Kelompok 2 oleh :
Ahmad Rodhi Nur Falah 20200210159
Hannan Rizqi Zain 20200210171
Yela Suci Ramadhani 20200210179
Rizqi Mahdafikia 20200210190
Muhammad Faray Aidil S 20200210199
Pak Nuri dan Pak Deddy tinggal di kompleks perumahan, keduanya memiliki pohon
mangga di depan rumahnya. Jenis mangga yang dimiliki Pak Nuri adalah mangga manalagi,
sementara tanaman mangga Pak Deddy adalah jenis golek. Pak Nuri rajin membersihkan
lingkungan di sekitar pohon mangga miliknya, memupuk secara rutin dengan metode lingkaran
di bawah kanopi daun terluar. Karena pemeliharaan tanaman mangga yang dilakukan oleh Pak
Nuri cukup intensif, maka pohon mangga tersebut berbuah rutin setiap tahun dengan hasil yang
cukup menggembirakan. Sementara pohon mangga milik Pak Deddy kadang berbuah dan tahun
berikutnya belum tentu berbuah. Pak Deddy juga rajin memberikan pupuk dengan meletakannya
secara melingkar di sekeliling batang pohon. Pohon Pak Deddy berdaun rimbun dan beberapa
ranting terkena hama kutu putih. Apa saran saudara untuk membantu Pak Deddy yang ingin
memiliki tanaman mangga berbuah rutin dan sehat seperti milik Pak Nuri?
V. PENYELESAIAN MASALAH
A. Penanganan Tidak Seragamnya Pembuahan Mangga
1. Pemupukan
Tanaman milik pak Deddy pertumbuhan buah mangga yang kadang berbuah dan
kadang tidak berbuah maka, dapat dilakukan perlakuan berupa pemupukan dan
penyiangan. Tanaman mangga memerlukan nutrisi/unsur hara guna untuk
menunjang pertumbuhan tanaman mangga serta sebagai nutrisi untuk pembuahan.
Penggunaan jenis pupuk sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan.
Kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman mangga antara lain unsur hara
Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K).
Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara dibenamkan untuk pupuk organik
dan dengan cara ditaburkan di atas permukaan tanah di bawah kanopi terluar daun
untuk pupuk anorganik. Pemupukan pada fase menghasilkan diberikan setelah
panen & pemangkasan (Urea ½ dari dosis: SP-36 1/3 dari dosis; KCl ¼ dari
dosis), menjelang berbunga (Urea ½ dari dosis: SP-36 1/3 dari dosis; KCl ¼ dari
dosis), dan saat buah sebesar kelereng (Urea ½ dari dosis: SP-36 1/3 dari dosis;
KCl ¼ dari dosis), sesuai dosis anjuran. Empat bulan setelah pemupukan pertama
pohon mangga perlu dipupuk kembali. Gunakan Magnum karena kandungan K
(Kalium) yang tinggi dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas buah mangga.
Tetap lakukan pengendalian OPT secara terpadu
2. Pemangkasan
Perlakuan pemangkasan bertujuan agar merangsang munculnya tunas-tunas
produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian terluar dari
tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka kemungkinan
munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah
bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif.
Pemangkasan juga bertujuan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru pada ranting
yang tidak terdapat daun apabila terkena sinar matahari akan merangsang
munculnya tunas baru.
B. Penanganan OPT
Hasil penelitian Herlinda et al. (2012) menunjukan bahwa semua bioinsektisida yang
berbahan aktif konidia B. bassiana efektif membunuh nimfa P. marginatus. Bioinsektisida
yang paling efektif ialah bioinsektisida dengan bahan pembawa kompos yang
mengandung cendawan Trichoderma virens yang mampu membunuh 82,86% nimfa P.
marginatus sedangkan bioinsektisida yang paling rendah menyebabkan mortalitas P.
marginatus 73,48% ialah bioinsektisidadengan bahan pembawa abu sekam.(BALITHI,
2016)
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hama kutu putih, diantaranya:
1. Memelihara pemangsa alami hama kutu putih
Salah satu cara yang paling mudah dan efektif yaitu memanipulasi lingkungan
sehingga sesuai untuk tempat hidup predator dan parasitoid hama kutu putih.
Predator akan memangsa kutu putih tanpa ikut merusak tanaman. Predator
pemangsa alami kutu putih diantaranya lacewing, minute pirate bug (hewan
semacam kumbang bunga), beberapa jenis kepik dan laba-laba. Sedangkan
parasitoid yang sering ditemukan adalah Encarsia formosa yang merupakan
tabuhan yang dapat memarasit tubuh kutu putih.
2. Menggunakan perangkap khusus hama kutu putih
Alat ini berupa potongan karton berwarna cerah dengan satu sisi lengket yang
dipasang di tanaman. Perangkap ini hanya bisa digunakan untuk menjebak kutu
putih dewasa. Untuk hasil lebih efektif, metode ini dapat digabungkan dengan
metode pengendalian lainnya.
3. Memangkas daun yang terdapat banyak kutu putih
Untuk mencegah hama kutu putih menyebar ke daun atau ke tanaman lainnya,
daun yang mengandung banyak kutu putih sebaiknya dipangkas atau dihilangkan.
Biasanya, di bagian bawah daun akan terlihat banyak telur berwarna putih atau
kutu muda. Daun yang sudah sangat rusak biasanya penuh dengan zat lengket
atau berubah warna menjadi kuning.
4. Menggunakan pestisida
Penggunaan pestisida nabati seperti nimba, suren, mindi, serai wangi dapat
digunakan untuk mengendalikan kutu kebul. Apabila cara lain tidak dapat
menekan populasi kutu kebul, dapat digunakan insektisida kimia yang efektif
antara lain; diafentiuron, buprofesin, imidakloprid, amitraz, dan asefat.
Penyemprotan diusahakan mengenai bagian bawah daun. Perlu dihindari
Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur dan diskusi maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
(a). Pertumbuhan tanaman mangga memerlukan pemeliharaan yang pemangkasan
dikarenakan perlunya pemeliharaan dengan memotong cabang mati/kering serta cabang
muda yang tidak akan menghasilkan buah.
(b). Pertumbuhan juga memerlukan pemupukan baik organic maupun anorganik
diaplikasikan melingkari batang pas akar.
(c) karna ada opt Kutu Putih yang menyerang ada daun maka di basmi dengan memanipulasi
lingkungan sehingga sesuai untuk tempat hidup predator dan parasitoid hama kutu putih,
Menggunakan perangkap khusus hama kutu putih, Memangkas daun yang terdapat banyak
kutu putih, menggunakan pestisida
DAFTAR PUSTAKA
BALITHI. (2016). KUTU KEBUL (BEMISIA TABACI GENN.). Retrieved from Info teknologi
website: http://balithi.litbang.pertanian.go.id/berita-354-kutu-kebul-bemisia-tabaci-
genn.html
Pertanian, B. P. T. (n.d.). Juknis mangga. Retrieved from
http://riau.litbang.pertanian.go.id/kopitani/images/pdf/juknis/mangga.pdf?secure=true
SIMARMATA, P. (2020). BEBERAPA ASPEK BIOLOGI KUTU PUTIH (Paracoccus
marginatus) (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA TANAMAN TERUNG DI
RUMAH KACA. medan.
Suradinata, Y. R., Amalia, A. C., & Nuraini, A. (2017). Pengaruh pemangkasan terhadap
pertumbuhan: percabangan dan pembesaran bonggol tiga kultivar kamboja Jepang
(Adenium Arabicum). Kultivasi, 16(2), 382–387.
https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i2.11768
Syarief, L. (2008). Budidaya Tanaman Mangga.
Wulandari, Y. (2003). Induksi Pembungaan Mangga Variets Manalagi dengan Aplikasi
Paklobutrazol dan KNO3 dan Studi Pembungaannya. Bogor.