur hara yang diberikan dapat
tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif.
b. Pemangkasan pucuk
C. Pemupukan
Pemberian pupuk menjadi faktor yang sangat penting, tujuannya agar tanaman yang
ditanam dapat berproduksi secara optimal karena proses produksi dan pertumbuhan
tanaman tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya unsur hara atau ketersediaan nutrisi
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk yang dipakai yang memiliki kandungan
unsur hara yang sesuai kebutuhan pada tanaman untuk fase generatif.
a. Metode Pemupukan
Metode pemupukan yang digunakan yaitu ring placement. Ring placemet umumnya
digunakan untuk tanaman tahunan dengan ditaburkan melingkari tanaman dengan
jarak tegak lurus daun tejauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah.
Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik minimal 30 kg/pohon dan pupuk
anorganik (Phonska) sebanyak 5 kg/pohon. Semua pupuk organik dan ½ dosis pupuk
anorganik diberikan setelah panen (Desember) dan ½ dosis pupuk anorganik
diberikan akhir musim hujan (Maret) (Soleh, 2002). Pupuk dimasukkan dalam parit
melingkari pohon kemudian dibumbun .
Kekurangan unsur hara akibat lahan yang kurang subur sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan hara tanaman selama periode reproduksi yang menyebabkan
kerontokan bunga dan buah menjadi tinggi.Perlu penambahan unsur hara mikro untuk
menguatkan tangkai buah supaya tidak rontok dan memacu perkembangan buah
menjadi lebih besar. Pupuk mikro diberikan 2 minggu sekali dengan konsentrasi 0,15%
(15 cc/l air), dimulai saat buah sebesar kelereng sebanyak lima kali. Berikut jenis- jenis
pupuk :
Pupuk NPK, cara penerapannya dosis NPK yang dosisnya 2 kg bisa diterapkan
dengan cara memberi pupuk tersebut ke pohon mangga saat bakal buah mangga
tersebut masih sebesar biji kacang tanah.
Pupuk KCl 0,5 kg, pupuk ZA 0,5 kg dan NPK 3 kg digabung menjadi 1, kemudian
cara penerapannya adalah memberikan pupuk tersebut dengan cara menaburkan
pupuk tersebut secara melingkar 1,5 m dari pohon mangga tersebut.
Pupuk Kandang, cara penerapan pupuk ini dengan dosis sebesar 50 kg adalah
dengan memberikannya kepada pohon mangga yang berumur 1 minggu setelah
buah mangga dipanen.
D. Pengairan
a. Lakukan pengairan pada sore hari agar tidak terjadi penguapan dan dilakukan sekali
dalam seminggu.
b. Berikan air sesuai kebutuhan tanaman dan hindari pemberian air yang berlebihan.
c. berikan air pada tanaman umur > 6 tahun dengan volume 70-80 liter/pohon/minggu.
d. Berikan air pada saat buah sebesar bola pingpong yaitu 70- 100 liter/pohon/minggu.
e. Kurangi pengairan secara perlahan-lahan dua minggu sebelum panen dengan volume
40 liter/pohon dan menjelang buah tua (satu minggu sebelum panen) pengairan tidak
diberikan untuk membentuk mutu buah yang diinginkan (rasa manis, kematangan
merata).
f. Lakukan cara penyiraman secara manual pada areal dalam tajuk tanaman atau lakukan
teknik irigasi tetes dengan membuat parit air antar baris.
g. Lakukan pemberian air yang banyak setelah panen untuk memulihkan diri dari
keadaan stres ke keadaan normal. Pelaksanaannya segera diikuti dengan pemupukan
berkadar N yang tinggi.
KESIMPULAN
Pohon mangga milik pak joko tidak dapat berbuah banyak dikarenakan tidak
dilakukan pengaturan jarak tanam, pemupukan, pemangkasan, dan pengairan sehingga tidak
dapat memproduksi buah secara maksimal, Pak joko juga perlu meperhatikan syarat tumbuh
dan cara budidaya mangga yang benar.
SARAN
Dari permasalahan yang dialami Pak Joko,maka sebaiknya Pak Joko memperbaiki
cara pemeliharaan tanaman mulai dari jarak tanamnya yang teratur,pemberian
pupuk,pemangksan secara berkala dan pengairan sesuai Good Agriculture Practical agar
pohon mangga milik Pak Joko dpaat berproduksi secara maksimal.
Daftar pustaka
Heddy, S., W.H. Susanto, dan M. Kurniati. 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan
Penanganan Pasca Panen. 245 hal.
Perdana, D. 2014. Budidaya Mangga Varietas Unggul. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Pracaya. 1993. Bertanam Mangga. PT Penebar Swadaya. Jakarta
http://riau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/mangga.pdf
http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/12456/Buku%20Lapang
%20Mangga%202021%20Rev%2023-2-21.pdf?sequence=2&isAllowed=y