Anda di halaman 1dari 11

Studi Kasus Rebah Batang Pada Tanaman Cabai

Matakuliah Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman

Kelompok 2 oleh :
Ahmad Rodhi Nur Falah 20200210159
Hannan Rizqi Zain 20200210171
Yela Suci Ramadhani 20200210179
Rizqi Mahdafikia 20200210190
Muhammad Faray Aidil S 20200210199

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
I. STUDI KASUS

Pak Nuri dan Pak Deddy tinggal di kompleks perumahan, keduanya memiliki pohon
mangga di depan rumahnya. Jenis mangga yang dimiliki Pak Nuri adalah mangga manalagi,
sementara tanaman mangga Pak Deddy adalah jenis golek. Pak Nuri rajin membersihkan
lingkungan di sekitar pohon mangga miliknya, memupuk secara rutin dengan metode lingkaran
di bawah kanopi daun terluar. Karena pemeliharaan tanaman mangga yang dilakukan oleh Pak
Nuri cukup intensif, maka pohon mangga tersebut berbuah rutin setiap tahun dengan hasil yang
cukup menggembirakan. Sementara pohon mangga milik Pak Deddy kadang berbuah dan tahun
berikutnya belum tentu berbuah. Pak Deddy juga rajin memberikan pupuk dengan meletakannya
secara melingkar di sekeliling batang pohon. Pohon Pak Deddy berdaun rimbun dan beberapa
ranting terkena hama kutu putih. Apa saran saudara untuk membantu Pak Deddy yang ingin
memiliki tanaman mangga berbuah rutin dan sehat seperti milik Pak Nuri?

1. Deskripsikan mangga jenis manalagi dan golek


2. Analisis mengapa pohon Pak Nuri berbuah setiap tahun dan sebaliknya tidak terjadi pada
pohon Pak Deddy
3. Bagaimana metode pemupukan yang benar untuk tanaman buah yang berumur tahunan
dan pemeliharaan apa saja yang perlu dilakukan agar tanaman sehat dan rajin berbuah?

II. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Pohon Mangga milik Pak Deddy berjenis mangga golek kadang berbuah dan tahun
berikutnya belom tentu berbuah. Pemangkasan, Pemupukan pohon
2. Di pohon mangga milik Pak Deddy beberapa rantingnya terkena hama kutu putih

III. ANALISIS KASUS


1. Tanaman mangga Pak Deddy mengalami tidak seragamnya pembuahan mangga yang
kadang berbuah dan kadang tidak berbuah. Disebabkan oleh kurangnya pemberian
perlakuan pemupukan dan perlakuan pemangkasan. Tidak selamanya tanaman mangga
membutuhkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah, namun juga memerlukan unsur
hara tambahan guna untuk menunjang pertumbuhan tanaman mangga. Tidak seragamnya
pembuahan dikarenakan kurangnya unsur hara
2. Tanaman mangga Pak Deddy terkena serangan OPT berupa Kutu daun. Serangan pada
pucuk menyebabkan daun tumbuh kerdil dan keriput
IV. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani tanaman
Tanaman mangga (Magnifera indica) merupakan tanaman buah tahunan berupa
pohon yang berasal dari negara India yang menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Komoditas mangga di Indonesia tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Terdapat berbagai macam varietas mangga seperti, mangga Golek, Mangga manalagi,
mangga arumanis, dan lainnya. Buah mangga memiliki banyak kandungan zat-zat tinggi
seperti, vitamin Adan Vitamin C (Pertanian, n.d.).
Tanaman mangga tumbuh dalam bentuk pohon berbatang tegak, bercabang
banyak, serta rindang dan hijau sepanjang tahun. Tinggi tanaman dewasanya dapat
mencapai 10-40 meter dengan umur bisa mencapai 100 tahun. Bunga mangga
menghasilkan buah dan biji secara generatif dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
Mangga berbunga rata-rata berbunga satu kali segingga panen buah dapat dilakukan
beberapa kali dalam satu periode karena buah tidak masak bersamaan.
Tanaman mangga merupakan tanaman yang banyak diminati oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Mangga merupakan tanaman buah – buahan yang bersifat
musiman, dan memiliki sifat Bianuual bearing, yaitu sifat berbunga dan berbuah yang
tidak stabil atau berbuah banyak pada satu tahun (on year) dan berbuah sedikit di tahun
berikutnya (off year). Sifat di atas dipengaruhi oleh faktor iklim mikro dan faktor
endogen tanaman (Wulandari, 2003)
B. Syarat Tumbuh Mangga
Syarat tumbuh tanaman mangga yang cocok yaitu tumbuh di daerah dengan musim
kering 2-8 bulan/tahun, dengan kondisi optimal 2 bulan/tahun, masa kering diperlukan
sebelum dan sewaktu berbunga. Untuk mendapatkan hasil produksi mangga yang banyak
diperlukan bebrapa faktor penunjang, yaitu: Temperatur optimum untuk pertumbuhan
mangga kurang lebih 24-27oC merupakan tempat tumbuh yang baik untuk tanaman
mangga. Suhu tersebut merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan vegetatif. Pada
temperatur yang rendah, tanaman mangga muda (umur 5 tahun) akan banyak mengalami
kerusakan pada temperatur 4-10oC.
Curah hujan yang dibutuhkan tanaman mangga antara 750-2.250mm per tahun.
Tanaman mangga mempunyai toleransi tumbuh yang tinggi, baik di dataran rendah
maupun di dataran tinggi, dengan keadaan volume curah hujan sedikit atau banyak.
Untuk mendapatkan hasil produksi mangga yang banyak diperlukan
Media tanam/tanah. Penggunaan media tanam mangga yang baik untuk budidaya
mangga adalah jenis tanam yang gembur menggandung pasir dan lempung dalam jumlah
yang seimbang. Memiliki drainase yang baik, derajat keasaman tanah (pH tanah) yang
cocok adalah 5,5 – 7,5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dilakukan pengapuran degan
dolmit. Kedalaman air tanah 50 – 150cm.
C. Cara Pemeliharaan Tanaman Mangga Golek
a. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi (pangkas bentuk) yang baik dan
memingkatkan produksi (pangkas produksi). Pemangkasan juga bertujuan untuk
memelihara tanaman dengan memotong cabang mati/kering, cabang yang tumbuh ke
dalam serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah.
Pemangkasan prodyksi dilaksanakan segera setelah kegiatan panen. Tanaman yang
dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan
tanaman itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai sumber energy utama dapat
menembus semua bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi
kelembaban yang berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan
organism pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan
tanaman menjadi lebih optimal untuk memberikan hasil yang optimal pula.
(Suradinata, Amalia, & Nuraini, 2017)
Pangkas Produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang
munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian
terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka
kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah
bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif. Pemangkasan
produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting di bagian tengah tanaman yang
tidak produktif dan tumbuh tidak beraturan, termasuk memangkas habis semua tunas
air yang tumbuh lurus, tegak lurus di cabang primer maupun cabang sekunder.
b. Pemupukan
Pemberian pupuk, baik organik maupun anorganik di aplikasikan melingkari
batang tanaman di bawah tajuk tanaman. Perbedaannya, pupuk organik
dibenamkan di dalam tanah sedangkan pupuk anorganik cukup ditaburkan tipis di
atas permukaan tanah secara melingkar tepat di bawah kanopi terluar. Pemupukan
pada fase menghasilkan diberikan setelah panen dan pemangkasan umur tanaman
1-2 bulan diberikan pupuk NPK (10-10-20) dengan dosis 100 gram/tanaman,
umur tanaman 1,5 - 2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 gram/tanaman, Tanaman
waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, TSP 970 gram/tanaman, KCl 970
gram/tanaman, dan Tanaman setelah panen: ZA 2.700 gram/tanaman, TSP 1.940
gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.(Syarief, 2008).
c. OPT
Kutu putih (Bemasia tabaci) merupakan salah satu hama yang menyerang
tanaman mangga ditandai dengan terlihat banyaknya kutu putih pada daun. Hama
kutu putih berbentuk oval, datar, tertutup lapisan tebal seperti lilin, sehingga
hinggap pada daun dan mengisap cairan sel daun. Penyebab Tanaman mangga
golek Pak Deddy mudah terserang hama kutu putih karena tanaman mangga Pak
Deddy memiliki daun yang rimbun jarang dilakukannya pemangkasan, sehingga
kutu putih mudah untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Daur hidup
kutu putih, berkisar antara 48 — 57 hari. Stadium telur 3-4 hari, stadium nimfa
44-55 hari terdiri dan 4 instar untuk serangga betina dan 3 instar untuk serangga
jantan. Seekor serangga betina dapat bertelur sebanyak 200-400 butir. Proses
Daur hidup kutu putih telur menetas setelah 6-8 (7.2±0.78) hari, nimfa instar
pertama 5-7 (5.6±0.69) hari, nimfa instar kedua jantan 5-6 (5.4±0.51) hari, nimfa
instar kedua betina 4-5 (4.4±0.51) hari, nimfa instar ketiga jantan 3-4 (3.5±0.52)
hari, nimfa instar ketiga betina 4-5 (4.5±0.52) hari dan pupa jantan 4-7 (4.7±0.94)
hari. Siklus hidup P. marginatus berkisar antara 31-37 (33,5 ± 5,18) hari. Umur
imago betina 14-16 (14.7±0.67) dan imago jantan 3-5 (4.2±0.78) hari. Imago
betina selama hidupnya dapat menghasilkan 1-2 ovisak dengan presentase telur
yang menetas 89.08%. Perbandingan nisbah kelamin P. marginatus jantan : betina
adalah 1 : 2,67.
Kutu putih hidup secara bergombol dan menyerang tanaman inang dengan
menusuk dan menghisap cairan tumbuhan dengan memasukkan stilet ke dalam
jaringan epidermis daun, buah maupun batang. Pada waktu yang bersamaan kutu
putih mengeluarkan racun ke dalam daun, sehingga mengakibatkan klorosis,
malformasi daun muda dan buah rontok, banyak menghasilkan embun madu yang
dapat berasosiasi dengan cendawan jelaga, hingga kematian tanaman. Serangan
kutu putih biasanya ditandai oleh banyaknya gumpalan benang lilin berwarna
putih pada permukaan bunga dan permukaan atas dan bawah daun. Pada daun tua
serangan biasanya terjadi pada tulang tengah dan urat daun, sedangkan pada daun
muda dan buah terjadi pada seluruh bagian. Kutu putih mengisap cairan,
menginjeksikan racun ke dalam jaringan tanaman. Serangan pada pucuk
menyebabkan daun tumbuh kerdil dan keriput. Pada tanaman yang sudah dewasa,
gejala yang muncul adalah daun menguning dan kelamaan daun akan gugur.
Serangan pada buah yang belum matang menyebabkan bentuk buah yang tidak
sempurna. Serangan yang berat dapat menutupi permukaan buah hingga terlihat
putih akibat tertutupi koloni kutu putih tersebut.(SIMARMATA, 2020)

V. PENYELESAIAN MASALAH
A. Penanganan Tidak Seragamnya Pembuahan Mangga
1. Pemupukan
Tanaman milik pak Deddy pertumbuhan buah mangga yang kadang berbuah dan
kadang tidak berbuah maka, dapat dilakukan perlakuan berupa pemupukan dan
penyiangan. Tanaman mangga memerlukan nutrisi/unsur hara guna untuk
menunjang pertumbuhan tanaman mangga serta sebagai nutrisi untuk pembuahan.
Penggunaan jenis pupuk sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan.
Kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman mangga antara lain unsur hara
Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K).
Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara dibenamkan untuk pupuk organik
dan dengan cara ditaburkan di atas permukaan tanah di bawah kanopi terluar daun
untuk pupuk anorganik. Pemupukan pada fase menghasilkan diberikan setelah
panen & pemangkasan (Urea ½ dari dosis: SP-36 1/3 dari dosis; KCl ¼ dari
dosis), menjelang berbunga (Urea ½ dari dosis: SP-36 1/3 dari dosis; KCl ¼ dari
dosis), dan saat buah sebesar kelereng (Urea ½ dari dosis: SP-36 1/3 dari dosis;
KCl ¼ dari dosis), sesuai dosis anjuran. Empat bulan setelah pemupukan pertama
pohon mangga perlu dipupuk kembali. Gunakan Magnum karena kandungan K
(Kalium) yang tinggi dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas buah mangga.
Tetap lakukan pengendalian OPT secara terpadu
2. Pemangkasan
Perlakuan pemangkasan bertujuan agar merangsang munculnya tunas-tunas
produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian terluar dari
tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka kemungkinan
munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah
bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif.
Pemangkasan juga bertujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru pada ranting
yang tidak terdapat daun apabila terkena sinar matahari akan merangsang
munculnya tunas baru.
B. Penanganan OPT
Hasil penelitian Herlinda et al. (2012) menunjukan bahwa semua bioinsektisida yang
berbahan aktif konidia B. bassiana efektif membunuh nimfa P. marginatus. Bioinsektisida
yang paling efektif ialah bioinsektisida dengan bahan pembawa kompos yang
mengandung cendawan Trichoderma virens yang mampu membunuh 82,86% nimfa P.
marginatus sedangkan bioinsektisida yang paling rendah menyebabkan mortalitas P.
marginatus 73,48% ialah bioinsektisidadengan bahan pembawa abu sekam.(BALITHI,
2016)
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hama kutu putih, diantaranya:
1. Memelihara pemangsa alami hama kutu putih
Salah satu cara yang paling mudah dan efektif yaitu memanipulasi lingkungan
sehingga sesuai untuk tempat hidup predator dan parasitoid hama kutu putih.
Predator akan memangsa kutu putih tanpa ikut merusak tanaman. Predator
pemangsa alami kutu putih diantaranya lacewing, minute pirate bug (hewan
semacam kumbang bunga), beberapa jenis kepik dan laba-laba. Sedangkan
parasitoid yang sering ditemukan adalah Encarsia formosa yang merupakan
tabuhan yang dapat memarasit tubuh kutu putih.
2. Menggunakan perangkap khusus hama kutu putih
Alat ini berupa potongan karton berwarna cerah dengan satu sisi lengket yang
dipasang di tanaman. Perangkap ini hanya bisa digunakan untuk menjebak kutu
putih dewasa. Untuk hasil lebih efektif, metode ini dapat digabungkan dengan
metode pengendalian lainnya.
3. Memangkas daun yang terdapat banyak kutu putih
Untuk mencegah hama kutu putih menyebar ke daun atau ke tanaman lainnya,
daun yang mengandung banyak kutu putih sebaiknya dipangkas atau dihilangkan.
Biasanya, di bagian bawah daun akan terlihat banyak telur berwarna putih atau
kutu muda. Daun yang sudah sangat rusak biasanya penuh dengan zat lengket
atau berubah warna menjadi kuning.
4. Menggunakan pestisida
Penggunaan pestisida nabati seperti nimba, suren, mindi, serai wangi dapat
digunakan untuk mengendalikan kutu kebul. Apabila cara lain tidak dapat
menekan populasi kutu kebul, dapat digunakan insektisida kimia yang efektif
antara lain; diafentiuron,  buprofesin, imidakloprid, amitraz, dan asefat.
Penyemprotan diusahakan mengenai bagian bawah daun. Perlu dihindari

Kesimpulan

Berdasarkan studi literatur dan diskusi maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
(a). Pertumbuhan tanaman mangga memerlukan pemeliharaan yang pemangkasan
dikarenakan perlunya pemeliharaan dengan memotong cabang mati/kering serta cabang
muda yang tidak akan menghasilkan buah.
(b). Pertumbuhan juga memerlukan pemupukan baik organic maupun anorganik
diaplikasikan melingkari batang pas akar.
(c) karna ada opt Kutu Putih yang menyerang ada daun maka di basmi dengan memanipulasi
lingkungan sehingga sesuai untuk tempat hidup predator dan parasitoid hama kutu putih,
Menggunakan perangkap khusus hama kutu putih, Memangkas daun yang terdapat banyak
kutu putih, menggunakan pestisida

DAFTAR PUSTAKA
BALITHI. (2016). KUTU KEBUL (BEMISIA TABACI GENN.). Retrieved from Info teknologi
website: http://balithi.litbang.pertanian.go.id/berita-354-kutu-kebul-bemisia-tabaci-
genn.html
Pertanian, B. P. T. (n.d.). Juknis mangga. Retrieved from
http://riau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/mangga.pdf?secure=true
SIMARMATA, P. (2020). BEBERAPA ASPEK BIOLOGI KUTU PUTIH (Paracoccus
marginatus) (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA TANAMAN TERUNG DI
RUMAH KACA. medan.
Suradinata, Y. R., Amalia, A. C., & Nuraini, A. (2017). Pengaruh pemangkasan terhadap
pertumbuhan: percabangan dan pembesaran bonggol tiga kultivar kamboja Jepang
(Adenium Arabicum). Kultivasi, 16(2), 382–387.
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i2.11768
Syarief, L. (2008). Budidaya Tanaman Mangga.
Wulandari, Y. (2003). Induksi Pembungaan Mangga Variets Manalagi dengan Aplikasi
Paklobutrazol dan KNO3 dan Studi Pembungaannya. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai